Mencari obat untuk Ita

Malam itu di acara tanggapan khitanan,Sari kembali menjadi primadona banyak orang,banyak laki-laki tua muda mengejar nya,hanya ingin berjabat tangan atau ingin mengajak nya pergi.

Terlihat Sari sedang menari diiringi alunan gamelan dan kendang, tariannya memukau semua orang,banyak lelaki ingin menjadi teman menari dan memberikan saweran pada Sari.

Setelah selesai acara Sari dikerumuni lelaki yang ingin mengajak nya berkenalan,Sari tersenyum pada mereka semua, membuat mereka semakin gila pada Sari.

Terlihat Kang Jejen sedang berpamitan pada yang punya hajat,"pak kami permisi pulang dulu,semoga terhibur dengan tarian yang kami bawakan."

"Waduh terhibur banget Kang Jejen,apalagi tu,"Bapak hajat membisikan sesuatu pada kang Jejen,"aku suka sekali sama penari yang bernama Sari, tarian sama goyangannya,duh bikin bagian bawah saya bangun,kenal kan dong Kang Jejen."

"Ngomong apa dia kang Jejen," istri nya ternyata sudah ada di dekat mereka.

"Enggak kok,ini maksudnya kalau ada acara lagi,kita pasti ngundang rombongan Kang Jejen lagi, tariannya itu bagus sekali, iya enggak Mak?"

"Iya Kang Jejen,mani bagus pisan (sangat indah sekali), kami terhibur Kang.

Kang jejen tersenyum kemudian ia segera pamit,"kapan-kapan kalau ada acara undang kami lagi ya."

Setelah pamit,Kang Jejen menyuruh semua orang naik ke mobil,setelah naik semua mereka meninggalkan tempat hajatan dan pulang kembali ke desa.

Sari sampai di tempat Pak kades,karena kelelahan ia langsung masuk ke kamar,Sari berganti baju tanpa menutup pintu,ketika Sari sedang berganti pakaian,Pak Kades lewat,melihat tubuh Sari bagian atasnya telanjang,hasrat Pak kades pun jadi timbul,ia mengintip dan terus memperhatikan, ketika sudah tidak tahan ia langsung memeluk tubuh sari dan menciumi tubuhnya.

"Sari kamu teh sekarang cantik sekali, setiap kali melihat mu tubuh Mamang yang bawah selalu bangun,lihat ini."Pak kades membalikkan tubuh Sari.

Tapi ia terkejut begitu tubuh sari di balik,ia melihat wajah Sari jadi menyeramkan,wajah nya hancur, wajah Sari sudah bukan wajah Sari lagi,dan dia tersenyum sambil menyeringai.

"Aku juga kang,"sosok yang ada di tubuh Sari memeluk dan wajah nya yang rusak berada tepat didepan wajah pak Kades,"ayo Kang,aku juga sudah tidak tahan,...hihihi hihihihi,"sosok itu berbisik di telinga pak Kades, kemudian ia tertawa melengking.

Pak kades berteriak ketakutan, tubuhnya gemetar,ia kemudian berlari keluar dari kamar Sari,"Se se setan...pak Kades pergi kekamarnya.

"Pak dari mana kok ketakutan, aku lihat tadi keluar dari kamar Sari," Bu Kades menatap wajah suaminya yang ketakutan,ia curiga suaminya habis berbuat yang tidak-tidak di kamar Sari.

"Aku hanya mau gobrol sebentar, tapi didalam kamar nya ada setan, Bu,"tubuh pak Kades menggigil hebat,ia naik ke tempat tidur dan bersembunyi di balik selimut.

Sosok yang ada dalam tubuh Sari tertawa melengking, kemudian ia duduk di kursi, didepan cermin sambil nyinden.

Sementara Ita yang tidak bisa diobati dikota, akhirnya di bawa pulang,pagi itu Ita sudah dibawa pulang lagi,dirumah sakit dikota tidak ada perubahan sedikit pun,mereka tidak menemukan penyakit apapun ditubuh Ita, malah kini keadaan Ita semakin buruk, tubuhnya terlihat kurus Emak dan bapak nya bingung harus kemana mereka membawa Ita.

