Susuk Nyi ronggeng

Sari memberanikan diri membuka matanya, setelah tidak terdengar suara apapun.

Ia kembali duduk didepan makam sambil terus merapalkan mantra, suasana Gua semakin malam terasa semakin dingin dan mencekam.

"Gimana ini aku takut sekali,aku harus berani,aku harus mendapatkannya,Sari bergumam dan kembali merapal kan mantra,kemudian ia memejamkan matanya berusaha menghilangkan rasa takutnya.

Ketika ia sedang membaca mantra,ia mendengar seperti ada angin yang berhembus,di telinganya,angin itu begitu dingin.

Sari mengencangkan bacaan mantra nya,ia membuka matanya dan melihat kesana kemari,ia ingin menangis tapi itu percuma, ia berada di dalam Gua dan hutan,tidak ada seorang pun yang akan mendengarnya.

Tiba-tiba terlihat satu sosok pocong sudah berdiri didepan nya,wajah pocong itu hitam penuh belatung,ia menatap wajah Sari sambil menyeringai, ia menyeringai dan meloncat-loncat mendekati Sari.

"Akhhhh..,pocong,"Sari terkejut ia kembali menutup matanya sambil terus merapalkan mantra,Sari mengintip membuka matanya sedikit, terlihat pocong itu bukannya pergi malah bertambah banyak.

Sari semakin ketakutan,ia semakin menggigil ketakutan ketika pocong-pocong tesebut mendekati nya,"Pergi sana,kalau tau begini aku mikir-mikir lagi,"Sari semakin kencang membaca mantra,ia berusaha menghilangkan rasa takutnya.

" Pergi, pergi, pergi....," Sari membatin terus dalam hati,ia kembali mengintip tapi sosok pocong itu malah sudah ada di depan mukanya.

"Akhhhh.... pocong, pocong, pocong."Sari berteriak histeris, setelah itu para pocong tersebut menghilang seperti asap.

"Kemana mereka,"Sari mengedarkan pandangannya ke seluruh arah Gua,sekarang keadaan sunyi kembali.

Sari kembali merapalkan mantra sambil terkantuk-kantuk,ia terus melanjutkan merapalkan mantra tanpa berhenti.

Entah sudah berapa lama ia duduk sambil merapalkan mantra,tubuh nya lemas, kakinya sakit,karena ketakutan dan tidak tidur, lalu ia melihat ke arah pintu gua,ada setitik cahaya matahari berarti hari sudah siang.

Sari mengedarkan pandangan nya,perutnya melilit karena belum diisi apapun,wajahnya terlihat kuyu,ketika ia sedang melihat ke sekeliling,ia mendengar suara langkah kaki yang mendekatinya.

"Siapa itu,"Sari terlihat waspada ia beringsut mundur.

Dari arah pintu Gua,terlihat bayangan orang masuk ke dalam Gua,Sari menatap kearah pintu Gua dengan rasa khawatir,terlihat Mbah Jarwo masuk sambil membawa makanan dan minuman,Sari bernafas lega melihat yang datang adalah Mbah Jarwo.

Mbah Jarwo meletakkan makanan dan minuman di depan sari,"makanlah,kamu butuh tenaga."

Sari yang memang sudah kelaparan langsung mengambil makanan tersebut,ia memakan nya dengan lahap.

"Pelan-pelan makanya,"Mbah Jarwo duduk didekat Sari," bagaimana,apa yang kamu lihat tadi malam? apakah kamu akan menyerah atau meneruskannya, tapi menurutku teruskan saja, kalau kamu berhenti sekarang,itu malah akan membuatmu diganggu sosok Nyi ronggeng.

Sari bingung,"Benar kah Mbah? sekarang apa yang harus aku lakukan mbah,aku takut,tapi aku ingin meneruskannya."

"kalau begitu,lawan rasa takut mu,kendalikan diri mu,"Mbah Jarwo mengambil bekas makanan tersebut,ia kemudian pergi meninggalkan Sari.

"Mbah tunggu,apakah tidak sebaiknya Mbah disini saja aku takut,"walaupun Sari takut sama Mbah Jarwo,tapi ia juga takut pada makhluk-makhluk yang menghampirinya .

"Tidak bisa,apakah kamu tidak takut pada ku,aku bisa berbuat sesuatu padamu,"kata Mbah Jarwo sambil menatap Sari.

