Episode 03 hati yang mulai tergoyahkan

Malam ini perasaan Nabila sedang tidak enak, tidak tahu mengapa tiba-tiba air matanya keluar begitu saja tanpa sebab, terbesit dalam hatinya bagaimana kelanjutan rumah tangganya kelak, selama ini sebagai seorang istri dia tidak pernah mendapatkan tempat di hati suaminya.

Nabila selalu menyadari hal yang demikian, dengan mengandalkan kata sabar, yang membuatnya bertahan sampai saat ini, padahal rumah ternyaman istri adalah pundak suaminya tempat untuk bersandar, tapi kenyataannya wanita ini tidak pernah mendapatkan itu, dalam rumah tangganya, apakah iya, dengan mengandalkan kata sabar dia bisa, sekuat ini. Mau sampai kapan? Pada hakikatnya wanita adalah mahluk yang mudah rapuh dan membutuhkan sandaran dalam hidupnya.

"Ya, Allah mau sampai kapan hambamu ini bertahan dengan keadaan rumah tangga yang tidak baik-baik saja seperti ini, haah." terdengar helaan napas panjang dari wanita cantik tersebut.

"Sebagai wanita aku juga ingin merasakan bercerita apa yang aku rasa dengan suamiku dan sebagai seorang istri aku juga ingin mendengarkan keluh kesah dari suamiku. Misal seperti, adik, mas lelah tolong siapkan air hangat untuk aku mandi, atau seperti ini, adik mataku ngantuk tolong buatkan aku kopi. Selama tiga tahun lebih aku tidak pernah mendengar suamiku meminta hal apapun terhadap diriku, jangan meminta seperti yang aku inginkan, memanggil namaku saja jarang, kita hidup satu rumah mas Revan tapi, kita layaknya orang asing yang tidak pernah mengenal satu sama lain, aku tahu pernikahan kita terjadi karena sebuah perjodohan, tapi apa sebagai seorang istri aku tidak berhak, atas dirimu mas, aku menerima perjodohan ini, karena memang aku sudah jatuh cinta kepada mu pas pertama kali kita bertemu, sejak itulah, jantungku selalu berdetak lebih kencang ketika aku berdekatan dengan mu, sejak kelas tiga SMP aku memendam rasa ini sendirian, dan bagiku tuhan masih baik kepada ku, sehingga dia memberiku kesempatan untuk bisa hidup bersama mu, yaitu laki-laki yang aku cintai, bahkan dirimu termasuk cinta pertama ku. Aku tidak pernah tahu sampai kapan hubungan kita ini berjalan, yang jelas untuk hari ini aku sangat ingin sekali menulis semua yang ada di isi kepala ku, untuk ditorehkan di buku kertas yang putih ini." isi dari diary Nabila.

Setelah puas menulis isi hatinya di buku diary akhirnya Nabila mulai tertidur karena memang dirinya sudah merasa lelah dan capek. Tapi sebelum tidur Nabila menaruh terlebih dahulu bukunya tersebut di dalam laci bawah nakas.

****

Di tempat lain saat ini Revan tidak pulang dia lebih memilih menghabiskan waktunya bermalam bersama Asmirandah, di apartemennya, mereka berdua saat ini sedang menuntaskan hasrat satu sama lain, tidak ada rasa menyesal ataupun sedikit rasa iba terhadap istrinya yang berada di rumah, sungguh hati Revan sudah tertutupi oleh hawa nafsu, sehingga otaknya tidak bisa berpikir dengan baik.

"Aaa... Faster baby," erang Asmirandah ketika berada di bawah Kungkungan Revan.

Suara itu terdengar sangat indah di telinga Revan sehingga membuat hasratnya lebih menggebu-gebu, berbagai gaya pun sudah mereka lakukan hingga pada akhirnya meraka sama-sama mendapatkan pelepasan.

