Pagi itu di pondok pasantren Al-Husein ...
"Kenapa sih kok enggak tunangan dulu ? Nanti Lifa di sini di lamar sama orang loh dek , baru tau rasa kamu " celetuk Zahra yang saat ini tengah berkumpul di ruangan keluarga di rumah ayah dan bunda nya , pasti nya setelah Zahra mengantar kedua anak nya sekolah .
Zahra langsung melesat ke pondok pesantren Al-Husein ketika mendapatkan kabar jika adik nya akan pergi ke Kairo hari ini .
Athar menghembuskan nafas nya kasar . "Nanti aja deh kak , aku lagi sibuk banget ini . Lagian aku ke Kairo kan karena perjalanan bisnis . " Lalu Athar menoleh menatap ke arah Lifa sekilas yang duduk di dekat sang bunda . "Kamu enggak apa-apa kan lif , nanti deh kakak lamar setelah kakak pulang dari Kairo " ucap Athar .
Lifa yang tadi yang menunduk kini menatap lekat wajah tampan milik Athar, sungguh sangat tampan , sampai membuat Lifa tidak mampu berpaling sedikit pun dari sosok Athar .
Lifa pun mengangguk kan kepala nya ."iya kak Athar enggak apa-apa kok . Kamu selesaikan saja urusan kamu di Kairo , aku bakalan tungguin kamu kok kak " sahut Lifa dengan wajah yang bersemu dengan merah , entah mengapa rasa nya sangat malu mengatakan hal tersebut di depan Zahra dan Bunda Lydia .
"Cy cy yang lagi kasmaran ni " ledek Zahra .
Athar hanya tersenyum tipis saja , lalu kembali memeriksa tas nya , takut ada berkas yang ketinggalan .
Walaupun Athar sudah mengakui perasaannya kepada Alifa , namun Athar tetap menjaga batasan nya . Athar tau mencintai yang bukan mahramnya itu dosa. Jadi saat ini Athar tengah memilin hati nya kembali , dan selalu meminta petunjuk kepada Allah , apakah Alifa jodoh nya atau bukan . Sebab , berulang kali ketika Athar berniat ingin melamar Alifa , pasti ada hal yang tidak terduga terjadi .
Seperti sekarang , rencana nya Athar ingin melamar gadis teman masa kecil nya itu , namun lagi-lagi , Allah mempunyai rencana lain , Athar di haruskan pergi ke Kairo untuk melakukan perjalanan bisnis .
Entah lah , Athar tidak tau pasti , tapi seakan Allah mempunyai rencana lain untuk diri nya . Tapi Athar tetap pada pendirian nya , jika diri nya kembali ke Kairo nanti , insyaallah Athar akan melamar Alifa ...
Sedangkan bunda Lydia hanya menggeleng kan kepala nya melihat interaksi itu , entah mengapa di dalam hati bunda Lydia kali ini seakan berat melepaskan kepergian Athar , padahal Athar sudah sering keluar negeri .
•
"Thar ..." Panggil bunda Lydia , membuat Athar mendongak , menatap sang bunda yang ada di samping nya . Ya mereka hanya berdua di ruangan tamu itu , sebab Zahra dan Lifa tengah berada di teras depan , sambil berbincang dengan Ustadzah yang datang ..
Athar tersenyum , lalu meraih tangan sang bunda dan menggenggam nya dengan erat .
"Athar janji deh enggak bakalan lama pergi ke Kairo nya , bunda kan tau , Athar ke sana cuman karena bisnis , mungkin enam bulan bunda sayang " ucap Athar yang mengetahui kerisauan sang bunda.
Lydia menghela nafas nya berat. "Tapi rasa nya bunda enggak enak banget Thar , emang enggak bisa ya di pending dulu , kita lamar Lifa dulu . Kok bunda takut ya , kamu di sana ketemu sama cewek terus nikah di sana " celetuk bunda Lydia .
Athar terkekeh mendengar nya . "Emang bunda yakin hm ? Aku bakalan naksir sama cewek ? Ya Allah bunda , astaghfirullah ... Ya enggak mungkin lah bunda sayang ...."
Lydia menghembuskan nafas nya kasar , entah mengapa diri nya merasa ada hal sesuatu hal yang akan terjadi pada putra nya .
"Bunda .... " Panggil Athar
Lydia tersentak .
"Udah jangan mikirin macem-macem . Athar janji bunda , cuman Lifa yang bakalan jadi mantu bunda "
"Athar enggak boleh janji sayang, itu berarti kamu sudah berhutang pada Allah "
Athar menghembuskan nafas nya kasar . "Jadi gimana ? Bunda aja terus takut kalau Athar enggak nikah sama Lifa ."
Lydia tersenyum , lalu menggeleng kan kepala nya . "Sudah tidak usah kamu pikirkan lagi, yang terpenting semoga urusan kamu cepet selesai dan segera kembali ." Ucap Lydia .