Siang itu bapak nya Ita berangkat ke desa sebelah disana ada seorang dukun menurut warga desa dukun tersebut sangat ampuh.

Setelah sampai ditempat Dukun,bapak nya Ita menceritakan penyakit anak nya,dan awal ketika sakit.

Sang dukun hanya manggut-manggut,ia kemudian menyalakan kemenyan dan komat kamit entah apa yang ia baca,setelah selesai dukun tersebut mengambil sebuah keris dan mencelupkan keris itu ke dalam air,seketika air dalam baskom seperti mendidih.

"Anakmu kena santet,ini kamu minumkan dan nanti sebagian kamu balurkan ke kakinya yang tidak bisa jalan,santet ini begitu kuat,aku harap ini dapat menolong nya,"Dukun tersebut memberikan air dan di masukkan ke botol untuk di minum dan diusapkan ke kaki nya.

"Makasih Mbah,"Bapak nya Ita menyelipkan amplop dibawah tikar sang dukun,ia kemudian pamit,"aku pamit mbah."

" Pulang lah,jangan kemalaman di jalan,jangan berhenti apapun halangan nya, pulang lah cepat hari sudah semakin sore,"Dukun tersebut cepat-cepat menyuruh Bapak nya Ita pulang sebelum gelap.

Bapak nya Ita bergegas pulang dengan cepat mengayuh sepeda nya jarak dari kampung nya dengan kampung sang Dukun lumayan jauh,Bapak nya Ita melihat kearah matahari yang mau surup ke barat.

"kumaha ieu(gimana ini),ya Allah lindungi saya,ya Allah, Bapak nya Ita menambah kecepatan sepedanya,jalan yang jelek tidak ia pedulikan.

Ketika bapak nya Ita akan sampai ke desanya melewati sawah-sawah,kebun-kebun bambu hari sudah benar-benar gelap.

Terdengar suara-suara dari sebelah pepohonan bambu,ia seperti mendengar seorang perempuan memanggil manggil nya," kang tolong, kang... hihihi.. terdengar suara rintihan minta tolong dari seorang perempuan disertai tangisan lirih.

Bapak nya Ita berhenti,ia bermaksud mengecek tapi ia teringat kata-kata dukun tadi," jangan berhenti apapun yang terjadi,cepat pulang."

Bapaknya Ita ketakutan,ia membaca surat-surat dalam Alquran yang dia hapal, kemudian memacukan sepeda nya kembali.

Bapak nya Ita sudah sampai di gerbang desa tapi,ia merasa gerbang itu seperti jauh,dan tiba-tiba ia melihat sekelebat bayangan melihat didepannya membuat ia mengerem sepeda nya dan terjatuh.

"Apa itu,"Bapak nya Ita mendekap botol air yang di berikan dukun,ia membangun kan sepedanya tak di perduli kan nya tubuhnya yang penuh luka karena jatuh di atas bebatuan.

Bapak nya Ita kembali mengayuhkan kan sepedanya, tapi ia merasakan sepedanya begitu berat bahkan untuk satu Kayuhan saja ia harus mengeluarkan segenap tenaga nya.

"Hah hah hah.."dengan nafas ngos-ngosan ia berusaha terus mengayuh,ia kemudian menoleh ke belakang,betapa terkejutnya ia,melihat perempuan berbaju putih sedang memegangi sepedanya dan seorang anak kecil yang sedang bermain ruji sepedanya.

"Kang aku dan anakku ikut yah, hihihi hi... suara tertawa yang melengking membuat bapak Ita semakin ketakutan.

Ia meninggal kan sepeda nya begitu saja,"Se setan, tolonggg ada setan... sambil berlari bapak nya Ita terus membaca doa apa yang ia bisa,terdengar dibelakang nya suara cekikikan itu nyaring sampai ke telinga nya.

"Bismillah.."aku harus bisa pulang,ya Allah antar aku pulang ke rumah ku,"setelah itu bapak nya Ita menutup telinga nya dengan sobekan baju dan kembali berlari sambil membaca doa.

Bapak nya Ita Sampai di rumah dengan terengah-engah, ia langsung menggedor pintu rumah yang cuma dari papan,"Mak,cepat buka pintu nya,makkkk..dog dog dog."