"Sayang terimakasih untuk malam ini, mulai besok aku akan mengurus surat perceraianku dengan Nabila, karena aku mau anak yang ada di dalam kandunganmu mendapatkan identitas dari ayah kandungnya yaitu diriku," ucap Revan sambil mengecup kening Andah.

"Terimakasih Sayang sedari dulu kamu tidak pernah mencoba untuk meninggalkan diriku meskipun keluargamu sudah melakukan segala cara untuk memisahkan kita, tapi dirimu tetap memilih diriku," sahut Andah.

"Mulai sekarang tidak ada lagi yang boleh melawan keputusanku termasuk, keluargaku, aku akan membawamu ke rumah orang tuaku, pasti mereka sangat merestui hubungan kita," terang Revan yang membuat hati Andah menjadi jumawa

****

Keesokan harinya Nabila mulai terbangun dari tidurnya dia melihat ke sekeliling kamarnya, tapi lagi-lagi dia tidak mendapati keberadaan suaminya, hatinya pun mulai gelisah, meskipun rumah tangganya tidak baik-baik saja, tapi suaminya selalu pulang di rumahnya meskipun kadang hanya tidur di tempat kerjanya, tapi kali ini Revan benar-benar tidak pulang. Perasaan Nabila pun semakin tak karuan, dia sangat takut kalau suaminya itu, benar-benar tidak menghargai nya sebagai seorang istri.

Setelah selesai membersihkan diri akhirnya Nabila turun ke bawah di ruang keluarga dia sempat bertanya dengan asisten rumah tangganya yang sedang bersih-bersih rumah.

"Bi, apa tadi malam tuan pulang?" tanya Nabila.

"Maaf Non sedari tadi aku tidak melihat mobil tuan Revan," sahut asisten rumah tangganya tersebut.

Nabila pun memutuskan untuk pergi ke rumah sahabatnya yang bernama karina, dia sudah tidak tahu harus mengatakan kepada siapa lagi, saat ini orang yang bisa dipercaya hanyalah karin, dia selalu ada di saat Nabila sedang mengalami kesedihan dan selalu menjadi pendengar yang baik.

Di perjalanan Nabila mampir dulu di mini market untuk membeli sebuah cemilan dan juga minuman segar, biasa kalau datang di rumah sahabatnya itu dia selalu membawa makanannya sendiri, untuk menemani obrolan mereka. di sela-sela dia ingin mengambil minuman segar, tiba-tiba saja, dua bertemu dengan mama mertuanya yaitu, ibu dari Revan yang sedari dulu tidak merestui hubungan Nabila dan anaknya tersebut.

"Eh kamu ngapain pagi-pagi seperti ini sudah ada di sini, memangnya kamu tidak nyiapin sesuatu untuk suami mu, ini suami mau kerja bukanya di siapin malah keluyuran nggak jelas seperti ini," sinis mama Revan kepada Nabila.

"Maaf Ma, saya pergi sudah ijin dengan mas Revan," jawab Nabila dengan sopan.

"Memangnya Revan kemana?" tanya mama Revan.

"Mas Revan mulai tadi malam tidak pulang," sahut Nabila.

"Oh, baguslah. Aku sih berharap Revan bersama dengan Andah, agar supaya mereka berdua cepat diberi momongan," ucap mama Revan seraya mengejek menantunya.

"Kenapa Mama bisa bilang seperti itu, bagaimana kalau hal serupa terjadi kepada Reva, anak perempuan mama," sahut Nabila, tak mau kalah.

"Kurang ngajar ya, berani-beraninya kamu mengatakan seperti itu, kepada anakku, ingat ya anakku tidak akan mendapatkan nasib yang malang seperti dirimu, bahkan sedari kecil pun kamu sudah tidak memiliki orang tua, alias yatim piatu, dan di saat menikah lihatlah dengan kedua bola matamu. Bahkan suamimu saja tidak pernah mencintai dirimu, jadi jangan pernah kau samakan nasibmu yang buruk itu dengan nasib anakku yang sudah jelas cemerlang!" ejek mama Revan.

