Episode 04 Berkunjung ke rumah Karin

Di depan rumah Karin. Saat ini Nabila sedang mengetuk pintu sambil menenteng beberapa tas kreseknya, dibukalah pintu tersebut oleh si pemilik rumah, dan pada akhirnya mereka berdua saling berpelukan melepas rindu satu sama lain.

Setelah selesai berpelukan, Karin pun langsung mengajak tamunya yang tak lain adalah sahabatnya sendiri itu, untuk memasuki rumahnya, di sini Karin sangat mengerti dengan kedatangan sahabatnya itu kerumahnya, mau apalagi kalau bukan, menyuruhnya untuk menjadi pendengar setianya.

"Bil, ada apa pagi-pagi begini sudah datang ke rumahku?" tanya Karin basa-basi.

"Kamu tuh kalau ada tamu, mbok di suruh duduk gitu, atau di kasih minum, bukan malah di brondong pertanyaan seperti ini," kesal Nabila.

"Iya, ya silahkan duduk, dan kalau masalah suguhan aku tidak menyediakan, karena di dalam kresek itu sudah ada banyak makanan, terimakasih ya, sudah membawakan aku oleh-oleh sehingga diriku tidak perlu bersusah payah menyiapkan itu semua untuk menyambut mu," terang Karin.

"Halah.. bilang saja kamu pelit, sama temen sendiri saja banyak hitung-hitungan lu!" cibir Nabila.

"Aku, bukan pelit tapi lagi, pengiritan, kamu tahu sendiri kan aku bukan berasal dari keluarga mampu seperti anda Nona Nabila Larasati," celetuk Karin.

"Ya, ya. Aku ngerti, sudah sana siapin semua makanan nya," titah Nabila sambil menyodorkan tas kreseknya kepada Karin.

Karin pun berjalan ke arah dapur sambil membawa beberapa kresek dari sahabatnya itu, lagi-lagi Karin di buat kejut dengan isi di dalam kresek tersebut, begitu banyak makanan dan juga berbagai minuman, bisa buat stok untuk beberapa hari, Karin selalu tidak enak terhadap sahabatnya itu, setiap kali bertandang ke rumahnya Nabila selalu membawakan dirinya sesuatu yang selalu dia dan adik-adiknya butuhkan seperti sekarang ini.

'Ya, Allah terimakasih untuk rejeki hari ini pasti Hanna dan Rita sangat senang bila kulkas terpenuhi dengan berbagai macam makanan dan cemilan seperti ini,' ucap karin dalam hati.

Setelah selesai menata makanan dan minuman di dalam kulkas, karin pun membawa sedikit cemilan dan minuman di atas nampan yang akan menemani mereka mengobrol.

"Tara ... ini cemilan dan minuman kesukaan kita, yang akan menemani kita untuk ngobrol," ucap Karin terdengar begitu ceria.

"Seneng amat lo pagi ini habis dapat lotre ya?" tanya Nabila.

"Lotre pala gundulmu, ya nggak lah, aku tuh senang karena kemarin adik-adikku lagi pengen makan ramen karena stok di kulkas sudah habis jadi akhirnya mereka menahan laparnya, dan di pagi ini kamu datang membawa makanan yang begitu banyak sehingga membuat kulkasku terpenuhi, gimana tidak senang hatiku, terimakasih ya Bil, sedari dulu kamu selalu, membantuku dan adik-adik," ungkap Karin sambil memeluk Nabila.

"Oh, iya Bil. Ngomong-ngomong ada masalah apa kamu datang kesini?" tanya Karin tanpa basa-basi lagi.

"Begini Rin, tadi malam mas Revan tidak pulang, jadi aku sangat khawatir mulai tadi malam hingga sekarang aku takut, apa yang selama ini aku takutkan akan terjadi," ucap Nabila.

"Bil, aku memang masih belum berumah tangga, tapi apa yang kamu alami itu sangat menyakiti dirimu sendiri, kamu itu masih mudah, cantik dan juga pintar. Jadi, mulai sekarang aku mohon kepadamu jangan pernah mengharapkan perasaan untuk hal semacam ini, mulai sekarang ayo gunakan logikamu, hidup cuma sekali, jadi jangan sampai kita mengejar sesuatu yang sulit untuk kita taklukkan, buang-buang waktu Bil," terang Karin yang memang selalu berpikir realistis.

"Iya Rin dari dulu kamu selalu menasehati ku seperti ini, dan mungkin ini sudah saatnya hatiku mulai terbuka untuk tidak terlalu berharap lebih dengan rumah tanggaku ini, kalau pun aku memang harus pergi dari kehidupan mas Revan, baik aku akan terima dengan lapang dada."

