Manggung di tempat juragan Karta

Seperti biasa ditempat Kang Jejen semua penari sudah banyak yang berkumpul termasuk Sari.

"Ayo kumpul semua,nanti malam sama besok kita akan diundang untuk ngisi acara khitanan anak nya juragan Karta,"Kang Jejen mengumpulkan semua penari.

"Asik .. pasti saweran nya banyak,"semua penari terlihat senang,tapi tidak dengan Dewi.

"Kamu kalau enggak mau ikut enggak apa-apa Dewi,"Kang Jejen melihat perubahan raut wajah Dewi.

"Enggak apa-apa Kang aku ikut saja, aku butuh uang Kang, Kang Jejen tahu sendiri kelakuan bapak,kasian Emak kalau minta uang enggak di kasih, Emak bakal habis habisan di marahin bapak."

"Sabar ya Dewi,emang tuh kelakuan bapak kamu dari dulu enggak pernah berubah."

Ketika mereka semua mulai latihan terlihat Ita datang memasuki halaman sanggar setelah menstandarkan sepedanya,Ita bergegas masuk kesanggar.

"Semua orang terkejut, termasuk Sari,"Bagaimana dia bisa sembuh,"Sari menatap tajam kearah Ita yang baru masuk.

Wajah Ita seketika berubah melihat Sari,ia tidak berani menatap ke arah nya.

Dewi berlari menyongsong kedatangan Ita,ia memeluk nya," kamu sudah sembuh?"

"Alhamdulillah,mendingan tapi masih sakit,aku cuma bosen dirumah ingin cari udara segar

sahut Ita

Semua penari mendekati Ita dan memeluk nya kecuali Sari dan Riri, Sari menatap tajam ke arah kerumunan para penari.

"Kurang ajar kamu Ita,awas aja kamu,lihat saja nanti malam,Sari terus mengawasi Ita.

"Kang aku pulang duluan ya, mendadak perutku sakit sekali."Sari mencari alasan agar dia dapat pergi.

"Loh, tadi kan enggak apa-apa, kok sakit nya mendadak,"kang Jejen curiga ada suatu hal yang Sari sembunyikan.

"Siapa sih yang mau sakit kang, aku pulang dulu ya,aku sudah tidak kuat kang."

"Ya udah sana nanti malam datang kan?"

"Iya kang pasti,"Sari bergegas pergi tanpa menyapa atau pun pamit dengan para penari lain.

Sari memacu sepeda nya dengan cepat,ia bermaksud pergi ke hutan tempat Mbah Jarwo,tapi karena jalan nya penuh semak dan rumput liar Sari menyimpan sepedanya di luar hutan.

" Tok tok tok tok...

Sari langsung mengetok pintu rumah Mbah Jarwo, Mbah ini aku?" Sari memanggil manggil Mbah jarwo.

"Ya masuk,"terdengar suara dari dalam.

Sari langsung masuk dan duduk di hadapan mbah jarwo,"Mbah bantu aku?"

Mbah Jarwo melihat kearah sari,"ada apa?"

"Anu mbah orang yang Mbah kerjain sekarang orang nya sudah sembuh,tolong bantu aku membuat dia kembali sakit,aku kesal sama dia."

Mbah Jarwo menatap sari dengan lekat,"penyakit itu masih ada dalam tubuhnya,orang yang pernah terkena santet itu gampang kita kerjain lagi,tapi kalau tidak ada keuntungan untukku aku juga tidak mau," sahut Mbah Jarwo.

"Saya akan menambah bayaran nya, kalau Mbah bisa sampai membuat nya mati.

"apapun?"tanya Mbah Jarwo.

"Iya Mbah, asal Mbah bisa bikin dia sakit tidak bisa apa-apa, siksa dia pelan-pelan lalu buat dia mati dengan mengenaskan."

"Itu soal gampang, apalagi sudah ada jalan nya,kamu tunggu hasil nya,tapi ingat setelah ini kamu harus memenuhi permintaan ku."

"Baik mbah,aku tahu apa yang Mbah Jarwo inginkan,ini bukan?" Sari membuka kancing bajunya, terlihat dua buah dada nya yang ranum menggantung Indah.

Nafas Mbah Jarwo seketika memburu,jangkung nya naik turun menahan hasrat.

"Aku akan memberikannya, setelah dia mati,dan aku datang lagi memberikan apa yang Mbah mau,"Sari pamit sama Mbah Jarwo dan ia pergi meninggalkan rumah mbah Jarwo untuk kembali ke rumah pak Kades.

