"Muka Baru, Identitas Hilang"

"Muka Baru, Identitas Hilang"

Disudut lorong

   Malam ini, aku berjalan melewati lorong sepi yang hanya dibantu oleh pencahayaan lampu jalan, seperti biasa, sepulang kerja aku akan melewati lorong ini. Namun entah karena akan turun hujan hingga suasana terasa dingin, angin malam menyapu tubuh ringkihku hingga tengkukku sedikit merinding, aku berjalan sambil menunduk memeluk tubuhku dan tidak berani melirik sekitarku, takut jika mataku menangkap sesuatu yang aneh atau semacam hantu, bisa saja kan?

  Ku-pelankan langkahku ketika pendengaran ini menangkap sesuatu, suara seperti duk Duk terdengar nyata. tubuhku merinding. Meski begitu aku memberanikan diri mengikuti asal suara, pelan pelan aku mengintip disudut lorong.

  Di-sana terlihat seseorang dari postur tubuhnya aku tebak itu adalah pria, dia sangat tinggi.

Dia mengenakan topi hitam serta masker yang menutupi mulut dan hidungnya, pakaian yang serba hitam segelap tempat itu.

Aku menajamkan penglihatan-ku dengan adanya bantuan dari cahaya bulan. Kulihat lagi lebih teliti hingga wajahku condong ke-depan.

Apa yang dia kerjakan disana?

Tangannya bergerak lincah seperti memotong diatas talenan seperti koki profesional.

Sedetik.

Dua detik.

 Mataku nyaris saja keluar. Tahu apa yang kulihat? I-itu terlihat seperti daging yang dipotong potong. Darah merembes ketanah dan tercecer dimana mana, rasanya mataku perih melihatnya. Setelah ku-amati baik baik, aku membeku ditempat. Terlihat jelas itu adalah tangan yang memiliki jari jari.

Aku membekap mulutku agar tidak bersuara karena terkejut.

Ulu hatiku sakit sekali menyaksikan pembunuhan didepan mataku langsung, terasa ingin kencing dicelana. Tubuhku menggigil seperti tersiram air es kemudian membeku. Aku bersandar ditembok lorong itu tanganku bertumpu menopang tubuhku, tangan yang membekap mulut ini bergetar dan air mata pun luruh.

Samar samar terdengar.

“Sudah aku bilang kan? Jangan membantahku, mati kan kamu!!”

“apakah enak? Dicincang dan dipotong dadu? sangat enak dipadukan dengan wortel, hmm.. Betapa lezatnya sayur sup”

Ucap pria itu disertai tawa sumbang yang terdengar menyeramkan. Dia mengatakannya dengan tenang dan tanpa dosa.

Aku menahan mual, membekap mulutku kuat kuat agar tidak muntah.

Bagaimana bisa? Dan apa katanya? Sayur sup? Apakah dia bercanda? dengan daging itu dibuat sup?

Pria gila...!!

Aku sulit mempercayai ini. Aku tersadar dan kuangkat kaki pelan dan melangkah mengendap endap, meski jantungku berdetak tak karuan, aku tetap memaksakan diri. alam bawah sadar-ku memintaku untuk segera berlari, ada bahaya yang sedang mengintaiku.

Tapi... Belum seberapa jauh aku melangkah, telpon-ku tergeletak ditanah hingga bunyi itu terdengar ditelinga pria tersebut, dan karena suara itu juga mengalihkan fokus pria itu.

Aku kembali membeku.

“eh. Ada orang? Siapa disana?”

Suaranya serak dan terdengar menyeramkan ditelinga-ku..

Degg

Jangan tanya seperti apa jantungku saat ini, sudah berlalu talu dan ingin keluar. Kurasakan langkah kaki mendekat. Dengan cepat kuraih telpon-ku yang tergeletak dibawah dengan gesit dan berlari meninggalkan tempat itu.

Kumohon, aku mohon, semoga saja ini mimpi..!! Pintaku dalam hati. Begitu sampai dikost, aku langsung menutup pintu dengan kasar dan menguncinya dengan cepat. Tubuhku luruh dilantai bersandar dipintu lalu memeluk kedua lututku dengan tangan gemetar.

Ini mimpi ini mimpi bisikku memohon. Betapa kacau dan takutnya aku.

  Ini adalah pertama kalinya aku menyaksikan hal semacam ini. Siapa tidak ketakutan setengah mati? ingin lapor polisi, tapi apa aku punya bukti? Lalu apa? Hidupku tidak akan aman lagi setelah ini.

Kupegang kedua kepalaku yang terasa sakit, jantungku memacu tidak sabar begitupun pikiranku yang tidak bekerja sama, pikiran negatif melintas di kepalaku.

  Bagaimana jika pria itu datang dan mencariku?

