Dengan sangat ketakutan Ita bangun dari tempat tidur berusaha pergi ke kamar Emak dan bapaknya.
Tapi ketika Ita akan keluar tiba-tiba."Brukhhh.."Pintu kamar tertutup dan terkunci dengan sendirinya,Ita berusaha keluar tapi pintu itu terkunci.
"Mak,tolong Mak,"Ita berteriak-teriak,tapi sepertinya tidak ada yang mendengar.
Ita duduk bersandar di pintu kamar sambil terus berdoa dan tak lama kemudian ketika Ita mencoba kembali pintu, pintu itu bisa terbuka.
"Mak..."Ita berteriak memanggil dan masuk ke kamar nya,dan ia langsung naik ke tempat tidur Emak dan bapak nya.
"Eh,eh,apa ini,"Emak dan bapaknya terkejut.
"Ita tidur sama Emak aja yah,Ita takut,"Ita lansung berbaring di tempat tidur.
"Ih malu atuh,masa udah gede minta tidur sama orang tua."Emak Niti bangun dan duduk di tempat tidur,menatap Ita yang sudah bersembunyi dibalik selimut,sementara Bapak nya Komar hanya menatap Ita bingung.
"Takut Mak,ada jurig (setan),"Ita masih bersembunyi didalam selimut.
"Udah ayo turun kita lihat ke kamar kamu,Emak temenin sampai Kamu tertidur.
Emak menarik Ita untuk tidur dikamar nya,Ita ditemani Emak masuk ke kamar, Emak memeriksa seluruh kamar tapi ia tidak menemukan apapun.
"Enggak ada apa-apa,udah ayo tidur,"Emak Niti mengajak Ita tidur lagi.
Menjelang jam 2 Ita kembali terbangun karena merasakan kaki nya seperti ada yang menduduki,begitu membuka mata ia melihat sosok perempuan menduduki kakinya sambil menyeringai pada Ita.
"A a a ju ju...."Suara Ita seperti tercekat di tenggorokan,sosok perempuan itu malah duduk sambil memainkan kaki Ita dan dari arah pojok tiba-tiba muncul sesosok pocong yang melompat-lompat mengitari tubuh Ita.
Mata Ita terbelalak,tangan dan kaki nya tidak bisa digerakkan, sosok kuntilanak itu melayang dan kini berada di atas wajah nya,wajah nya yang rusak penuh belatung terlihat jelas.
"Hihihi... Ita,Ita,"Sosok itu menyeringai sehingga gigi nya yang hitam terlihat jelas didepan wajah Ita.
sementara sosok pocong mengintari tubuh Ita sambil meludahinya,Ita menangis tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa, tubuhnya kaku.
Ita berusaha berdoa dalam hati, apa yang ia bisa dan dipejamkan nya matanya berharap ketika membuka mata sosok-sosok itu sudah pergi.
"Ya Allah tolong aku,Mak, bangun ita takut,"Ita mengintip berusaha membuka matanya sosok-sosok kuntilanak dan pocong itu sudah tidak ada,Ita bisa bernafas lega.
Tapi ketika Ita melihat ke atas terlihat sosok perempuan itu menempel di dinding langit-langit kamar.
"Ya Allah,ya Allah,ya Allah.... Ita terus menyebut asma Allah,lalu ia tidak sadarkan diri.
Ita terbangun ketika mendengar suara tangisan Emak dan bapaknya, terlihat Emak dan Bapaknya berada di tepi tempat tidur sambil memegang tangannya.
"Syukurlah kamu bangun Neng,"Emak mengusap rambut Ita.
"Ita kenapa Mak,"Ita kebingungan.
"Dari subuh Emak coba bangunin kamu, kamu enggak bangun-bangun juga.
Ita berusaha bangun dan duduk, tapi kaki nya tidak bisa digerakkan."Mak, kaki dan tangan Ita kenapa?"
"Bapak dan Emak nya terkejut, mereka kemudian memeriksa seluruh tubuh Ita, disekujur tubuhnya terdapat Luka lebam menghitam.
"Bagaimana ini Pak?"Emak terlihat panik.
"Bapak mau ketempat Nek Ipah dulu, mumpung masih pagi barangku dia ada dirumah,"bapak pergi mengayuh sepedanya ketempat Nek Ipah.
Emak hanya bisa mengelus rambut Ita menenangkan,"Sabar ya, Ita pasti sembuh."
"Iya Mak."Ita hanya bisa menangis,sekujur badannya kini terasa panas.
Tak berapa lama, bapak datang dengan kecewa,"Nek Ipah enggak ada Mak."
