Ruang miting.

Tak terasa sudah 3 bulan Zeta berada di kota Bali, sudah 2 bulan pula dia kerja di kantor cabang Wijaya Grup sebagai desainer perhiasan, Zeta benar-benar memutuskan semua yang berhubungan denan keluarganya dan keluarga Revan.

Setidaknya sekarang Zeta lebih merasa tenang, semua beban mulai berkurang di pundaknya, kehamilannya yang sudah menginjak 4 bulan penuh, tak membuat dia merasa malas atau lelah, malah di usia kehamilannya yang sudah melewati trimester pertama pun berjalan dengan mulus, tak ada drama nyidam seperti ke banyakan bumil lain nya, itu cukup membuat Zeta merasa tenang, semua kariyawan Wijaya Grup juga tau soal Zeta yang baru menyandang status janda, dan hamilan Zeta membuat mereka merasa perihatin, tapi tak semua ada juga yang sebagian merasa iri pada Zeta karna baru 2 bulan dia sudah menaik kan rating devisi disain TIM C, sungguh pencapaian itu membuat beberapa orang merasa iri, terutama devisi desain sendiri, apa lagi TIM C selama ini tak pernah berkontribusi dalam pameran atau lomba, tapi sekarang TIM mereka mencoba ke beruntungan itu.

Tok tok.... Pagi semua, hari ini kita akan ada rapat dengan Direktur utama dan Ceo utama Wijaya Grup dari pusat, seperti yang saya sampai kan bulan lalu bahwa devisi disain kita juga di ikut serta kan dalam lomba pameran yang di ada kan oleh beberapa perusahan Asia, saya harap kalian setiap TIM sudah menyiapkan desain terbaik kalian, semoga dari devisi kita salah satu TIM bisa terpilih untuk mengikuti pameran yang akan di gelar di Green Hotel Wijaya, seminggu lagi, ucap Maura sebagai kepala Devisi disain.

Safa kamu sendiri bagaimana? apa udah menyiapkan desain untuk pameran ini? saya berharap kamu tidak menyia-nyiakan ke sempatan yang sudah pak direktur berikan, jangan mengecewakan beliau, ucao Maura lalu meninggal kan ruang tim desain itu.

Entah apa maksud ucapan Maura, tapi Zeta sama sekali tak ambil pusing, justru di terlihat sangat santai. Namun ternyata salah seorang dari tim mereka ada yang merasa tak puas akibat perkataan Maura tadi.

Cih... Ternyata dia masuk ke kantor ini karna orang dalam, ucap Miranti kepala tim B, sejak awal Zeta bekerja di kantor ini Miranti sudah mengibarkan bendera perang padanya.

Dih kenapa situ yang rempong... Emang apa salah nya kalau Safa di rekomendasi kan langsung olah pak Zai, situ iri karna gak ada deking... Ucap Cici mersa geram karna Zeta tak mau membalas perkataan Miranti.

"aku aja gak kenal dengan direktur, aku masuk ke sini karna Renita yang ngirim surat lamaran ples desain ku, jadi aku gak tau apa, batinnya".

Huh!!! Udah Ci lebih baik sekarang kita periksa lagi desain kita sebelum rapat di mulai, dia meninggal kan Miranti yang saat ini menatapnya penuh rasa iri.

Udah mbak, kita juga lebih baik periksa desain kita juga, takut nanti ada ke salahan kan gak lucu, ucap Mia asisten Miranti di tim B.

Sekitar 30 menit, akhirnya semua devisi di minta ke ruang rapat.

Zeta dan ke dua tim lainnya sudah berada di ruang rapat, ternyata bukan hanya dari tim desain perhiasan aja, ada juga tim desain aksesoris dan juga ada tim peranjang busana.

"wah berarti ini ajang besar-besar dong, kok aku jadi gugup dan insecure insecure gini, apa lagi dari tim A dan tim B, mereka pasti udah biasa ikut ajang kayak gini, batin Zeta".

Tiba-tiba pandangan Zeta dan Reni bertemu, Reni memberi kan dua jempol sebagai semangat untuk Zeta, Zeta sendiri hanya terkekeh melihat tingkah absurd Reni, saat menyemangatinya.

Ckkk... "Bisa kalem sedikit gak sih kamu Ren, bikin malu aja", ucap Zaidan sambil melotot ke arah Renita sang sekertaris.

"Suka-suka aku lah, bapak kok sewot, sahut Renita sinis", entah lah Renita seperti mempunyai dendam terhadap Zaidan sehingga dia akan bertingkah menyebal kan bila sudah bersama sang bos.

Ehmmm.... Apakah semua tim sudah hadir, ucap Rudi sebagai asisten Zaidan. Saat ini mereka tinggal menunggu tuan besar Andi Wijaya dan tuan muda Ardinata Wijaya sebagai Ceo dan wakil Ceo, karna pameran ini untuk memperluas bisnis keluarga Wijaya jadi ke hadiran ke duanya sangatlah penting.

Ceklek... Pintu terbuka dan tampak 2 orang pria berbeda usia namun tanpak memukau masuk dan berjalan menuju ke arah kursi di sebelah Zaidan sebagai Dirut (Direktur Utama).