Bagaimana jika dia dengan cepat menemukanku? Apa yang harus kulakukan? Rasanya aku ingin pulang cepat cepat kedesa. Disana adalah Tempat tentram dan aman tanpa adanya bahaya yang mengancam.

Aku tidak berani beranjak dari tempatku duduk, melirik kamar kost-ku, yang sedikit kusam dan cat dinding yang mulai pudar, aku mendongak melihat plafon kamar terlihat berlubang itu. Sebelumnya aku tidak mempermasalahkan ini namun sekarang aku jadi paranoid.

Bagaimana jika penjahat itu merangkak diatas sana lalu mencekik-ku?

Bagaimana jika dia menendang dinding yang retak ini dan merobohkannya lalu menarikku keluar?

Bagaimana dan bagaimana?

Hidupku kacau dalam semalam, mentalku tidak lagi aman, aku tidak bisa lagi tenang entah apa yang akan terjadi besok.

Malam semakin larut dan terasa dingin, aku tidak berani memejamkan mata, terpejam sedikit saja. maka terlintas lagi bagaimana daging itu dipotong potong didepan mataku.

Apa yang harus kulakukan?.

Ku-lirik sekitar kamar kost-ku lalu tatapanku terpaku disebuah jam dimeja kecil tetap disamping tempat tidurku.

 Pukul dua pagi. Berarti sudah dua jam aku duduk disini.

Pandanganku mulai gelap, kegelapan memelukku.

Samar samar kurasakan ada yang menarikku lalu menindihku dan mencekik leherku, aku seperti ikan yang mangap mangap karena kurangnya udara yang masuk keparu paruku. Jiwaku meronta, berteriak, meraung, histeris. Dan tubuhku terasa sakit.

Ada apa dengan diriku?

Aku tidak bisa menggerakkan tubuhku. Tenggorokanku sakit sekali, dan telingaku pun terasa sakit seperti ada yang menusuknya. aku sudah putus asa. Sudah waktunya kah aku mati? Tolong.. tolong.. !! Siapapun itu.. bantu aku lepas dari jeratan ini..!!

Aku tersiksa.

Aku menderita.

 Dan pelan pelan kupasrahkan diriku. Pasrah. Lelah.

Aku menangis dalam diam.

Namun setelah aku pasrah. Aku merasakan kekuatan entah darimana hingga berhasil lepas dari cengkraman.

Aku berdiri dan bergegas dan naik ketempat tidurku, kulirik lagi sekitarku dengan tatapan ngeri, tidak ada siapa siapa disini selain diriku.

Apa itu tadi?

Terasa sangat nyata.

Kenapa menyeramkan sekali.

Bisikku lirih.

Aku baru saja bermimpi dan kalian tahu apa yang kualami?

Aku baru saja ke-tindisan.

Perasaan semacam tidur namun seperti sadar, dan merasakan perasaan seperti terbelenggu.

Jiwamu tersiksa. Meski kamu berusaha keras malawan, berteriak, menangis, tidak akan ada yang mendengar-mu. Dan tubuhmu tidak bisa digerakkan sekalipun kamu berjuang. Semakin kamu melawan maka kamu akan semakin sakit seakan jiwamu ditertarik.

Samar samar terdengar langkah kaki dari luar. Semakin dekat sangat dekat hingga berhenti tetap didepan pintu kamarku, aku menjeda napasku untuk memastikan kekeliruanku.

Benarkah itu langkah kaki seseorang? Apakah aku telah ketahuan?

Aku menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhku, aku menggigil. Sungguh.!! aku kedinginan meski sudah ditutupi selimut tebal.

Ku-remas selimut sambil menahan tangis.

Aku tidak ingin bernasib sama dengan orang itu. Tidak ingin...!!

Jeritku dalam hati.

Apakah aku berhalusinasi?

Kudengar lagi langkah kaki yang perlahan menjauh meninggalkan kamar kost-ku.

Apakah dia adalah pria itu?

Jika benar, aku pasti tamat.

Entah kesalahan apa yang aku perbuat dimasa lalu sampai mengalami hal ini.

Aku tidak tahu!! yang jelas aku ketakutan setengah mati..

Aku hanya seperti ini hingga pagi tidak bergerak sama sekali bernapas sulit dan mataku hanya berkedip sekali kali.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Amara

Amara

ikut lelah, merinding dan takut menyerbu hati dan pikiran mana hujan ber petir keras...
sisa2 air yang meruah dari langit, menguarkan hawa dingin...
membaurkan aroma tanah ...
dan serasa di ujung ada pria berdiri dengan tatapan marah😱😂

2025-06-07

1

Wanita Aries

Wanita Aries

Menegangkan

2025-06-05

1

sutri

sutri

lanjut lagi

2024-07-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!