Sari berbaring ditempat tidur, ia menatap langit-langit kamar nya,ia meraba seluruh tubuhnya, membayangkan diri nya sedang dibelai kang Azam,"Kang Azam, aku mencintaimu kang,aku harus bisa mendapatkan mu dengan cara apapun,"tubuhnya menggeliat sambil mendesah, ia seperti merasakan sentuhan Kang Azam.

Sore sudah berganti malam, rombongan kang Jejen sudah berangkat ketempat juragan Karta,mereka diminta untuk mengisi acara khitan dari istri mudanya.

Begitu mereka sampai,mereka langsung di sambut juragan Karta sambil matanya jelalatan mencari Dewi.

"Cari siapa juragan saya disini," kata kang Jejen.

"Oh bukan kamu Jen,masa aku cari kamu,aku cari Dewi lah, Dewi mana?"

"Ada sama penari lain nya,tapi enggak bisa diganggu mau naik kepanggung."

"Ah kamu tuh Jen,eh kamu bujuk Sari agar mau jadi istri ke 6 ku nanti kalau berhasil kamu minta apapun aku kasih," juragan Karta berbisik pada kang Jejen.

Perempuan muda cantik mendekati mereka dan mendekatkan telinganya ke arah kang Jejen,"siapa yang mau punya istri lagi,kata nya kang Karta bilang aku yang terakhir,sekarang siapa lagi yang mau Akang jadikan istri?"

Juragan Karta dan kang Jejen terkejut,kang Jejen langsung berlari menuju panggung.

Sementara juragan Karta segera balik ketempatnya, menemani istri mudanya.

Di panggung Sari mulai menari, tariannya seperti menghipnotis Semua orang,para lelaki banyak yang merangsek mendekati panggung,mereka ingin melihat Sari dari dekat.

Sementara juragan Karta sedang bersama istri muda nya duduk seperti pengantin,mata juragan Karta hanya tertuju pada Dewi,di samping nya istri muda nya sampai melotot dan mencubit paha juragan Karta.

Setelah beberapa saat tiba lah acara menari dengan para penari,kebanyakan dari mereka minta menari dengan Sari dan Dewi.

Sari mulai menari, tapi tatapan selalu tertuju pada Dewi,ketika ada kesempatan dekat dengan Dewi,pas Dewi maju kedepan secara sengaja Sari menyenggol badannya dengan sengaja.

"Akhhh ... Dewi terjatuh, karena ramai nya orang,orang-orang tidak tahu kalau Dewi didorong Sari.

Beberapa orang membantu Dewi berdiri,tapi karena kakinya kesakitan ia tidak bisa berdiri, iapun di angkat dan di dudukan di kursi.

Juragan Karta bangun hendak menghampiri,tapi istri nya menginjak kakinya dan melotot membuat nya mengurungkan niatnya,juragan Karta terlihat kesal tapi ia hanya diam saja.

"Awas kamu,kalau aku sudah mendapatkan Dewi aku akan cerai kan kamu," juragan Karta membatin.

Sampai acara selesai Dewi masih sakit pada bagian kaki nya,sehingga ketika kang Azam menjemput Dewi harus dinaikkan beberapa orang.

"Dewi kenapa Kang?"Kang Azam kaget melihat Dewi naik ke motor nya digendong.

"Jatuh zam,udah sana pulang! lagian di sini lama-lama enggak baik," kang Jejen menyuruh Kang Azam dan Dewi cepat pergi,ia takut juragan Karta berantem dengan istrinya.

Setelah acara selesai mereka semua naik ke mobil tapi ketika mereka sudah akan jalan, seorang lelaki muda mendekati kang Jejen.

"Maaf,Kang Jejen Sari biar pulang sama saya saja."

" Oh... boleh Pak Dokter,kalau memang sudah janjian,tanya saja sama Sari nya langsung.

"Saya mau Kang,"ternyata Sari sudah ada di dekat kang Jejen.

"Hah...kamu sudah ada di sini sari,kamu tuh urusan lalaki wae cepet ( aja), geus sok kaditu ati-ati ( sudah sana hati-hati)," kang Jejen mempersilakan mereka pergi.

Sari tersenyum senang, ia kemudian naik ke motor Dokter Yuga sambil memeluk pinggang nya,mereka pun berangkat, sambil melambai ke arah temen-temennya, sambil mencibir, membuat penari lain kesel.

"Dasar sari gelo(gila)," kata salah satu penari.

"Bilang aja kamu iri,"kata Lilis.

"Dasar sia ( kamu )penjilat," Ica menoyor kepala Lilis.

