Pria aneh

 Saat Fajar menyingsing, cahaya kemerah-merahan di langit sebelah timur terlihat menjelang matahari terbit, aku mengintip dari jendela kamarku kulihat, proses menjelang matahari terbit, ketika cahaya aram mulai muncul hingga sesaat sebelum matahari mulai naik dari cakrawala.

Selamat pagi dunia

Aku kembali menutup gorden abu abu yang terpasang dijendala kamarku.

Bangun dan kepalaku sedikit pusing akibat kurangnya tidur semalam. aku meraba raba ponselku diatas meja.

Sudah pukul enam ternyata.

Aku melangkahkan tungkai ini ke-kamar mandi, melepas pakaian dan meletakkannya di-dalam keranjang.

Mengguyur tubuhku, air yang terasa dingin dari kran yang mengalir ke- dalam bak, meresap kedalam kulit tubuhku.

Setelah membersihkan diri aku mengambil handuk dan keluar dari sana.

Selama dua tahun ini sudah menjadi rutinitas-ku dipagi hari, bangun pagi pagi mandi lalu berangkat kerja.

Perkenalkan namaku adalah Ayana lestari, usiaku 24 tahun. Aku adalah gadis sederhana dan dibesarkan dipanti asuhan. Aku tidak tahu siapa dan dimana orang tuaku, tapi aku disini bukan untuk mencari tahu, melainkan hanya untuk menyambung hidup.

Bagiku, asal bisa makan aku sudah sangat bersyukur. Aku bekerja disebuah toko yang lumayan besar dan bertugas sebagai kasir. Aku sudah bekerja sejak usiaku dua puluh tahun. Jika dihitung sudah empat tahun aku bekerja disana. Bosku sangat ramah dan teman temanku juga baik. Aku sangat betah bekerja disana selain gajinya besar, dan, ya! menurutku gaji segitu sudah cukup untuk kelangsungan hidupku.

Kembali lagi pada diriku.

Saat ini aku menutup pintu kamar kost dan tidak lupa menguncinya.

Kost yang aku tempati ini adalah yang paling murah, dan ada lima petak disini. tapi sepertinya hanya aku yang menyewa. Entahlah!!

Ibu kostku sendiri tinggal tidak jauh dari sini.

 Aku berjalan kaki ketempat dimana aku bekerja yang kebetulan tidak jauh dari tempat ku tinggal, kembali melewati lorong yang semalam. Aku hanya ingin memastikan penglihatan-ku apa benar atau aku hanya mimpi.

Setelah kupastikan tidak ada apapun disini, setidaknya paling tidak. ada jejak ataupun misalnya darah yang mengering atau bau anyir. Tapi nihil, bersih total. Aku tidak menemukan adanya tanda tanda bahwa semalam ada yang terjadi disini.

Aku bernapas lega.

Semoga saja semalam aku hanya berhalusinasi.

Aku kembali melangkah menuju tempat kerja. Sesampainya aku disana, kupandangi toko yang bertuliskan Market, Aneh ya? tapi aku tidak ambil pusing, apapun itu dan kalaupun ada kepanjangannya itu juga bukan urusanku.

“Pagi Ayana”

Sapa temanku Sira.

“Pagi juga Sira yang cantik”

Balasku dan diapun tersipu.

Oh, ya! Kami ada tiga orang disini. aku Sira dan Mey. dan sepertinya Mey belum datang pagi ini.

Ku-letakkan tasku diruang istirahat dan ku-kantongi ponsel yang sedikit retak layarnya, aku tidak mempermasalahkan itu asal masih bisa hidup dan menjawab panggilan aku sudah sangat bersyukur.

“Mey belum datang ya?”

Tanyaku pada Sira, dan dibalas acuh oleh-nya.

“Sepertinya dia tidak masuk lagi”

Jawab Sira

Kami mengganti baju lalu mengenakan baju yang sama.

Lalu Sira membantu membuka pintu besi hingga dinding kaca toko terlihat.

Begitu pintu terbuka, aku membalikkan papan kecil yang bertuliskan open.

“Aya, kamu sudah sarapan?”

Ucap Sira.

“belum nih”

Jawabku, aku jarang sarapan dikost. Berbeda dengan Sira yang rajin membawakan bekal. padahal disini enak makanan ditanggung bos.

Sira adalah teman baik dan pengertian. dia beda satu tahun denganku.

 Sira mengajakku makan dan kami duduk dikursi, mumpung belum ada pengunjung kami memanfaatkan waktu untuk sekedar sarapan.

Alarm pintu berbunyi begitu ada pengunjung yang datang. Dan aku mengatakan pada Sira untuk melanjutkan makan.

“Biar aku saja”

Aku meneguk air minum dan menyeka bibirku dengan tissue lalu bergegas duduk dimeja kasir.

Seorang pria yang berperawakan tinggi melangkah kearah rak dan mencari cari sesuatu. Berhubung Sira masih sarapan aku meninggalkan tempatku lalu menghampiri pria itu.

“Mas sedang mencari apa?”

