Bab 14

Serra menggeram kesal ketika ponselnya berbunyi dan memperlihatkan nama kontak monyet sialan di layar ponselnya. Dengan perasaan dongkol, Serra sedikit menjauh dari teman-temannya untuk menerima telfon dari laki-laki yang mobilnya telat dia tabrak.

"Ini masih jam istirahat, kamu gila ya sudah menelfon ku.?!" Serra mengomel, meluapkan emosinya pada laki-laki menyebalkan itu. Demi apapun, Serra tidak tertarik sedikitpun pada laki-laki tampan dan kaya raya itu. Wajah tampannya memang 11 12 seperti Xander, namun sifatnya berbanding terbalik 180 derajat. Serra tidak menyukai laki-laki yang suka menganggu wanita. Dan orang yang sedang menelponnya ini sangat mengganggu.

"Astaga, apa hobby marah-marah setiap hari.?" Suara laki-laki itu terdengar menahan tawa. Serra semakin naik darah karna selama ini kemarahannya selalu di anggap lelucon.

"Kamu pikir, siapa yang bikin aku marah-marah kayak gini.! Masih nggak sadar juga.?!" Serra menggeram emosi. Dia pastikan akan memblokir nomornya setelah melunasi tagihan. Serra tidak mau berurusan dengan orang seperti itu lagi. Cukup sekali dia mengalami kesialan karna bertemu dengannya.

"Apa cuma aku yang bisa bikin kamu marah-marah.? Sepertinya aku sangat spesial buat kamu." Nada bicaranya penuh kebanggaan. Mulut Serra sampai menganga tak habis pikir. Dia semakin yakin laki-laki itu tidak waras.

"Spesial mata mu.!! Dasar gila.!" Maki Serra kemudian mematikan sambungan telfonnya sekaligus menonaktifkan ponselnya. Dia ingin istirahat dan makan siang dengan tenang bersama sahabat-sahabatnya.

"Memang ya, hari sial itu nggak ada di kalender.! Kalau tau kejadiannya seperti ini, nggak bakalan aku pergi pakai motor.!" Serra mengomel sambil bergabung kembali di meja kantin yang di duduki ketiga sahabatnya.

"Sabar Ser, yang penting kamu udah punya uang buat bayar ganti ruginya. Kamu harus banyak-banyak bersyukur karna dipertemukan dengan Dokter Xander yang nggak perhitungan soal uang." Ujar Marisa.

Manda dan Nabila mengangguk setuju. Meski Serra mendapatkan kemalangan, namun ada uluran tangan dari Xander yang membantu Serra keluar dari kemalangan itu.

"Iya, tapi nggak harus dipertemukan sama orang sinting juga kan.?! Ah.! Bikin selera makanku hilang saja monyet itu.!" Serra meletakkan sendok yang baru dia ambil dengan kasar ke piringnya lagi. Rasa kesalnya pada pemilik mobil itu sudah sampai di ubun-ubun.

...******...

Xander keluar dari salah satu ruangan setelah mengecek kondisi pasiennya. Di salah satu lorong menuju ruangannya, dia bertemu dengan Abraham beserta anak-anak dan istrinya.

Mereka menghentikan langkah ketika berpapasan dengan Xander.

"Om, Tante." Sapa Xander seraya menatap Zayn yang tampak sudah sehat di atas kursi roda. "Saya belum sempat jenguk, sudah diperbolehkan pulang.?" Tanyanya.

Senyum bahagia di wajah Marta mengembang. "Saat ini Zayn sudah sehat. Do'akan saja agar mendapat donor sumsum yang cocok. Terimakasih sudah direpotkan selama disini." Ucap Marta tulus. Selama Zayn di rawat, Xander beberapa kali membantu mereka dan mengurus proses pengobatan Zayn.

"Tante nggak usah khawatir, tim dokter pasti akan bekerja keras mencari pendonor untuk Zayn. Kami akan segera menghubungi kalian jika sudah mendapatkannya." Ucap Xander.

"Terimakasih nak Xander. Kami juga sedang mengupayakannya." Kata Abraham.

"Sudahlah, kalian nggak perlu mengkhawatirkan ku seperti itu. Aku matipun nggak masalah." Seloroh Zayn yang membuat seluruh keluarganya menggenang air mata.

"Kamu itu bicara apa.!" Zianka, Kakak perempuan Zayn melotot tak suka mendengar perkataan adiknya yang pasrah begitu saja pada penyakitnya.

"Kak, aku tau hidupku nggak akan lama jika belum mendapatkan donor sumsum. Di keluarga kita saja nggak ada yang cocok, apa aku harus berharap memiliki kecocokan sumsum tulang belakang dengan orang lain.? Itu mustahil. Kalian nggak perlu menghiburku dengan kebohongan." Kata Zayn dengan pandangan mata yang menerawang jauh entah kemana.

"Kamu itu laki-laki apa bukan.? Bagaimana bisa kamu menyerah sebelum perang." Cibir Xander yang sebenarnya untuk menumbuhkan semangat Zayn.

"Tim dokter bahkan sudah mencari pendonor di rumah sakit besar yang ada di luar negeri, tapi kamu malah menyerah."

"Dokter Xander benar, kamu harus semangat. Papa akan pastikan dalam waktu dekat kamu akan mendapat donor sumsum." Kata Abraham.

