Episode 06 Pergi ke rumah Karin

Nabila pun menyadari kalau yang terjadi hanya bunga tidur saja, tapi meskipun begitu sosok kakek tua tersebut seperti nyata dan pesan yang di sampaikan dalam mimpi tersebut masih terngiang di benaknya, setelah merasa sudah cukup mengumpulkan nyawanya akhirnya wanita tersebut, mengambil air wudhu hendak menjalankan salat Subuh.

Mungkin untuk saat ini sebaik-baiknya tempat mengaduh hanya kepada Tuhannya, dengan semua gundah gulana di dalam hatinya dia tumpahkan semua di atas sajadah panjangnya, dengan menengadahkan tangan dia memohon kepada Tuhannya agar supaya di berikan ketabahan untuk menjalani semua ini.

Selesai sholat Nabila melanjutkan perjalanannya kali ini wanita cantik tersebut tidak pulang ke rumahnya sendiri, dia memutuskan untuk menginap sementara waktu ke rumah sahabatnya itu, karena memang saat ini kondisi fisiknya masih belum baik-baik saja, luka lebam akibat tamparan dari suaminya masih terlihat jelas di pipi mulusnya, karena hal inilah yang membuat dia mengurungkan diri untuk pulang kerumah nenek dan kakeknya, karena memang dirinya tidak ingin sampai keluarganya tau, atas apa yang saat ini di alaminya.

"Tok ... Tok ... Tok ..." Suara ketukan pintu, di pagi hari membuat sang pemilik rumah langsung membukakan pintu.

"Nabila!" pekik Karin. Keduanya pun langsung berpelukan.

"Rin untuk sementara waktu ini tolong ijinkan aku untuk menginap di rumahmu ini," pinta Nabila.

"Ayo, masuk dulu, ini wajahmu kenapa kok bisa lebam seperti ini?" tanya Karin.

"Ayo, kita jelasin di dalam saja," kata Nabila.

"Ya, sudah ayo," ajak Karin yang syok melihat luka lebam di pipi sahabatnya itu.

Karin saat ini pergi ke dapur untuk mengambil air hangatnya, sungguh dia tidak tega melihat wajah cantik sahabatnya tersebut terluka seperti ini, rasanya dia ingin sekali melabrak itu suami dari temannya tersebut, tapi lagi-lagi dia sadar kalau itu bukan ranahnya, jadi yang hanya bisa lakukan saat ini hanya merawat luka lebam temannya tersebut sampai akhirnya membaik.

"Tahan ya, mungkin ini agak sedikit perih," ucap Kiran ketika menyeka pipi sahabatnya dengan air hangat lalu kemudian dia mengoleskan salep, agar luka lebam tersebut cepat menghilang.

"Terima kasih Rin, aku tidak tahu kalau tidak ada kamu. Mau datang kemana lagi di saat seperti ini," ungkap Nabila

"Bil, rumahku ini selalu terbuka untukmu 24 jam, dan kamu tahu kalau ibuku masih hidup pasti dia adalah orang yang pertama kali membelamu, apalagi melihat wajahmu yang seperti ini," ucap Karin sambil menghibur temannya tersebut.

"Aku sangat bersyukur di pertemukan denganmu dan keluargamu, yang membuatku merasakan apa itu hangatnya keluarga, papa dan mamamu selalu menganggap aku sebagai seorang anak sehingga diriku merasakan bagaimana hangatnya dekapan seorang ibu, dan semoga saja mereka berdua bahagia di atas sana ya Rin," ungkap Nabila yang tiba-tiba saja, teringat akan sosok orang tua temannya itu.

"Itu, pasti Bil. Dan yang membuat mereka bahagia lagi, karena melihat kita yang masih saling menguatkan seperti ini," terang Karin.

Kejadian ini membuat mereka kembali menilik ke belakang di mana masa-masa kecil mereka yang sangat membahagiakan, mereka berdua di pertemukan di sekolah taman kanak-kanak, yang bertaraf internasional sewaktu itu, pada dasarnya Karina sendiri adalah anak dari kalangan menengah keatas, hanya saja tragedi kecelakaan orang tuanya membuatnya harus hidup menurun 189° derajat, karena memang setelah itu usaha orang tuanya di nyatakan bangkrut dan Karina yang waktu itu masih kuliah terpaksa harus menjual rumah mewahnya untuk biaya kuliah dan juga sekolah adik-adiknya, maka dari itu dia memutuskan untuk membeli rumah yang lebih kecil yang saat ini tengah dia tinggali bersama kedua adiknya.

"Ya sudah, sekarang ceritakan padaku apa yang membuat mu pergi dari rumah suami mu?" tanya Karin.

"Aku, sudah memutuskan pergi dari kehidupan mas Revan untuk selama-lamanya, dan tekad ku ini sudah sangat bulat."