"Takut,tapi aku juga takut sendirian disini."Sahut Sari.

"Sudah lah,selesaikan apa yang sudah kamu mulai,setelah kamu bisa menyelesaikannya kamu bisa mendapatkan apa yang kamu mau,"Mbah Jarwo kemudian pergi meninggal kan Sari sendiri lagi.

Sari melihat kepergian Mbah Jarwo,hatinya di penuhi kecemasan,terlihat Sinar matahari menyeruak masuk di pintu Gua,Sari berusaha menguatkan dirinya,"aku harus bisa," batin Sari,Sari kembali duduk dan merapalkan mantranya,iya berusaha menahan kantuk dan lelahnya.

Tanpa terasa sudah 3 hari Sari mengadakan ritual di makam Nyi ronggeng,malam itu Sari merasakan kepalanya sakit,ia melihat sekeliling Gua tampak suasana begitu hening.

Sari berusaha menguatkan hati dan pikirannya,tiba-tiba ia mendengar suara anak-anak kecil dan terlihat mereka sedang berlarian mengelilingi Sari,mereka tertawa lalu berhenti dan menatap Sari.

"Pergi sana, pergi,"sambil pura-pura tidur dan tidak melihat kehadiran mereka,Sari terus membaca mantra,kini anak-anak kecil itu mendatangi Sari,ada yang memainkan rambut Sari,ada yang duduk di depan Sari sambil menjulurkan lidahnya dan menyeringai,terlihat gigi-giginya yang runcing.

"Teteh main yuk,"salah satu anak menarik tangan Sari sambil mengusap ingus nya,melihat Sari hanya menatap mereka,tidak menjawab ajakannya,anak kecil itu menjadi marah.

"Teteh ayo main,"ia menarik paksa tangan Sari,mata nya menjadi merah menyala.

"pergi sana,pergi jangan ganggu,"Sari berusaha menyingkirkan mereka,ia kemudian beringsut mundur.

Ketiga anak kecil itu menyeringai mendekati Sari sambil mengulurkan tangannya,"teteh ayo main,teteh ayo main,ayo main,main,main,"suara anak-anak kecil itu seperti banyak dan menggema dalam ruangan.

"Tidak,aku tidak mau, pergiii...." Sari berteriak sambil menutupi telinganya dan menutup matanya.

Karena tidak kuat menahan takut,sakit di kepalanya dan tubuhnya,akhirnya Sari tidak sadarkan diri.

Sari terbangun,tapi ia kebingungan,"Dimana aku?"Sari seperti berada di sebuah kamar yang sangat indah,ia melihat kesekeliling.

Tiba-tiba terdengar suara seperti sinden menyanyi dan betapa terkejutnya Sari didepan meja rias duduk seorang perempuan cantik masih memakai pakaian penari,ia bernyanyi dengan sangat indah.

Sari mendekati penari itu yang sedang menyisir rambut nya,"apa yang kamu inginkan dariku,"sosok penari itu sedang menyisir rambut nya,menoleh kearah Sari.

"Aku,aku ingin menjadi penari yang hebat dan aku ingin terlihat cantik,maaf apakah Nyai adalah Nyi ronggeng?"Sari pelan-pelan mendekati sosok perempuan itu.

"Hahahaha...."

Sosok perempuan itu tertawa,ia lalu berdiri dan mulai menari,"yah aku adalah nyai ronggeng, siapa yang menyuruhmu mendatangi ku.

"Tidak ada Nyai,aku ingin seperti temanku pintar menari,aku tidak mau diremehkan."

Tubuh Nyi ronggeng meliuk indah ketika menari,ia kemudian berbalik menatap Sari,"aku suka perempuan sepertimu,tapi semua tidak ada yang gratis,kamu harus menyembahku,menyediakan sesaji untukku,dan setahun sekali kamu harus menyediakan tumbal."

Sari terdiam,ia bimbang.

"Apakah kamu tidak sanggup? kalau begitu pergilah,"sosok Nyi ronggeng terlihat marah,matanya menjadi merah dan wajah nya berubah menyeramkan.

"Aku sanggup Nyai,aku sanggup,apapun akan kulakukan,asal aku bisa terkenal dan menjadi cantik."