Zayn membuang nafas berat. "Aku ingin pulang." Lirihnya dengan kepala tertunduk.

Abraham dan Marta kemudian pamit pada Xander. Sementara itu, Zianka malah ijin pada kedua orang tuanya untuk bicara sebentar dengan Xander.

"Aku dengar hubungan Kakak dan pramugari itu sudah berakhir, apa kita bisa dekat lagi seperti dulu.?" Zianka menunjukkan senyum termanisnya.

"Kamu dan Zayn sudah aku anggap sebagai adik, tentu sejak dulu sampai sekarang kita bisa dekat sebagai keluarga." Ujar Xander.

"Kak, bukan itu maksudku." Nada bicara Zianka sedikit merengek. Wanita berusia 24 tahun itu mengerucutkan bibirnya.

"Zianka, aku ada jadwal operasi. Aku pergi dulu." Xander pergi meninggalkan Zianka yang tampak menghentakkan kakinya berkali-kali karna kesal.

...******...

Serra memasuki kafe sambil memasang wajah ketus. Dia mengedarkan pandangan untuk mencari sosok laki-laki yang ingin dia temui disini. Hanya dengan sekali memutar mata, Serra dapat melihat laki-laki itu. Dia laki-laki yang paling tampan dan paling bening diantara laki-laki yang sedang ada di dalam kafe, itu sebabnya Serra bisa langsung menemukannya.

Serra berjalan menghampiri meja itu dan duduk tanpa di suruh. "Berikan nomor rekening mu.! Akan aku transfer sekarang.!" Ketus Serra. Dia jengkel karna laki-laki itu tidak mau memberikan nomor rekening melalui ponselnya, malah mengajaknya bertemu langsung.

"Hey,, kenapa harus buru-buru.? Kamu bahkan belum lihat buku menunya. Mau minum dan makan apa.?" Tawarnya dengan ramah.

Serra berdecak sinis melihat laki-laki itu bersikap sok manis padanya. "Kamu pikir aku punya waktu untuk makan dan minum dengan orang seperti mu.?! Buang-buang waktu saja." Geram Serra.

Bukannya marah atau tersinggung dengan ucapan pedas Serra, laki-laki tampan itu malah terkekeh.

"Benar-benar sinting.!" Cibir Serra pelan. Lama-lama dia semakin ilfil melihat kelakuannya.

"Aku ingin bertanya serius. Sebenarnya apa yang membuat kamu sangat emosi padaku.?" Tanyanya tenang.

"Wajahmu dan suaramu.! Setiap kali aku melihat wajah dan suaramu, rasanya aku ingin mengamuk.!" Ketus Serra penuh kejujuran. "Apalagi sikap mu yang menyebalkan ini. Seumur hidupku, aku baru pertama kali berurusan dengan laki-laki menyebalkan seperti kamu."

Laki-laki itu malah menopang dagu dengan satu tangannya untuk menyimak dan mendengarkan kejujuran Serra tentangnya. Bukannya kesal, dia malah semakin tertarik pada Serra. Gadis di depannya sangat berbeda, tidak seperti kebanyakan gadis-gadis diluar sana yang selalu bersikap manis dan mencari muka di depannya.

"Aku akan anggap hutangmu lunas asal kamu mau jadi pacarku. Bagaimana.?" Tawarnya.

Serra sudah mengangkat tangannya untuk meninju laki-laki itu, tapi dia mengurungkan niatnya. "Hey, dengar ya Tuan sok tampan dan sok kaya.! Ditawari uang sebanyak apapun, aku nggak akan mau jadi pacar kamu.!" Tegasnya.

"Karna Dokter Xander lebih menjanjikan, sikapnya juga jauh lebih baik dari kamu." Lanjut Serra dalam hati.

"Kamu nggak bisa mempertimbangkannya.? Aku akan berubah seperti yang kamu inginkan jika kamu bersedia menjadi pacarku."

Serra membuang nafas kasar. "Tolong jangan buang-buang waktu ku, aku harus segera pulang. Berikan nomor rekening mu sekarang atau aku nggak akan ganti rugi sepeserpun.!" Ancamnya.

Dengan malas, laki-laki itu merogoh ponselnya dan menunjukkan nomor rekening pada Serra.

"Sudah aku transfer, sekarang hutang ku lunas.!" Seru Serra sembari beranjak dari duduknya dan pergi begitu saja.

Terpopuler

Comments

Natasia Wang

Natasia Wang

Anjirrr andai gada Xander gmn tu Serra wkwk mntb x d kejar² anak konglomerat.. btw klo Zayn tu sodara sedarah Serra trs dy punya kk yg w rasa lbh tua dri Serra jd gmn. Serra aja msh ABG apa bener tu papa kandungnya Serra apa mungkin mama Serra istri kdua ah ntah

2025-01-20

1

Herni Haryani

Herni Haryani

sera mah udah jatuh cinta sama xander sejatuh2nya walau xander ngk anggap sera pacarnya.jadi aron mah lewat bagi sera.

2024-11-03

0

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

kl zia 24...kl Sera masih SMA.kemungkinan adeknya.jgn" emak sera istri muda bpknya

2025-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Novel "Sinar Rembulan"
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Novel "Sinar Rembulan"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!