Tidak nyaman

Malam sudah larut, Eca juga tak ingin terlalu memikirkan omongan Kakak Iparnya tadi. Dia sudah merasa kalau Bara tidak menyukainya, jadi wajar saja kalau Bara berkata seperti itu.

Mau sebaik apapun Eca kalah Bara sudah tidak menyukainya, pasti Bara tetap tidak akan menyukainya.

Untuk apa juga Eca memperlihatkan sisi baiknya kalau Bara saja seperti itu, lebih baik Eca diam dan berusaha untuk tidak peduli. Lagipula dia di sana juga demi Nola.

Seperti biasa, Eca akan mengisi gelasnya dulu sebelum tidur. Dia tak ingin terulang kejadian seperti malam-malam sebelumnya. Apalagi tadi malam saat melihat Bara melakukan hal tak senonoh.

Eca membawa gelasnya ke dapur. Eca sudah mulai terbiasa dengan susana rumah itu yang begitu sepi dan sunyi.

"Maksud kamu apa sayang??!!!""

Eca menghentikan langkahnya ketika mendengar suara Nola yang cukup keras. Tak biasanya Nola bicara setengah berteriak seperti itu.

Eca yang takut terjadi apa-apa dengan Kakaknya itu akhirnya langsung meninggalkan gelasnya di dapur. Eca berlari menaiki tangga menuju lantai dua. Salah satu bagian di rumah itu yang belum pernah Eca lihat sama sekali.

Suara perdebatan di dalam kamar Nola semakin jelas terdengar. Eca juga semakin mendekat pada pintu kamar kakaknya itu.

"Tapi kenapa harus tinggal di sini sayang? Kamu bisa aja carikan dia kontrakan atau belikan rumah untuk dia. Kalau kamu kesepian bisa ke rumah adikmu. Yang jelas jangan tinggal di sini!!"

Eca mematung di depan pintu kamar Nola. Dia bisa mendengar dengan jelas apa yang Bara ucapkan karena pintu kamar itu sedikit terbuka.

"Tapi kenapa? Dia adikku, aku cuma punya dia sayang. Orang tua kami udah nggak ada!" Nola tampak kecewa menatap suaminya.

"Alasan apa yang membuat kamu kaya gini? Bukannya kamu udah setuju waktu aku minta ijin bawa Eca ke sini?"

Bara tampak mengusap wajahnya dengan kasar. Apa yang terjadi di dalam kamar itu jelas sekali terlihat dan terdengar oleh Eca.

"Aku nggk suka aja, aku nggak nyaman sayang!!"

Deg....

Ternyata benar perasaannya selama ini kalau Bars memang tak menyukai keberadaannya di sana. Tapi kata tidak nyaman itu sungguh menyakiti hati Eca.

Salah apa dirinya? Ada apa dengan dirinya sampai Bara merasa tak nyaman dengan keberadaan dia di sana.

Tapi syukurlah, ucapan terus terang Bara itu membuat keputusan Eca menjadi bulat. Dia tapaknya memang harus pergi dari rumah itu.

"Tolong kamu ngertiin aku. Besok akan ku carikan rumah atau tempat tinggal untuk adikmu itu. Aku ingin secepatnya dia pergi dari sini!"

Tes...

Air mata Eca menetes tanpa terkendali. Dia tak menyangka jika di dunia ini ada orang yang begitu tak menyukainya seperti Bara, Kakak iparnya sendiri.

"Tapi sayang ak...Eca??" Mata Nola tak sengaja menangkap keberadaan Eca di luar kamarnya.

Cepat-cepat Eca menghapus air matanya. Dia tidak mau terlihat menyedihkan di depan Kakaknya.

"Eca, sejak kapan kamu ada di situ?" Nola menghampiri Eca. Dia terlihat cemas sepertinya ketakutan kalau Eca ternyata mendengar perdebatannya dengan Bara.

"M-maaf Mbak. Ada yang mau aku sampaikan sama kalian" Eca melirik kepada Bara sekilas.

Pria itu tampak meraup wajahnya dengan kasar lalu berbalik memunggunginya. Hingga senyum kecut tercetak di bibir Eca.

"Begitu tidak sukanya kamu sana aku Mas?" Lirih Eca dalam hati.

"Ada apa Ca? Apa yang mau kamu sampaikan?"