Emak berusaha menahan kesedihannya,ia tidak mau Ita bertambah sedih,"Kita lapor pak kades pak,kita bawa ke puskemas di kecamatan aja pak,"sahut Emak.
"Iya betul juga,aku pergi Mak."
Bapak nya Ita bergegas pergi ketempat pak Kades, sesampainya disana pak Kades sedang berbincang dengan Dokter baru bernama Yuga.
"Pak punten, menggangu,"Bapak nya Ita langsung menghampiri mereka.
"Oh,kamu Komar!Ada apa?"Pak Kades terlihat heran melihat wajah Bapak nya Ita panik.
"Pak tolong anak saya Ita sakit aneh,padahal kemarin Enggak apa-apa."
"Ya udah kita kesana, kebetulan ada dokter Yuga disini."Pak Kades mengajak Dokter Yuga ikut memeriksa keadaan Ita.
Pak Kades dan Doktor Yuga sampai di rumah Ita, disana sudah banyak teman-teman Ita dan Kang Jejen datang menjenguk.
Dokter Yuga masuk ke kamar dan memeriksa keadaan Ita,ia berkali-kali memeriksa,ia menatap heran pada Pak Kades dan yang lainnya yang melihat.
"Gimana pak Dokter?"Emak Niti terlihat sangat khawatir.
"Saya belum bisa memastikan, bagaimana kalau kita bawa ke kota, kerumah sakit biar bisa di cek di sana,"usul Dokter Yuga.
"Tapi pak Dokter,kami tidak punya biaya dan lagi mau pakai apa kesana?"Emak terlihat sedih dan bingung.
"Soal biaya biar aku yang tanggung dan warga."Sahut pak Kades.
"Tuh Mak Niti gimana, kalau mobil ada punya Kang Azam, kemarin aku lihat mobilnya ada disini."Kata Dokter Yuga.
Akhirnya mereka pun membawa Ita ke kota,tanpa sepengetahuan yang lain,Sari menguping pembicaraan mereka,Sari tersenyum penuh kemenangan, rasakan kamu Ita, makanya jangan suka melawan ku."
Ica memperhatikan wajah Sari yang terlihat senang,ia curiga ini semua ada kaitannya dengan Sari tapi kenapa,"aku harus mencari tahu kenapa si borokok itu malah tersenyum senang, kalau sampai ia yang membuat Ita celaka awas aja kamu Sari.
Akhirnya Ita dibawa ke kota,dan para penari pulang untuk persiapan manggung nanti malam.
Sehabis magrib semua penari sudah berkumpul, Ica terus menerus mengikuti dan memperhatikan gerak-gerik Sari, Ica melihat kesekeliling dan semua penari sudah berkumpul di depan, seperti biasa Sari paling akhir.
Ica mengintip Sari yang sedang berhias,ia terkejut ketika melihat Sari mengeluarkan kotak kecil berisi tusuk konde, Ica memperhatikan tusuk konde yang dipakai Sari.
Seketika aura ruangan berubah, dan terlihat Sari semakin bercahaya wajahnya,"apakah Sari memakai susuk, dan apakah itu yang banyak dicari tusuk konde nyi ronggeng yang terkenal itu, ternyata itu tidak bohong."Ica bergumam sendiri.
Ketika Sari hendak beranjak keluar, Ica cepat-cepat pergi dari situ,ia berpapasan dengan Lilis yang mau memanggil Sari.
"Eh,ngapain kamu lari-lari,"Lilis terlihat heran melihat Ica lari-lari,sampai kainnya diangkat.
" Hei, ngapain kamu disini,"Sari menatap Lilis curiga,ia khawatir Lilis memata-matai nya.
"Oh,itu aku disuruh Kang Jejen memanggil teteh, tapi aku tadi heran sama Ica,kok dia lari-lari, kayak mau kemana aja," sahut Lilis.
Sari terkejut,"jangan-jangan,Ica sengaja memata-matai nya,"batin Sari,"kalau iya awas aja kamu Ica,aku buat kamu seperti Ita sahabatmu itu."
"Teh,kok bengong,ayo udah ditungguin Kang Jejen tuh."Lilis menepuk pundak Sari yang diam mematung.
"Eh iya,ayo,"Sari dan Lilis pergi kedepan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
paty
ica lo cerita sm dewi n kang jejen n ambil tu tusuk konde bawa k nek ipah
2025-01-19
0
🍃⃝⃟𝟰ˢ🍭ͪ ͩ💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ
nga sabarr
nunggu sari kena karmaa
2024-12-10
0
neng ade
licik juga tuh si Sari .. karena takut ketahyan sm nek ioah dia sampai batalkan sendiri santet nta
2024-09-19
3