"Iya sebentar tidak sabaran pisan,"sambil ngomel-ngomel Emak nya Ita membuka pintu rumah.

"Pak apa yang.."belum sempat Emak meneruskan ucapan nya, bapak langsung masuk dan segera menutup dan mengunci pintu rumah.

"Kunaon pak ( kenapa pak), emak begitu khawatir melihat luka-luka di tubuh bapak.

"Sudah,nanti aku cerita kan, sekarang ini air di minum kan dan setengah nya di usapkan ke kaki nya Ita,ayo cepat."

Emak segera meminumkan air dari dukun tersebut dan kemudian mengusapkannya di kaki Ita,"sembuh ya neng, mudah mudahan di angkat penyakit nya."

"Amin Mak,"Ita ikut mengaminkan doa Emak nya.

Setelah beberapa saat Ita merasakan tumbuhnya dingin sampai ke kaki dan sakit di badan nya juga hilang,setelah beberapa saat Ita pun tertidur.

"Pak gimana kok bisa,"Emak nya Ita langsung heran.

"Ita kena santet Mak,aku rasa kita juga harus menemui ustadz Salim,aku ingin bertanya bagaimana solusinya."

"Kok bisa pak, siapa yang tega berbuat seperti ini pada anak kita pak.

"Sudahlah lah Bu,Bapak enggak tahu dan Dukun itu juga enggak mau ngomong."

Mereka berdua terdiam, mereka menatap Ita prihatin.

Sari yang sedang berada di kamar,dia bangun setelah mendapatkan bisikan seperti angin yang berhembus di telinganya,"kurang ajar siapa yang berani main-main dengan ku,"Sari mengepal kan tangannya.

Terpopuler

Comments

🍃⃝⃟𝟰ˢ🍭ͪ ͩ💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ

🍃⃝⃟𝟰ˢ🍭ͪ ͩ💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ

makin menjadii saja ulah sarii

2024-12-10

0

FiaNasa

FiaNasa

kok heran aq ya,,bingung orang tua Ita mau dibawa kemana,,bukankah sakit Ita sudah tidak wajar,,pergi ke ustad kek,klau ada kyai kek,,malah ke.dukun