Eca menunduk memainkan jarinya. Dia ingin menangis saat ini, ingin memeluk Kakaknya dan menumpahkan semuanya. Tapi dia tidak bisa.

"Mbak, sebenarnya aku udah cari kontrakan. Aku mau tinggal di dekat kantor aku aja Mbak"

Nola langsung melotot mendengar keinginan dari Adiknya itu. Bara juga langsung berbalik ikut menatap Eca.

"Eca? Kamu mau pindah dari sini? Kamu dengar omongan Mbak sama Mas mu?"

"Sebenarnya aku udah punya rencana dari kemarin Mbak dan maaf karena tadi Eca sempat dengar perdebatan Mbak sama Mas Bara"

"Eca, tolong kamu jangan salah paham dulu ya. Kamu jangan pergi gitu aja, biar Mbak bicara dulu sama Mas mu"

"Sayang to..."

"Mbak!" Eca menahan Nola yang ingin menghampiri Bara.

"Tapi Ca.."

"Mbak, ini udah keputusan Eca dari kemarin. Bukan salah Mbak dan Mas Bara. Eca udah terbiasa mandiri Mbak, jadi agak asing aja kalau di sini Mbak. Tolong ngertiin Eca ya Mbak? Kalau misalnya Mbak kesepian, Eca bisa main ke sini kok Mbak. Jangan sedih ya?" Bujuk Eca dengan senyumnya yang di paksakan.

"Maafin Mbak Ca" Nola memeluk adiknya. Dia merasa bersalah karena dia sendiri yang meminta Eca untuk datang kemudian suaminya sendiri yang menyingkirkan Eca dari sana.

"Kenapa Mbak harus minta maaf? Ini keputusan Eca sendiri Mbak"

Eca mengurai pelukannya. Dia tetap berusaha terlihat baik-baik saja walau hatinya sakit karena begitu tidak di inginkan oleh suami Kakaknya sendiri.

"Eca turun dulu ya Mbak. Eca harus beres-beres, karena besok pulang kerja Eca baru bisa keluar dari sini"

"Secepat itu Ca?" Nola seperti tak rela.

"Iya Mbak, Eca kan udah mulai kerja jadi biar dekat aja sama kantor"

"Mas?" Eca beralih pada Bara. Eca menatap Kakak Iparnya yang juga menatapnya begitu dingin.

"Eca minta ijin titip barang-barang Eca dulu sampai nanti pulang kantor ya? Eca janji kalau nanti malam Eca udah nggak ada di sini lagi" Suara Eca terdengar bergetar dengan mata yang berkaca-kaca.

"Hemm" Jawab Bara.

"Terima Kasih banyak karena Mas Bara sudah kasih tempat tinggal beberapa hari ini. Eca juga minta maaf karena sudah buat Mas Bara nggak nyaman karena keberadaan Eca. Permisi"

Eca yang sudah tak kuat lagi akhirnya langsung pergi dari kamar Kakaknya. Dia berlari menuruni anak tangga hingga masuk ke dalam kamarnya.

Brak....

Eca menutup pintu kamarnya dengan sedikit keras. Tubuhnya merosot di balik pintu dengan tangisnya yang pecah..

"Sebenarnya apa salahku?"

Eca menepuk-nepuk dadanya yang terasa begitu sakit. Dia memang bukan siapa-siapa, dia juga tak punya apa-apa. Tapi baru kali ini dia begitu tidak diinginkan oleh seseorang rasanya benar-benar sakit.

Sementara itu, setelah perdebatannya dengan Nola yang mengakibatkan adik iparnya pergi dari rumahnya, Bara memilih menyendiri di taman belakang rumahnya. Dia berdiri di samping kolam dengan keuda tangan ia masukkan kedalam saku celana panjangnya. Entah apa yang sedang ia pikirkan saat ini hingga dia memilih menyendiri di sana.