Ucap-ku sopan. Ku-perhatikan dengan seksama wajah pria itu. Tapi aku hanya melihat separuh wajahnya karena ditutupi poni. Aku terpesona oleh mata berwana biru laut itu. tatapan kami-pun terkunci.

Aku memalingkan wajahku lebih dulu setelah beberapa saat dan kembali menatapnya saat keranjang belanjaan ditangannya terjatuh. Dia tersenyum menatapku setelah aku membantunya.

“Maaf merepotkan-mu nona”

Ucapnya, dia tersenyum manis dan memperlihatkan lesung pipinya. Bulu mata yang lentik dan hidung yang mancung. Dan betapa sempurnanya terlihat jika seluruh wajahnya terekspos tanpa gangguan poni.

Tapi tunggu dulu!! Mengapa suaranya seperti tidak asing. dimana aku pernah mendengarnya? Dan juga, aku memanggilnya mas, tapi dia memanggilku nona, bukankah seharusnya dia memanggilku mbak?.

Aku tersentak ketika tangan pria melambai didepan wajahku.

“Nona, kamu melamun”

Ucapnya disertai tawa kecil.

“Oh, apa tadi?”

Ucapku kaku.

“Tidak ada..”

Ucapnya lagi. Ngomong ngomong senyumnya tak pernah luntur.

Kami melangkah kearah meja kasir.

Dia meletakkan barang belanjaannya di-atas meja tempat untuk bertransaksi. Disana ada computer, printer, mesin scan barcode dan barang-barang yang fast moving.

Aku memasukkan didalam kantong keresek. Dan tersenyum ramah padanya.

Ada lakban, minuman kaleng, perlengkapan kamar mandi. Dan bahan bahan dapur.

“mas, jumlahnya 505ribu”

Ucapku. pria yang tidak kutahu namanya itu merogoh sakunya dan mengeluarkan dompet dari sana.

Lalu memberiku uang berjumlah enam ratus ribu.

“Ambil saja kembaliannya”

Ucap pria itu, tersenyum manis sekali dan mengambil kantong belanjaannya, melangkah namun berhenti dan kembali melangkah kearah meja kasir.

Eh, mungkinkah dia berubah pikiran dan meminta uang kembaliannya?

“Nona, boleh minta nomor WA-nya?”

Ucapnya berbinar dan penuh harap. Tersenyum memperlihatkan gigi yang berjejer rapi dan beraturan.

Aku sedikit ragu. Bagaimana mungkin aku memberi orang asing nomorku? Alisku berkerut bimbang. Antara kasih dan tidak.

Aku melihat ekspresi kecewa pria itu dan senyumnya pun perlahan luntur.

Aku menolak dengan halus, bagaimana pun aku tidak mengenalnya.

“Maaf ya mas! telpon genggam-ku rusak”

Ucapku memelas, dan rasa bersalah. Kulihat dia tidak lagi tersenyum dan berbisik namun aku masih bisa mendengarnya.

“Pembohong”

Dia melangkah dan membuka pintu.

Aku menghela napas berat, menatapnya lewat dinding kaca. punggungnya yang perlahan menjauh meninggalkan parkiran dan masuk kedalam mobil.

“Siut..!”

Sira bersiul dan menghampiriku. menatap keluar tepat dimana pria itu pergi.

“pria yang aneh”

Ucap Sira, aku menatapnya bingung.

“Kenapa?”

Rasa ingin tahu bersarang dibenak-ku.

“Kamu tidak melihatnya tadi. tapi aku memperhatikannya. Dia tersenyum aneh dan terus menatapmu, dan saat kamu sibuk dimeja kasir tadi. Dia mengambil gambar-mu diam diam Ayana”

Ucap Sira menatapku serius.

Dari ucapan Sira aku menyimpulkan.

Mungkinkah pria itu tertarik padaku? Tidak mungkin! Aku tidak cantik dan biasa saja, lalu?

“Aya, kamu tidak menaruh curiga? Bisa saja pria itu mengambil gambar mu lalu menjadikannya fantasi liar. Banyak sekali cara orang orang melakukan kejatahan. Apakah kamu tidak mendengar kabar akhir akhir ini? Begitu banyak penculikan dan pembunuhan terjadi”

Kerena ucapan Sira, aku jadi teringat kejadian semalam benarkah itu nyata terjadi?

Seketika aku tercengang dan tidak bisa berkata lagi. Telapak tanganku berkeringat.

Sira mengguncang kedua bahuku untuk menyadarkan-ku.

“Aya, kenapa wajahmu pucat? Kamu sakit?”

Aku menggeleng keras. mataku bergerak gerak gelisah menghindari tatapan Sira.

“Sir, kamu membuatku takut, jangan ungkit masalah itu lagi boleh?”

Ya! Berbicara tentang pembunuhan. Aku tidak bisa menyembunyikan rasa takutku. Seharian ini aku duduk dimeja kasir dan tidak fokus dan mood-ku hancur. Sira melayani begitu banyak pengunjung. Seperti jika seseorang mencari barang dan tidak menemukannya Sira ada untuk membantunya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Capricorn

Capricorn

lanjut ok

2024-07-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!