bab 2. anak gak tau di untung

"Astaghfirullah pake acara mogok segala lagi."lirih Shafa.

Dalam perjalanan pulang tiba tiba mobilnya mogok,Shafa kemudian menghubungi salah satu kontak yang ada di ponselnya.

Setelah menghubungi seseorang Shafa pun masuk ke dalam mobil, menunggu orang yang tadi dia hubungi.

Tok tok tok

Pintu mobil pun di ketuk oleh seseorang,Shafa kemudian keluar dari dalam mobilnya.

"Ayo pulang sama saya, nanti mobil kamu di anter sama orang suruhan saya."ucap seorang laki laki,Shafa pun mengangguk lalu mengambil tas di dalam mobil dan menyerahkan kunci mobilnya pada orang suruhan laki laki itu.

"Maaf yah aku jadi ngerepotin kamu lagi."ucap Shafa saat masuk ke dalam mobil.

"Santai aja."

Shafa pun di antarkan oleh laki laki itu sampai rumah.

"Kamu mau mampir dulu gak?"tanya Shafa di balas gelengan kepala oleh laki laki itu.

"Ya udah hati hati yah di jalan nya,sekali lagi makasih."

"Iya sama sama,saya duluan masih ada kerjaan di kantor."setelah mengucapkan salam laki laki itu pun kembali menjalankan mobilnya.

"Mana mobil kamu?"tanya sang ibu yang bernama Hana.

"Mas Aidan, mah."

Ya,laki laki yang mengantarkan Shafa adalah Aidan. Saat dalam keadaan genting atau butuh bantuan,bukan ayah nya maupun saudara yang lain yang Shafa hubungi melainkan Aidan.

Dia adalah sahabat Shafa,tak hanya karena Aidan selalu ada saat Shafa membutuhkan. Namun laki laki itu juga selalu mau mau saja Shafa repotkan, walaupun dalam keadaan sibuk Aidan akan selalu ada untuk Shafa saat Shafa membutuhkan nya.

***

Malam hari telah tiba, keluarga pak Latif sedang melakukan makan malam.

"Adek belum pulang mah?"tanya Shafa saat melihat kursi di sampingnya,yang biasa di gunakan oleh sang adik masih kosong.

"Belum,mama udah telpon dari tadi tapi gak di angkat."ucap mama Hana.

"Biar Shafa cari yah mah."Shafa akan bangkit dari duduknya namun di tahan oleh sang ayah.

"Biarkan saja,mau dia pulang atau tidak terserah dia. Memang anaknya susah di atur. Duduk dan makan lah, jika dia masih mau hidup nanti juga pulang sendiri."ucap pak Latif,selaku ayah dari Maureen dan juga Shafa.

Shafa pun tak bisa membantah ucapan ayah nya, walaupun dalam hatinya dia merasa khawatir dengan keadaan sang adik.

Biasanya paling telat Maureen akan pulang jam delapan malam,namun sekarang sudah jam delapan lebih lima belas menit Maureen belum pulang juga.

Terkadang Shafa merasa aneh dengan Maureen yang selalu berangkat pagi pagi sekali,dan pulang malam hari atau sore jam lima.

Padahal yang dia tau jadwal kuliah adiknya tak padat,dan juga tugas pun tak terlalu banyak. Namun selalu saja Maureen beralasan ada tugas kuliah,main dengan teman lah.

Pernah sekali Maureen pulang jam 12 malam,tepat satu tahun yang lalu saat Maureen merayakan kelulusan nya,dan pulang di antar oleh temannya dengan keadaan teler/mabuk.

Tentu saja saat itu pak Latif marah pada Maureen bahkan akan mengusir Maureen namun dapat di cegah oleh Shafa,yang membujuk pak Latif agar tak mengusir Maureen.

Akhirnya pak Latif pun luluh dan hanya memberikan hukuman yang dimana Maureen dikurung selama satu Minggu.

Shafa pun takut jika kejadian satu tahun lalu itu kembali terjadi, sehingga jika sang adik belum pulang jam delapan Shafa pasti akan menelpon dan juga mencari adiknya.

Sampai pukul sepuluh malam Maureen belum juga pulang,pak Latif,mama Hana dan juga Shafa pun belum tidur.

"Yah aku cari Maureen yah,aku khawatir dia kenapa napa."ucap Shafa,dia sudah sangat khawatir dengan keadaan adiknya.

Di telpon beberapa kali pun nomor Maureen tak di angkat,Shafa juga menelpon teman Maureen. Namun tak ada satupun dari mereka yang tau dimana keberadaan Maureen.

"Biarkan saja,lebih baik kakak tidur."ujar pak Latif.

"Tapi yah-"

"Kaka jangan bantah ucapan ayah."tegas pak Latif.

Tring

Ponsel pak Latif berbunyi,pak Latif pun mengecek siapa yang memberikan nya pesan.

Saat membaca pesan itu,wajah pak Latif berubah menjadi merah. Urat uratnya menegang, menandakan bahwa saat ini pak Latif sedang emosi.

"Ada apa yah?"tanya mama Hana yang menyadari perubahan pak Latif.

"Anak itu."geram pak Latif.

Mama Hana dan Shafa pun tak mengerti apa yang membuat pak Latif marah,siapa sebenarnya yang di maksud pak Latif?

"Assalamualaikum."

Maureen masuk ke dalam rumah nya,lalu menghampiri ibu,ayah dan juga kakak nya. Dan mencium tangan mereka.

Namun saat akan mencium tangan ayahnya,pak Latif bukannya mengulurkan tangannya untuk di cium malah mengangkat tangannya dan menampar pipi Maureen.

Plak

Karena keadaan Maureen yang sedang lemah dan lelah,serta tak siap dengan tamparan dari pak Latif, membuat tubuh Maureen tersungkur ke lantai.

"DASAR ANAK TAK TAU DI UNTUNG."marah pak Latif.

"Astagfirullah yah, istighfar."mama Hana langsung menghampiri sang suami dan mengelus tangan pak Latif guna meredakan emosi nya.

"Apa maksud ayah?"tanya Maureen memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan dari ayah nya.

"Puas kamu hah, berangkat pagi pulang larut malam. Saya kira kamu kuliah nyatanya tidak,ini kali ketiga saya mendapati laporan jika kamu tak masuk kelas di kampus. Buat apa kamu berangkat pagi pagi jika tak masuk kuliah hah? Apa saja yang kamu lakukan berangkat pagi pagi buta pulang larut malam. Bagus seperti itu hah."

Semua yang berada di sana pun hanya bisa terdiam mendengar amukan dari pak Latif,tak ada satupun dari mereka yang berani berucap barang satu katapun.

"Gak ada untung saya menyekolah kan kamu,jika kamu saja tak mau belajar tak masuk kelas. Buat apa saya menyekolah kamu ,buang buang uang saja. Contoh tuh kakak kamu,bisa kuliah di luar negeri rajin belajar,entah menurun dari siapa kamu ini."

Maureen mengepalkan kedua tangannya,merasa tak terima dengan perkataan sang ayah.

"Siaoa juga yang menyuruh anda menyekolahkan saya,tidak ada kan. Lagi pula anda sendiri yang memasukan saya ke jurusan yang saya benci ini. Saya juga bisa kok kuliah di luar negri,jadi stop banding bandingkan saya dengan kak Shafa."balas Maureen.

"Berani kamu."geram pak Latif.

Plak

Pak Latif kembali melayangkan tamparan pada Maureen,kali ini lebih keras dari pada yang pertama tadi, hingga ujung bibir Maureen pun mengeluarkan darah.

"Berani kamu menjawab perkataan saya,bagus. Inikah didikan nenek kakek mu hah."

"Jangan bawa bawa mereka."marah Maureen,dia paling tak terima jika kesalahan nya di sangkut pautkan dengan didikan mendiang nenek kakeknya.

"Seharusnya di sini anda yang disalahkan atas sikap saya ini,sedari kecil saya tak sedikitpun mendapatkan didikan dan kasih sayang dari anda. Jadi jangan salahkan saya atas sikap saya ini, karena ini semua karena anda."saking marahnya Maureen sampai dia berani menunjuk ke arah pak Latif.

Pak Latif pun menepis tangan Maureen itu.

"Sudah bolos kuliah,berani melawan orang tua,pulang larut malam. Apa saja yang selama ini kamu lakukan hah, tak cukup kamu membuat saya pusing setiap hari dengan tingkah kamu ini. Apa kata orang nanti saat tau anak gadis keluarga ini pulang selalu larut malam,mau jadi jal*g kamu hah."

"Anak gak tau di untung,jika kamu mau nge-jal*g pergi dari rumah saya dan jangan pernah mengaku jadi anak saya,jangan kamu kotori nama keluarga saya dengan kelakuan bejad mu itu,dasar wanita mura*an."

Jlebb

Rasanya seperti di tusuk ribuan duri, mendengar perkataan pak Latif yang mengatakan nya dengan sebutan ja*ng dan wanita mur**an.

Tanpa mengucapkan apapun Maureen langsung pergi dari sana menuju kamarnya yang berada di lantai dua,dengan air mata yang mengucur deras dari kelopak matanya.

"Astaghfirullah, istighfar yah. Apa yang kamu ucapkan,tak baik berucap seperti itu pada putri mu sendiri."mama Hana tampak kaget saat mendengar ucapan sang suami.

Sedangkan Shafa,dia menyusul Maureen ke kamarnya. Takut sang adik melakukan hal yang tidak tidak karena sakit hati dengan ucapan ayah nya.

Terpopuler

Comments

Siti Masitah

Siti Masitah

mauren..ngomong aj kalo kuliahnya sambil kerja di resto...bapaknya jahat x..pilih kasih

2024-11-09

0

#ayu.kurniaa_

#ayu.kurniaa_

.