Tatapan matanya juga tak menunjukkan apapun tentang apa yang dia rasakan atau dia pikirkan saat ini.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

jangan bodoh Bara.. sampai kamu gak sadar dgn perasaanmu... rasa tdk nyaman yg kau katakan itu nama lain dr rasa tertarikmu terhadap Eca kan..?? kamu hanya akut makin baper sama Eca.. majanya jamu bersikap dingin dan terkesan menolak keberadaan Eca di rumah mu.. hah.. kakak ipar adalah maut kamu emang... 😏🙄

2024-12-02

0

Surya Hermawan

Surya Hermawan

jangan² sebenarnya bara suka sm eca

2024-11-04

0

Erick Ibrahim

Erick Ibrahim

dari dlu tuh ipar ketemu ipar itu gak boleh.. itu nyata di dunia nyata ini
bahkan besan ketemu besan itu jg gk boleh. apalagi besannya janda. kayak mertuaku jg ikut tggl ama aku bhkn ortuku jg ikut tggl.. lgsg aku marah besar ke suamiku. ta srh pergi mertuaku dari rmh. karena dr dlu ortuku ikut aku bhkan rumah pun jg dibikinkan ortuku..

2024-11-05

3

lihat semua
Episodes
1 Serupa namun tak sama
2 Kakak Ipar
3 Ketidaksukaan
4 Ungkapan hati
5 Cerita Nola
6 Solo karir
7 Cerita Eca pada Efan
8 Tidak nyaman
9 Di pecat
10 Apa salahku?
11 Sombong dan angkuh
12 Rencana mertua
13 Kemarahan Bara
14 Permintaan Nola
15 Bukan Adikku
16 Rencana Nola
17 Keputusan
18 Syarat dari Bara
19 Pernikahan
20 Penolakan Eca
21 Mencoba menghindar
22 Tak manusiawi
23 Alasan Bara
24 Suami kurang ajar!
25 Sampai
26 Keresahan Nola
27 Berakhir
28 Surat perjanjian
29 Kena pelet
30 Cemburu
31 30. Scarf
32 Bertemu Efan
33 Pelajaran untuk Eca
34 Merendahkan diri
35 Asupan
36 Bayangan Eca
37 Rindu?
38 Mandi berdua
39 Mengerikan
40 Jus buah
41 Rencana Nola
42 Kamu cemburu?
43 Tamu tak terduga
44 Kecemburuan Nola
45 Manja
46 Balita
47 Ngambek
48 Buat kita
49 Tersentuh
50 Merasa terancam
51 Permainan Bara
52 Bukan cinta tapi...
53 Bramantyo
54 Menguntit
55 Ternyata memang Nola
56 Bara yang mabuk
57 Yang sebenarnya terjadi
58 Kelinci kecil Daddy
59 Rindu sosok Ayah
60 Kualat
61 Kecewa
62 Memastikan
63 Cinta bukan nafsu
64 Ketahuan
65 Sikap dingin Bara
66 Sikap Bara yang aneh
67 Seandainya
68 Ancaman Eca
69 Eca sudah kalah
70 Mencari petunjuk
71 Rencana Nola
72 Serangan balik dari Eca
73 Terbongkar
74 Tamparan untuk Nola
75 Selamat tinggal
76 Yang tersakiti
77 Masalah belum usai
78 Mencari keberadaan Eca
79 Aku kalah!!
80 ??????
81 Terbang ke awan
82 Biarkan jadi pelakor
83 Percayalah
84 Cemburu
85 Perpisahan
86 Keputusan Bara
87 Jangan salahkan aku!!
88 Asupan semangat
89 Siapa yang akan pergi??
90 Penjelasan
91 Hancur
92 Sampai habis
93 Sakit
94 Pembawa kebahagiaan
95 Ngidam
96 Mandiin
97 PERMAISURI DARI KAUM KAFIR (Kesempatan ke dua)
98 Nessa dan Bara
99 Mama?
100 Lula sakit
101 Permintaan Heru
102 Bahagianya Nola
103 Extra part
104 Extra part, Dimana Lula?
105 Extra part, Lula takut...
106 Extra part, Tarzan
107 Extra part, Main di dapur
108 Extra part, Masa lalu
109 Extra part, Kembar
110 Extra part, Ketakutan Nola
111 Extra part, Nita bukan Nisa
112 Extra part, Sosis mayo
113 Extra part, Semakin mirip
114 Extra part, Peringatan Heru
115 Extra part, Sadar diri
116 Extra part
117 Extra part, Tidak jujur
118 Extra part, Kecewa
119 Extra part
120 Extra part
121 Extra part, coklat matcha
