bab 4. tak ingin di bantah

Keesokan harinya, seperti biasa jam setengah tujuh pagi Maureen akan berangkat ke restoran. Walaupun hari ini adalah weekend tapi Maureen tetap harus bekerja, karena restoran sedang rame rame nya.

"Mah kemana kamu?"tanya pak Latif yang sedang duduk di meja makan, padahal biasanya sarapan akan di mulai setengah jam lagi tapi semua orang sudah duduk di meja makan bersiap akan sarapan.

"Ke luar."ucap Maureen.

"Ngapain?"tanya pak Latif.

"Nge-lont*"jawab Maureen asal, membuat pak Latif naik pitam lagi.

Saat Maureen akan melangkahkan kakinya kembali,suara pak Latif menghentikan langkahnya.

"Sarapan dulu,ada yang ingin ayah bicara denganmu."ucap pak Latif dingin.

Maureen menyeringitkan keningnya,tumben sekali ayah nya itu mengajak dia untuk sarapan biasanya juga mau Maureen makan atau tidak pun pak Latif bodo amat.

"Maureen buru buru."

"Dek,sarapan dulu lagian ini masih pagi kok. Kita sarapan bareng yah, mungkin ayah mau membicarakan hal penting sama kamu."ucap Shafa.

Jika shafa yang meminta, Maureen pun tak bisa mengelak dan akhirnya melangkah ke arah ruang makan dan duduk di samping kakaknya.

"Mah makan sama apa dek biar mama ambilin."ucap mama Hana mengambil piring dan akan menyendokan sesendok nasi.

Namun langsung di ambil oleh Maureen. "Gue bisa sendiri."ketus Maureen, kemudian mengambil makanan nya sendiri.

"Maureen."geram pak Latif,namun mama Hana langsung menggenggam tangan pak Latif agar tak marah pada Maureen.

Ini adalah sarapan bersama yang baru Maureen rasakan bersama ayah nya,entah sudah berapa lama Maureen tak makan bersama dengan sang ayah. Karena memang sejarang itu waktu bersama dengan pak Latif.

Jika pun makan bersama di luar,atau merayakan sesuatu. Tak sekalipun Maureen di ajak.

Sejak kecil Maureen di rawat oleh kakek dan neneknya,namun saat kelas dua SMA nenek dan kakeknya tiada. Sejak kecil hingga beranjak dewasa Maureen sama sekali tak merasakan kasih sayang dari ayah nya.

Jangankan kasih sayang,ayah nya datang hanya untuk sekedar melihat keadaan nya saja tak pernah. Maureen kecil hanya tau nama dan wajah ayah nya di foto.

Semenjak nenek dan kakek Maureen tak ada, Maureen pun di bawa oleh pak Latif dan tinggal bersama di sini. Namun ya begitulah, Maureen seperti di anggap tak ada di keluarga ini.

Pak Latif yang bersikap acuh pada Maureen, bahkan rasanya Maureen seperti orang asing di rumah ini. Mama Hana yang memang memiliki kasih sayang untuk Maureen,namun kasih sayang itu tak sebesar pada Shafa.

Maureen pun sebenarnya sedikit benci pada ibu nya itu, karena memang mama Hana adalah ibu sambung nya. Bukan ibu kandung,ibu kandung Maureen sudah meninggal saat melahirkan Maureen.

Dan di rumah ini hanya Shafa lah yang Maureen rasakan kasih sayangnya,figura seorang Kaka tak pernah hilang pada diri Shafa.

Dia yang selalu ada untuk Maureen, walaupun sering sekali orang orang bandingkan antara dia dan Shafa,namun Maureen tak menghiraukan nya, baginya kasih sayang Shafa begitu berarti.

Sarapan kali ini hanya di isi dengan dentingan garpu dan sendok saja. Dalam hati Maureen tertawa sumbang, beginilah jika Maureen ikut makan bersama keluarganya,pasti selalu di isi dengan keheningan.

Beda hal nya jika Maureen tak ikut makan,pasti makan bersama ini akan terasa lebih berwarna. Maureen pernah melihat kedua orang tuanya dan Shafa saling melemparkan lelucon atau menceritakan tentang hari hari mereka saat makan bersama.

Tentu itu sangat menyayat hati Maureen.

Dengan tergesa gesa Maureen menyelesaikan sarapan nya.

"Maureen sudah selesai,mau bicara apa? Maureen tak punya banyak waktu."ucap Maureen.

"Kamu sibuk apa sebenarnya Maureen,ayah pun bekerja tak sesibuk dirimu."sanggah pak Latif.

"To the points mau membicarakan apa?"tanya Maureen yang sepertinya sudah muak berada di sana.

Pak Latif kemudian menghela nafasnya. "Kamu ayah jodohkan."