2024-10-13

2

neng ade

neng ade

semoga ita bisa sembuh setelah minum aer dari dukun itu

2024-09-19

3

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Dewi dengan Kang Azam
2 Mencari tempat Mbah Jarwo
3 Sari melakukan ritual
4 Susuk Nyi ronggeng
5 Kepulangan Sari
6 Kembalinya Sari
7 Dewi dijodohkan dengan juragan Karta
8 Dewi di pukulin bapak nya
9 Santet untuk Ita
10 Ita kena santet
11 Mencari obat untuk Ita
12 Dewi kembali ke sanggar
13 kesempurnaan Ilmu pelet Sari
14 Manggung di tempat juragan Karta
15 Ita sakit aneh
16 Derita Ita
17 Kematian Ita
18 Dewi disantet
19 permintaan Kang Jejen
20 Mbah jarwo
21 Perseteruan Dewi dan Sari
22 Ambisi Sari
23 Bab 23 Malam perjanjian
24 Ica jatuh dari atas panggung
25 Kang Azam kena pelet
26 Kematian Dokter Yuga
27 Malam kematian Dokter Yuga
28 Kepedihan Dewi
29 Dewi pergi ke tempat nek Ipah
30 Hilangnya pengaruh pelet Sari pada Kang Azam
31 Sari berusaha mencelakai kang Azam dan Dewi
32 Dewi di lamar kang Azam
33 Dendam dan kecemburuan Sari
34 Santet untuk Nek Ipah
35 Nek Ipah terkena santet
36 Guna-guna untuk Azam
37 Kang Azam terkena guna-guna
38 Membawa Kang Azam ke Cirebon
39 Perjalanan Menuju Cirebon
40 Sampai di pesantren
41 Dewi mencari obat untuk Nek Ipah
42 Pembukaan sanggar nyai Sari
43 Tumbal untuk nyi ronggeng
44 Kematian ponakan juragan Karta
45 Kematian Mamad
46 Dewi dan pak ustadz diminta menemui Mbah Jarwo
47 Mbah Jarwo pergi menemui kyai Basir
48 Mencari cara melawan Nyi ronggeng
49 mencari cara melawan Nyi ronggeng (memangil dukun)
50 Mencari cara melawan Nyi ronggeng( tewasnya Dukun)
51 Hilangkan tusuk konde Nyi ronggeng
52 Hilangnya tusuk konde Nyi ronggeng (pulangnya Kang Azam)
53 Hilangkan tusuk konde Nyi ronggeng (mengadakan ronda)
54 Hilangkan tusuk konde Nyi ronggeng (pernikahan Azam dan Dewi )
55 Hilangnya tusuk konde Nyi ronggeng ( pengakuan Sari )
56 Hilangnya tusuk konde nyi ronggeng (kang Azam dan kang Jejen masuk hutan)
57 Hilangnya tusuk konde nyi ronggeng (kemarahan warga)
58 Hilangnya tusuk konde nyi ronggeng (Kematian Sari)
59 Memusnakan tempat nyi ronggeng (pengakuan Ica)
60 Akhir dari nyi ronggeng
61 Akhir kisah
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Pertemuan Dewi dengan Kang Azam
2
Mencari tempat Mbah Jarwo
3
Sari melakukan ritual
4
Susuk Nyi ronggeng
5
Kepulangan Sari
6
Kembalinya Sari
7
Dewi dijodohkan dengan juragan Karta
8
Dewi di pukulin bapak nya
9
Santet untuk Ita
10
Ita kena santet
11
Mencari obat untuk Ita
12
Dewi kembali ke sanggar
13
kesempurnaan Ilmu pelet Sari
14
Manggung di tempat juragan Karta
15
Ita sakit aneh
16
Derita Ita
17
Kematian Ita
18
Dewi disantet
19
permintaan Kang Jejen
20
Mbah jarwo
21
Perseteruan Dewi dan Sari
22
Ambisi Sari
23
Bab 23 Malam perjanjian
24
Ica jatuh dari atas panggung
25
Kang Azam kena pelet
26
Kematian Dokter Yuga
27
Malam kematian Dokter Yuga
28
Kepedihan Dewi
29
Dewi pergi ke tempat nek Ipah
30
Hilangnya pengaruh pelet Sari pada Kang Azam
31
Sari berusaha mencelakai kang Azam dan Dewi
32
Dewi di lamar kang Azam
33
Dendam dan kecemburuan Sari
34
Santet untuk Nek Ipah
35
Nek Ipah terkena santet
36
Guna-guna untuk Azam
37
Kang Azam terkena guna-guna
38
Membawa Kang Azam ke Cirebon
39
Perjalanan Menuju Cirebon
40
Sampai di pesantren
41
Dewi mencari obat untuk Nek Ipah
42
Pembukaan sanggar nyai Sari
43
Tumbal untuk nyi ronggeng
44
Kematian ponakan juragan Karta
45
Kematian Mamad
46
Dewi dan pak ustadz diminta menemui Mbah Jarwo
47
Mbah Jarwo pergi menemui kyai Basir
48
Mencari cara melawan Nyi ronggeng
49
mencari cara melawan Nyi ronggeng (memangil dukun)
50
Mencari cara melawan Nyi ronggeng( tewasnya Dukun)
51
Hilangkan tusuk konde Nyi ronggeng
52
Hilangnya tusuk konde Nyi ronggeng (pulangnya Kang Azam)
53
Hilangkan tusuk konde Nyi ronggeng (mengadakan ronda)
54
Hilangkan tusuk konde Nyi ronggeng (pernikahan Azam dan Dewi )
55
Hilangnya tusuk konde Nyi ronggeng ( pengakuan Sari )
56
Hilangnya tusuk konde nyi ronggeng (kang Azam dan kang Jejen masuk hutan)
57
Hilangnya tusuk konde nyi ronggeng (kemarahan warga)
58
Hilangnya tusuk konde nyi ronggeng (Kematian Sari)
59
Memusnakan tempat nyi ronggeng (pengakuan Ica)
60
Akhir dari nyi ronggeng
61
Akhir kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!