Bab 13

Xander turun dari ranjang dengan wajah frustasi. Dia benar-benar sudah pasrah pada nasibnya. Mungkin memang dia di takdirkan hidup sendiri tanpa pendamping. Wanita manapun tidak ada yang mau dinikahi pria pengidap impoten sepertinya.

"Dok,," Serra mencekal pergelangan Xander agar tidak pergi. Jujur saja, Serra sangat iba melihat kondisi Xander saat ini. Dia bisa merasakan bagaimana hancurnya perasaan Xander dan frustasinya Xander yang sudah lelah dengan penyakitnya.

"Kamu tidur saja disini, saya akan tidur di kamar sebelah." Xander melepaskan pelan tangan Serra dari pergelangannya. Bukan karna dia marah pada Serra, Xander hanya sedang ingin menyendiri meratapi nasibnya yang mengenaskan. Dulu dia bisa melakukannya kapan saja jika ada kesempatan, tapi 3 tahun ini tidak bisa melakukannya sama sekali.

"Nggak mau, Serra mau tidur sama Dokter disini. Memangnya Dokter nggak butuh temen ngobrol.? Kita ngobrol random aja sebelum tidur, Dokter mau nggak.?" Serra memberikan tatapan memohon. Dia tulus ingin menghibur Xander. Suasana hati Xander pasti sangat buruk setelah gagal mencoba berkali-kali.

Xander menghela nafas. "Kamu tenang aja, uang 50 juta itu nanti saya transfer." Ujarnya. Xander mengira Serra ingin menahannya agar bisa mendapatkan uang sejumlah 50 juta yang Serra butuhkan. Jadi Serra masih berusaha menahannya di kamar ini. Padahal Xander berniat menolong Serra tanpa mengharuskan Serra membantunya sembuh.

Serra menggeleng cepat, Xander salah paham jika berfikir dia membujuknya hanya karna uang. "Ini bukan tentang uang, Serra hanya ingin menemani Dokter malam. Please,, Dokter tidur disini saja sama Serra." Pintanya sekali lagi.

"Sudah saya bilang, saya sedang ingin sendiri." Ujarnya kemudian keluar dari kamar dengan hanya memakai celana pendek. Namun Xander sempat menyambar kaos miliknya di lantai.

Pintu kamar itu di tutup pelan oleh Xander. Serra menghela nafas berat setelah Xander menghilang di balik pintu. Dadanya mendadak sesak memikirkan perasaan Xander. Pria itu pasti kesulitan menjalani hari-harinya yang berat. Kebanggaan dan harga diri seorang pria pasti salah satunya terletak pada pusakanya yang normal. Namun Xander tidak memiliki itu.

...******...

Serra bangun pukul setengah 6 pagi dan langsung mandi. 10 menit berlalu, Serra keluar dengan seragam sekolahnya. Semalam dia memang sengaja membawa seragam sekolah agar langsung berangkat dari apartemen Xander. Serra merapikan ranjang dan barangnya di atas meja. Secarik kertas yang tergelak di dekat tas milik Serra membuat gadis itu langsung mengambilnya.

Dia membaca deretan huruf yang tertera di sana. Itu adalah catatan kecil milik Xander. Rupanya Dokter tampan itu sudah berangkat ke rumah sakit karna ada operasi mendadak pukul 5. Xander berpesan agar Serra pulang dengan hati-hati dan dia akan mentransfer uang 50 juta nanti siang.

"Kasian sekali Dokter Xander. Ya Tuhan, tolong bantu aku menyembuhkannya. Dia pria yang baik," Lirih Serra dengan mata berkaca-kaca. Meski baru 2 bulan lebih mengenal Xander, Serra sudah sering merasakan kebaikannya. Xander pria yang tulus, dia tidak seperti pria lain yang entah letak hatinya ada dimana. Xander memperlakukan wanita dengan baik.

Sebelum pergi, Serra beranjak ke dapur lebih dulu untuk membuat sarapan. Xander tidak pernah melarangnya menggunakan dapur, jadi Serra bebas menggunakan dapur untuk kepentingannya.

Serra membuat 2 sandwich dan memotong beberapa buah. Dia memasukkan 1 sandwich ke dalam lunchbox dan menambah buah-buahan. Tidak lupa Serra memasukkan catatan kecil ke dalam paper bag berisi lunchbox tersebut.

Senyum di bibir Serra merekah. "Semoga makanan ini bisa mengembalikan mood Dokter." Gumamnya penuh harap.

Serra kemudian menyantap sandwich dan buah miliknya sebelum keluar dari apartemen Xander. Dia memesan ojek online untuk mengantarkan makanan ke rumah sakit. Setelah itu, dia naik taksi menuju sekolahnya.

...*****...

"Suster Fira, ada kiriman makanan untuk Doker Xander." Seorang satpam menghampiri Fira yang baru keluar dari ruang rawat inap.

"Saya udah cari Dokter Xander di ruangannya, tapi nggak ada." Jelasnya sembari menyodorkan paper bag warna navy pada Fira.

