Bab 11 pulang ke kampung halaman

Di rumah Nabila saat ini sedang mengalami masalah yang cukup besar kenapa tidak usaha yang selama ini di bangun oleh kakeknya bangkrut, bahkan saat ini pria sepuh itu sudah tidak mempunyai apa-apa lagi, perusahaannya harus di akui sisi oleh perusahaan lain, hanya rumah ini yang menjadi aset satu-satunya dan rencana mereka akan menjual rumah tersebut, karena biaya yang terlalu besar, mungkin mereka akan hidup di kampung halamannya yaitu di kota Palembang dan mereka akan meninggalkan kota jakarta secepatnya juga.

Nabila sempat syok dengan apa yang terjadi, tapi sebagai ibu yang sedang menyusui dia tidak boleh terlarut dalam suasana yang ada nanti bayinya akan berpengaruh, di saat situasi yang seperti ini dirinya di tuntut untuk bisa lebih tenang agar bayi-bayinya tidak rewel.

"Nek, Kakek tenang ya, mulai sekarang jangan pusing lagi biar Nabila saja sekarang yang mencari pekerjaan," ucap Nabila.

"Jangan, anakmu masih sangat membutuhkan kasih sayang dari mu, kakek sudah membicarakan semua dengan nenek mu, kalau kita akan pindah saja ke kampung halaman kakek," cegah Ardi.

"Terus rumah ini gimana kek?" tanya Nabila.

"Mungkin kakek akan menjual rumah ini, karena sama saja kalau kakek mempertahankan rumah ini, biaya listrik dan lain-lainnya sangat mahal kita masih belum mampu, maka dari itu kakek akan menjual rumah ini dan juga memberi pesangon untuk orang-orang yang selama ini sudah bekerja dengan kita," terang kakek Ardi.

"Iya, kalau ini memang sudah menjadi keputusan Kakek, aku nurut saja, dimana pun tempatnya yang penting aku bisa sama-sama dengan kalian," ucap Nabila.

"Ya, sudah mulai nanti kamu kemasi barang-barangmu, karena memang rumah ini sudah terjual dan Alhamdulillah kakek masih ada sisa yang insyaallah akan di buat usaha nantinya di kampung."

"Apapun nanti usaha Kakek pasti aku akan bantu memasarkan karena biar bagaimanapun aku harus berjuang tidak mau berdiam diri karena anak-anakku membutuhkan biaya yang banyak kedepannya," terang Nabila.

Setelah berdiskusi panjang lebar akhirnya Nabila mulai mengemasi semua barang-

barangnya, beruntung ketiga bayinya tidak rewel dan saat ini ketiganya masih anteng dengan tidurnya. Nabila begitu terenyuh melihat ketiga bayinya, bagaimana tidak disaat mereka baru berumur dua bulan, keluarganya mengalami kebangkrutan seperti ini semoga saja di kampung halamannya nanti mereka bisa hidup berkecukupan meskipun tidak berlebihan seperti dirinya dulu.

"Sayang apa nenek boleh masuk," ucap nenek Nabila sambil mengetuk pintunya.

"Boleh Nek masuk saja nggak di kunci kok," sahut Nabila.

"Sayang sudah selesai belum, sini nenek bantu supaya cepat selesai."

"Sudah, Nek tugas Nenek duduk saja sambil jagain cicit-cicit Nenek, lihat itu pipi makin hari makin bulet saja kaya adonan donat yang mengembang dengan sempurna," kekeh Nabila.

"Syukur cicit-cicit nenek pada sehat semua, di saat keadaan seperti ini mereka semua dalam keadaan sehat itu sudah menjadi hal yang sangat luar biasa bagi nenek, bahkan kehadirannya mampu mendatangkan kebahagiaan, untuk kita."

"Iya, Nek. Betul sekali, bahkan gelak tawanya mampu menghilangkan sejenak beban yang ada di pikiran kita," ucap Nabila sambil mengemasi sisa baju-bajunya yang tinggal sedikit lagi.