Athar mengangguk kan kepala nya . Lalu melirik jam yang ada di pergelangan tangan nya. "Bunda, Athar pamit dulu ya , setengah jam lagi pesawat nya berangkat , Assalamualaikum bunda " ucap Athar mencium tangan bunda Lydia .
"Wa'alaikum salam sayang "
"Sampein sama ayah ya bund, Athar enggak bisa mampir ke perusahaan , soal nya jadwal keberangkatan nya di percepat "
"Iya , nanti bunda sampaikan "
Kemudian Athar melangkah kan kaki nya keluar dari dalam rumah , dan menuju ke mobil yang sudah di siapkan oleh pak Supri, supir yang akan mengantarkan nya menuju ke bandara . Barang-barang yang akan di bawa oleh Athar juga sudah di masukkan ke dalam bagasi mobil oleh pak Supri .
Dan di depan juga ada Zahra dan juga Lifa , para Ustadzah sudah kembali untuk mengajar ..
Athar menatap lekat wajah kakak nya . "Kak , Athar pamit ya , nanti Athar bawain oleh-oleh deh " celetuk Athar yang melihat Zahra menitikkan air mata nya . Entah lah , rasa nya Zahra tidak ingin adik nya itu pergi.
"Iya , hati-hati ya sayang,. Ingat jangan lupa sholat makan , dan selalu mengingat Allah di mana pun kamu melangkah Athar .. doa kakak selalu menyertai langkah kamu" ucap Zahra .
Athar mengangguk kan kepala nya . "Makasih banyak kak . Jangan lupa sering main ke sini , jadi bunda sama ayah enggak bakalan kesepian" ucap Athar .
Zahra mengangguk kan kepala nya . "Insyaallah pasti "
Lalu Athar menoleh menatap sekilas Lifa yang tengah menundukkan kepala nya . "Lifa ..." Panggil Athar .
Alifa mendongak , menatap wajah tampan milik Athar. Sedangkan Athar sudah memalingkan wajah nya ke arah samping , Athar itu sangat menjaga pandangan nya ,
"Saya pamit , " ucap Athar .
Alifa tersenyum tipis lalu mengangguk kan kepala nya .." hati - hati kak Athar " sahut Lifa ,
Athar hanya mengangguk kan kepala nya .
"Kak Zahra , Lifa , Athar pamit Assalamualaikum" ucap Athar .
"Wa'alaikum salam " sahut kedua nya .
Sebelum melangkah kan kaki nya menuju ke mobil , Alifa memanggil Athar membuat Athar menghentikan langkah nya ,
"Kak Athar , berjanjilah pada Lifa , jika nanti kakak akan menghalalkan Lifa " ucap Alifa dengan sendu , entah lah rasa nya sangat berat melepaskan kepergian Athar kali ini .
Athar tersenyum tipis , menoleh sekilas ke arah Alifa , lalu membuang pandangan nya ke samping . "Insyaallah , jika Allah menakdirkan kita untuk bersama , setelah pulang dari Kairo kakak akan meminang mu , kalau begitu kakak pamit , assalamualaikum"
"Wa'alaikum salam "
Athar melangkah kan kaki nya menuju ke mobil dan lalu masuk , setelah nya mobil melaju meninggalkan pondok pasantren Al-Husein .
Alifa meremas ujung hijab nya , entah lah , hati nya sungguh sangat berat melepaskan kepergian Athar ...
•
Di perusahaan , Arsyad tengah kelimpungan sejak sedari tadi , melihat banyak nya berkas yang sudah berserakan di lantai , bagaimana tidak , satu berkas yang sangat penting malah hilang , entah kemana . Arsyad nyaris frustasi ..
Arsyad mendudukkan diri nya di atas sofa , berulang kali mengucapkan istighfar dan berdoa kepada Allah , berharap bisa menemukan berkas penting tersebut . Jika tidak, bisa di pastikan perusahaan milik nya yang selama ini di bangun oleh jerih payah nya sendiri akan bangkrut .
"Assalamualaikum pak " ucap Jaka yang baru saja kembali setelah memeriksa cctv , kemungkinan besar , berkas tersebut di ambil oleh orang .
Arsyad mendongak menatap Jaka . "Bagaimana Jaka ?" Tanya Arsyad .
Jaka menghembuskan nafas nya kasar , "dugaan kita benar pak , berkas nya di ambil oleh salah satu OB yang membersihkan ruangan bapak tadi malam . " Ucap Jaka .
"Astaghfirullah . Panggil OB nya " titah Arsyad .
"Maaf pak , OB nya tidak nampak masuk hari ini , saya sudah mencari nya , tapi tidak ada" ucap Jaka .
Arsyad menghela nafas nya kasar . "Telpon Athar , suruh ke kantor sekarang Jaka . Hanya dia yang bisa menyelesaikan semua ini "
Jaka hanya mengangguk kan kepala nya , lalu meraih ponsel milik nya dan segera menghubungi Athar ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments