Melihat Delia yang belum juga menyanggupi permintaan mereka, Ingrid dan Marcel pun saling melirik.
"Kalau kamu nggak mau kafe, Om akan berikan sebagian saham Om di perusahaan tempat Zico bekerja saat ini. Atau dua-duanya juga tidak apa-apa. Atau kamu menginginkan yang lain, katakan saja! Asalkan kamu mau menikah dengan Zico, apapun keinginan kamu akan kami berikan," ucap Marcell dengan ekspresi serius.
"Tidak! Tidak, Om. Aku tidak menginginkan apapun. Om dan Tante sudah banyak berjasa padaku. Aku sangat berterima kasih pada Om dan Tante. Aku tidak menginginkan apapun lagi dari Om dan Tante," ucap Delia jujur.
Enam tahun lebih ini Marcell dan Ingrid mau menampung dan membiayai pendidikannya saja Delia sudah merasa sangat bersyukur dan berterima kasih. Bahkan Delia merasa sangat berhutang budi pada mereka. Mana mungkin Delia menginginkan harta sepasang suami-isteri ini?
"Kalau begitu, tolong menikahlah dengan putra kami," Ingrid kembali memohon.
"Tapi, Tan, Kak Zico hanya ingin menikah dengan Talitha. Dia tidak akan setuju menikah dengan aku," ucap Delia yang sangat yakin kalau Zico tidak akan setuju menikah dengan dirinya.
"Karena itu, Om akan mendaftarkan pernikahan kalian secara diam-diam. Setelah pernikahan kalian terdaftar di catatan sipil, Zico tidak bisa lagi menolak untuk menikah dengan kamu secara agama," sahut Marcell yang telah merencanakan semuanya.
"A...apa? Mendaftar pernikahan tanpa sepengetahuan Kak Zico? Om, Kak Zico akan membenciku, kalau kita melakukan ini," ucap Delia yang terkejut mendengar rencana Marcell.
"Mungkin awalnya Zico akan membenci kamu, Del. Tapi percayalah, lama kelamaan Zico akan mencintai kamu," ucap Ingrid penuh keyakinan.
"Tapi, Tan..."
"Satu tahun. Jika dalam waktu satu tahun kamu tidak merasa bahagia bersama Zico, kami tidak akan memaksa kamu untuk melanjutkan pernikahan ini. Kamu boleh mengajukan gugatan cerai pada Zico setelah satu tahun pernikahan kalian," ucap Marcell memotong kata-kata Delia.
Delia nampak ragu. Delia tidak yakin bisa menjalani pernikahan yang tidak dilandasi rasa cinta. Apalagi Delia tahu, Zico hanya ingin menikah dengan Talitha. Selain itu, meskipun Delia sangat kagum pada Zico yang begitu sempurna dimatanya, tapi Delia merasa tidak pantas bersanding dengan Zico.
"Bagaimana, mau, ya, menikah dengan Zico?" tanya Marcelle penuh harap.
"Tante mohon! Mau ya, menikah dengan Zico?" pinta Ingrid dengan wajah memelas penuh harap.
Delia masih bergeming karena memikirkan segalanya. Jika dirinya menyanggupi permintaan Marcell dan Ingrid, itu artinya dirinya harus meluluhkan hati Zico dan membuat Zico mencintai dirinya. Dan tentu saja ini bukanlah hal yang mudah.
"Apa perlu Tante berlutut dihadapan mu, agar kamu mau menjadi istri Zico?" tanya Ingrid yang tiba-tiba beranjak hendak berlutut di hadapan Delia.
"Apa yang Tante lakukan? Aku sudah menganggap Om dan Tante seperti orang tua kandung ku sendiri. Aku akan menjadi anak durhaka jika membuat Tante berlutut dihadapan ku," ucap Delia memeluk Ingrid.
Selama ini Ingrid dan Marcell memperlakukan dirinya seperti putri mereka sendiri, hingga Delia tidak merasa kehilangan kasih sayang orang tua setelah orang tua angkatnya meninggal enam setengah tahun yang lalu. Bagaimana Delia bisa membiarkan wanita yang sudah dianggapnya sebagai ibunya sendiri berlutut di hadapannya?
"Kalau kamu sudah menganggap Om dan Tante adalah orang tua kandung kamu sendiri, maka menikahlah dengan putra kami, agar kamu benar-benar menjadi putri kami," ucap Marcell yang juga tidak menyerah untuk membujuk Delia.
"Baiklah," sahut Delia menghela napas panjang.Tidak enak hati rasanya melihat dua orang yang sudah sangat berjasa padanya malah memohon-mohon pada dirinya seperti ini.
"Kalau begitu, kamu tanda tangani ini. Ini adalah berkas-berkas untuk mendaftarkan pernikahan kalian dan surat pemindahan kepemilikan kafe dari Om ke kamu," ucap Marcell menyodorkan beberapa berkas.
"Aku akan menandatangani berkas-berkas untuk pernikahan, tapi tidak untuk surat pemindahan kepemilikan kafe," ucap Delia yang malah merasa tidak enak kalau harus menerima kafe itu sebagai tanda persetujuannya untuk menikah dengan Marcell.
