Tak Sengaja Mendengar

Teddy menggandeng Vira ke ruangan kosong di belakang IGD.

"Nggak usah pura-pura kalau kita baik-baik saja," kata Vira ketus.

"Sayang, kamu itu salah paham," ujar Teddy menjelaskan.

"Mataku tak buta mas," kata Vira.

"Kamu salah sangka sayang," Teddy memegang tangan Vira, tapi keburu ditepis sang istri.

"Kamu pulang saja. Besok kita bicarakan di rumah," tegas Vira.

"Besok aku ke luar kota. Dan itu sama Daniel. Makanya aku nyusul ke sini untuk pamit dan sekaligus meluruskan semua agar semua clear dan tak ada salah sangka," ujar Teddy.

"Bisa lewat pesan, ngapain repot ke sini," imbuh Vira ngegas.

"Ponsel kamu mati sayang," ucap Teddy.

"Ntar juga aku baca,"

"Sayang, percaya lah. Mana mungkin aku sama Daniel. Aku masih normal sayang," bela Teddy.

Vira geleng kepala, kembali mengingat adegan Teddy dan Daniel.

"Biarkan aku di rumah mama beberapa hari. Aku ingin menenangkan diri," pinta Vira.

"Sebaiknya begitu, karena aku di luar kota selama lima hari," tukas Teddy.

"Hhhhmmm," Vira tak bicara apapun lagi.

"Oke sayang. Malam ini aku nemenin Cello dan Celly. Rumah sepi tak ada mereka" kata Teddy.

Vira masih diam.

Rasa kecewa masih menyelimuti hati. Hati belum bisa menerima semua penjelasan sang suami yang bertolak belakang dengan apa yang dilihat.

Teddy pergi dan Vira balik ke ruangan.

"Sudah selesai drama nya," kata Jonathan.

"Apaan sih?" Vira memutar bola matanya malas.

Jonathan terkekeh. Menggoda Vira menjadi hobi barunya.

"Daripada tanda tanya mendingan kamu selidikin tuh," saran Jonathan.

"Emang aku penyidik," tukas Vira.

"Daripada penasaran," imbuh Jonathan.

"Enggak lah. Gue percaya kok sama suami," balas Vira meledek.

"Eh Vir, tau nggak tipe-tipe orang yang susah dikasih tahu?" kata Jonathan memberi tebakan.

"Enggak. Siapa?" tanggap Vira.

"Satu, orang gila. Dua, orang yang jatuh cinta. Susah kali dikasih saran," ujar Jonathan menjelaskan. Sengaja untuk menyindir Vira.

Vira mencibir, "Contohnya anda sendiri dok," kata Vira terbahak.

Jonathan hanya bisa menggaruk kepala yang tak gatal. Senjata makan tuan. Batin Jonathan

Selesai obrolan, rombongan pasien pasca kecelakaan itu datang. Semua disibukkan dengan urusannya masing-masing.

.

Vira tergesa masuk mobil setelah operan dengan shift pagi. Semalaman Vira begadang lagi bersama teman se tim jaga.

"Vir, nyoto dulu yuk deket alun-alun," kata Rena menghampiri.

"Mata gue ngantuk berat nih, sorry ya Ren," tolak halus Vira.

"Vira, jangan lupa pesen gue semalam," sela Jonathan yang kebetulan parkir di samping mobil Vira.

"Urus aja urusan dokter," timpal Vira mulai menyalakan mesin mobil.

"Semakin marah kamu semakin menggemaskan Vira," Jonathan terkekeh.

"Kok bisa-bisanya gue mencintai istri orang," ujar Jonathan bermonolog. Heran dengan hati dan perasaannya sendiri.

Vira melajukan mobil ke arah kediaman mertuanya.

Hari ini Vira ingin menjemput Celly dan Cello.

Mumpung libur dua hari, Vira ingin mengajak kedua anaknya mengunjungi orang tua kandungnya. Itupun kalau Vira tak kebablasan tidur.

Tring. Sebuah notif pesan masuk.

"Sayang, aku berangkat. Lima hari aku di luar kota," bunyi pesan dari Teddy

Vira menghela nafas panjang, dan kembali melajukan mobil saat traffic light warna merah berubah hijau.

"Apa aku terlalu over thinking sama mas Teddy?" pikir Vira.

"Atau anggap saja tak terjadi apa-apa," niat Vira.

Cello dan Celly menyambut saat melihat mobil Vira masuk halaman.

"Bunda...," sapa mereka mendekat ke Vira.

"Bunda udah pulang kelja?" tanya Celly.

"Udah sayang,"

"Sekalang ayah ikutan kelja. Telus nggak pulang-pulang," ucap Celly cadel.

"Iya sayang. Ntar malam kita telpon ayah ya," janji Vira.

"Oke....," jawab keduanya kompak.

"Cello, jagain adik dulu ya? Bunda mau mandi dulu," ucap Vira.

"Kamu istirahat aja dulu Vira. Pasti kamu begadang semalaman lagi kan? Biar mereka sama aku dulu," kata mama mertua.

"Iya Mah," Vira tak membantah, karena benar apa yang dibilang oleh mama.

Badan Vira terasa oleng, berjalan pun berasa tak menapak ke tanah. Semua karena efek tiga malam begadang akibat serbuan pasien. Kalau Vano bilang serangan fajar karena datangnya pasien menjelang dini hari.

Mata panda Vira semakin terlihat jelas di wajahnya yang putih bersih.

Vira merebahkan badannya di kamar.

Tak menunggu lama, terdengar dengkuran halus nafas Vira.

Vira terjingkat di tengah pulasnya tidur.

"Mimpi apa nih?" gumam Vira. Di dalam mimpi, Vira melihat Teddy bersama dengan Daniel. Bukan untuk kerja, tapi mereka sedang liburan bersama.

"Hhmmm anggap aja bunga tidur Vira," Vira menghibur dirinya sendiri dan kembali merebahkan tubuh di atas ranjang setelah minum air putih.

Maunya hendak menyambung tidur, tapi keburu ponselnya berbunyi.

"Vira, makasih ya. Atas bantuan lo, akhirnya pacarku sembuh. Tau nggak obatnya apa?" cerocos Vano.

"Gue ngantuk Vanoooooo," teriak Vira karena jengkel.

"Bentar doang sayang. Kamu harus tahu," cegah Vano agar Vira tidak tertidur lagi.

"Intinya... Makasih... Makasih," seru Vano bahagia.

"Iya sama-sama. Sudah kan? Gue mau tidur lagi Vano," timpal Vira.

"Oh ya Vir, aku tadi ketemu sama Om Ted loh," ucapan Vano membuat Vira tak ngantuk lagi.

"Oh ya?" tanggap Vira.

"Aku ketemu di hotel tengah kota itu loh. Acara kantor ya Vir?" bilang Vano.

Kantor Teddy sering mengadakan acara di hotel yang disebutkan Vano tadi.

"Iya kali," ucapan Vira ngegantung membuat Vano penasaran.

"Tumben lo nggak ngikut?" celoteh Vano.

"Gue kan gantiin shift lo songong. Jengkel banget gue," harus banyak sabar yang musti dikeluarkan Vira menghadapi Vano.

"Ha...ha.... Iya juga sih. Oke deh Vira. Makasih buangeeettt... Bye sayang. Met mimpi indah. Salam buat Om Ted sama duo 'C," sebutan Vano untuk Cello dan Celly.

Vira tak bisa tidur lagi setelah mendengar cerita Vano barusan.

"Katanya ke luar kota? Kok di hotel?" tanya Vira pada diri sendiri.

"Aku tanya mamah aja, mas Teddy pamit kemana," niat Vira.

Belum juga beranjak, mama masuk ke kamar Vira.

"Vira, kamu tak ada masalah kan sama suami kamu?" tanya mama ikutan duduk di tepi ranjang.

Vira menggeleng untuk menjawab, mesi hatinya sendiri meragu.

"Ya udah kalau tak ada masalah. Mama cuman pesan, kalau ada sesuatu mendingan secepatnya dibicarakan. Biar masalahnya tak berlarut-larut," itu yang disukai Vira dari mama mertua, nasehat bijak tanpa memihak.

"Mas Teddy ijin ke mama nggak?" telisik Vira.

"Ada apa?" telisik mama.

"Nggak ada apa-apa Mah,"

"Teddy pamit keluar kota. Dan selama Teddy tak ada, sebaiknya kalian tidur sini aja," saran mama. Vira terdiam sejenak.

"Mah, abis ini Vira ijin keluar bentar," kata Vira.

"Kemana?"

"Beli diapers Mah, susunya anak-anak juga habis," kata Vira.

"Hhmmm baiklah," mama memberikan ijin.

.

Vira duduk dengan topi dan kacamata hitam. Tak lupa masker. Dia duduk di pojok sebuah lobi hotel.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Terpopuler

Comments

Tania Fahira

Tania Fahira

sepintar apapun menyimpan bangkai, akhirnya tetap tercium juga

2024-07-30

2

Tania

Tania

Apa iya AC DC si mas Teddy? Ngeri kali thor

2024-07-22

4

Visha_Varisha

Visha_Varisha

seruuuhhhhh ..

2024-07-21

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!