"Sayang sudah larut sebaiknya kamu istirahat dulu, nenek juga mau nenangin hati kakek, agar supaya tidak kepikiran terus."

"Nenek memang wanita tangguh bahkan di saat seperti ini hati nenek masih kuat menghadapi semua ini," puji Nabila.

"Sayang kalau nenek memang sedari kecil sudah di dewasakan oleh keadaan, bahkan nenek pernah tidak makan seharian penuh. Makanya nenek gak tertekan seperti kakekmu, karena beliau sedari kecil memang sudah berada di dalam keluarga yang kaya raya," ungkap nenek Soraya dengan enteng.

"Iya Nek, tapi tetap saja aku takut kalau Nenek kepikiran juga tentang masalah ini," tegasnya 

"Enggak sayang nenek nggak tertekan sama sekali, karena bagi nenek ini sudah menjadi hukum alam, di dalam kehidupan pasti ada dua hal yang berlawanan, ada jahat pasti ada baik, ada hidup pasti ada mati, sama seperti usaha. Ada yang jatuh gulung tikar, pasti ada yang jaya lagi di puncak karirnya, tinggal kita saja yang harus bisa menyesuaikan diri, agar supaya hidup kita lebih terarah apapun situasi dan kondisi keuangan kita, kalau kita bisa menyesuaikan diri, pasti akan selamat," terang nenek Soraya yang membuat Nabila agak sedikit lega dengan pencerahannya.

"Terimakasih ya Nek atas nasihatnya, mungkin untuk kedepannya Karin akan lebih semangat lagi untuk memulai hidup baru."

"Betul dan jangan pernah takut untuk memulai, karena kalau belum mencoba kita tidak akan pernah tahu dengan manis asamnya kehidupan," ucap nenek Soraya sambil beranjak pergi meninggalkan kamar cucunya.

Nabila pun sudah terlelap dalam tidurnya, tiba-tiba saja dia bertemu dengan kedua orangtuanya yang sedang bermain bersama anak-anaknya terlihat jelas wajah mereka sangat bahagia melihat cucunya itu, Nabila sangat bahagia melihat pemandangan indah tersebut.

"Mama, Papa apa kalian bahagia?" tanya Nabila

"Iya, nak kami sangat bahagia, jagalah mereka dengan baik, kelak anak-anak ini yang akan membawamu dalam kebahagiaan yang sesungguhnya," ucap mama Nabila

"Terimakasih Ma, atas nasihatnya," ucap Nabila sambil memeluk kedua orang tuanya.

Tidak lama kemudian tiba-tiba saja Nabila terbangun karena tangisan dari putrinya, yang mengakibatkan kedua saudaranya ikut terbangun dan menangis juga.

"Iya Nak, sabar ya, ibu ngambil susunya dulu," ucap Nabila lalu berlari menuju lemari es kecil yang ada di dalam kamarnya.

Ketiganya sudah menyedot puting dotnya dengan sangat lahap, sambil memastikan anaknya menyusu dia pun sambil mengecek popok anaknya satu persatu, dan ternyata mereka tidak ada yang pup, makanya mereka langsung diam ketika menemukan sumber penghidupannya. Nabila pun masih tetap dalam posisi berdiri di depan box bayi ketiga anaknya, sebelum air susu yang ada di botol habis maka dia tidak akan beranjak kemana pun, dan beginilah kebiasaannya setiap malam, semakin hari Nabila sudah tidak mau menggunakan jasa neneknya, Karena dirinya tidak tega harus melihat tubuh sepuh itu begadang semalaman.

Sebagai seorang ibu muda Nabila termasuk ibu yang peka dalam menghadapi anak-anaknya, bahkan dia harus membuang jauh-jauh egonya demi menjaga kenyamanan anak-anaknya, kadang rasa lelah menghinggap di tubuhnya tapi wanita 23 tahun ini pantang untuk mengeluh karena memang dirinya sudah berani mengambil keputusan besar maka dari itu dia pula harus bisa bertanggungjawab atas keputusannya.