"Lalu, apa ada hubungannya luka lebam kamu itu, dengan suami dingin mu itu?" tanya Karin kembali.

"Iya, dan ini semua bukan salah mas Revan saja tapi aku juga yang tidak bisa mengontrol emosi lalu mengatakan hal yang menyinggung perasaan dia," ucap Nabila tanpa membenarkan dirinya sama sekali, kerana memang di sini dia sangat mengakui hati orang tua manapun yang anaknya di hina pasti mereka tidak terima.

"Maksudmu anak," beo Karin.

"Iya, dia sedang memiliki anak dengan pacar gelapnya itu, makanya dia sangat ingin mengakhiri hubungannya denganku."

"Terus kamu tidak sakit hati mendengar semua itu."

"Kalau dirasa sakit hati rasanya hati ini sudah, kebal bahkan sangking kebalnya sudah tidak terasa, makanya aku memilih untuk keluar saat itu juga," ucap Nabila.

"Ya, syukurlah kalau begitu akhirnya kamu bisa keluar juga dari rumah suamimu yang gila itu."

Nabila sedikit lega ketika sudah mencurahkan semua isi hatinya terhadap temannya itu. Bahkan saat ini dirinya sudah tidak mau peduli lagi dengan perasaannya yang masih mencintai suaminya itu, Revan memang sudah keterlaluan, tapi tetap saja yang namanya rasa tidak mudah terhapus begitu saja.

****

Di tempat lain saat ini Revan merasa gusar pasalnya dia sudah benar-benar membiarkan Nabila pergi dari rumahnya dalam cuaca yang buruk seperti tadi malam, andai saja kemarin malam Revan bisa menurunkan egonya sedikit saja pasti kejadian tadi malam tidak akan terjadi, dan pada akhirnya dia sendiri yang bingung dengan kepergian istrinya tersebut, bagaimana dia menjelaskan tentang ini semua kepada neneknya, yang jelas sangat menentang perceraiannya dengan Nabila, hati Revan pun saat ini di buat dilema, dengan masalah yang ada. Bukan berarti Revan takut dengan neneknya, hanya saja dia begitu amat menyayangi sang nenek melebihi dari ibu kandungnya, pasalnya Revan sendiri sedari kecil di asuh oleh neneknya.

Revan pun saat ini sudah berangkat ke kantornya, tidak tahu kenapa meski dirinya menegaskan tidak pernah mencintai Nabila, tapi perasaan kehilangan ada ketika wanita cantik tersebut meninggal rumahnya, bahkan dirinya merasa bingung untuk mencari pakaiannya sendiri, karena memang dirinya tidak pernah tahu menahu, selama ini istri yang dia abaikan itu yang selalu menyiapkan kebutuhan nya, meskipun begitu, tidak sedikit pun hati Revan terketuk untuk melihatnya.

"Tuan ini laporan yang anda minta," ucap Delon sambil menyerahkan berkas tersebut.

"Delon, kalau ada Andah cegah dia untuk masuk keruangan ku, saat ini aku tidak mau diganggu oleh siapa-siapa jadi, kamu tahu kan apa yang aku maksud!" perintah Revan dengan nada datarnya.

"Baik tuan," ucap Delon sambil melenggang pergi.

Baru saja Delon mau pergi ke ruangannya sendiri tiba-tiba saja orang yang di bicarakan atasannya tadi datang dan hendak masuk begitu saja keruangan atasannya tersebut.

"Maaf anda mau kemana, kalau mau cari tuan hari ini tuan tidak masuk ada meeting di luar kantor," cegah Delon.

"Apa benar, kanapa Revan tidak mengabariku, biasanya dia selalu mengabariku setiap meeting di luar kantor," ucap Andah sambil menatap nanar Delon.

"Kalau masalah itu aku kurang tahu, tapi untuk saat ini tuan memang sedang tidak ada di ruangannya, kalau pun mbak Andah mau nekat masuk silahkan saja, pasti tidak akan bertemu dengan tuan Revan, karena memang beliau tidak ada di dalam," ucap Delon meyakinkan pacar dari atasannya itu.

Dan pada akhirnya Andah percaya begitu saja dengan bualan Delon dan memutuskan untuk tidak masuk di ruangan atasannya tersebut.

