Episode 05 Keluar rumah

Malam harinya saat ini Nabila sedang tertidur di kamarnya, dia merasa kepalanya sangat pusing dan tubuhnya terasa pegal-pegal semua tidak seperti biasanya, diapun langsung mengambil minyak aroma terapi untuk meredakan pusing yang ada di kepalanya tersebut.

Setelah itu, dia mulai mengambil air hangat dan untuk meminum obat pereda pusing tersebut, setelah meminum obatnya tiba-tiba saja dia dikagetkan dengan kedatangan suaminya yang mendobrak pintu, kamarnya.

"Brak ...." Bunyi pintu di dobrak sehingga membuat Nabila kaget dan langsung melempar gelas sehingga gelas tersebut menjadi pecah.

"Ada, apa Mas, tiba-tiba datang marah-marah seperti ini!" bentak Nabila.

"Kamu, berani membentak ku!" geram Revan.

"Kamu sendiri yang membuat masalah, datang main dobrak pintu, kalau ada masalah denganku, jelaskan dengan baik," ucap Nabila yang mengerti dengan tingkah suaminya. Yang mendapat teduhan dari mama mertuanya.

"Ngomong apa kamu sama mama, jangan mencoba kurang ajar ya dengan mamaku!" desis Revan

"Oh ternyata hanya gara-gara itu, kamu memarahiku, baik akan aku jelaskan, agar supaya dirimu tidak memihak ke sebelah pihak saja."

"Siapa yang membelah sebelah pihak, kamu jangan mencoba untuk mengajari ku!" tekan Revan.

"Ya, makanya ijinkan aku menceritakan semua agar kamu tahu!" teriak Nabila tak kalah kerasnya.

"Kamu ..., plak ...." Sebuah tamparan lolos di pipi putih Nabila.

"Apa-apaan kamu ini. Beraninya kau menamparku seperti ini, bahkan kamu belum mengijinkan aku berbicara sepatah kata pun, ingat ya semua itu yang memulai mamamu sendiri, dia yang terus-menerus menghinaku, bahkan mamamu itu, tega mengatai ku dengan perkataan yang sangat menyakiti hati ku," ucap Nabila di sela isaknya.

"Apa, yang dikatakan oleh mamaku, sehingga dirimu merasa tersakiti seperti itu!" bentak Revan.

"Baik akan aku ceritakan, mamamu bilang kalau hidupku sangat malang bahkan sedari kecil pun aku sudah di tinggal oleh kedua orang tuaku, dan setelah menikah aku tidak pernah mendapatkan cinta dari suamiku sendiri, puas kamu," ucap Nabila sambil meninggalkan Revan.

Saat ini Nabila sedang ada di taman belakang rumahnya dia tidak habis pikir kalau suaminya akan berbuat kasar seperti ini.

"Ya Allah, sudah cukup aku sudah tidak tahan lagi dengan pernikahan ini aku menyerah. Ya Allah," ucap Nabila di sela isaknya.

Sedangkan saat ini Revan sedang berada di dalam kamarnya dia sangat menyesal telah menampar pipi istrinya untuk yang pertama kalinya, bahkan dirinya tidak habis pikir kenapa dirinya selalu termakan dengan omongan mamanya yang jelas-jelas memang tidak pernah menyukai Nabila.

Sungguh pertengkaran tadi, adalah pertengkaran pertama selama hidup bersama Nabila, Revan memang jarang berkomunikasi dengan istrinya secara baik, maka dari itu dia tidak pernah tahu tentang isi hati dari istrinya selama ini, bahkan dengan ucapan mamanya tadi terhadap Nabila menjadi tamparan keras untuk dirinya. Tapi, di sisi lain Revan harus mengungkapkan kejadian sebenarnya antara dirinya dan juga Andah, dengan alasan agar supaya dirinya tidak menyakiti hati Nabila secara terus menerus.

