Sari pulang dengan rasa kesal, ia marah pada Dewi selain dapat saweran banyak,Dewi juga mendapat kenalan seorang lelaki tampan,sampai dirumah pak Kades,ia membanting tas pakaiannya.
Pak Kades Komar dan Bu Kades Dede terkejut,"Kamu kenapa Sari?"Bu Kades mengambil tas baju Sari yang tergeletak di lantai.
Sari menghempaskan tubuhnya dikursi sambil menatap Bu Kades Bibi nya,"Bi,siapa sebenarnya Dewi?Kenapa ia begitu terkenal dan digandrungi?"
"Oh,Dewi penari,anak nya Mak Wartiah?Dia memang jago menari dan cantik,kenapa gitu?"
"Sari sebel sama dia,masa yang diajak nari dan disawer banyakkan dia,apa sih hebatnya dibanding saya?"
"Ya hebat dia atuh Sari,kamu mah nari kaku,wajah pas-pasan,ya udah belajar lagi narinya,"sahut Bu Kades Dede.
"Iya Sari,udah tinggal minta diajarin nari sama Dewi,biar bagus kayak dia,biar banyak dapat saweran,"Pak Kades menimpali ucapan istrinya.
Ucapan Bibi dan Mamang nya semakin membuat Sari marah,ia menghentakkan kakinya,lalu pergi kekamar.
"Brukhhh..."
Sari masuk sambil membanting pintu kamar.
"Ya Allah,gelo sia Sari (Gila kamu Sari),"Bu Kades terkejut,ia memegang dadanya,sementara Pak kades hanya geleng-geleng kepala lalu masuk kekamarnya.
Paginya,Sari belum juga keluar dari kamar,Mumun anaknya Bu Kades yang disuruh membangunkan sampai marah, Mumun menghampiri Emak sama Bapaknya.
"Mak,enggak bangun-bangun, males,Emak aja sana,"Mumun ikut duduk disamping Emak dan bapaknya yang sedang menikmati kopi dan pisang goreng.
"Sana kamu aja Mak,"Pak Kades menyuruh istrinya melihat keadaan Sari dikamar.
"Heh,saya lagi,saya lagi,"walaupun sambil menggerutu Bu kades pergi juga kekamar Sari.
"Tok tok tok tok..."
"Sari,Sari ini Bibi!Buka pintu nya,"Bu Kades menunggu di depan pintu kamar tapi tidak ada sahutan sama sekali.
"Sari,Sari!"Bu Kades kembali mengetuk dan memanggil Sari tapi tidak ada sahutan dari dalam.
Bi Siti datang dari arah dapur,ia mendengar Bu kades memanggil Sari berkali-kali.
"Bu Kades mencari Neng Sari?"Bi Siti mendekati Bu Kades.
"Iya Bi Siti,Kok jam segini belum bangun juga."
"Tadi pagi sehabis subuh Bibi lihat dia pergi."
"Bi Siti tau dia mau kemana?"
"Enggak Bu."
"Oh,ya sudahlah biarkankan saja paling dia pulang kerumah orang tuanya.
Sementara itu Sari yang kesal dan tidak bisa tidur pagi-pagi jalan-jalan menyusuri jalan desa, Matahari pagi dan kabut masih menyelimuti desa.
Sari berhenti didepan sebuah rumah,ia melihat lelaki yang kemarin bersama Dewi sedang mengeluarkan motornya.
"Pagi Kang,"Sari bergegas menghampirinya.
"Pagi Neng,mau kemana?"Kang Azam balik menyapa Sari sambil tersenyum.
"Jalan-jalan Kang,Akang orang baru yah?"
"Iya Neng,saya Azam,Guru baru di desa ini."
"Saya Sari Kang,ponakan Pak Kades,kalau Akang butuh bantuan apa-apa ngomong aja ke saya?"
"Iya Neng makasih,"sahut Kang Azam.
Ketika mereka asyik ngobrol, tiba-tiba Dewi datang menghampiri mereka,"Kang Azam,ini saya mau mengembalikan jaket Akang yang tadi malam saya pinjam.
"Oh,simpan aja Neng,buat Neng Dewi aja,biar selalu ingat Akang,"sahut Kang Azam sambil tersenyum menggoda.