Kembali pada saat ini...
Delia menghela napas panjang mengingat semua itu. Ia benar-benar tidak berdaya di hadapan kedua orang tua Zico yang telah banyak berjasa dan sangat baik pada dirinya.
"Baiklah, karena mereka sangat baik padaku dan aku sudah banyak berhutang budi pada mereka, aku akan berjuang sekuat tenaga sampai titik darah penghabisan. Aku akan berhenti saat aku tak mampu lagi untuk bertahan. Tapi.. dingin banget. Huhh..malam pertama tidur di sofa. Nggak tahu nanti malam kedua bakal tidur dimana. Hutang budi emang susah di bayar, karena banyak yang namanya Budi, eh maksudnya karena nggak bisa dibayar sama uang," batin Delia yang tak bisa tidur karena kedinginan.
Sedangkan Zico sendiri ternyata juga belum tidur. Pemuda itu terbayang-bayang ciuman panasnya bersama Delia. Bibir Delia terasa begitu manis, lembut dan kenyal, hingga membuat Zico merasa candu.
Zico mengusap wajahnya kasar mencoba membuang bayangan-bayangan yang membuat dirinya gelisah sendiri. Zico menoleh ke arah sofa tempat Delia berbaring. Ia melihat Delia yang meringkuk di atas sofa.
"Apa dia kedinginan? Apa aku keterlaluan kalau memperlakukan dia seperti ini? Tapi dia yang sudah menjelek-jelekkan Talitha di depan mama dan papa. Kalau bukan karena dia yang menjelek-jelekkan Talitha, papa dan mama pasti merestui aku menikah dengan Talitha," batin Zico yang pada akhirnya membiarkan Delia meringkuk kedinginan di sofa. Zico menghela napas panjang mengingat kejadian demi kejadian yang dilewatinya selama enam bulan terakhir ini.
Sebenarnya, bagaimana semua kerumitan ini terjadi? Mari kita kembali pada empat bulan yang lalu.
Zico pergi ke sebuah klub malam bersama Davin, teman SMA-nya dulu. Dua orang itu nampak duduk di depan bartender memesan minuman.
"Kamu mau minum apa, Zic?" tanya Davin.
"Bir, aja," sahut Zico.
"Yee ilee..masa bertahun-tahun di luar negeri cuma pesan bir yang kadar alkoholnya paling rendah. Pesan Vodka atau Tequila, kek!" cibir Davin.
"Aku ke sini bukan untuk mabuk-mabukan. Aku hanya pengen nongkrong dan ketemu sama kamu aja. Aku pilih bir memang karena bir termasuk ke dalam minuman keras golongan A (kadar alkohol yang paling rendah) dengan kadar mulai dari 4 hingga 6 persen," sahut Zico mulai menyesap minuman di gelasnya.
"Btw, kamu tahu nggak, bir di buat dari apa?" tanya Davin.
"Tentu saja. Bir dibuat dari hasil fermentasi biji-bijian seperti gandum, beras, jagung, dan lain sebagainya. Meskipun dapat menyebabkan keracunan ringan, minuman ini kecil kemungkinannya menyebabkan mabuk berat dibandingkan minuman dengan kandungan alkohol lebih tinggi seperti Vodka atau Tequila," jelas Zico yang tentu saja tahu minum yang akan dikonsumsinya.
"Pinter juga, kau," sahut Davin tersenyum tipis," btw, apa waktu di luar negeri kamu pernah mabuk?" tanya Davin.
"Enggak pernah. Walaupun di luar negeri aku nggak pernah mabuk, karena aku sadar, minum alkohol berlebihan dapat menimbulkan masalah kesehatan, seperti kerusakan hati, diabetes, penyakit jantung, dan bahkan gangguan mental. Aku nggak mau penyakitan dan mati di usia muda, atau menjadi orang gila. Kalau di sini, aku bisa dihabisi papa dan bakal di diemin sama mama kalau ketahuan mabuk," ujar Zico yang memang sama sekali tidak pernah mabuk.
"Ternyata masih anak mama juga, lu, takut sama bokap dan nyokap," cetus Davin terkekeh kecil.
"Serah kamu ngomong apa. Aku kagak bakal terprovokasi buat minum minuman beralkohol tinggi gara-gara kamu," tandas Zico santai.
Tak jauh dari dua sahabat itu ada Talitha dan Gracia yang tengah duduk menikmati minuman dan dentuman suara musik yang dimainkan DJ. Mata kedua wanita itu berpendar menatap semua orang yang ada di klub malam itu.
"Eh, kamu lihat tuh cowok! Ganteng banget!" cetus Talitha saat tanpa sengaja melihat Zico.
...🌸❤️🌸...
.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Putri Dhamayanti
harusnya terima ajah kafe nya Del, klo kamu gak mau kan bs bwt akooh 😉
2024-08-04
3
Uyhull01
uihhhh ternyata Talitha ska clubing juga yaaa,
2024-08-03
2
KOHAPU
lanjut
2024-07-20
2