"Ini, beneran Nabila temanku kan?" tanya Karin yang memang tidak mempercayai temannya berbicara seperti itu, biasanya kalau Karin menasehati pasti Nabila akan menangis dan memilih untuk bertahan dengan alasan cinta, tapi untuk kali ini Nabila memilih untuk sependapat dengan dirinya.

"Iya bego ini aku. Kamu pikir apaan!" ketus Nabila sambil memukul lengan sahabatnya itu.

"Sakit tahu!" pekik Karin.

"Biarin habisnya dirimu selalu ngeselin," gerutu Nabila

"Bukan ngeselin tapi Alhamdulillah akhirnya dirimu mendapatkan hidayah, dan bisa berpikir dengan jernih," cibir Karin.

"Enak saja, tapi apa yang kamu kata ada benarnya juga," ucap Nabila.

Setelah berbincang-bincang dengan sahabat nya itu, Nabila merasa lega dan akhirnya dia memutuskan untuk pamit pulang kepada Karin. Karena memang hari sudah mulai siang dia tidak enak kalau lama-lama meninggalkan rumah.

Di perjalanan saat ini Nabila tengah menatap jalanan yang penuh dengan kendaraan yang berlalu lalang, dia tidak pernah membayangkan kalau kehidupan rumah tangganya akan seperti ini, menurutnya dulu dirinya akan mudah menaklukkan hati Revan, tapi pada kenyataannya ekspetasi tidak semudah kenyataannya, bahkan sudah tiga tahun lebih dia masih belum bisa mendapatkan hati suaminya itu, meskipun dirinya sudah berusaha yang terbaik tapi tetap saja usaha gagal.

Tidak terasa mobilnya terhenti di depan rumahnya, dan saat ini dirinya sudah berada di dalam kamarnya, dan tidak pula dia mendapati tanda-tanda kedatangan suaminya, hal ini begitu terasa menyakitkan baginya, tapi untuk kali ini dia tidak mau meneteskan air matanya untuk lelaki yang selama ini tidak mencintai dirinya. Bahkan mulai saat ini dia terkesan bodoh amat.

****

Di tempat lain saat ini Revan sedang berada di restoran bersama dengan kekasih dan juga mamanya, Andah sengaja memberi tahu mengundang mama Revan untuk datang di Restoran tersebut karena memang dia ingin memberitahu tentang kehamilannya itu, karena memang di dalam keluarga Revan hanya mama Revan sendiri yang tidak menyukai Nabila makanya sedari dulu, Andah selalu, mencari celah Nabila agar supaya mama Revan semakin membenci Nabila.

"Halo, kalian berdua," sapa mama Revan.

"Mama, kok ada di sini?" tanya Revan heran.

"Iya, tadi aku yang mengundang mama," sela Andah.

"Kok kamu ngajak mama tidak bilang sama aku," ucap Revan dengan nada yang sedikit agak kecewa.

"Maaf Sayang aku sengaja ingin memberi mama kejutan atas kehamilan ku," jelas Andah yang membuat mama Revan bahagia.

"Apa! Jadi kamu hamil, syukurlah, akhirnya aku akan memiliki cucu secepatnya," ucap mama Revan.

"Mama, kenapa tidak marah dengan tindakanku ini, padahal jelas-jelas tindakanku salah. Ma di sini aku masih mempunyai istri, meskipun aku tidak mencintai dirinya, tapi di dalam hati kecilku merasa sudah menjadi lelaki brengsek Ma."

"Kamu jangan berpikir seperti itu Nak, sedari dulu kamu memang tidak menginginkan pernikahan ini, jadi wajarlah kalau kamu masih mempertahankan orang yang sudah sedari dulu ada di hatimu," ucap mama Revan yang selalu mempengaruhi anaknya itu.

"Tapi tetap saja Revan merasa bersalah!" tegas Revan.

"Kamu tidak boleh berpikir seperti itu, bahkan istrimu itu tadi pagi bertemu dengan mama di mini market dan dia sangat kurang ajar terhadap mama, masak dia berani berkata kasar terhadap mama bahkan dia menyumpahi adikmu, agar bernasib buruk, apa coba masalah dirinya dengan Reva, yang punya masalah kan dirinya dengan kamu, kenapa harus bawa-bawa Reva dalam kehidupan rumah tangga kalian berdua," ucap mama Revan yang membuat Revan semakin geram dengan istrinya.