"Enggak ah Kang,makasih,ini pasti mahal takut rusak,"Dewi menyimpan jaket Kang Azam di motornya.
"Ekhmm..." Sari yang merasa tersisihkan membuat suara.
Dewi dan Kang Azam melihat kearahnya.
"Eh ada Sari ya,punten atuh (maaf ya)menggangu,mangga (pamit)saya permisi dulu."
"Iya atuh kaditu indit (benar,sana pergi),menggangu aja maneh teh (kamu tuh)."
"Ya maaf kalau begitu, permisi,"Dewi yang merasa tidak enak akhirnya pergi mengayuh sepedanya meninggalkan mereka.
"Neng Sari jangan begitu,kan kasian Dewi nya,"Kang Azam berlari mengejar Dewi,"Neng Dewi tunggu."
Dewi berhenti,ia menunggu Kang Azam mendekatinya,"ada apa Kang?"
Kang Azam memegang sepeda Dewi agar tidak pergi lagi,"Maafkan Sari yah,kita cuma sedang ngobrol biasa kok,Neng Dewi mau masuk dulu enggak, kita ngobrol didalam."
"Makasih Kang lain kali aja,saya juga mau ketempat Kang Jejen, mari Kang,"Dewi pergi mengayuh sepedanya meninggalkan Kang Azam.
Sari yang melihatnya menjadi kesal,ia mendekati Kang Azam,"Kang aku pulang dulu,"Sari terlihat marah,ia pergi meninggalkan Kang Azam,tapi dalam hatinya,ia berharap Kang Azam memangilnya kembali, seperti yang dilakukan pada Dewi.
Sari mengayuh sepedanya pelan-pelan,tapi tak ada suara Kang Azam memanggilnya,ia kemudian berhenti dan melihat ke arah belakang,ternyata Kang Azam sudah tidak ada disana.
Sari kesal ia pulang kembali ketempat pak kades,Sari menyimpan sepedanya begitu saja,kemudian menghempaskan tubuhnya dikursi dekat Bu kades Bibinya.
"Naon maneh (kenapa kamu)?"Bu Kades melihat wajah Sari ditekuk.
"Sebel Bi,Bi ada Dukun yang bisa masukin arwah orang bisa nari ketubuh Sari enggak?"
"Hah,gelo sia (gila kamu), buat apa?Kalau mau pintar menari seperti Dewi,ya belajar,aneh kamu mah (sih),"Bu kades,Bibi nya geleng-geleng kepala."
"Biarin Bi,apapun akan aku lakukan asal aku bisa menari,biar seperti Dewi?"
"aya-aya wae maneh (ada-ada saja kamu tuh),tapi sebentar kalau enggak salah,Bibi pernah denger ada dukun sakti bisa pasang susuk nyi ronggeng, katanya selain nanti pintar menari dia juga akan terlihat cantik."
"Bibi tahu tempatnya tidak?"Sari menjadi penasaran.
"Mau apa kamu nanya nanya tempatnya,jangan berfikiran untuk mendatanginya.
"Memangnya kenapa Bi?"
"Pernah ada kejadian entah tahun berapa,ada perempuan pakai susuk Nyi ronggeng,tapi kemudian dia mati secara mengenaskan,wajah dan tubuh nya penuh luka koreng dan kulit nya menjadi keriput seperti tua."
"Itu kan mungkin karena dia punya penyakit kulit saja,"Sahut Sari.
"Jangan bilang kamu mau mencari Dukun itu,bahaya ada ditengah hutan."
"Tau ah,"Sari kemudian masuk ke dalam rumah.
"Ih,budak kalau dikasih tau maen pergi saja,"Bu kades menatap kepergian Sari.
Sore itu,tanpa sepengetahuan siapapun Sari pergi kehutan, dengan hanya berbekal senter, Sari pergi menyusuri pinggiran sungai,untuk sampai ia harus melewati sungai.
Sari mulai masuk kehutan,karena ia tidak tahu jalannya dan hanya berbekal informasi dari warga kalau dukun itu ada di sebelah barat dan deket Curug,ia kebingungan.
"Kemana ini,"Sari tidak tahu jalan,ia melihat arah sinar matahari sore,karena pepohonan yang lumayan rapat sinar matahari hanya sedikit yang masuk.