Baik lah karna tuan Wijaya dan tuan muda Ardi telah hadir maka kita akan mulai rapat ini, dari setiap devisi dan masing-masing tim bersiap untuk presentasi setiap desain yang akan kalian tampil kan, untuk hasil ke putusanya nanti akan di diskusikan.

Saat ini masing-masing tim sudah presentasi, tinggal lah tim Zeta atau yang mereka kenal sebagai Safa janda muda yang baru bercerai dengan sang suami.

Zeta memang tak mengenal Ardi hingga dia tanpak biasa saja berpresentasi seperti yang lain, awalnya Ardi pun sama dia hanya menyimak dan mencatat poin-poin penting hingga saat di melihat layar proyektor sebuah gambar perhiasan satu set begambar seorang ibu memeluk anaknya, bukan hanya Ardi yang di buat penasaran soal makna gambar desain itu, bahkan Andi dan juga Zaidan pun sama, hingga saat Rudi meminta Safa sebagai desainer yang membuat gambar tersebut untuk bersiri dan menjelaskan secara langsung.

Safa/Zeta merasa sangat gugup sebab baru kali ini dia presentasi secara langsung, dia melihat ke arah Renita sahabatnya dengan percaya diri Reni mengangguk kan kepala sebagai jawaban, setelah melihat jawaban dari Reni Zeta mulai untuk berdiri.

Huhff " sumpah aku merasa gugup, kanapa coba harus minta penjelasan soal makna desain, huh... Jantung ku sampai deg deg kan gini".

Silah kan nona Safa menjelaskan soal desain yng anda buat, ucap Rudi sebagai mentor yang memimpin rapat.

Huhhfff.... Baik lah semua, sebelumnya saya ucap kan terimah kasih kepada pak Rudi juga pak Ceo dan pak dirut Wijaya Grub, "ARZETA ASAFA" Sebagai desainer perhiasan yang baru dari tim C, saya akan menjelaskan soal makna dari gambar yang saya buat, ini adalah gambar seorang ibu yang sedang memeluk anaknya, ibu bagaikan sebuah cahaya yang memberi kehangatan serta terangnya membuat gelap berubah terang, ibu sendiri akan selalu memeluk anaknya mau dalam keadaan apa pun, ibu kan selalu menjadi lentera bagi anak-anaknya.

Zeta menjelaskan dengan sangat terperinci hingga membuat seorang pria menatap Zeta dengan tatapan kaget namun juga rindu, ya sedari awal Zeta berdiri dan bersuara Ardi bagai terkena hipnotis hingga dia tak mampu mengalih kan pandangannya, apa lagi saat menatap perut Zeta yang mulai membuncit sunggu ingin rasanya Ardi memeluk serta mengelus perut itu, sungguh Ardi merasa bahagia akhirnya dia bisa menemukan Zeta. Dia tak menyangka bahwa mantan istri dari kariyawannya masih lah perawan pada hal mereka sudah 3 tahun menikah.

"aku sudah hampir gila mencari mu, ternyata kau malah berada di dekat keluarga ku, sungguh allah memang menakdirkan kau untuk diriku ARZETA ASAFA, gumam Ardi yang masih bisa di dengar sang ayah yang berada di sebelahnya".

Ternyata sedari tadi juga ada yang menatap Ardi dengan tatapan kagum, wanita itu tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya, pada pria tampan berahang tegas, serta wajah rupawannya.

"ya ampun pak Ardi ternyata ganteng banget, rasanya aku pengen memilikinya, batinnya meronta-ronta".

Suara tepuk tangan membuat lamunan Ambarwati buyar, dia kaget ternyata semua yang ada di ruangan itu sedang mengangumi Safa karna desainnya yang memukau, untuk menyembunyikan rasa kagetnya dia pun ikut bertepuk tangan.

Tak terasa sudah hampir 2 jam meting di jalan kan sehingga membuat Safa benar-benar lelah, Renita yang melihat Zeta yang sepertinya sudah sangat lelah, langsung memberi kode ke pada Zaidan, awalnya Zaidan gak paham hingga Reni mengirimnya pesan.

Bos Sadis: (bos udahan metingnya, kan udah gak ada yang mau di bahas lagi)

Sekertaris bar-bar: (kanapa? Jangan bilang kamu udah laper), balas Zaidan.

Bos Sadis: ( bos gak lupa perjanjian kita kan? Bos gak lihat Zeta udah ke lelahan bos? Jangan sampek dia kenapa-kenapa ya, bos bakal tanggung akibatnya), begitu Zaidan selesai membaca pesan dari Reni dia langsung meminta Rudi menyudahi meting, lalu dia melihat ke arah Reni, ternyata Reni menatapnya dengan pandangan horor.

"gilak tatap si Reni, serem bener dah! Bikin merinding".

Baik lah untuk hasil dari meting ini besok akan di umum kan, dari setiap devisi akan ada 2 tim yang di ambil, maka dari itu kalian harus bersiap-siap.

"Saya akhiri selamat pagi menjelang siang semua", ucap Rudi saat meng akhiri meting.

"Siang pak Rudi", ucap mereka semua lalu satu persatu mulai meninggal kan ruang meting.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***