Bab 20

Serra melihat ponsel di tangannya yang berdering. Ada nama Tante Sila tertera di layar ponsel milik Serra, gadis itu menyeka air mata di pipinya sebelum menerima panggilan dari Sila.

"Serra, apa kamu masih di rumah majikan kamu.?" Nada bicara Sila terdengar cemas.

Serra mengatur nafas perlahan, dia berdehem pelan untuk menormalkan suaranya yang mungkin akan serak karna baru saja menangis.

"Serra sedang dijalan Tan, tapi manda minta Serra agar menginap di rumahnya. Papa sama Mamanya sedang keluar kota. Serra boleh tidur di rumah Manda Tan.?" Ujarnya dengan pandangan ke luar jendela. Saat ini Serra sedang berada di dalam taksi. Dia memutuskan pergi lagi setelah mobil mewah yang sempat terparkir di depan rumah pergi dari sana. Serra mendengar percakapan Tante Sila dan pemilik mobil mewah itu yang tak lain adalah Ayah kandungnya.

Serra butuh waktu untuk menenangkan diri. Itu sebabnya dia tidak masuk ke dalam rumah, justru memilih pergi lagi dan akan pura-pura tidak mengetahui apapun di depan Tante dan Omnya. Dia akan menyimpannya sendiri sampai Ayah kandungnya sendiri yang akan datang menemuinya.

Kenyataan ini memang mampu melukai hati Serra. Selama ini dia hanya tau jika kedua orang tuanya sudah meninggal, tapi faktanya dia memiliki Ayah kandung yang masih sehat, bahkan sangat kaya. Serra tidak tau kenapa keluarganya menyembunyikan fakta itu darinya, namun dia tidak akan kecewa pada mereka, sebab Serra yakin mereka punya alasan dibalik menyembunyikan identitas Ayah kandungnya. Terlebih Serra mendengar bagaimana sang Tante begitu emosi kecil bicara dengan dua orang itu. Seakan ada dendam dan sakit hati yang masih Tantenya simpan hingga detik ini.

Serra juga tidak akan menuntut penjelasan pada keluarganya, dia memilih menunggu sampai Tante dan Omnya sendiri yang bercerita lebih dulu.

...*****...

Serra sudah mendapat ijin dari Tantenya untuk menginap di rumah Manda, namun Serra tentu saja tidak benar-benar menginap di rumah Manda. Gadis dengan wajah sembab itu menghentikan langkah di depan pintu apartemen Xander. Serra memasukkan kode akses dan bisa membuka pintu itu dengan mudah. Xander tidak mengganti kodenya meski sudah berencana melarang Serra datang lagi ke apartemen.

'Dok, Serra ijin menginap di apartemen, cuma malam ini. Terimakasih.'

Serra baru mengirim pesan untuk meminta ijin setelah menjatuhkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Dia meletakkan ponselnya sembarangan dan merebahkan tubuhnya di sofa panjang itu.

"Zayn.? Donor sumsum tulang belakang.? Sebenarnya Zayn itu siapa dan sakit apa sampai butuh donor dariku.?" Serra bertanya-tanya sendiri. Dia belum menemukan jawabannya. Sosok Zayn tidak disebutkan dengan jelas. Tapi Ayah kandungnya mengatakan jika Zayn juga keponakan Tante Sila.

"Tunggu.!! Apa aku dan Zayn saudara kembar.?!" Pekiknya setelah cukup lama berfikir dan mengingat kembali percakapan yang dia dengar di rumah Sila.

"Kata Tante, orang-orang itu mengambil Zayn dan membuat Mama meninggal. Mungkin benar aku terlahir kembar dan kami pisahkan." Serra bergumam lagi kemudian bergegas bangun. Dia kembali duduk di sofa dengan ponsel yang sudah berada ditangannya. Serra mencari tau penyakit apa yang membutuhkan donor sumsum tulang belakang.

Dia terkejut karna penyakit itu cukup mematikan. "Saudara kandung kemungkinan lebih cocok menjadi donor sumsum tulang belakang dibanding orang tuanya." Serra membaca pelan dan seksama tentang informasi yang dia dapatkan melalui internet.

Gadis itu tersenyum kecut. Pria tua itu pasti tidak memiliki kecocokan sumsum tulang belakang dengan Zayn, itu sebabnya dia yang dicari sebagai pendonor.

Serra kemudian beralih pada resiko orang yang mendonorkan sumsum tulang belakang. Disana tidak disebutkan resiko atau efek samping yang serius. Pendonor akan segera pulih dan bisa melakukan aktivitas seperti biasa kurang dari 10 hari setelah tindakan operasi.

Sumsum tulang belakang yang diambil akan terganti secara alami dalam kurun waktu 4 sampai 6 bulan pasca operasi. Tidak ada indikasi dapat membahayakan nyawa, namun di hati kecil Serra tidak ada niatan untuk berbagi sumsum tulang belakangnya meski pada saudara kandungnya sendiri.

"Kalian harus membayar mahal penderitaan ku dan Mama.!" Geramnya sakit hati.

Dia di telantarkan selama belasan tahun, tiba-tiba dicari karna membutuhkannya. Siapa yang tidak akan sakit hati.

...*****...

Xander tengah berdiri di balkon lantai 3 rumah orang tuanya. Dia menoleh ketika mendengar suara langkah kaki diiringi ketukan tongkat.

