Bab 17

Serra tidak kesal sama sekali meski di dalam kamar mandi disuruh menggosok punggung lebar Xander. Dia mengaplikasikan sabun dengan spons mandi ke punggung Xander dan mulai menggosoknya teratur. Xander tidak benar-benar telan jang, dia menyisakan celana da lamnya untuk menghindari tatapan mesum Serra. Sementara itu, Serra malah semangat mengumbar tubuh polosnya di hadapan Xander. Dia berfikir Xander bisa sembuh dengan perlahan jika sering melihatnya telan jang, jadi Serra tidak pernah ragu melakukannya. Lagipula dia bisa meminta banyak imbalan jika berhasil menyembuhkan Xander. Serra tidak akan menyia-nyiakan selama disitu ada kesempatan.

"Dok, Serra boleh tanya nggak.?" Serra bicara tanpa menghentikan gerakan tangannya di punggung Xander.

"Sejak kapan mau bertanya harus tanya dulu." Suara Xander terdengar santai, pria itu bahkan memejamkan matanya menikmati punggungnya yang sedang digosok oleh Serra.

Serra terkekeh mendengar perkataan Xander. "Iya juga ya." Ucapnya membenarkan. "Harusnya Serra langsung tanya aja, di jawab atau nggak, urusan belakangan." Gumamnya geli sendiri.

Xander diam-diam mengulum senyum kecil. Dia tidak pernah merasa kesepian lagi sejak ada Serra. Dulu meski masih bersama Lucy, namun Xander mulai merasa kesepian sejak miliknya tidak berfungsi lagi. Perhatian dan sikap Lucy memang masih sama, namun rasanya sangat beda. Rasanya hambar dan seperti tidak ada ketulusan di dalamnya.

"Kamu mau tanya apa.?" Xander membuka suara lantaran Serra malah diam saja.

"Seandainya Serra nggak bisa sembuhin Dokter, apa Dokter akan cari cara lain.?" Tanyanya gugup. "Maksud Serra, apa Dokter akan cari pengganti Serra.?" Ralatnya dan memelankan suara di akhir kalimat. Serra sampai berhenti menggosok punggung Xander karna ingin mendengarkan jawaban Xander.

Kebenaran Serra di sisi Xander jelas karna untuk membantunya sembuh, jadi Serra memiliki pemikiran itu sejak beberapa hari terakhir, namun baru hari ini dia berani bertanya.

Bukannya menjawab, Xander malah keluar dari bathtub dan berdiri di bawah shower dan menyalakannya. Air yang keluar dari shower itu langsung menyingkirkan busa sabun dari tubuh Xander.

Serra yang masih menunggu jawaban Xander, segera keluar dari bathtub juga dan berdiri di depan Xander tanpa ragu. Gemercik air dari shower ikut mengguyur tubuh polos Serra.

"Dokter nggak mau jawab ya.?" Ujar Serra penasaran.

"Bukannya saya udah pernah bilang sama kamu, saya nggak tertarik lagi untuk sembuh, jadi buat apa ganti wanita lain." Sahutnya datar. Tidak ada semangat dalam diri Xander. Semangat yang dulu pernah Serra lihat di awal-awal pertemuan mereka, pudar sejak berakhirnya hubungan Xander dengan kekasihnya.

"Tapi Serra mau Dokter sembuh. Serra pengen lihat punya Dokter kalau lagi bangun, pasti,,"

Plakk.!!

Xander memukul pelan kening Serra sebelum ucapan Serra semakin vulgar. Pukulan kecil itu membuat Serra memekik pelan. Bibirnya mencebik sambil mengusap keningnya yang sebenarnya tidak sakit.

"Kamu baru 17 tahun tapi mesumnya ngalahin orang dewasa." Ujar Xander yang lagi-lagi tidak habis pikir dengan remaja jaman sekarang. Dulu saat usianya 17 tahun, dia hanya fokus belajar, belum memiliki ketertarikan pada lawan jenis, apalagi punya pikiran mesum seperti Serra.

Bukannya malu, Serra malah menyengir kuda seolah-olah berfikir mesum adalah hal yang wajar untuk gadis seusianya.

"Ya mau gimana lagi Dok, semua temen-temen Serra selalu cerita vulgar, belum lagi ngasih link bo kep. Serra jadi kebawa mesumnya." Jawabnya jujur.

Xander menghela nafas. Remaja sekarang darurat rasa malu. Meski begitu, dia cukup kagum pada pertahanan diri Serra yang masih perawan sampai sekarang. Padahal sudah lama dia di cekoki adegan dewasa oleh teman-temannya, tapi tidak membuat Serra mencoba hal itu dengan sembarang orang.

...*****...

Serra tertidur pulas setelah memijat seluruh tubuh Xander malam ini. Dia kelelahan karna tenaganya terkuras. Jika bukan karna mainan gratis untuk kedua sepupunya, Serra tidak akan mau memijat Xander selama 2 jam. Namun dia sudah terlanjur menyetujui Syarat yang berikan Xander tadi siang.

Di ranjang yang sama, Xander terbangun dari tidurnya. Dia terlalu menikmati pijatan Serra sampai-sampai ketiduran. Dia menoleh ke samping, menatap Serra yang tidur pulas dengan hembusan nafas teratur. Xander memperhatikan wajah cantik yang tidur menghadap ke arahnya. Semakin lama diperhatikan, wajah Serra semakin mirip dengan Zayn versi perempuan. Ada kemiripan di bibir, hidung dan bentuk wajah.