Terpopuler

Comments

Natha

Natha

bukan mengaduh Thor.. tapi "mengadu" pada Allah..
kalau mengaduh.. itu artinya protes. dan kita diharamkan protes pada takdir dan ketetapan Allah

2024-12-22

2

Wirda Wati

Wirda Wati

ntar baru sadar...
kerikil yg kamu ambil.
sementara berlian kamu buang

2025-01-08

0

Dewi Dama

Dewi Dama

ber tele2 bangt jadi baca nya di lewat2tin

2025-02-08

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 01 Malam pertama setelah tiga tahun lebih
2 Episode 02 Kejutan dari Asmirandah
3 Episode 03 hati yang mulai tergoyahkan
4 Episode 04 Berkunjung ke rumah Karin
5 Episode 05 Keluar rumah
6 Episode 06 Pergi ke rumah Karin
7 Bab 07 Nabila hamil
8 Episode 08 Kelahiran bayi-bayi kembar
9 Episode 09 kebahagiaan Nabila
10 Episode 10 Bertemu dengan Revan
11 Bab 11 pulang ke kampung halaman
12 Episode 12 Postingan Nabila
13 Episode 13 Keputusan Revan
14 Episode 14 Andah merasa tertekan
15 Episode 15 menelan kekecewaan
16 Episode 16 Menemani si kembar fashion show
17 Episode 17 Jawaban untuk Abi
18 Episode 18 persiapan Abi untuk menikahi Nabila
19 Episode 19 Hari pernikahan
20 Episode 20 Hidup Nabila yang penuh kebahagiaan
21 Episode 21 pengakuan Nabila
22 Episode 22 Ngidam aneh
23 Episode 23 Tabrak lari Ayana
24 Episode 24 mencari pendonor darah untuk Ayana
25 Episode 25 Aya bertemu Revan hanya lewat mimpi
26 Episode 26 keluar dari rumah sakit
27 Episode 27 Revan kena talak oleh nenek Miranti
28 Episode 28 pernyataan maaf Sheila
29 Episode 29 Kedatangan nenek Miranti
30 Episode 30 Berkunjung ke rumah Nabila
31 Episode 31 Mencoba memaafkan
32 Episode 32 Mengantar cicit-cicit ke sekolah.
33 Episode 33 Delon mengetahui sesuatu
34 Episode 34 Penyesalan Revan.
35 Episode 35 Rencana Revan
36 Episode 36 mengakhiri hubungan
37 Episode 37
38 Bab 38
39 Episode 39 melacak tempat persembunyian Andah
40 Episode 40 hasil tes DNA
41 Episode 41 Terlambat menyadari
42 Episode 42 kedatangan tamu
43 Episode 43 bertemu anak-anak
44 Episode 44 mencoba menerima dan memaafkan
45 Draft
46 Episode 46.
47 Episode 47 Kelahiran baby Bagaskara.
48 Episode 48, Suami Idaman
49 Episode 49 penyambutan baby Bagaskara
50 Episode 50
51 Episode 51 Kejutan kecil untuk ayah Abi.
52 Episode 52
53 Episode 53 berkunjung ke rumah Nabila lagi
54 Episode 54
55 Episode 55 Menemukan Ziona.
56 Episode 56.
57 Episode 57 Seseorang Di Masalalu Hadir Kembali.
58 Episode 58
59 Episode 59 Kebahagiaan keluarga Nabila
60 Episode 60 Tania mendatangi rumah Abi
61 Episode 61 Salah lawan.
62 Episode 62, mengijinkan Zio tinggal bersama Zahra
63 Episode 63 feeling Istri
64 Episode 64 Hampir terperangkap
65 Episode 65
66 Episode 66 Polisi membawa Tania.
67 Episode 67 Wina tidak terima dengan keputusan Abi.
68 Episode 68
69 Episode 69 Jantung yang tidak terkondisikan
70 Episode 70 Dendam Tania
71 Episode 71 Hampir celaka
72 Episode 72 Wina tidak ada di rumah.
73 Episode 73 polisi mendatangi kediaman orang tua Wina
74 Episode 74 Masih dalam pengawasan polisi.
75 Episode 75 Salah lawan
76 Episode 76. Judul nano-nano
77 Episode 77 Menengok si kembar lagi
78 Episode 78 Kebersamaan anak-anak
79 Episode 79. Nasehat dari Abi untuk Revan
80 Episode 80 ungkapan hati Zahra
81 Episode 81
82 Episode 82 mengajak si kembar jalan-jalan
83 Episode 83 Kecelakaan tunggal
84 Episode 84 Kesedihan Nabila.
85 Episode 85
86 Draft
87 Episode 87 Permintaan Revan
88 Episode 88 Mulai merasa nyaman.
89 Episode 89 kepulangan Revan di jakarta dan kepulangan Abi dari rumah sakit.
90 Episode 90
91 Draft
92 Episode 92 kejutan untuk Zahra
93 Episode 93
94 Episode 94 akhirnya pulih juga
95 Episode 95 olahraga pagi
96 Episode 96 meminta ijin membawa anak-anak
97 Episode 97 Berangkat ke Jakarta
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Bab 100 Hari pernikahan.
101 101 Malam pertama yang tertunda