Terpopuler

Comments

Nita Kelung

Nita Kelung

kompor mamanya Revan

2025-03-11

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

lanjuut

2024-12-17

0

SR.Yuni

SR.Yuni

Maaf ya Thor dikit krisan aja kenapa kaku banget penggunaan bahasa disini ya✌️✌️

2024-11-13

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 01 Malam pertama setelah tiga tahun lebih
2 Episode 02 Kejutan dari Asmirandah
3 Episode 03 hati yang mulai tergoyahkan
4 Episode 04 Berkunjung ke rumah Karin
5 Episode 05 Keluar rumah
6 Episode 06 Pergi ke rumah Karin
7 Bab 07 Nabila hamil
8 Episode 08 Kelahiran bayi-bayi kembar
9 Episode 09 kebahagiaan Nabila
10 Episode 10 Bertemu dengan Revan
11 Bab 11 pulang ke kampung halaman
12 Episode 12 Postingan Nabila
13 Episode 13 Keputusan Revan
14 Episode 14 Andah merasa tertekan
15 Episode 15 menelan kekecewaan
16 Episode 16 Menemani si kembar fashion show
17 Episode 17 Jawaban untuk Abi
18 Episode 18 persiapan Abi untuk menikahi Nabila
19 Episode 19 Hari pernikahan
20 Episode 20 Hidup Nabila yang penuh kebahagiaan
21 Episode 21 pengakuan Nabila
22 Episode 22 Ngidam aneh
23 Episode 23 Tabrak lari Ayana
24 Episode 24 mencari pendonor darah untuk Ayana
25 Episode 25 Aya bertemu Revan hanya lewat mimpi
26 Episode 26 keluar dari rumah sakit
27 Episode 27 Revan kena talak oleh nenek Miranti
28 Episode 28 pernyataan maaf Sheila
29 Episode 29 Kedatangan nenek Miranti
30 Episode 30 Berkunjung ke rumah Nabila
31 Episode 31 Mencoba memaafkan
32 Episode 32 Mengantar cicit-cicit ke sekolah.
33 Episode 33 Delon mengetahui sesuatu
34 Episode 34 Penyesalan Revan.
35 Episode 35 Rencana Revan
36 Episode 36 mengakhiri hubungan
37 Episode 37
38 Bab 38
39 Episode 39 melacak tempat persembunyian Andah
40 Episode 40 hasil tes DNA
41 Episode 41 Terlambat menyadari
42 Episode 42 kedatangan tamu
43 Episode 43 bertemu anak-anak
44 Episode 44 mencoba menerima dan memaafkan
45 Draft
46 Episode 46.
47 Episode 47 Kelahiran baby Bagaskara.
48 Episode 48, Suami Idaman
49 Episode 49 penyambutan baby Bagaskara
50 Episode 50
51 Episode 51 Kejutan kecil untuk ayah Abi.
52 Episode 52
53 Episode 53 berkunjung ke rumah Nabila lagi
54 Episode 54
55 Episode 55 Menemukan Ziona.
56 Episode 56.
57 Episode 57 Seseorang Di Masalalu Hadir Kembali.
58 Episode 58
59 Episode 59 Kebahagiaan keluarga Nabila
60 Episode 60 Tania mendatangi rumah Abi
61 Episode 61 Salah lawan.
62 Episode 62, mengijinkan Zio tinggal bersama Zahra
63 Episode 63 feeling Istri
64 Episode 64 Hampir terperangkap
65 Episode 65
66 Episode 66 Polisi membawa Tania.
67 Episode 67 Wina tidak terima dengan keputusan Abi.
68 Episode 68
69 Episode 69 Jantung yang tidak terkondisikan
70 Episode 70 Dendam Tania
71 Episode 71 Hampir celaka
72 Episode 72 Wina tidak ada di rumah.
73 Episode 73 polisi mendatangi kediaman orang tua Wina
74 Episode 74 Masih dalam pengawasan polisi.
75 Episode 75 Salah lawan
76 Episode 76. Judul nano-nano
77 Episode 77 Menengok si kembar lagi
78 Episode 78 Kebersamaan anak-anak
79 Episode 79. Nasehat dari Abi untuk Revan
80 Episode 80 ungkapan hati Zahra
81 Episode 81
82 Episode 82 mengajak si kembar jalan-jalan
83 Episode 83 Kecelakaan tunggal
84 Episode 84 Kesedihan Nabila.
85 Episode 85
86 Draft
87 Episode 87 Permintaan Revan
88 Episode 88 Mulai merasa nyaman.
89 Episode 89 kepulangan Revan di jakarta dan kepulangan Abi dari rumah sakit.
90 Episode 90
91 Draft
92 Episode 92 kejutan untuk Zahra
93 Episode 93
94 Episode 94 akhirnya pulih juga
95 Episode 95 olahraga pagi
96 Episode 96 meminta ijin membawa anak-anak
97 Episode 97 Berangkat ke Jakarta
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Bab 100 Hari pernikahan.
101 101 Malam pertama yang tertunda
102 Episode 102 Akhirnya bisa juga. (Revan vs Zahra)