2024-11-27

0

elleya

elleya

Kok bapaknya gitu

2024-11-09

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1. Telat masuk
2 bab 2. anak gak tau di untung
3 bab 3. menerima perjodohan
4 bab 4. tak ingin di bantah
5 bab 5.amit amit
6 bab 6.ternyata bukan dia?
7 bab 7.cinta dalam diam
8 bab 8. pernikahan
9 bab 9. sakit hatinya Shafa
10 bab 10. tidur sekamar
11 bab 11.kecapean? pertanda cucu launching?
12 bab 12. nasihat suami
13 bab 13. pindah rumah
14 bab 14.gara gara sayap ayam
15 bab 15. makanan yang tak asing
16 bab 16. Shafa dan Aidan
17 bab 17. ikhlaskan aku
18 bab 18. ada saya
19 bab 19. di pecat
20 bab 20. masa lalu Maureen
21 bab 21. ke rumah mertua
22 bab 22. godaan Aidan
23 bab 23. perubahan sikap
24 bab 24. kesalnya Maureen
25 bab 25.
26 bab 26.
27 bab 27.
28 bab 28
29 bab 29.
30 bab 30.
31 bab 30.
32 bab 32.
33 bab 33
34 bab 34. ketakutan
35 bab 35
36 bab 36.cerita di balik trauma Maureen
37 bab 37. sumpah kanaya
38 bab 38. apa hukumnya
39 bab 39.
40 bab 40.Bu*uh
41 bab 41.di tangkap
42 bab 42.
43 bab 43.
44 bab 44.
45 bab 45.
46 bab 46.
47 bab 47.
48 bab 48
49 bab 49. bebas
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54.
55 bab 55
56 bab 56.
57 bab 57
58 bab 58.rencana mama Hana
59 bab 59.terkuak
60 bab 60.kisah yang kembali terulang
61 bab 61
62 bab 62. meminta tolong pada suami
63 bab 63. menantu yang tertukar
64 bab 64.sebuah foto
65 bab 65. kebahagiaan yang kembali terenggut
66 bab 66.
67 bab 67.
68 bab 68.cinta pertama tak akan pernah di lupakan
69 bab 69. di terima
70 bab 70. meminta maaf
71 bab 71.
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74.
75 bab 75.
76 bab 76
77 bab 77.
78 bab 78. 9 bulan
79 79. detik detik
80 bab 80. melahirkan
81 bab 81.
82 bab 82.
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86
87 bab 87.
88 pengumuman!!
Episodes

Updated 88 Episodes

1
bab 1. Telat masuk
2
bab 2. anak gak tau di untung
3
bab 3. menerima perjodohan
4
bab 4. tak ingin di bantah
5
bab 5.amit amit
6
bab 6.ternyata bukan dia?
7
bab 7.cinta dalam diam
8
bab 8. pernikahan
9
bab 9. sakit hatinya Shafa
10
bab 10. tidur sekamar
11
bab 11.kecapean? pertanda cucu launching?
12
bab 12. nasihat suami
13
bab 13. pindah rumah
14
bab 14.gara gara sayap ayam
15
bab 15. makanan yang tak asing
16
bab 16. Shafa dan Aidan
17
bab 17. ikhlaskan aku
18
bab 18. ada saya
19
bab 19. di pecat
20
bab 20. masa lalu Maureen
21
bab 21. ke rumah mertua
22
bab 22. godaan Aidan
23
bab 23. perubahan sikap
24
bab 24. kesalnya Maureen
25
bab 25.
26
bab 26.
27
bab 27.
28
bab 28
29
bab 29.
30
bab 30.
31
bab 30.
32
bab 32.
33
bab 33
34
bab 34. ketakutan
35
bab 35
36
bab 36.cerita di balik trauma Maureen
37
bab 37. sumpah kanaya
38
bab 38. apa hukumnya
39
bab 39.
40
bab 40.Bu*uh
41
bab 41.di tangkap
42
bab 42.
43
bab 43.
44
bab 44.
45
bab 45.
46
bab 46.
47
bab 47.
48
bab 48
49
bab 49. bebas
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54.
55
bab 55
56
bab 56.
57
bab 57
58
bab 58.rencana mama Hana
59
bab 59.terkuak
60
bab 60.kisah yang kembali terulang
61
bab 61
62
bab 62. meminta tolong pada suami
63
bab 63. menantu yang tertukar
64
bab 64.sebuah foto
65
bab 65. kebahagiaan yang kembali terenggut
66
bab 66.
67
bab 67.
68
bab 68.cinta pertama tak akan pernah di lupakan
69
bab 69. di terima
70
bab 70. meminta maaf
71
bab 71.
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74.
75
bab 75.
76
bab 76
77
bab 77.
78
bab 78. 9 bulan
79
79. detik detik
80
bab 80. melahirkan
81
bab 81.
82
bab 82.
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86
87
bab 87.
88
pengumuman!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!