"Bagaimana bisa wajah kalian sangat mirip.?" Lirih Xander penuh tanya.

Rasanya tidak mungkin mereka memiliki hubungan darah, apalagi Xander sudah mendengar sendiri asal usul Serra.

...*****...

lebih dari 1 minggu Xander tidak bertemu dengan Serra karna sibuk dengan jadwal operasi, bahkan tidak sempat membalas ataupun menjawab pesan dari Serra. Dan di saat libur, Xander malah memutuskan pulang ke rumah orang tuanya untuk menginap beberapa hari di sana karna sudah sangat lama tidak menginap.

Samar-samar, Xander mendengar orang-orang yang sedang mengobrol di ruang tamu. Dia melebarkan langkahnya untuk cepat sampai di sana karna tidak sabar ingin bergabung dengan mereka. Semua anggota keluarnya pasti sedang berkumpul karna sekarang hari libur.

"Serra gadis yang baik dan sopan, Mama setuju saja kalau kamu ingin serius. Papa sama Kakek juga pasti setuju, iya kan.?" Seru Alice pada Abraham dan Albert.

"Jangan asal setuju saja, kamu harus bertanya juga pada Serra. Belum tentu Serra mau sama anak nakal ini.!" Albert memukul pelan kaki Aron menggunakan tongkatnya.

Aron berdecak kesal. "Kakek, kamu kenapa sangat hobby menyiksa cucu sendiri. Jangan-jangan aku bukan cucu kandung mu." Protes Aron.

Serra menahan tawa, dia dalam hatinya bersorak melihat Aron selalu ditindas oleh kakeknya sendiri.

"Kamu itu dipungut dari kardus di dapan gerbang, jadi memang bukan cucu kandungku." Sahut Albert santai.

Aron memutar malas bola matanya. "Sudah tua nggak sadar diri." Gumamnya pelan.

"Mereka memang suka bercanda seperti itu, kamu jangan kaget ya." Ucap Alice seraya mengusap pucuk kepala Serra.

Gadis berpenampilan sederhana itu mengangguk dengan senyum tipis. Serra justru merasa terhibur berada di tengah-tengah keluarga ini. Semua orang sangat baik padanya, kecuali Aron yang tetap menyebalkan di mata Serra.

"Bagaimana nak.? Apa kamu bersedia menjalin hubungan dengan Aron.?" Tanya Alice lembut.

Serra hampir saja membuka mulut untuk menjawab, namun dia terkejut melihat Xander datang dan bergabung di sebelah Kakek Albert.

"Sedang membicarakan apa.? Sepertinya sangat seru." Seloroh Xander santai.

"Anak ini.! Kemana saja hah.?! Lagi-lagi kamu melupakan Kakek mu satu-satunya.!" Omel Albert sambil memukul pelan bahu Xander.

"Papa, kamu yang membuat putraku malas pulang karna selalu di pukuli." Ujar Abraham pada Albert.

Albert berdecak, namun mengabaikan perkataan Abraham.

Sementara itu, Serra masih dengan keterkejutannya. Bahkan semakin terkejut setelah mendengar percakapan mereka yang menjelaskan jika Xander adalah anak Abraham dan Alice, yang artinya Kakak kandung Aron.

"Xander, kenalin ini Serra. Serra yang menolong Mama saat hampir di rampok di toko kue." Ujar Alice mengenalkan Serra yang duduk di sebelahnya.

Xander mengulurkan tangannya. Ukuran tangan itu di sambut dengan ragu oleh Serra.

"Xander. Makasih sudah menolong Mama saya." Ucapnya datar.

Serra hanya mengangguk, dia sedang berkutat dengan pikirannya karna melihat Xander pura-pura tidak mengenalnya dan bersikap acuh.

"Serra ingin Mama jodohkan dengan Aron, menurut kamu bagaimana.?" Tanya Alice pada Xander.

"Kelihatannya mereka cocok. Aku setuju." Jawab Xander cepat.

Serra menunduk, dia kecewa dengan jawaban Xander. Selama ini dia merasa kedekatannya dengan Xander istimewa, namun Xander tidak menganggapnya istimewa. Malah terang-terangan mendukung perjodohannya dengan Aron.

Terpopuler

Comments

Takdir Hidupku

Takdir Hidupku

Tumben baca novel udh bab 16 tapi G ada 18+ nya meskipun judul nya impoten, G kaya di sebelah judul hmpir sma tapi dr bab 1 udh di ajak traveling kmna²🥴

2025-01-10

2

Natasia Wang

Natasia Wang

Apaaaa knpa bs²nya Serra ktmuan ama mrk dlm wktu sminggu, butuh alur ketemunya, ehh mama Xander setuju Aaron ama Serra? yakin? apa mrk tau seluk beluk Sera

2025-01-20

0

Natasia Wang

Natasia Wang

Jir gw kira Xander gk bkl rela, btw knpa Xander sedingin tu jan blg lu cemburu sminggu aja gk ketemu Serra dh sma Aaron

2025-01-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Novel "Sinar Rembulan"
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Novel "Sinar Rembulan"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!