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105 Meninggalnya Asmirandah.
106 Episode 106
107 Draft
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Episode 01 Malam pertama setelah tiga tahun lebih
2
Episode 02 Kejutan dari Asmirandah
3
Episode 03 hati yang mulai tergoyahkan
4
Episode 04 Berkunjung ke rumah Karin
5
Episode 05 Keluar rumah
6
Episode 06 Pergi ke rumah Karin
7
Bab 07 Nabila hamil
8
Episode 08 Kelahiran bayi-bayi kembar
9
Episode 09 kebahagiaan Nabila
10
Episode 10 Bertemu dengan Revan
11
Bab 11 pulang ke kampung halaman
12
Episode 12 Postingan Nabila
13
Episode 13 Keputusan Revan
14
Episode 14 Andah merasa tertekan
15
Episode 15 menelan kekecewaan
16
Episode 16 Menemani si kembar fashion show
17
Episode 17 Jawaban untuk Abi
18
Episode 18 persiapan Abi untuk menikahi Nabila
19
Episode 19 Hari pernikahan
20
Episode 20 Hidup Nabila yang penuh kebahagiaan
21
Episode 21 pengakuan Nabila
22
Episode 22 Ngidam aneh
23
Episode 23 Tabrak lari Ayana
24
Episode 24 mencari pendonor darah untuk Ayana
25
Episode 25 Aya bertemu Revan hanya lewat mimpi
26
Episode 26 keluar dari rumah sakit
27
Episode 27 Revan kena talak oleh nenek Miranti
28
Episode 28 pernyataan maaf Sheila
29
Episode 29 Kedatangan nenek Miranti
30
Episode 30 Berkunjung ke rumah Nabila
31
Episode 31 Mencoba memaafkan
32
Episode 32 Mengantar cicit-cicit ke sekolah.
33
Episode 33 Delon mengetahui sesuatu
34
Episode 34 Penyesalan Revan.
35
Episode 35 Rencana Revan
36
Episode 36 mengakhiri hubungan
37
Episode 37
38
Bab 38
39
Episode 39 melacak tempat persembunyian Andah
40
Episode 40 hasil tes DNA
41
Episode 41 Terlambat menyadari
42
Episode 42 kedatangan tamu
43
Episode 43 bertemu anak-anak
44
Episode 44 mencoba menerima dan memaafkan
45
Draft
46
Episode 46.
47
Episode 47 Kelahiran baby Bagaskara.
48
Episode 48, Suami Idaman
49
Episode 49 penyambutan baby Bagaskara
50
Episode 50
51
Episode 51 Kejutan kecil untuk ayah Abi.
52
Episode 52
53
Episode 53 berkunjung ke rumah Nabila lagi
54
Episode 54
55
Episode 55 Menemukan Ziona.
56
Episode 56.
57
Episode 57 Seseorang Di Masalalu Hadir Kembali.
58
Episode 58
59
Episode 59 Kebahagiaan keluarga Nabila
60
Episode 60 Tania mendatangi rumah Abi
61
Episode 61 Salah lawan.
62
Episode 62, mengijinkan Zio tinggal bersama Zahra
63
Episode 63 feeling Istri
64
Episode 64 Hampir terperangkap
65
Episode 65
66
Episode 66 Polisi membawa Tania.
67
Episode 67 Wina tidak terima dengan keputusan Abi.
68
Episode 68
69
Episode 69 Jantung yang tidak terkondisikan
70
Episode 70 Dendam Tania
71
Episode 71 Hampir celaka
72
Episode 72 Wina tidak ada di rumah.
73
Episode 73 polisi mendatangi kediaman orang tua Wina
74
Episode 74 Masih dalam pengawasan polisi.
75
Episode 75 Salah lawan
76
Episode 76. Judul nano-nano
77
Episode 77 Menengok si kembar lagi
78
Episode 78 Kebersamaan anak-anak
79
Episode 79. Nasehat dari Abi untuk Revan
80
Episode 80 ungkapan hati Zahra
81
Episode 81
82
Episode 82 mengajak si kembar jalan-jalan
83
Episode 83 Kecelakaan tunggal
84
Episode 84 Kesedihan Nabila.
85
Episode 85
86
Draft
87
Episode 87 Permintaan Revan
88
Episode 88 Mulai merasa nyaman.
89
Episode 89 kepulangan Revan di jakarta dan kepulangan Abi dari rumah sakit.
90
Episode 90
91
Draft
92
Episode 92 kejutan untuk Zahra
93
Episode 93
94
Episode 94 akhirnya pulih juga
95
Episode 95 olahraga pagi
96
Episode 96 meminta ijin membawa anak-anak
97
Episode 97 Berangkat ke Jakarta
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Bab 100 Hari pernikahan.
101
101 Malam pertama yang tertunda
102
Episode 102 Akhirnya bisa juga. (Revan vs Zahra)
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105 Meninggalnya Asmirandah.
106
Episode 106
107
Draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!