102 Episode 102 Akhirnya bisa juga. (Revan vs Zahra)
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105 Meninggalnya Asmirandah.
106 Episode 106
107 Draft
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Episode 01 Malam pertama setelah tiga tahun lebih
2
Episode 02 Kejutan dari Asmirandah
3
Episode 03 hati yang mulai tergoyahkan
4
Episode 04 Berkunjung ke rumah Karin
5
Episode 05 Keluar rumah
6
Episode 06 Pergi ke rumah Karin
7
Bab 07 Nabila hamil
8
Episode 08 Kelahiran bayi-bayi kembar
9
Episode 09 kebahagiaan Nabila
10
Episode 10 Bertemu dengan Revan
11
Bab 11 pulang ke kampung halaman
12
Episode 12 Postingan Nabila
13
Episode 13 Keputusan Revan
14
Episode 14 Andah merasa tertekan
15
Episode 15 menelan kekecewaan
16
Episode 16 Menemani si kembar fashion show
17
Episode 17 Jawaban untuk Abi
18
Episode 18 persiapan Abi untuk menikahi Nabila
19
Episode 19 Hari pernikahan
20
Episode 20 Hidup Nabila yang penuh kebahagiaan
21
Episode 21 pengakuan Nabila
22
Episode 22 Ngidam aneh
23
Episode 23 Tabrak lari Ayana
24
Episode 24 mencari pendonor darah untuk Ayana
25
Episode 25 Aya bertemu Revan hanya lewat mimpi
26
Episode 26 keluar dari rumah sakit
27
Episode 27 Revan kena talak oleh nenek Miranti
28
Episode 28 pernyataan maaf Sheila
29
Episode 29 Kedatangan nenek Miranti
30
Episode 30 Berkunjung ke rumah Nabila
31
Episode 31 Mencoba memaafkan
32
Episode 32 Mengantar cicit-cicit ke sekolah.
33
Episode 33 Delon mengetahui sesuatu
34
Episode 34 Penyesalan Revan.
35
Episode 35 Rencana Revan
36
Episode 36 mengakhiri hubungan
37
Episode 37
38
Bab 38
39
Episode 39 melacak tempat persembunyian Andah
40
Episode 40 hasil tes DNA
41
Episode 41 Terlambat menyadari
42
Episode 42 kedatangan tamu
43
Episode 43 bertemu anak-anak
44
Episode 44 mencoba menerima dan memaafkan
45
Draft
46
Episode 46.
47
Episode 47 Kelahiran baby Bagaskara.
48
Episode 48, Suami Idaman
49
Episode 49 penyambutan baby Bagaskara
50
Episode 50
51
Episode 51 Kejutan kecil untuk ayah Abi.
52
Episode 52
53
Episode 53 berkunjung ke rumah Nabila lagi
54
Episode 54
55
Episode 55 Menemukan Ziona.
56
Episode 56.
57
Episode 57 Seseorang Di Masalalu Hadir Kembali.
58
Episode 58
59
Episode 59 Kebahagiaan keluarga Nabila
60
Episode 60 Tania mendatangi rumah Abi
61
Episode 61 Salah lawan.
62
Episode 62, mengijinkan Zio tinggal bersama Zahra
63
Episode 63 feeling Istri
64
Episode 64 Hampir terperangkap
65
Episode 65
66
Episode 66 Polisi membawa Tania.
67
Episode 67 Wina tidak terima dengan keputusan Abi.
68
Episode 68
69
Episode 69 Jantung yang tidak terkondisikan
70
Episode 70 Dendam Tania
71
Episode 71 Hampir celaka
72
Episode 72 Wina tidak ada di rumah.
73
Episode 73 polisi mendatangi kediaman orang tua Wina
74
Episode 74 Masih dalam pengawasan polisi.
75
Episode 75 Salah lawan
76
Episode 76. Judul nano-nano
77
Episode 77 Menengok si kembar lagi
78
Episode 78 Kebersamaan anak-anak
79
Episode 79. Nasehat dari Abi untuk Revan
80
Episode 80 ungkapan hati Zahra
81
Episode 81
82
Episode 82 mengajak si kembar jalan-jalan
83
Episode 83 Kecelakaan tunggal
84
Episode 84 Kesedihan Nabila.
85
Episode 85
86
Draft
87
Episode 87 Permintaan Revan
88
Episode 88 Mulai merasa nyaman.
89
Episode 89 kepulangan Revan di jakarta dan kepulangan Abi dari rumah sakit.
90
Episode 90
91
Draft
92
Episode 92 kejutan untuk Zahra
93
Episode 93
94
Episode 94 akhirnya pulih juga
95
Episode 95 olahraga pagi
96
Episode 96 meminta ijin membawa anak-anak
97
Episode 97 Berangkat ke Jakarta
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Bab 100 Hari pernikahan.
101
101 Malam pertama yang tertunda
102
Episode 102 Akhirnya bisa juga. (Revan vs Zahra)
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105 Meninggalnya Asmirandah.
106
Episode 106
107
Draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!