Keesokan harinya, semua keluarga sudah bersiap, begitu juga dengan Nabila rasa cape akibat begadang semalam masih terasa di tubuhnya badannya lelah rasanya dia ingin sekali memejamkan mata agar supaya capek yang terasa di badannya menghilang sejenak, tapi sayang untuk saat ini waktunya sudah tidak cukup untuk beristirahat dirinya harus segera pergi meninggalkan kota ini, karena memang jam penerbangan sudah menunggu.

*****

Setelah satu jam sembilan menit mengudara tibalah pesawat yang di naiki oleh Nabila dan keluarga di bandara Sultan Mahmud Badaruddin ll. Nabila dan keluarga sangat senang akhirnya bisa kembali ke kampung halaman, beruntung rumah kakeknya yang ada di Palembang masih berada di tengah-tengah kota, hingga dirinya tidak terlalu lama menaiki taksi.

Sesampainya di rumah kakek Arhan, Nabila nampak bahagia karena memang rumah ini masih terawat dan pastinya tidak beda jauh dengan yang di jakarta hanya saja di sini halaman nya tidak seluas yang di sana, dan di sini tidak ada fasilitas seperti kolam renang dan tempat bermain untuk anak-anak, tidak seperti rumahnya dulu, meskipun begitu Nabila tidak mau berkecil hati karena dengan kondisi keuangannya yang menurun dia masih bisa berteduh di rumah yang masih bisa di katakan nyaman itu.

Terpopuler

Comments

Natha

Natha

Author nya wong Kito Galo ya?

2024-12-22

2

Taryumi 2003

Taryumi 2003

setelah lahiran umur Nabila 23 tahun, berarti umur Nabila waktu nikah kur leb 19 tahun ya Thor...