Setelah menangis di taman belakang saat ini hati Nabila sudah mulai terasa lega, lalu dia memutuskan untuk masuk kedalam rumahnya, untuk mengemasi semua pakaiannya, karena dirinya sudah mulai yakin dengan keputusannya untuk tidak melanjutkan hubungan pernikahan yang tidak baik-baik saja, sudah cukup selama ini dirinya menahan kesedihan dan pengkhianat yang Revan lakukan terhadap dirinya.

Setibanya di kamar dia mendapati suaminya yang sedang terduduk di sofa kamar sambil memijat pelipisnya. Nabila berusaha untuk tidak menegur karena memang untuk saat ini dia mau fokus ke tujuannya, yaitu keluar dari rumah ini agar supaya bisa terlepas dari jeratan cinta Revan.

"Mau kemana kamu?" tanya Revan saat melihat istrinya mengeluarkan bajunya dari dalam lemari, sedangkan Nabila tidak menggubris omongan Revan.

"Heh, kalau ditanya itu jawab bukan malah diam seperti ini!" geram Revan yang merasa pertanyaannya tidak di gubris oleh Nabila.

"Aku mau pulang," jawab Nabila dengan singkat, lalu melanjutkan kembali memasukkan baju-bajunya di dalam koper.

"Kenapa tiba-tiba kamu mau pulang. Bukanya hubungan kita sudah tidak baik-baik saja, sedari dulu, kenapa kamu baru mau pulang sekarang."

"Oh, jadi kamu menginginkan diriku pulang sedari dulu, ya sudah mulai sekarang aku akan mengabulkan permintaanmu itu," jawab Nabila sinis.

"Ya, sudah terserah. sebenarnya aku mau membicarakan ini baik-baik tapi keburu kamu sadar diri duluan, dan asal kamu tahu saat ini Andah sedang mengandung anakku dan cepat atau lambat aku akan menceraikan dirimu, tapi beruntung kamunya sudah sadar duluan," ucap Revan sambil tersenyum mengejek.

"Oh, ya sudah kalau begitu selamat atas pencetakan anak haram mu itu," jawab Nabila tidak kalah sinisnya.

"Plak ...." Tamparan mendarat kembali ke pipi Nabila kali ini Revan menampar Nabila lebih keras dari sebelumnya, bahkan hingga meninggal luka lebam di pipi mulus Nabila.

"Dasar laki-laki kurang ajar beraninya main tangan sama, perempuan kalau kamu tidak terima ini silahkan tampar lagi, silahkan!" geram Nabila sambil menunjuk-nunjuk wajahnya.

"Kamu yang kurang ajar berani-beraninya kamu mengatai anakku sebagai anak haram."

"Oh, kamu marah aku berkata seperti itu, bahkan setiap hari kamu menyakiti hatiku dan bermain di belakangku, apa aku pernah marah, hanya gara-gara sedikit perkataanku kamu tersinggung, apa yang salah dengan perkataanku tadi tolong jelaskan dimana letak kesalahan perkataanku barusan, hah!" geram Nabila sambil meremas kerah kemeja Revan.

Saat ini keduanya saling terdiam, begitu juga dengan Nabila dia lebih memilih memasukkan kembali sisa baju-bajunya, sedangkan saat ini Revan masih menatap punggung istrinya dari belakang, saat ini hatinya sedang kacau makanya dia lebih memilih untuk diam dan membiarkan istrinya begitu saja.

Selesai mengemasi barang-barangnya Nabila mulai melangkahkan kakinya menuju keluar kamar, di dalam hatinya dia berharap suaminya mencegah kepergiannya, karena mengingat malam ini hujan begitu deras mengguyur kota ini, karena sudah lama menunggu dan suaminya tidak mengeluarkan suara sepatah pun akhirnya Nabila memutuskan untuk melanjutkan langkahnya.

di tengah guyuran hujan yang sangat lebat mulai malam ini Nabila resmi keluar dari rumah yang selama ini dia tinggali, banyak kenangan yang tersimpan dibenaknya di dalam rumah tersebut dan mungkin malam ini terakhir dirinya menginjakkan kaki di rumah ini.