"Bagus Sari,sekarang pergilah dan ingat setiap malam Jumat Kliwon sediakan sesaji untukku dan setiap suro kamu harus memberikan ku tumbal seorang perjaka....,hahaha,"sosok Nyi ronggeng itu tertawa dan kembali menari.

"Baik Nyai,"Sari menangkupkan tangannya,kemudian seperti ada yang menghentakkan tubuh nya,Sari tersentak dan bangun,ia kebingungan menatap kesekelilingnya,ia kini berada disebuah kamar kecil hanya ada bale-bale buat tempat tidurnya, seperti kamar Mbah Jarwo.

Sari berusaha mengingat semuanya,yang terakhir ia ingat adalah,ia berada disebuah Gua sedang melakukan ritual, Sari melihat tangannya seperti menggenggam sesuatu,

ia memperhatikannya,"tusuk konde,"Sari bergumam sendiri.

"kretek....."

Terdengar suara pintu bambu di buka,terlihat Mbah Jarwo didepan pintu kamar."Kamu sudah bangun?"Mbah Jarwo kemudian mengambil air dan memberikan pada Sari.

"Aku kenapa bisa ada disini Mbah?"Sari menerima minuman sambil bertanya pada Mbah Jarwo.

"Kamu aku temukan pingsan didalam Gua,dan kamu sudah pingsan selama 7 hari.

"Hah..,apa Mbah 7 hari,"Sari terkejut,ia coba kembali mengingat apa yang dialaminya,"aku merasa,aku sedang berada di suatu tempat dan itu pun hanya beberapa jam,Sari terlihat kebingungan.

"Dimensi kita dengan alam dimensi mereka berbeda,bahkan satu hari disana kamu bisa berminggu-minggu disini,lalu apa yang kamu dapat?"Mbah Jarwo menatap Sari dari pintu kamar.

"Ini Mbah,"Sari menunjukkan tusuk konde yang ada di tangan nya.

"Kamu berhasil,simpan dan rawat baik-baik tusuk konde itu, pakailah ketika menari,benda itu akan membuatmu bisa menari dan terlihat cantik,"Sahut Mbah Jarwo,sambil pergi meninggalkan Sari.

Sari tersenyum senang,ia segera menyimpan tusuk konde itu kedalam bajunya.