122 Extra part
123 Extra part, Hamil lagi?
124 Extra part, Sisi lain Bara
125 Extra part, Bantuan Bara
126 Extra part, Putus asa
127 Extra part, Pergi
128 Extra part, menemui Eca
129 Extra part, Bertemu
130 Extra part
131 Extra part
132 Extra part
133 Extra part
134 Extra part
135 Extra Part
136 Extra part
137 Extra part
138 Extra part
139 Extra part
140 Extra part
141 Extra part
142 Extra part
143 Extra part
144 Extra part
145 Extra part
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Serupa namun tak sama
2
Kakak Ipar
3
Ketidaksukaan
4
Ungkapan hati
5
Cerita Nola
6
Solo karir
7
Cerita Eca pada Efan
8
Tidak nyaman
9
Di pecat
10
Apa salahku?
11
Sombong dan angkuh
12
Rencana mertua
13
Kemarahan Bara
14
Permintaan Nola
15
Bukan Adikku
16
Rencana Nola
17
Keputusan
18
Syarat dari Bara
19
Pernikahan
20
Penolakan Eca
21
Mencoba menghindar
22
Tak manusiawi
23
Alasan Bara
24
Suami kurang ajar!
25
Sampai
26
Keresahan Nola
27
Berakhir
28
Surat perjanjian
29
Kena pelet
30
Cemburu
31
30. Scarf
32
Bertemu Efan
33
Pelajaran untuk Eca
34
Merendahkan diri
35
Asupan
36
Bayangan Eca
37
Rindu?
38
Mandi berdua
39
Mengerikan
40
Jus buah
41
Rencana Nola
42
Kamu cemburu?
43
Tamu tak terduga
44
Kecemburuan Nola
45
Manja
46
Balita
47
Ngambek
48
Buat kita
49
Tersentuh
50
Merasa terancam
51
Permainan Bara
52
Bukan cinta tapi...
53
Bramantyo
54
Menguntit
55
Ternyata memang Nola
56
Bara yang mabuk
57
Yang sebenarnya terjadi
58
Kelinci kecil Daddy
59
Rindu sosok Ayah
60
Kualat
61
Kecewa
62
Memastikan
63
Cinta bukan nafsu
64
Ketahuan
65
Sikap dingin Bara
66
Sikap Bara yang aneh
67
Seandainya
68
Ancaman Eca
69
Eca sudah kalah
70
Mencari petunjuk
71
Rencana Nola
72
Serangan balik dari Eca
73
Terbongkar
74
Tamparan untuk Nola
75
Selamat tinggal
76
Yang tersakiti
77
Masalah belum usai
78
Mencari keberadaan Eca
79
Aku kalah!!
80
??????
81
Terbang ke awan
82
Biarkan jadi pelakor
83
Percayalah
84
Cemburu
85
Perpisahan
86
Keputusan Bara
87
Jangan salahkan aku!!
88
Asupan semangat
89
Siapa yang akan pergi??
90
Penjelasan
91
Hancur
92
Sampai habis
93
Sakit
94
Pembawa kebahagiaan
95
Ngidam
96
Mandiin
97
PERMAISURI DARI KAUM KAFIR (Kesempatan ke dua)
98
Nessa dan Bara
99
Mama?
100
Lula sakit
101
Permintaan Heru
102
Bahagianya Nola
103
Extra part
104
Extra part, Dimana Lula?
105
Extra part, Lula takut...
106
Extra part, Tarzan
107
Extra part, Main di dapur
108
Extra part, Masa lalu
109
Extra part, Kembar
110
Extra part, Ketakutan Nola
111
Extra part, Nita bukan Nisa
112
Extra part, Sosis mayo
113
Extra part, Semakin mirip
114
Extra part, Peringatan Heru
115
Extra part, Sadar diri
116
Extra part
117
Extra part, Tidak jujur
118
Extra part, Kecewa
119
Extra part
120
Extra part
121
Extra part, coklat matcha
122
Extra part
123
Extra part, Hamil lagi?
124
Extra part, Sisi lain Bara
125
Extra part, Bantuan Bara
126
Extra part, Putus asa
127
Extra part, Pergi
128
Extra part, menemui Eca
129
Extra part, Bertemu
130
Extra part
131
Extra part
132
Extra part
133
Extra part
134
Extra part
135
Extra Part
136
Extra part
137
Extra part
138
Extra part
139
Extra part
140
Extra part
141
Extra part
142
Extra part
143
Extra part
144
Extra part
145
Extra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!