2025-01-01

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

smg di tenpat ini kebahagiaan selslu bersama kami ya nabila

2024-12-18

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 01 Malam pertama setelah tiga tahun lebih
2 Episode 02 Kejutan dari Asmirandah
3 Episode 03 hati yang mulai tergoyahkan
4 Episode 04 Berkunjung ke rumah Karin
5 Episode 05 Keluar rumah
6 Episode 06 Pergi ke rumah Karin
7 Bab 07 Nabila hamil
8 Episode 08 Kelahiran bayi-bayi kembar
9 Episode 09 kebahagiaan Nabila
10 Episode 10 Bertemu dengan Revan
11 Bab 11 pulang ke kampung halaman
12 Episode 12 Postingan Nabila
13 Episode 13 Keputusan Revan
14 Episode 14 Andah merasa tertekan
15 Episode 15 menelan kekecewaan
16 Episode 16 Menemani si kembar fashion show
17 Episode 17 Jawaban untuk Abi
18 Episode 18 persiapan Abi untuk menikahi Nabila
19 Episode 19 Hari pernikahan
20 Episode 20 Hidup Nabila yang penuh kebahagiaan
21 Episode 21 pengakuan Nabila
22 Episode 22 Ngidam aneh
23 Episode 23 Tabrak lari Ayana
24 Episode 24 mencari pendonor darah untuk Ayana
25 Episode 25 Aya bertemu Revan hanya lewat mimpi
26 Episode 26 keluar dari rumah sakit
27 Episode 27 Revan kena talak oleh nenek Miranti
28 Episode 28 pernyataan maaf Sheila
29 Episode 29 Kedatangan nenek Miranti
30 Episode 30 Berkunjung ke rumah Nabila
31 Episode 31 Mencoba memaafkan
32 Episode 32 Mengantar cicit-cicit ke sekolah.
33 Episode 33 Delon mengetahui sesuatu
34 Episode 34 Penyesalan Revan.
35 Episode 35 Rencana Revan
36 Episode 36 mengakhiri hubungan
37 Episode 37
38 Bab 38
39 Episode 39 melacak tempat persembunyian Andah
40 Episode 40 hasil tes DNA
41 Episode 41 Terlambat menyadari
42 Episode 42 kedatangan tamu
43 Episode 43 bertemu anak-anak
44 Episode 44 mencoba menerima dan memaafkan
45 Draft
46 Episode 46.
47 Episode 47 Kelahiran baby Bagaskara.
48 Episode 48, Suami Idaman
49 Episode 49 penyambutan baby Bagaskara
50 Episode 50
51 Episode 51 Kejutan kecil untuk ayah Abi.
52 Episode 52
53 Episode 53 berkunjung ke rumah Nabila lagi
54 Episode 54
55 Episode 55 Menemukan Ziona.
56 Episode 56.
57 Episode 57 Seseorang Di Masalalu Hadir Kembali.
58 Episode 58
59 Episode 59 Kebahagiaan keluarga Nabila
60 Episode 60 Tania mendatangi rumah Abi
61 Episode 61 Salah lawan.
62 Episode 62, mengijinkan Zio tinggal bersama Zahra
63 Episode 63 feeling Istri
64 Episode 64 Hampir terperangkap
65 Episode 65
66 Episode 66 Polisi membawa Tania.
67 Episode 67 Wina tidak terima dengan keputusan Abi.
68 Episode 68
69 Episode 69 Jantung yang tidak terkondisikan
70 Episode 70 Dendam Tania
71 Episode 71 Hampir celaka
72 Episode 72 Wina tidak ada di rumah.
73 Episode 73 polisi mendatangi kediaman orang tua Wina
74 Episode 74 Masih dalam pengawasan polisi.
75 Episode 75 Salah lawan
76 Episode 76. Judul nano-nano
77 Episode 77 Menengok si kembar lagi
78 Episode 78 Kebersamaan anak-anak
79 Episode 79. Nasehat dari Abi untuk Revan
80 Episode 80 ungkapan hati Zahra
81 Episode 81
82 Episode 82 mengajak si kembar jalan-jalan
83 Episode 83 Kecelakaan tunggal
84 Episode 84 Kesedihan Nabila.
85 Episode 85
86 Draft
87 Episode 87 Permintaan Revan
88 Episode 88 Mulai merasa nyaman.
89 Episode 89 kepulangan Revan di jakarta dan kepulangan Abi dari rumah sakit.
90 Episode 90
91 Draft
92 Episode 92 kejutan untuk Zahra
93 Episode 93
94 Episode 94 akhirnya pulih juga
95 Episode 95 olahraga pagi
96 Episode 96 meminta ijin membawa anak-anak
97 Episode 97 Berangkat ke Jakarta
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Bab 100 Hari pernikahan.
101 101 Malam pertama yang tertunda
102 Episode 102 Akhirnya bisa juga. (Revan vs Zahra)
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105 Meninggalnya Asmirandah.