"Terimakasih ya sudah menjadi tempat berlindung ku selama tiga tahun lebih ini sekarang saatnya aku pergi meninggalkan mu," ucap Nabila sambil memandangi pintu utama rumahnya.

Kini Nabila menyusuri jalan di tengah guyuran hujan yang sangat lebat tidak ada satu orang pun yang ingin dia mintai bantuan karena memang jalanan yang sangat sepi, hingga akhirnya dia berhenti di sebuah mushola, di sinilah Nabila mulai berteduh, dan mencoba mengambil air wudhu untuk melakukan salat sunnah, karena di kondisi seperti ini hatinya sedang kalut di mana lagi dia meminta pertolongan kalau tidak kepada Tuhannya.

Selesai salat dan memanjatkan doa, tiba-tiba ada seseorang paruh baya menghampirinya, dan dia pun berkata kepada Nabila.

"Wahai anak mudah tenangkan lah, dirimu fokuskan dirimu untuk kehidupan yang akan datang," ucap seorang kakek tua tersebut.

Nabila mencoba mencerna dengan perkataan pria sepuh tersebut. "Maksud kakek apa?" tanya Nabila.

"Mulai saat ini fokuskan dirimu karena akan ada sesuatu yang menunggu dirimu, tetaplah menjadi wanita yang kuat, dan selalu perbaiki diri dengan iman dan tutuplah auratmu dengan baik," ucap kakek tersebut lalu meninggalkan Nabila begitu saja.

Dan setelah ditinggalkan kakek tersebut Nabila mulai memanggil dan mengejar kakek tersebut tapi Nabila tidak menemukannya. Laki-laki sepuh tersebut seolah hilang begitu saja, hingga pada akhirnya Nabila terbangun karena kumandang adzan subuh di mushola itu.

'Astaga Ya Allah ternyata aku sedang bermimpi, rasanya mimpi tersebut begitu nyata,'gumam Nabila dalam hati.

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

seneng yg jd peran perempuany kuat dan ga cengeng..ayo semangaat nabila

2024-12-17

2

Taryumi 2003

Taryumi 2003

sholat nya dalam keadaan basah kuyup kah... och mungkin td pake payung kali ya, waktu nabila menyusuri jln di tengah guyuran hujan..