Degh

Maureen langsung terdiam di tempat,begipun dengan Shafa. Kecuali mama Hana yang memang sudah tau tentang ini.

"Apa maksud ayah?"tanya Maureen.

"Ayah jodohkan kamu dengan anak teman ayah,tak ada penolakan. Sore nanti mereka akan kesini membicarakan lebih lanjut tentang perjodohan ini."ucap pak Latif tak terbantahkan.

"Hahaha enteng sekali anda bicara,saya bukan barang yang tanpa di mintai persetujuan lalu anda berikan pada orang. Tidak!! Saya dengan tegas menolak perjodohan ini,saya gak mah di jodohkan."ucap Maureen.

"Tak ada penolakan Maureen,ini demi kebaikan kamu."

"Kebaikan apa yang anda maksud? Tidak,saya tetap gak mau di jodohkan. Ini bukan jaman Siti Nurbaya. Saya bisa mencari jodoh saya sendiri kok,gak perlu di jodoh-jodohkan." Maureen tetap Keukeh tak mau di jodohkan.

"Tapi ini semua juga demi kebaikan kamu Maureen, perjodohan ini di lakukan oleh mendiang kakek mu dulu bersama teman nya untuk menjodohkan cucu mereka. Dan ayah sudah memutuskan bahwa kamu lah yang akan di jodohkan dengan cucu teman kakek mu."jelas pak Latif.

Pak Latif juga menjelaskan dan menunjukkan bukti bahwa dahulu kakek Maureen membuat perjanjian bersama teman nya untuk menjodohkan anak atau cucu mereka.

Namun bukan Maureen namanya jika langsung menerima dengan lapang dada, Maureen masih keukeuh tak mah di jodohkan.

Ayah dan anak itu pun terlibat percekcokan,sama sama keras kepala dan tak ada satu pun yang mau mengalah.

Shafa memandang ke arah sang adik,ada rasa kasihan pada Maureen yang harus selalu di tuntut untuk melakukan apapun yang ayah nya perintahkan.

"Ayah..."Shafa menengahi pertikaian antara ayah dan anak itu.

"Shafa saja yang di jodohkan,Shafa ikhlas yah. Perjalanan Maureen masih panjang,jangan terus memaksa Maureen ayah."ucap Shafa membuat pandangan semua orang tertuju padanya.

"Nak bukan kah kamu sudah mempunyai tambatan hati?"tanya mama Hana.

Shafa pun menghela nafasnya. "Gak papa ma,Shafa ikhlas kok. Daru pada Maureen harus menerima perjodohan ini dengan terpaksa. Lebih baik Shafa saja,lagi pula tak mungkin laki laki itu mencintai Shafa kan."

"Tapi nak-"

"Gak papa ma,Shafa ikhlas kok. Biar Shafa aja yah yang di jodohkan."ucap Shafa.

Maureen memandang ke arah kakaknya,ada perasaan tak enak apalagi saat mengetahui jika Shafa sudah mempunyai pujaan hati.

Dia tak mau mengorbankan hati kakaknya,hanya demi dia. Sudah cukup selama ini kakaknya selalu ada dan membantu nya, sepertinya kali ini Maureen yang harus mengalah.

"Baiklah, Maureen akan menerima perjodohan ini."putus Maureen.

"Tapi dek-"

"Gak papa kak, Maureen ikhlas. Kaka harus kejar pujaan hati Kaka,jangan karena mau menggantikan Maureen,Kaka jadi mengorbankan hati Kaka. Maureen ikhlas jika harus di jodohkan,ini juga demi wasiat kakek."

Maureen pun merasa berhutang Budi pada kakeknya,yang sudah merawat dia dari kecil. Jadi Maureen memutuskan untuk menerima perjodohan itu.

"Sudah kan, Maureen menerima perjodohan ini. Kalian puas."setelah mengucapkan itu Maureen langsung pergi dari sana.

"Yah-"

"Biarkan adikmu yang menerima perjodohan ini,kamu berhak memilih pasangan hidup kamu sendiri." Ucap pak Latif.

Tentu saja pak Latif tak ingin mengorbankan anak kesayangan nya itu, pak Latif tak mau membuat Shafa terbebankan jika harus di jodohkan.

Pak Latif ingin putri sulungnya itu memilih pasangan sendiri. Berbeda dengan Maureen yang mungkin bodo amat mau Maureen menikah dengan lelaki manapun.

Terpopuler

Comments

Ranny

Ranny

tetapi kamu salah pak Latif karena yg kau ingin jodohkan malah yg di cintai sama anak kesayangan mu itu 🤭

2024-12-16

0

Ranny

Ranny

kenapa sih setiap kata mau di tulis mah sama author ya...

2024-12-16

0

Nurgusnawati Nunung

Nurgusnawati Nunung

kasihan nanti Shafa kalau tahu itu Aidan...