"Eh naon sia, sok wani maneh ka aing ( apa kamu berani sama saya),"Lilis maju hendak menarik tangan Ica tapi di halangi Kang Jejen."

"kalau kamu apa- apain Ica, kamu di keluarkan dari sanggar,"sahut Kang Jejen.

Lilis mengkerut, mendengar ancaman dari Kang Jejen.

Malam itu, dirumah Ita.Terlihat Ita sedang sholat malam dengan khusuk,ia kemudian menengadahkan tangannya berdoa dengan khusyuk.

Emak Niti, Emak nya Ita berdiri di pintu kamar sambil menangis.

Ita menoleh,ia melihat Emak nya menangis,"Mak menangis?"

"Enggak Neng,Emak senang kamu tidak pernah lupa sama yang di atas."

"Oh,itu kan karena Emak selalu bilang,kita hidup di dunia itu sebentar, sujud lah kamu sama pencipta mu sebagai rasa syukur mu,atas segala yang sudah Allah kasih ke kita,itu kan yang selalu Emak bilang."

"Iya anak Emak yang cantik," Emak memeluk Ita.

Ita naik ke tempat tidur bermaksud istirahat,Emak sudah kembali ke kamarnya, ketika mata Ita hendak terpejam Ita seperti mendengar satu suara memanggil namanya.

"Ita.. Ita... Ita... suara itu mendayu-dayu dan lirih,"apa itu," Ita menatap ke sekeliling nya, betapa terkejutnya ita melihat bayangan tinggi hitam bertengger di atas lemari bajunya,bayangan itu menatap Ita dengan mata merah nya.

"Si si siapa Kamu,"dengan tergagap Ita berusaha bicara dan bergegas untuk pergi,tapi suaranya seperti susah keluar dan badan nya juga tidak bisa di gerakkan.

"greurrrrr... Ita berusaha memanggil Emak nya,tapi tidak ada suara yang keluar.

Sosok itu mengeram suara nya seperti menusuk gendang telinga Ita," to to tolong... dengan suara terbata bata ita meminta tolong, ia kemudian berusaha membaca ayat-ayat Al-Qur'an sebisa dan seingat dia.

"Mata Ita semakin terbelalak ketika ia melihat sosok ular besar dan pocong, ular itu melilit tubuhnya dan pocong itu meloncat loncat di depannya sambil meludahi seluruh tubuh Ita,setelah itu Ita sudah tidak ingat apapun,ia terbangun ketika mendengar orang bicara.