2024-12-31

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

seneng yg jd peran perempuany kuat dan ga cengeng..ayo semangaat nabila

2024-12-17

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 01 Malam pertama setelah tiga tahun lebih
2 Episode 02 Kejutan dari Asmirandah
3 Episode 03 hati yang mulai tergoyahkan
4 Episode 04 Berkunjung ke rumah Karin
5 Episode 05 Keluar rumah
6 Episode 06 Pergi ke rumah Karin
7 Bab 07 Nabila hamil
8 Episode 08 Kelahiran bayi-bayi kembar
9 Episode 09 kebahagiaan Nabila
10 Episode 10 Bertemu dengan Revan
11 Bab 11 pulang ke kampung halaman
12 Episode 12 Postingan Nabila
13 Episode 13 Keputusan Revan
14 Episode 14 Andah merasa tertekan
15 Episode 15 menelan kekecewaan
16 Episode 16 Menemani si kembar fashion show
17 Episode 17 Jawaban untuk Abi
18 Episode 18 persiapan Abi untuk menikahi Nabila
19 Episode 19 Hari pernikahan
20 Episode 20 Hidup Nabila yang penuh kebahagiaan
21 Episode 21 pengakuan Nabila
22 Episode 22 Ngidam aneh
23 Episode 23 Tabrak lari Ayana
24 Episode 24 mencari pendonor darah untuk Ayana
25 Episode 25 Aya bertemu Revan hanya lewat mimpi
26 Episode 26 keluar dari rumah sakit
27 Episode 27 Revan kena talak oleh nenek Miranti
28 Episode 28 pernyataan maaf Sheila
29 Episode 29 Kedatangan nenek Miranti
30 Episode 30 Berkunjung ke rumah Nabila
31 Episode 31 Mencoba memaafkan
32 Episode 32 Mengantar cicit-cicit ke sekolah.
33 Episode 33 Delon mengetahui sesuatu
34 Episode 34 Penyesalan Revan.
35 Episode 35 Rencana Revan
36 Episode 36 mengakhiri hubungan
37 Episode 37
38 Bab 38
39 Episode 39 melacak tempat persembunyian Andah
40 Episode 40 hasil tes DNA
41 Episode 41 Terlambat menyadari
42 Episode 42 kedatangan tamu
43 Episode 43 bertemu anak-anak
44 Episode 44 mencoba menerima dan memaafkan
45 Draft
46 Episode 46.
47 Episode 47 Kelahiran baby Bagaskara.
48 Episode 48, Suami Idaman
49 Episode 49 penyambutan baby Bagaskara
50 Episode 50
51 Episode 51 Kejutan kecil untuk ayah Abi.
52 Episode 52
53 Episode 53 berkunjung ke rumah Nabila lagi
54 Episode 54
55 Episode 55 Menemukan Ziona.
56 Episode 56.
57 Episode 57 Seseorang Di Masalalu Hadir Kembali.
58 Episode 58
59 Episode 59 Kebahagiaan keluarga Nabila
60 Episode 60 Tania mendatangi rumah Abi
61 Episode 61 Salah lawan.
62 Episode 62, mengijinkan Zio tinggal bersama Zahra
63 Episode 63 feeling Istri
64 Episode 64 Hampir terperangkap
65 Episode 65
66 Episode 66 Polisi membawa Tania.
67 Episode 67 Wina tidak terima dengan keputusan Abi.
68 Episode 68
69 Episode 69 Jantung yang tidak terkondisikan
70 Episode 70 Dendam Tania
71 Episode 71 Hampir celaka
72 Episode 72 Wina tidak ada di rumah.
73 Episode 73 polisi mendatangi kediaman orang tua Wina
74 Episode 74 Masih dalam pengawasan polisi.
75 Episode 75 Salah lawan
76 Episode 76. Judul nano-nano
77 Episode 77 Menengok si kembar lagi
78 Episode 78 Kebersamaan anak-anak
79 Episode 79. Nasehat dari Abi untuk Revan
80 Episode 80 ungkapan hati Zahra
81 Episode 81
82 Episode 82 mengajak si kembar jalan-jalan
83 Episode 83 Kecelakaan tunggal
84 Episode 84 Kesedihan Nabila.
85 Episode 85
86 Draft
87 Episode 87 Permintaan Revan
88 Episode 88 Mulai merasa nyaman.
89 Episode 89 kepulangan Revan di jakarta dan kepulangan Abi dari rumah sakit.
90 Episode 90
91 Draft
92 Episode 92 kejutan untuk Zahra
93 Episode 93
94 Episode 94 akhirnya pulih juga
95 Episode 95 olahraga pagi
96 Episode 96 meminta ijin membawa anak-anak
97 Episode 97 Berangkat ke Jakarta
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Bab 100 Hari pernikahan.
101 101 Malam pertama yang tertunda
102 Episode 102 Akhirnya bisa juga. (Revan vs Zahra)
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105 Meninggalnya Asmirandah.