106 Episode 106
107 Draft
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Episode 01 Malam pertama setelah tiga tahun lebih
2
Episode 02 Kejutan dari Asmirandah
3
Episode 03 hati yang mulai tergoyahkan
4
Episode 04 Berkunjung ke rumah Karin
5
Episode 05 Keluar rumah
6
Episode 06 Pergi ke rumah Karin
7
Bab 07 Nabila hamil
8
Episode 08 Kelahiran bayi-bayi kembar
9
Episode 09 kebahagiaan Nabila
10
Episode 10 Bertemu dengan Revan
11
Bab 11 pulang ke kampung halaman
12
Episode 12 Postingan Nabila
13
Episode 13 Keputusan Revan
14
Episode 14 Andah merasa tertekan
15
Episode 15 menelan kekecewaan
16
Episode 16 Menemani si kembar fashion show
17
Episode 17 Jawaban untuk Abi
18
Episode 18 persiapan Abi untuk menikahi Nabila
19
Episode 19 Hari pernikahan
20
Episode 20 Hidup Nabila yang penuh kebahagiaan
21
Episode 21 pengakuan Nabila
22
Episode 22 Ngidam aneh
23
Episode 23 Tabrak lari Ayana
24
Episode 24 mencari pendonor darah untuk Ayana
25
Episode 25 Aya bertemu Revan hanya lewat mimpi
26
Episode 26 keluar dari rumah sakit
27
Episode 27 Revan kena talak oleh nenek Miranti
28
Episode 28 pernyataan maaf Sheila
29
Episode 29 Kedatangan nenek Miranti
30
Episode 30 Berkunjung ke rumah Nabila
31
Episode 31 Mencoba memaafkan
32
Episode 32 Mengantar cicit-cicit ke sekolah.
33
Episode 33 Delon mengetahui sesuatu
34
Episode 34 Penyesalan Revan.
35
Episode 35 Rencana Revan
36
Episode 36 mengakhiri hubungan
37
Episode 37
38
Bab 38
39
Episode 39 melacak tempat persembunyian Andah
40
Episode 40 hasil tes DNA
41
Episode 41 Terlambat menyadari
42
Episode 42 kedatangan tamu
43
Episode 43 bertemu anak-anak
44
Episode 44 mencoba menerima dan memaafkan
45
Draft
46
Episode 46.
47
Episode 47 Kelahiran baby Bagaskara.
48
Episode 48, Suami Idaman
49
Episode 49 penyambutan baby Bagaskara
50
Episode 50
51
Episode 51 Kejutan kecil untuk ayah Abi.
52
Episode 52
53
Episode 53 berkunjung ke rumah Nabila lagi
54
Episode 54
55
Episode 55 Menemukan Ziona.
56
Episode 56.
57
Episode 57 Seseorang Di Masalalu Hadir Kembali.
58
Episode 58
59
Episode 59 Kebahagiaan keluarga Nabila
60
Episode 60 Tania mendatangi rumah Abi
61
Episode 61 Salah lawan.
62
Episode 62, mengijinkan Zio tinggal bersama Zahra
63
Episode 63 feeling Istri
64
Episode 64 Hampir terperangkap
65
Episode 65
66
Episode 66 Polisi membawa Tania.
67
Episode 67 Wina tidak terima dengan keputusan Abi.
68
Episode 68
69
Episode 69 Jantung yang tidak terkondisikan
70
Episode 70 Dendam Tania
71
Episode 71 Hampir celaka
72
Episode 72 Wina tidak ada di rumah.
73
Episode 73 polisi mendatangi kediaman orang tua Wina
74
Episode 74 Masih dalam pengawasan polisi.
75
Episode 75 Salah lawan
76
Episode 76. Judul nano-nano
77
Episode 77 Menengok si kembar lagi
78
Episode 78 Kebersamaan anak-anak
79
Episode 79. Nasehat dari Abi untuk Revan
80
Episode 80 ungkapan hati Zahra
81
Episode 81
82
Episode 82 mengajak si kembar jalan-jalan
83
Episode 83 Kecelakaan tunggal
84
Episode 84 Kesedihan Nabila.
85
Episode 85
86
Draft
87
Episode 87 Permintaan Revan
88
Episode 88 Mulai merasa nyaman.
89
Episode 89 kepulangan Revan di jakarta dan kepulangan Abi dari rumah sakit.
90
Episode 90
91
Draft
92
Episode 92 kejutan untuk Zahra
93
Episode 93
94
Episode 94 akhirnya pulih juga
95
Episode 95 olahraga pagi
96
Episode 96 meminta ijin membawa anak-anak
97
Episode 97 Berangkat ke Jakarta
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Bab 100 Hari pernikahan.
101
101 Malam pertama yang tertunda
102
Episode 102 Akhirnya bisa juga. (Revan vs Zahra)
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105 Meninggalnya Asmirandah.
106
Episode 106
107
Draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!