"Maaf Ma, bukanya aku kurang ajar, terhadap Mama. Dan Mama tau kan istilah tabur tuai, aku harap sih Mama akan menuai apa yang Mama lakukan terhadapku saat ini," ucap Nabila sambil melenggang pergi.

"Dasar menantu kurang ajar awas saja, akan aku ceritakan semua kelakuanmu ini kepada anakku!" geram mama Revan.

Setelah selesai membeli semua yang di inginkan akhirnya Nabila mulai memasuki mobilnya kembali dia sangat kecewa terhadap mama mertuanya yang tidak punya hati, dan selalu menyudutkan dirinya seperti itu, kini hati Nabila semakin hancur apa coba yang diharapkan dari pernikahannya yang sudah tidak ada, tanda-tanda keharmonisan itu.

Mungkin dulu dirinya selalu terima jika di caci maki seperti itu, tapi untuk sekarang rasanya sudah mulai ada keberanian dalam diri wanita mudah ini, bahkan dia sudah tidak takut lagi, kalau suatu hari nanti suaminya akan menceraikan dirinya, karena memang di dalam rumah tangganya sudah tidak ada yang dipertahankan lagi.

"Nona, sudah sampai," ucap sopir tersebut membuyarkan lamunan Nabila.

"Maaf ya, pak aku tidak fokus," sahut Nabila sambil membuka pintu mobilnya.

Terpopuler

Comments

Taryumi 2003

Taryumi 2003

kasian Nabila.. udh ga dianggep oleh suaminya, dibenci pula oleh mama mertuanya..

2024-12-31

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

semangat nabila..udh buang aja tuh si revan

2024-12-17

1

Taryumi 2003

Taryumi 2003

sombong bener mama Revan.. blom aja kena karma lo maklampir..

