Malam menjelang dan telpon diatas meja kasir berdering. Aku tersadar dari lamunan, mengulurkan tangan dan mendekatkan ditelinga.
“Halo, Ayana tokonya buka sampai jam sembilan malam ya mulai sekarang, jangan tutup terlalu larut”
Ucap ibu bos dibalik telpon.
“Siap Bu”
Jawabku tersenyum semangat.
“Oh iya, kamu boleh ambil jatah apa saja seperti biasa apa yang kamu butuhkan, beritahu juga Sira”
Ucap Bos mawar.
“Baik Bu”
Jawabku. Bu mawar menutup panggilan. Aku menghampiri Sira yang sedang menyusun barang dirak penyimpanan.
“sir, kabar baik!! Kita tutup toko batas jam sembilan!”
Aku melihat Sira meloncat kegirangan seperti anak kecil.
“yes, yes, aku bisa kencan”
Ucapnya sambil menari nari. Aku menertawakannya. Sebegitu bahagianya kah dia? Aku tersenyum menggeleng dan berlalu meninggalkannya yang lanjut menyusun produk perlengkapan.
Begitu langit mulai gelap, aku keluar dari tokoh dan ingin memesan makanan, tapi begitu sampai diwarung,, mataku menatap spanduk jualan tempat biasa aku memesan makanan.
Aku merinding setelah teringat sayur sup. Ucapan pria itu mengganggu pendengaran-ku hingga terngiang ngiang di-telinga ini.
Aku tidak jadi masuk warung. Berbalik dan melangkah masuk kedalam toko.
“dimana pesannya?”
Ucap Sira. Begitu aku menutup pintu kaca dia menatapku bingung.
“Sir, aku ingin makan mie instan saja deh, kamu saja yang pesan?”
Ucapku menyodorkan uang di telapak tangan Sira dan berlalu mengambil mie instan di-rak khusus.
Sira menatap punggung Ayana dengan aneh lalu berpaling ketelapak tangannya. Menghela napas berat dan ikut menyusul Ayana dan mengambil Mie yang berbeda dengan milik temannya itu.
“Aya, Tolong yah? Buatkan juga untukku!”
Sira nyengir dan menatap Ayana.
“Iya”
Jawab Ayana berlalu masuk kedapur dan berkutat disana.
Sira berdiri didekat pintu dan menyambut pelanggan yang datang.
“Selamat datang di toko kami.. silahkan lihat lihat!!”
Ucapnya tersenyum ramah.
Sira mengekori pelanggan tersebut sambil melirik lirik sekitar barang mencari kesibukan sekalian memantau pembeli.
Pintu toko kembali terbuka dan seorang pria berperawakan tinggi masuk. Begitu Sira melihatnya dia melangkah dan menyambutnya sopan. Tidak lupa menampilkan senyum ramah.
“Selamat datang ditoko kami! Ada yang bisa di bantu, mas?”
Pria itu tidak menjawab melainkan melirik kearah meja kasir. Dan dia melangkah pada rak produk wajah khusus pria.
Eh bukankah itu pria yang datang pagi tadi? Pria aneh itu
Sira yang diabaikan-pun hanya mengangkat bahu acuh dan berjalan ke-meja kasir, berhubung Ayana tidak ada dia akan menggantikannya untuk sementara.
Pembeli pertama datang bersama kekasihnya dan meletakkan peralatan tempur antar pasangan.
Sudut bibir Sira tersungging menatap pasangan itu bergantian.
Astaga satu pac? Yang benar saja.
apakah itu akan habis?
“mas, totalnya 100rb”
Ucap Sira tersipu.
Begitu pria itu selesai membayar dia mengambil belanjaannya sambil bergandengan tangan dengan kekasihnya.
Sira menatapnya menghilang dibalik pintu mobil dan menghela napas besar sambil berdecak.
Sekarang sudah pukul delapan malam, dan Sira bosan menunggu pria yang sedari tadi mencari cari sesuatu yang entah apa itu, mana perutnya sudah keroncong lagi.
Ayana kembali dari dapur, sepertinya dia baru saja menyelesaikan makannya.
Menghampiri Sira.
“Makan gih! Gantian aku yang jaga”
Ucap Ayana, dan beranjak dari duduknya mendekat dan berbisik tepat ditelinga Ayana.
“Pria yang tadi pagi datang lagi, Ayana hati hati”
Ucap Sira. Meninggalkan Ayana yang terlihat bingung.
Begitu Sira tidak lagi terlihat, pria tersebut datang dan meletakkan keranjang belanjaannya untuk melakukan proses pembayaran. Dan aku menghitung transaksi dengan cash register atau mesin kasir.
Tangan Ayana terulur dan menatap pria itu.
“Mas, yang ini juga?”
Ucapku mengangkat pembalut itu sambil tersenyum. pria itu bersidekap dada dan menatapku juga. Entahlah, aku merasakan dia sedari tadi terus menatapku. Feeling ku berkata begitu.
“Memangnya itu apa?”
Ucap pria itu, terlihat bingung. Aku-pun sama bingungnya. Aneh saja masa beli tapi tidak tahu fungsinya untuk apa. Tapi kalau aku perhatikan dari ekspresinya dia terlihat bersungguh sungguh.