"Kakek sudah tua, kenapa suka sekali berkeliaran di dalam rumah. Setelah makan malam, harusnya langsung istirahat." Seloroh Xander.

Albert melempar tongkatnya ke arah Xander, tapi berhasil di tangkap dengan benar, jadi tidak melukai badannya.

"Semakin tua semakin pemarah." Cibir Xander.

Albert menggeram. "Dasar cucu durhaka.! Kamu pikir siapa yang selalu membuat Kakek marah-marah kalau bukan kamu dan Aron.!!" Omelnya kemudian merebut kasar tongkatnya dari tangan Xander.

Xander hanya terkekeh, dia kemudian membantu menuntun Kakeknya untuk duduk di kursi yang ada di balkon. Dua orang beda generasi itu duduk sebelahan dengan pandangan lurus ke depan, menatap bukit golf di belakang rumah yang tampak gelap dan rimbun.

"Kamu ingin cerita sendiri, atau Kakek yang akan cerita pada orang tuamu.!" Nada tenang itu terdengar seperti ancaman.

Xander menoleh, dia memperhatikan wajah Albert dari samping. Tatapan Albert masih lurus Ke depan.

"Cerita apa yang Kakek maksud.?" Xander menatap heran.

Albert menoleh sambil memutar malas bola matanya. "Serra bebas masuk ke apartemen mu, bagaimana bisa.?" Cecarnya.

Mata Xander langsung membulat sempurna, dia terkejut karna hal ini diketahui oleh Kakeknya.

"Kakek tau dari mana.?" Lirih Xander tanpa bisa mengelak. Kakeknya jelas sudah tau, jadi berbohong pun percuma. Sekarang Xander malah penasaran dari mana Kakeknya itu bisa tau kalau Serra bebas masuk ke apartemen miliknya. Bahkan saat ini Serra ada di sana. Xander tidak melarang ketika Serra meminta ijin untuk menginap semalam.

"Kakek sudah menduga kamu dan Serra ada sesuatu. Kalian terlihat terkejut saat bertemu di rumah ini tadi sore. Kamu tau kenapa Kakek melarang Aron mengantar Serra dan menyuruh kamu keluar mencari iga bakar.?" Ujar Albert.

"Kakek sengaja supaya aku yang mengantarkan Serra pulang.?" Tebak Xander tak percaya.

Albert mengangguk. "Kakek juga menyuruh orang untuk mengikuti kalian dan memata-matai Serra. Ternyata gadis itu malah pergi ke apartemen mu." Terang Albert.

Xander menelan ludah susah payah. Dia ketahuan memasukkan remaja ke apartemennya. Kakeknya pasti tidak akan tinggal diam setelah ini.

"Apa kamu sudah meniduri gadis itu.?!" Seru Albert.

Xander langsung menutup mulut Kakeknya. "Kakek, jangan keras-keras bicaranya.!" Pintanya dengan ekspresi takut.

"Aku nggak pernah meniduri Serra. Dia masih bersegel. Lagipula, aku mana berani merusak anak kecil seperti dia."

Albert menyingkirkan tangan Xander dan berdecak tidak percaya. "Kamu pikir Kakek mu ini orang bodoh.?! Kalian pasti sudah sering menginap bersama kan.? Mana mungkin kalian belum melakukannya."

Xander mendesah kasar, kakeknya memang tidak bodoh, tapi tidak tau saja kalau senjata milik Xander tidak bisa berfungsi.

"Kakek jangan membuat fitnah.! Satu lagi, jangan sampai ada yang tau soal ini. Kakek harus merahasiakannya dari siapapun." Pintanya.

Albert terkekeh. "Kakek nggak janji, kamu tau sendiri Kakek suka kelepasan." Ucapnya enteng. Xander melotot kesal.

"Lagipula untuk apa kalian punya hubungan diam-diam.? Kasihan Mama mu yang setiap hari pusing memikirkan jodohmu.! Lebih baik segera kenalkan Serra sebagai pacarmu, sebelum Serra dipaksa menikah dengan Aron. Adikmu terlihat tertarik dengan Serra." Ujar Albert kemudian beranjak duduknya, dia meninggalkan Xander yang masih duduk termenung di balkon.

Terpopuler

Comments

Natasia Wang

Natasia Wang

Apa mama papanya tau juga ttg Serra bbs k apartemen alnya kakek blg apa mw blg sndri atau kakek tau dr ortunya, lh gmna mank mama Alice msh mau Serra jd mantu klo mmg tau Serra sebebas tu k apartemen laki mn tu anaknya. Tp knpa kakek blg drpda Aaron yg dpt (btw kakek ni tega x ama ama Aaron) wkwk

2025-01-20

1

Neng Ghosting

Neng Ghosting

Oh pantes tadi kakek cuek sama sera sampe sera ngira nya kakek ga suka sama sera ternyata kakek paham sera sama dokter anu

2025-02-22

1

Agnes Theresia Tuto linang

Agnes Theresia Tuto linang

orang kaya tapi pemikiran kakeknya moderen banget.
salut ya

ngga neko Meko pilih jodo buat cucunya
ngga pandang latar belakang keluarga calon mantu ✌️🤝

2025-01-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Novel "Sinar Rembulan"
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Novel "Sinar Rembulan"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!