Terpopuler

Comments

istrinya_kimseokjin

istrinya_kimseokjin

dukunya termasuk kuat imronya🤭

2024-11-12

1

☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡

☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡

👍👍💪😇🙏

2024-11-11

0

neng ade

neng ade

klo takut bilang aja kang 😁

2024-09-19

2

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Dewi dengan Kang Azam
2 Mencari tempat Mbah Jarwo
3 Sari melakukan ritual
4 Susuk Nyi ronggeng
5 Kepulangan Sari
6 Kembalinya Sari
7 Dewi dijodohkan dengan juragan Karta
8 Dewi di pukulin bapak nya
9 Santet untuk Ita
10 Ita kena santet
11 Mencari obat untuk Ita
12 Dewi kembali ke sanggar
13 kesempurnaan Ilmu pelet Sari
14 Manggung di tempat juragan Karta
15 Ita sakit aneh
16 Derita Ita
17 Kematian Ita
18 Dewi disantet
19 permintaan Kang Jejen
20 Mbah jarwo
21 Perseteruan Dewi dan Sari
22 Ambisi Sari
23 Bab 23 Malam perjanjian
24 Ica jatuh dari atas panggung
25 Kang Azam kena pelet
26 Kematian Dokter Yuga
27 Malam kematian Dokter Yuga
28 Kepedihan Dewi
29 Dewi pergi ke tempat nek Ipah
30 Hilangnya pengaruh pelet Sari pada Kang Azam
31 Sari berusaha mencelakai kang Azam dan Dewi
32 Dewi di lamar kang Azam
33 Dendam dan kecemburuan Sari
34 Santet untuk Nek Ipah
35 Nek Ipah terkena santet
36 Guna-guna untuk Azam
37 Kang Azam terkena guna-guna
38 Membawa Kang Azam ke Cirebon
39 Perjalanan Menuju Cirebon
40 Sampai di pesantren
41 Dewi mencari obat untuk Nek Ipah
42 Pembukaan sanggar nyai Sari
43 Tumbal untuk nyi ronggeng
44 Kematian ponakan juragan Karta
45 Kematian Mamad
46 Dewi dan pak ustadz diminta menemui Mbah Jarwo
47 Mbah Jarwo pergi menemui kyai Basir
48 Mencari cara melawan Nyi ronggeng
49 mencari cara melawan Nyi ronggeng (memangil dukun)
50 Mencari cara melawan Nyi ronggeng( tewasnya Dukun)
51 Hilangkan tusuk konde Nyi ronggeng
52 Hilangnya tusuk konde Nyi ronggeng (pulangnya Kang Azam)
53 Hilangkan tusuk konde Nyi ronggeng (mengadakan ronda)
54 Hilangkan tusuk konde Nyi ronggeng (pernikahan Azam dan Dewi )
55 Hilangnya tusuk konde Nyi ronggeng ( pengakuan Sari )
56 Hilangnya tusuk konde nyi ronggeng (kang Azam dan kang Jejen masuk hutan)
57 Hilangnya tusuk konde nyi ronggeng (kemarahan warga)
58 Hilangnya tusuk konde nyi ronggeng (Kematian Sari)
59 Memusnakan tempat nyi ronggeng (pengakuan Ica)
60 Akhir dari nyi ronggeng
61 Akhir kisah
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Pertemuan Dewi dengan Kang Azam
2
Mencari tempat Mbah Jarwo
3
Sari melakukan ritual
4
Susuk Nyi ronggeng
5
Kepulangan Sari
6
Kembalinya Sari
7
Dewi dijodohkan dengan juragan Karta
8
Dewi di pukulin bapak nya
9
Santet untuk Ita
10
Ita kena santet
11
Mencari obat untuk Ita
12
Dewi kembali ke sanggar
13
kesempurnaan Ilmu pelet Sari
14
Manggung di tempat juragan Karta
15
Ita sakit aneh
16
Derita Ita
17
Kematian Ita
18
Dewi disantet
19
permintaan Kang Jejen
20
Mbah jarwo
21
Perseteruan Dewi dan Sari
22
Ambisi Sari
23
Bab 23 Malam perjanjian
24
Ica jatuh dari atas panggung
25
Kang Azam kena pelet
26
Kematian Dokter Yuga
27
Malam kematian Dokter Yuga
28
Kepedihan Dewi
29
Dewi pergi ke tempat nek Ipah
30
Hilangnya pengaruh pelet Sari pada Kang Azam
31
Sari berusaha mencelakai kang Azam dan Dewi
32
Dewi di lamar kang Azam
33
Dendam dan kecemburuan Sari
34
Santet untuk Nek Ipah
35
Nek Ipah terkena santet
36
Guna-guna untuk Azam
37
Kang Azam terkena guna-guna
38
Membawa Kang Azam ke Cirebon
39
Perjalanan Menuju Cirebon
40
Sampai di pesantren
41
Dewi mencari obat untuk Nek Ipah
42
Pembukaan sanggar nyai Sari
43
Tumbal untuk nyi ronggeng
44
Kematian ponakan juragan Karta
45
Kematian Mamad
46
Dewi dan pak ustadz diminta menemui Mbah Jarwo
47
Mbah Jarwo pergi menemui kyai Basir
48
Mencari cara melawan Nyi ronggeng
49
mencari cara melawan Nyi ronggeng (memangil dukun)
50
Mencari cara melawan Nyi ronggeng( tewasnya Dukun)
51
Hilangkan tusuk konde Nyi ronggeng
52
Hilangnya tusuk konde Nyi ronggeng (pulangnya Kang Azam)
53
Hilangkan tusuk konde Nyi ronggeng (mengadakan ronda)
54
Hilangkan tusuk konde Nyi ronggeng (pernikahan Azam dan Dewi )
55
Hilangnya tusuk konde Nyi ronggeng ( pengakuan Sari )
56
Hilangnya tusuk konde nyi ronggeng (kang Azam dan kang Jejen masuk hutan)
57
Hilangnya tusuk konde nyi ronggeng (kemarahan warga)
58
Hilangnya tusuk konde nyi ronggeng (Kematian Sari)
59
Memusnakan tempat nyi ronggeng (pengakuan Ica)
60
Akhir dari nyi ronggeng
61
Akhir kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!