“Mas, ini tu kebutuhan wanita”
Ucapku, kulihat matanya sedikit terkejut, kemudian tersenyum.
“Sorry, aku mengambilnya acak tadi”
Ucapnya melangkah mengembalikan benda tersebut di-rak khusus perlengkapan wanita.
Aku menghembuskan nafasku lewat mulut sambil bersidekap dada. Kenapa aku merasa pria itu mengulur ngulur waktu yang sebentar lagi tokoh akan tutup.
Dia kembali dan meletakkan sikat gigi couple dimeja kasir. Lalu kembali lagi pada rak yang sama dan mengambil sabun mandi dan meletakkannya diatas meja kasir.
Astaga kenapa bolak balik gini? Kenapa tidak sekalian saja, ditempat yang sama juga.
“Ayana”
Ucapnya lembut. Aku terkejut bagaimana ia tau namaku?
Aku menatap senyuman manis pria itu. ingin sekali rasanya menyingkirkan rambut yang menutupi kening hingga separuh matanya. Agar dapat melihat lebih jelas wajahnya yang tampan, tapi dengan dia yang seperti ini terkesan misterius sebenarnya.
“Mas, tau namaku?”
Dan aku mengikuti arah pandang pria itu ternyata tertuju pada tag nama yang tercantum pada kaosku.
Sekarang aku mengerti.
Aku kembali fokus memasukkan barang belanjaannya didalam kantong lalu memberinya struk belanja. Lagi. dia memberiku uang lebih dan lebih banyak dari yang tadi. Aku berusaha mengembalikannya namun dia tersenyum dan menolak.
“Begini.. Hm, Ayana.. bisakah kamu menemaniku mencari tempat tinggal sementara? Aku baru dikota ini dan belum terlalu paham di-daerah sini”
Ucapnya. dia menatap dalam mataku dan aku-pun terpaku, semakin dalam aku menatap matanya yang sebiru lautan itu. Semakin aku tenggelam didalam sana. dan aku mengangguk tanpa sadar mengiyakannya seperti terhipnotis oleh mata birunya.
Bibir pria itu berkedut lalu tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya.
“kapan itu?”
Tanyaku, setelah sadar kembali.
“Sepulang kamu kerja juga boleh”
Jawab pria itu.
Aku mengangguk dan menatap jam pada ponselku. Sudah waktunya aku menutup toko. Pria itu duduk di-bangku sambil berkutat pada telpon genggamnya.
Begitu Sira kembali dari arah dapur aku langsung menghampirinya.
“Sir, tutup yuk! Udah jam sembilan ini”
“ok, aku mengambil tas sekalian ganti baju”
Ucap Sira. Berjalan keruang ganti. aku-pun melakukan hal yang sama.
Tanpa kedua wanita itu sadari. Pria itu menyeringai menatap kearah wanita itu pergi lebih tepatnya satu titik yang menarik mintanya. Setelah berhasil mengutak-atik ponsel milik sang gadis yang membuatnya tertarik.
Seulas senyum aneh tersungging dibibir tipisnya.
Ayana
Ucapnya tanpa suara dan tersenyum lagi setelahnya.
kembali menggumamkan sesuatu entah apa itu, kemudian matanya memicing menatap langit langit Lebih tepatnya dimana cctv terpasang yang merekam semua aksinya. jari tangannya mempermainkan telpon genggamnya dengan gerakan berputar putar seperti jarum jam, hanya hitungan detik dan lampu didalam toko itu seketika padam menjadi gelap gulita. Bersamaan dengan suara histeris kedua gadis didalam ruang ganti.
”Aaaaaah!”
“Sira, mengapa lampu tiba tiba padam?”
Ucapku ketakutan. punggungku menempel didinding tanganku sudah berkeringat.
“aku juga tidak tau!”
Panik Sira, dia meraba-raba tasnya lalu menggeledah isinya, setelah dia menemukan telponnya, seketika ruangan menjadi terang oleh bantuan senter hape.
Aku dan Sira melangkah meninggalkan ruang ganti. karena Sira yang memegang senter jadi dia yang menuntun jalan, tapi langkahnya tertahan, membeku.
“Aaaaah.. hantu..!!”
Jerit Sira bersembunyi dibelakang punggungku. Aku melihat kedepan dengan gemetar dan merebut telponnya lalu mengarahkannya kedepan.
“Ayana, kamu disana?”
Ucap pria itu sedikit cemas. Aku menghembuskan napas lega dan menarik tanganku dipelukan Sira.
“Dia manusia, bukan hantu!”
Ucapku kesal pada Sira, bagaimana tidak, sudah mengejutkanku hingga jantungku rasanya ingin copot. ternyata bukan hanya aku yang penakut tapi Sira juga.
“Aya, dia seperti hantu muncul tiba tiba dengan wajah menyeramkan”
Bisik Sira ditelingaku.
Mana mungkin ada hantu setampan itu?
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Amara
psikopat kah dia, makin bikin deg² an...
ngeri nya sampai tembus layar
2025-06-08
0
Imrana
lanjut
2024-07-20
0
Antira
lanjut Thor
2024-07-20
0