2024-11-09

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1. Telat masuk
2 bab 2. anak gak tau di untung
3 bab 3. menerima perjodohan
4 bab 4. tak ingin di bantah
5 bab 5.amit amit
6 bab 6.ternyata bukan dia?
7 bab 7.cinta dalam diam
8 bab 8. pernikahan
9 bab 9. sakit hatinya Shafa
10 bab 10. tidur sekamar
11 bab 11.kecapean? pertanda cucu launching?
12 bab 12. nasihat suami
13 bab 13. pindah rumah
14 bab 14.gara gara sayap ayam
15 bab 15. makanan yang tak asing
16 bab 16. Shafa dan Aidan
17 bab 17. ikhlaskan aku
18 bab 18. ada saya
19 bab 19. di pecat
20 bab 20. masa lalu Maureen
21 bab 21. ke rumah mertua
22 bab 22. godaan Aidan
23 bab 23. perubahan sikap
24 bab 24. kesalnya Maureen
25 bab 25.
26 bab 26.
27 bab 27.
28 bab 28
29 bab 29.
30 bab 30.
31 bab 30.
32 bab 32.
33 bab 33
34 bab 34. ketakutan
35 bab 35
36 bab 36.cerita di balik trauma Maureen
37 bab 37. sumpah kanaya
38 bab 38. apa hukumnya
39 bab 39.
40 bab 40.Bu*uh
41 bab 41.di tangkap
42 bab 42.
43 bab 43.
44 bab 44.
45 bab 45.
46 bab 46.
47 bab 47.
48 bab 48
49 bab 49. bebas
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54.
55 bab 55
56 bab 56.
57 bab 57
58 bab 58.rencana mama Hana
59 bab 59.terkuak
60 bab 60.kisah yang kembali terulang
61 bab 61
62 bab 62. meminta tolong pada suami
63 bab 63. menantu yang tertukar
64 bab 64.sebuah foto
65 bab 65. kebahagiaan yang kembali terenggut
66 bab 66.
67 bab 67.
68 bab 68.cinta pertama tak akan pernah di lupakan
69 bab 69. di terima
70 bab 70. meminta maaf
71 bab 71.
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74.
75 bab 75.
76 bab 76
77 bab 77.
78 bab 78. 9 bulan
79 79. detik detik
80 bab 80. melahirkan
81 bab 81.
82 bab 82.
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86
87 bab 87.
88 pengumuman!!
Episodes

Updated 88 Episodes

1
bab 1. Telat masuk
2
bab 2. anak gak tau di untung
3
bab 3. menerima perjodohan
4
bab 4. tak ingin di bantah
5
bab 5.amit amit
6
bab 6.ternyata bukan dia?
7
bab 7.cinta dalam diam
8
bab 8. pernikahan
9
bab 9. sakit hatinya Shafa
10
bab 10. tidur sekamar
11
bab 11.kecapean? pertanda cucu launching?
12
bab 12. nasihat suami
13
bab 13. pindah rumah
14
bab 14.gara gara sayap ayam
15
bab 15. makanan yang tak asing
16
bab 16. Shafa dan Aidan
17
bab 17. ikhlaskan aku
18
bab 18. ada saya
19
bab 19. di pecat
20
bab 20. masa lalu Maureen
21
bab 21. ke rumah mertua
22
bab 22. godaan Aidan
23
bab 23. perubahan sikap
24
bab 24. kesalnya Maureen
25
bab 25.
26
bab 26.
27
bab 27.
28
bab 28
29
bab 29.
30
bab 30.
31
bab 30.
32
bab 32.
33
bab 33
34
bab 34. ketakutan
35
bab 35
36
bab 36.cerita di balik trauma Maureen
37
bab 37. sumpah kanaya
38
bab 38. apa hukumnya
39
bab 39.
40
bab 40.Bu*uh
41
bab 41.di tangkap
42
bab 42.
43
bab 43.
44
bab 44.
45
bab 45.
46
bab 46.
47
bab 47.
48
bab 48
49
bab 49. bebas
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54.
55
bab 55
56
bab 56.
57
bab 57
58
bab 58.rencana mama Hana
59
bab 59.terkuak
60
bab 60.kisah yang kembali terulang
61
bab 61
62
bab 62. meminta tolong pada suami
63
bab 63. menantu yang tertukar
64
bab 64.sebuah foto
65
bab 65. kebahagiaan yang kembali terenggut
66
bab 66.
67
bab 67.
68
bab 68.cinta pertama tak akan pernah di lupakan
69
bab 69. di terima
70
bab 70. meminta maaf
71
bab 71.
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74.
75
bab 75.
76
bab 76
77
bab 77.
78
bab 78. 9 bulan
79
79. detik detik
80
bab 80. melahirkan
81
bab 81.
82
bab 82.
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86
87
bab 87.
88
pengumuman!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!