2024-12-31

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 01 Malam pertama setelah tiga tahun lebih
2 Episode 02 Kejutan dari Asmirandah
3 Episode 03 hati yang mulai tergoyahkan
4 Episode 04 Berkunjung ke rumah Karin
5 Episode 05 Keluar rumah
6 Episode 06 Pergi ke rumah Karin
7 Bab 07 Nabila hamil
8 Episode 08 Kelahiran bayi-bayi kembar
9 Episode 09 kebahagiaan Nabila
10 Episode 10 Bertemu dengan Revan
11 Bab 11 pulang ke kampung halaman
12 Episode 12 Postingan Nabila
13 Episode 13 Keputusan Revan
14 Episode 14 Andah merasa tertekan
15 Episode 15 menelan kekecewaan
16 Episode 16 Menemani si kembar fashion show
17 Episode 17 Jawaban untuk Abi
18 Episode 18 persiapan Abi untuk menikahi Nabila
19 Episode 19 Hari pernikahan
20 Episode 20 Hidup Nabila yang penuh kebahagiaan
21 Episode 21 pengakuan Nabila
22 Episode 22 Ngidam aneh
23 Episode 23 Tabrak lari Ayana
24 Episode 24 mencari pendonor darah untuk Ayana
25 Episode 25 Aya bertemu Revan hanya lewat mimpi
26 Episode 26 keluar dari rumah sakit
27 Episode 27 Revan kena talak oleh nenek Miranti
28 Episode 28 pernyataan maaf Sheila
29 Episode 29 Kedatangan nenek Miranti
30 Episode 30 Berkunjung ke rumah Nabila
31 Episode 31 Mencoba memaafkan
32 Episode 32 Mengantar cicit-cicit ke sekolah.
33 Episode 33 Delon mengetahui sesuatu
34 Episode 34 Penyesalan Revan.
35 Episode 35 Rencana Revan
36 Episode 36 mengakhiri hubungan
37 Episode 37
38 Bab 38
39 Episode 39 melacak tempat persembunyian Andah
40 Episode 40 hasil tes DNA
41 Episode 41 Terlambat menyadari
42 Episode 42 kedatangan tamu
43 Episode 43 bertemu anak-anak
44 Episode 44 mencoba menerima dan memaafkan
45 Draft
46 Episode 46.
47 Episode 47 Kelahiran baby Bagaskara.
48 Episode 48, Suami Idaman
49 Episode 49 penyambutan baby Bagaskara
50 Episode 50
51 Episode 51 Kejutan kecil untuk ayah Abi.
52 Episode 52
53 Episode 53 berkunjung ke rumah Nabila lagi
54 Episode 54
55 Episode 55 Menemukan Ziona.
56 Episode 56.
57 Episode 57 Seseorang Di Masalalu Hadir Kembali.
58 Episode 58
59 Episode 59 Kebahagiaan keluarga Nabila
60 Episode 60 Tania mendatangi rumah Abi
61 Episode 61 Salah lawan.
62 Episode 62, mengijinkan Zio tinggal bersama Zahra
63 Episode 63 feeling Istri
64 Episode 64 Hampir terperangkap
65 Episode 65
66 Episode 66 Polisi membawa Tania.
67 Episode 67 Wina tidak terima dengan keputusan Abi.
68 Episode 68
69 Episode 69 Jantung yang tidak terkondisikan
70 Episode 70 Dendam Tania
71 Episode 71 Hampir celaka
72 Episode 72 Wina tidak ada di rumah.
73 Episode 73 polisi mendatangi kediaman orang tua Wina
74 Episode 74 Masih dalam pengawasan polisi.
75 Episode 75 Salah lawan
76 Episode 76. Judul nano-nano
77 Episode 77 Menengok si kembar lagi
78 Episode 78 Kebersamaan anak-anak
79 Episode 79. Nasehat dari Abi untuk Revan
80 Episode 80 ungkapan hati Zahra
81 Episode 81
82 Episode 82 mengajak si kembar jalan-jalan
83 Episode 83 Kecelakaan tunggal
84 Episode 84 Kesedihan Nabila.
85 Episode 85
86 Draft
87 Episode 87 Permintaan Revan
88 Episode 88 Mulai merasa nyaman.
89 Episode 89 kepulangan Revan di jakarta dan kepulangan Abi dari rumah sakit.
90 Episode 90
91 Draft
92 Episode 92 kejutan untuk Zahra
93 Episode 93
94 Episode 94 akhirnya pulih juga
95 Episode 95 olahraga pagi
96 Episode 96 meminta ijin membawa anak-anak
97 Episode 97 Berangkat ke Jakarta
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Bab 100 Hari pernikahan.
101 101 Malam pertama yang tertunda
102 Episode 102 Akhirnya bisa juga. (Revan vs Zahra)
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105 Meninggalnya Asmirandah.
106 Episode 106
107 Draft