"Duh ini jalannya kok banyak semaknya begini sih,"Sari melihat sekeliling,ia menyesal tidak menanyakan letak pastinya tempat dukun tersebut.
Entah sudah berapa lama Sari berjalan,ia belum menemukan tempat dukunnya,bahkan tempat Curugnya belum ia temukan.
Sampai menjelang malam Sari belum juga menemukan tempat nya,"waduh gimana ini,"Sari menatap sekeliling hutan yang mulai gelap,suara hewan malam bersahutan mulai terdengar.
"Emak,Bapak tolongin Sari,Sari takut,"Sari mulai ketakutan,ia mengeluarkan senter dari tasnya dan mengarahkan di sekelilingnya.
Sari meneruskan perjalanannya sambil menatap sekeliling, pohon-pohon kecil mulai melukai kaki dan tangannya,hari sudah mulai gelap,tiba-tiba terdengar suara tertawa perempuan yang datang dari arah pinggir Sari.
"Hihihi hihihihi..."
Sari terkejut dan mulai ketakutan,ia arahkan senter kebagian kirinya,disebelah kiri disebuah batang pohon bertengger sosok kuntilanak yang sedang melempari Sari dengan batu kerikil.
"Hihihihi hihihi...."
"Mau kemana Neng,"sosok itu menyeringai dan tertawa,wajah nya yang rusak menampakkan darah yang terus mengucur.
Sari tertegun,ia menatap kuntilanak itu tanpa berkedip, "Setannn...," Sari berlari menjauhi tempat itu sambil berteriak-teriak minta tolong.
"Tolong ada setan,tolong,"Sari tidak sadar kalau dia berada di hutan dan tidak mungkin ada yang menolongnya.
"huh huh huh...,"dengan nafas tersengal Sari pun berhenti,ia tidak mendengar suara kuntilanak tadi.
Sari menatap ke sekelilingnya,ia melihat ada cahaya dikejauhan, dalam hati Sari bersorak senang, ia segera berlari dan mendatangi cahaya tersebut.
Ketika Sari sudah dekat dengan cahaya itu,ia begitu heran,itu adalah api yang berputar-putar di udara,"apa itu?"Sari mundur dengan pelan sambil menahan nafas berusaha pergi menjauhi bola api tersebut.
Sari berbalik terkejut,ia mendengar suara perempuan dibelakang Sari yang menyapa,"mau kemana lagi Neng hihihi..."
"Akhhhh..."
Tolonggg....."
Sari begitu ketakutan ketika melihat sosok perempuan itu melayang mendekatinya sambil menyeringai,dan bola api yang datang dari arah belakang terlihat melesat mendekat.
"Akhhhh.. "
"Tolong...,ampun,Emak,Bapak Sari takut,"Sari menangis,ia berlari kembali tapi bola api dan sosok kuntilanak itu malah mengejar nya.
Karena ketakutan Sari jatuh terguling.
"Akhhhh...,"lalu ia tak sadarkan diri.
Sari terbangun ketika merasakan ada air di cipratkan diwajahnya,ia langsung duduk dan menatap sekelilingnya.
"Dimana aku?"Sari menatap sekelilingnya.
Ditempatku,kamu sudah sadar?"Seorang lelaki berperawakan tegap duduk sambil menghadapi tempat dupa dan sesaji.
Sari menatap laki-laki itu,"apakah ini yang namanya Mbah Jarwo?"Batin Sari.
"Kamu mau cari mati, malam-malam masuk hutan, goblok,"laki-laki itu melinting rokoknya dan menyalakannya.
"Saya mencari orang yang bernama mbah Jarwo,"sahut Sari.
Lelaki yang ada didepannya terkejut,kemudian dia menghisap rokoknya dalam-dalam,"mau apa mencarinya.
Sari menatap lelaki tersebut,"aku ingin pasang susuk nyi ronggeng,biar aku pintar menari dan jadi cantik.
"Apakah kamu tahu,apa itu susuk Nyi ronggeng?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
AngelKiss
Bukannya belajar malah make susuk /Facepalm/
2025-02-20
1
Eva Nietha✌🏻
Merapat
2025-01-31
1
®agiel
keren Thor 👍
2024-11-17
0