106 Episode 106
107 Draft
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Episode 01 Malam pertama setelah tiga tahun lebih
2
Episode 02 Kejutan dari Asmirandah
3
Episode 03 hati yang mulai tergoyahkan
4
Episode 04 Berkunjung ke rumah Karin
5
Episode 05 Keluar rumah
6
Episode 06 Pergi ke rumah Karin
7
Bab 07 Nabila hamil
8
Episode 08 Kelahiran bayi-bayi kembar
9
Episode 09 kebahagiaan Nabila
10
Episode 10 Bertemu dengan Revan
11
Bab 11 pulang ke kampung halaman
12
Episode 12 Postingan Nabila
13
Episode 13 Keputusan Revan
14
Episode 14 Andah merasa tertekan
15
Episode 15 menelan kekecewaan
16
Episode 16 Menemani si kembar fashion show
17
Episode 17 Jawaban untuk Abi
18
Episode 18 persiapan Abi untuk menikahi Nabila
19
Episode 19 Hari pernikahan
20
Episode 20 Hidup Nabila yang penuh kebahagiaan
21
Episode 21 pengakuan Nabila
22
Episode 22 Ngidam aneh
23
Episode 23 Tabrak lari Ayana
24
Episode 24 mencari pendonor darah untuk Ayana
25
Episode 25 Aya bertemu Revan hanya lewat mimpi
26
Episode 26 keluar dari rumah sakit
27
Episode 27 Revan kena talak oleh nenek Miranti
28
Episode 28 pernyataan maaf Sheila
29
Episode 29 Kedatangan nenek Miranti
30
Episode 30 Berkunjung ke rumah Nabila
31
Episode 31 Mencoba memaafkan
32
Episode 32 Mengantar cicit-cicit ke sekolah.
33
Episode 33 Delon mengetahui sesuatu
34
Episode 34 Penyesalan Revan.
35
Episode 35 Rencana Revan
36
Episode 36 mengakhiri hubungan
37
Episode 37
38
Bab 38
39
Episode 39 melacak tempat persembunyian Andah
40
Episode 40 hasil tes DNA
41
Episode 41 Terlambat menyadari
42
Episode 42 kedatangan tamu
43
Episode 43 bertemu anak-anak
44
Episode 44 mencoba menerima dan memaafkan
45
Draft
46
Episode 46.
47
Episode 47 Kelahiran baby Bagaskara.
48
Episode 48, Suami Idaman
49
Episode 49 penyambutan baby Bagaskara
50
Episode 50
51
Episode 51 Kejutan kecil untuk ayah Abi.
52
Episode 52
53
Episode 53 berkunjung ke rumah Nabila lagi
54
Episode 54
55
Episode 55 Menemukan Ziona.
56
Episode 56.
57
Episode 57 Seseorang Di Masalalu Hadir Kembali.
58
Episode 58
59
Episode 59 Kebahagiaan keluarga Nabila
60
Episode 60 Tania mendatangi rumah Abi
61
Episode 61 Salah lawan.
62
Episode 62, mengijinkan Zio tinggal bersama Zahra
63
Episode 63 feeling Istri
64
Episode 64 Hampir terperangkap
65
Episode 65
66
Episode 66 Polisi membawa Tania.
67
Episode 67 Wina tidak terima dengan keputusan Abi.
68
Episode 68
69
Episode 69 Jantung yang tidak terkondisikan
70
Episode 70 Dendam Tania
71
Episode 71 Hampir celaka
72
Episode 72 Wina tidak ada di rumah.
73
Episode 73 polisi mendatangi kediaman orang tua Wina
74
Episode 74 Masih dalam pengawasan polisi.
75
Episode 75 Salah lawan
76
Episode 76. Judul nano-nano
77
Episode 77 Menengok si kembar lagi
78
Episode 78 Kebersamaan anak-anak
79
Episode 79. Nasehat dari Abi untuk Revan
80
Episode 80 ungkapan hati Zahra
81
Episode 81
82
Episode 82 mengajak si kembar jalan-jalan
83
Episode 83 Kecelakaan tunggal
84
Episode 84 Kesedihan Nabila.
85
Episode 85
86
Draft
87
Episode 87 Permintaan Revan
88
Episode 88 Mulai merasa nyaman.
89
Episode 89 kepulangan Revan di jakarta dan kepulangan Abi dari rumah sakit.
90
Episode 90
91
Draft
92
Episode 92 kejutan untuk Zahra
93
Episode 93
94
Episode 94 akhirnya pulih juga
95
Episode 95 olahraga pagi
96
Episode 96 meminta ijin membawa anak-anak
97
Episode 97 Berangkat ke Jakarta
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Bab 100 Hari pernikahan.
101
101 Malam pertama yang tertunda
102
Episode 102 Akhirnya bisa juga. (Revan vs Zahra)
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105 Meninggalnya Asmirandah.
106
Episode 106
107
Draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!