Fira menerima dengan sedikit kerutan di keningnya. Baru kali ini dia menerima kiriman makanan untuk Xander selama menjadi asisten pribadinya.

"Dokter Xander masih di ruang operasi. Nanti saya berikan padanya." Turutnya.

"Oke Sus, makasih kalau begitu. Saya ke bawah dulu." Satpam itu berlalu.

Fira kembali melanjutkan langkahnya menuju ruangan Xander sambil membawa paper bag itu. Sampainya di dalam, Fira langsung membuka paper bag itu. Kertas kecil di atas lunchbox menarik perhatian Fira, dia mengambilnya.

"Selamat makan Dok, semoga harinya menyenangkan dan pekerjaannya lancar. Sampai ketemu nanti malam."

Fira hampir meremas kertas berisi ucapan dengan emoticon tersenyum di akhir kalimat. Tiba-tiba pintu ruangan di buka, membuat Fira terkejut dan memasukkan kembali kertas itu ke dalam paper bag.

"Kamu disini.?" Tanya Xander.

Fira sudah berbalik badan dan mengukir senyum kaku karna gugup.

"Sa-saya mau nganterin paper bag ini. Tadi Pak Isan yang bawa, katanya kiriman untuk Dokter." Jelasnya sembari menyentuh paper bag di atas meja Xander.

"Ini pertama kalinya ada berani kirim makanan untuk Dokter. Pengirim nggak mencantumkan namanya. Mau saya cek dulu Dok isinnya.?" Tawar Fira ingin membantu.

Xander memperhatikan paper bag itu, dia mengenalinya. Tentu saja karna paper bag itu ada di apartemennya. Dia sudah tau siapa pengirimannya.

Xander menggeleng. "Nggak perlu Fira, saya tau pengirimnya." Jawab Xander.

Fira tampak tidak nyaman dengan jawaban Xander. Ada perasaan cemburu yang muncul tiba-tiba.

Xander sudah duduk di mejanya dan membuka paper bag itu.

"Hasil lab pasien dikamar nomor 79 dan 104 ada di atas meja, tolong kamu cek dulu sebelum saya sampaikan pada mereka." Titah Xander.

"Baik Dok." Fira langsung beranjak ke sofa dan duduk di sana. Dia membuka hasil lab yang ada di atas meja itu.

Di meja lain, Xander tampak mengukir senyum tipis saat membaca kertas berisi ucapan dari Serra. "Anak itu benar-benar,," Lirihnya dengan hati yang sedikit menghangat. Jujur saja Xander merasa terhibur dengan perhatian kecil Serra.

Xander kemudian beralih pada lunchbox miliknya. Makanan di dalamnya memang sederhana, tapi dia sangat menghargai kerja keras Serra dan perhatiannya sampai berinisiatif mengirimkannya ke rumah sakit.

Xander mengambil ponsel miliknya di dalam laci dan menghubungi Serra.

Di seberang sana, Serra yang masih berada di dalam taksi langsung mengangkat panggilan telfon dari Xander. Jalanan sangat macet, Serra cukup menyesal karna memilih taksi. Untungnya dia berangkat lebih awal dan sudah memperkirakan akan sampai tepat waktu meski lama di jalan.

"Dokter sudah terima makanan dari Serra.? Jangan lupa di makan ya. Dokter pasti belum sarapan kan.?" Cerocos Serra antusias.

Diseberang sana, Xander terdengar terkekeh kecil. "Kenapa harus repot-repot segala. Kamu sudah sampai.?"

"Nggak repot sama sekali. Saat bangun, aku mengkhawatirkan Dokter. Aku pikir Dokter masih tidur, ternyata sudah berangkat. Aku masih dijalan sekarang, sebentar lagi sampai." Terangnya.

"Kamu pulang jam berapa.? Nanti saya jemput."

"Nggak usah Dok, Serra mau langsung pulang ke rumah Tante. Mereka pasti khawatir kalau Serra nggak pulang lagi. Nanti malam Serra sendiri yang akan ke apartemen Dokter. Sudah dulu ya, Serra sudah sampai."

"Baiklah. Nanti kabari saja."

Serra memutuskan sambungan telfonnya dan segera turun dari taksi setelah membayarnya.

Terpopuler

Comments

Natasia Wang

Natasia Wang

Bagusan Serra kmn mana drpd Lucy 5 taun mn prnh perhatian kek gtu dy cuma mau HARTA trs, walau Serra juga uang² trs tp y sewajarnya gk mnta2 aneh² n Serra lbih care

2025-01-20

1

Natasia Wang

Natasia Wang

Wah parah ni cwe tdnya dy bs mkir kn dy gk selevel sma Xander jd gk mw mimpi tinggi² awas aja lu apa²in tu bekal

2025-01-20

0

Ratu Lab'bi

Ratu Lab'bi

adik dan kk ternyata menyukai wanita yg sama /Smile//Smile/

2024-11-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Novel "Sinar Rembulan"
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Novel "Sinar Rembulan"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!