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Episode 01 Malam pertama setelah tiga tahun lebih
2
Episode 02 Kejutan dari Asmirandah
3
Episode 03 hati yang mulai tergoyahkan
4
Episode 04 Berkunjung ke rumah Karin
5
Episode 05 Keluar rumah
6
Episode 06 Pergi ke rumah Karin
7
Bab 07 Nabila hamil
8
Episode 08 Kelahiran bayi-bayi kembar
9
Episode 09 kebahagiaan Nabila
10
Episode 10 Bertemu dengan Revan
11
Bab 11 pulang ke kampung halaman
12
Episode 12 Postingan Nabila
13
Episode 13 Keputusan Revan
14
Episode 14 Andah merasa tertekan
15
Episode 15 menelan kekecewaan
16
Episode 16 Menemani si kembar fashion show
17
Episode 17 Jawaban untuk Abi
18
Episode 18 persiapan Abi untuk menikahi Nabila
19
Episode 19 Hari pernikahan
20
Episode 20 Hidup Nabila yang penuh kebahagiaan
21
Episode 21 pengakuan Nabila
22
Episode 22 Ngidam aneh
23
Episode 23 Tabrak lari Ayana
24
Episode 24 mencari pendonor darah untuk Ayana
25
Episode 25 Aya bertemu Revan hanya lewat mimpi
26
Episode 26 keluar dari rumah sakit
27
Episode 27 Revan kena talak oleh nenek Miranti
28
Episode 28 pernyataan maaf Sheila
29
Episode 29 Kedatangan nenek Miranti
30
Episode 30 Berkunjung ke rumah Nabila
31
Episode 31 Mencoba memaafkan
32
Episode 32 Mengantar cicit-cicit ke sekolah.
33
Episode 33 Delon mengetahui sesuatu
34
Episode 34 Penyesalan Revan.
35
Episode 35 Rencana Revan
36
Episode 36 mengakhiri hubungan
37
Episode 37
38
Bab 38
39
Episode 39 melacak tempat persembunyian Andah
40
Episode 40 hasil tes DNA
41
Episode 41 Terlambat menyadari
42
Episode 42 kedatangan tamu
43
Episode 43 bertemu anak-anak
44
Episode 44 mencoba menerima dan memaafkan
45
Draft
46
Episode 46.
47
Episode 47 Kelahiran baby Bagaskara.
48
Episode 48, Suami Idaman
49
Episode 49 penyambutan baby Bagaskara
50
Episode 50
51
Episode 51 Kejutan kecil untuk ayah Abi.
52
Episode 52
53
Episode 53 berkunjung ke rumah Nabila lagi
54
Episode 54
55
Episode 55 Menemukan Ziona.
56
Episode 56.
57
Episode 57 Seseorang Di Masalalu Hadir Kembali.
58
Episode 58
59
Episode 59 Kebahagiaan keluarga Nabila
60
Episode 60 Tania mendatangi rumah Abi
61
Episode 61 Salah lawan.
62
Episode 62, mengijinkan Zio tinggal bersama Zahra
63
Episode 63 feeling Istri
64
Episode 64 Hampir terperangkap
65
Episode 65
66
Episode 66 Polisi membawa Tania.
67
Episode 67 Wina tidak terima dengan keputusan Abi.
68
Episode 68
69
Episode 69 Jantung yang tidak terkondisikan
70
Episode 70 Dendam Tania
71
Episode 71 Hampir celaka
72
Episode 72 Wina tidak ada di rumah.
73
Episode 73 polisi mendatangi kediaman orang tua Wina
74
Episode 74 Masih dalam pengawasan polisi.
75
Episode 75 Salah lawan
76
Episode 76. Judul nano-nano
77
Episode 77 Menengok si kembar lagi
78
Episode 78 Kebersamaan anak-anak
79
Episode 79. Nasehat dari Abi untuk Revan
80
Episode 80 ungkapan hati Zahra
81
Episode 81
82
Episode 82 mengajak si kembar jalan-jalan
83
Episode 83 Kecelakaan tunggal
84
Episode 84 Kesedihan Nabila.
85
Episode 85
86
Draft
87
Episode 87 Permintaan Revan
88
Episode 88 Mulai merasa nyaman.
89
Episode 89 kepulangan Revan di jakarta dan kepulangan Abi dari rumah sakit.
90
Episode 90
91
Draft
92
Episode 92 kejutan untuk Zahra
93
Episode 93
94
Episode 94 akhirnya pulih juga
95
Episode 95 olahraga pagi
96
Episode 96 meminta ijin membawa anak-anak
97
Episode 97 Berangkat ke Jakarta
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Bab 100 Hari pernikahan.
101
101 Malam pertama yang tertunda
102
Episode 102 Akhirnya bisa juga. (Revan vs Zahra)
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105 Meninggalnya Asmirandah.
106
Episode 106
107
Draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!