Terpopuler

Comments

💫0m@~ga0eL🔱

💫0m@~ga0eL🔱

ih serem, itu pas nulis nya takut gak thor? /Gosh/

2024-11-04

0

MasWan

MasWan

masyha Allah bener pisan, terkadang aku sampai lupa sujudku untuk apa,

2025-01-10

0

🍃⃝⃟𝟰ˢ🍭ͪ ͩ💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ

🍃⃝⃟𝟰ˢ🍭ͪ ͩ💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ

jangan2 Sari ketagihan di eluss Mbah dukun itu ,

2024-12-11

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Dewi dengan Kang Azam
2 Mencari tempat Mbah Jarwo
3 Sari melakukan ritual
4 Susuk Nyi ronggeng
5 Kepulangan Sari
6 Kembalinya Sari
7 Dewi dijodohkan dengan juragan Karta
8 Dewi di pukulin bapak nya
9 Santet untuk Ita
10 Ita kena santet
11 Mencari obat untuk Ita
12 Dewi kembali ke sanggar
13 kesempurnaan Ilmu pelet Sari
14 Manggung di tempat juragan Karta
15 Ita sakit aneh
16 Derita Ita
17 Kematian Ita
18 Dewi disantet
19 permintaan Kang Jejen
20 Mbah jarwo
21 Perseteruan Dewi dan Sari
22 Ambisi Sari
23 Bab 23 Malam perjanjian
24 Ica jatuh dari atas panggung
25 Kang Azam kena pelet
26 Kematian Dokter Yuga
27 Malam kematian Dokter Yuga
28 Kepedihan Dewi
29 Dewi pergi ke tempat nek Ipah
30 Hilangnya pengaruh pelet Sari pada Kang Azam
31 Sari berusaha mencelakai kang Azam dan Dewi
32 Dewi di lamar kang Azam
33 Dendam dan kecemburuan Sari
34 Santet untuk Nek Ipah
35 Nek Ipah terkena santet
36 Guna-guna untuk Azam
37 Kang Azam terkena guna-guna
38 Membawa Kang Azam ke Cirebon
39 Perjalanan Menuju Cirebon
40 Sampai di pesantren
41 Dewi mencari obat untuk Nek Ipah
42 Pembukaan sanggar nyai Sari
43 Tumbal untuk nyi ronggeng
44 Kematian ponakan juragan Karta
45 Kematian Mamad
46 Dewi dan pak ustadz diminta menemui Mbah Jarwo
47 Mbah Jarwo pergi menemui kyai Basir
48 Mencari cara melawan Nyi ronggeng
49 mencari cara melawan Nyi ronggeng (memangil dukun)
50 Mencari cara melawan Nyi ronggeng( tewasnya Dukun)
51 Hilangkan tusuk konde Nyi ronggeng
52 Hilangnya tusuk konde Nyi ronggeng (pulangnya Kang Azam)
53 Hilangkan tusuk konde Nyi ronggeng (mengadakan ronda)
54 Hilangkan tusuk konde Nyi ronggeng (pernikahan Azam dan Dewi )
55 Hilangnya tusuk konde Nyi ronggeng ( pengakuan Sari )
56 Hilangnya tusuk konde nyi ronggeng (kang Azam dan kang Jejen masuk hutan)
57 Hilangnya tusuk konde nyi ronggeng (kemarahan warga)
58 Hilangnya tusuk konde nyi ronggeng (Kematian Sari)
59 Memusnakan tempat nyi ronggeng (pengakuan Ica)
60 Akhir dari nyi ronggeng
61 Akhir kisah
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Pertemuan Dewi dengan Kang Azam
2
Mencari tempat Mbah Jarwo
3
Sari melakukan ritual
4
Susuk Nyi ronggeng
5
Kepulangan Sari
6
Kembalinya Sari
7
Dewi dijodohkan dengan juragan Karta
8
Dewi di pukulin bapak nya
9
Santet untuk Ita
10
Ita kena santet
11
Mencari obat untuk Ita
12
Dewi kembali ke sanggar
13
kesempurnaan Ilmu pelet Sari
14
Manggung di tempat juragan Karta
15
Ita sakit aneh
16
Derita Ita
17
Kematian Ita
18
Dewi disantet
19
permintaan Kang Jejen
20
Mbah jarwo
21
Perseteruan Dewi dan Sari
22
Ambisi Sari
23
Bab 23 Malam perjanjian
24
Ica jatuh dari atas panggung
25
Kang Azam kena pelet
26
Kematian Dokter Yuga
27
Malam kematian Dokter Yuga
28
Kepedihan Dewi
29
Dewi pergi ke tempat nek Ipah
30
Hilangnya pengaruh pelet Sari pada Kang Azam
31
Sari berusaha mencelakai kang Azam dan Dewi
32
Dewi di lamar kang Azam
33
Dendam dan kecemburuan Sari
34
Santet untuk Nek Ipah
35
Nek Ipah terkena santet
36
Guna-guna untuk Azam
37
Kang Azam terkena guna-guna
38
Membawa Kang Azam ke Cirebon
39
Perjalanan Menuju Cirebon
40
Sampai di pesantren
41
Dewi mencari obat untuk Nek Ipah
42
Pembukaan sanggar nyai Sari
43
Tumbal untuk nyi ronggeng
44
Kematian ponakan juragan Karta
45
Kematian Mamad
46
Dewi dan pak ustadz diminta menemui Mbah Jarwo
47
Mbah Jarwo pergi menemui kyai Basir
48
Mencari cara melawan Nyi ronggeng
49
mencari cara melawan Nyi ronggeng (memangil dukun)
50
Mencari cara melawan Nyi ronggeng( tewasnya Dukun)
51
Hilangkan tusuk konde Nyi ronggeng
52
Hilangnya tusuk konde Nyi ronggeng (pulangnya Kang Azam)
53
Hilangkan tusuk konde Nyi ronggeng (mengadakan ronda)
54
Hilangkan tusuk konde Nyi ronggeng (pernikahan Azam dan Dewi )
55
Hilangnya tusuk konde Nyi ronggeng ( pengakuan Sari )
56
Hilangnya tusuk konde nyi ronggeng (kang Azam dan kang Jejen masuk hutan)
57
Hilangnya tusuk konde nyi ronggeng (kemarahan warga)
58
Hilangnya tusuk konde nyi ronggeng (Kematian Sari)
59
Memusnakan tempat nyi ronggeng (pengakuan Ica)
60
Akhir dari nyi ronggeng
61
Akhir kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!