Bab 9

Xander menepis pelan tangan Lucy. Tatapannya pada wanita itu benar-benar tanpa minat. Atau lebih tepatnya Xander sudah muak. Lucy telah mengkhianatinya dengan beberapa pria selama 3 tahun terkahir, dia dibuat seperti pria bodoh oleh tunangan yang dulu begitu dia cintai. Jika boleh jujur, perasaan itu bahkan masih ada meski hanya tersisa sedikit. 5 tahun menjalin hubungan dengan Lucy bukan waktu yang sebentar. Kesetiannya juga tidak perlu di ragukan lagi. Dari banyaknya wanita cantik diluar sana yang berusaha menggodanya, Xander tetap setia pada Lucy. Kurang setia dan kurang baik apa lagi Xander pada Lucy.? Transferan pun setiap bulannya lancar. Tapi Lucy malah berkhianat. Dia melihat Lucy sebagai definisi wanita yang tidak tau diri.

"Xander, aku minta maaf. Aku benar-benar menyesal. Aku rela gugu-rin anak ini kalau kamu mau kita sama-sama lagi. Aku nggak cinta sama Ronald, aku terpaksa ngelakuin itu karna,,,"

"Karna kamu kegatelan.?!" Potong Xander mencibir. Dia tersenyum jijik pada mantan tunangannya. "Lucy, jangankan kembali sama kamu, lihat kamu saja aku muak.! Jangan pernah bermimpi kita bisa sama-sama lagi.!" Tegasnya

Xander beranjak dari duduknya dan pergi dari kafe tanpa memperdulikan Lucy yang memanggilnya. Xander tidak menyangka siang ini Lucy akan datang menemuinya di jam istirahat. Wanita itu sudah hapal kebiasaan Xander di jam istirahat yang selalu pergi ke kafe atau restoran dekat rumah sakit. Saat pesanan Xander baru di antar, Lucy tiba-tiba datang dan bergabung di mejanya. Selera makan Xander seketika hilang. Makanannya bahkan belum disentuh sedikitpun gara-gara Lucy datang.

Braakk.!

Lucy menggebrak meja dengan kedua tangannya yang mengepal. Dia sudah memohon di depan Xander seperti wanita yang tidak punya harga diri, tapi di tolak mentah-mentah. Jelas saja Lucy emosi. Lucy tidak mengira Xander akan menolaknya. Selama 5 tahun ini Lucy tau bagaimana Xander mencintainya. Jadi dia sangat percaya diri ketika datang menemui Xander untuk mengajaknya kembali.

"Ini gara-gara Ronald sialan.! Kenapa juga harus keluar di dalam.!" Lucy mengumpat penuh emosi pada sosok pria yang sudah membuatnya hamil. Ronald memang bersedia tanggungjawab, tapi Lucy sama sekali tidak berminat menjadi istrinya. Sebab kekayaan Ronald tidak ada apa-apanya dibanding kekayaan Xander yang jelas-jelas akan menjadi pewaris.

Selama ini Lucy bersenang-senang dengan beberapa pria karna sudah lama tidak mendapat kepuasan batin lagi dari Xander sejak 3 tahun terakhir. Lucy begitu tergoda pada pria yang mendekatinya dan menawarkan kenikmatan. Lucy pikir pengkhianatannya tidak akan di ketahui oleh Xander, sebab selama ini Xander sangat percaya padanya.

"Xander, aku nggak akan nyerah buat dapetin ATM berjalan kayak kamu.!" Lucy berucap tegas dengan sorot mata penuh ambisi. Xander terlalu sempurna dan kaya raya untuk di lepaskan begitu saja.

...*****...

"Dokter ganteng ya.?" Tanya Manda sembari menyikut pelan lengan Serra setelah gadis itu mematikan sambungan telfonnya.

Serra mengangguk. Senyum di wajahnya merekah sempurna. Gadis cantik itu sudah mirip orang yang sedang jatuh cinta, padahal hanya karna mendapat telfon dari Xander.

"Dia nyuruh aku nginep lagi di apartemen." Tuturnya penuh semangat. Manda menggeleng tak percaya, temen yang dulu sangat anti berinteraksi dengan pria, sekarang malah ketagihan dekat-dekat dengan pria.

"Aku jadi penasaran, sebesar apa sih punya Dokter itu sampai-sampai kamu happy banget setiap kali disuruh nginep. Bagi-bagi dong Ser, aku juga pengen ngerasain,," Goda Manda seraya menarik-narik ujung kaos Serra dan menatapnya memohon.

Serra menepis malas tangan Manda. "Enak aja.! Mana rela aku bagi-bagi Dokter Xander sama wanita lain. Memangnya punya si Om kurang gede apa lagi.? Nggak jauh beda kok ukurannya." Ujar Serra yang jelas-jelas sudah pernah melihat seperti apa milik sugar daddy Manda walaupun hanya melalui video.

Persahabatan Serra, Manda dan dua orang lainnya memang terbilang sangat dekat. Tak jarang mereka suka mempertontonkan privasi masing-masing saat sedang berkumpul. Kecuali Serra, sebab baru kali ini dia memiliki sugar daddy. Jadi hanya Serra yang tidak pernah menunjukkan video atau foto vulgar pribadi pada mereka.

Dan Serra mengakui jika ketiga sahabatnya termasuk suhu dalam urusan mencari sugar daddy yang kaya raya, sekaligus bisa memuaskan.

"Aku nggak percaya kalau nggak ada bukti. Coba di spill. Dulu aku sering spill punya si Om ke kamu, sekarang gantian dong." Pinta Manda yang masih berusaha membujuk Serra karna terlalu penasaran seperti apa milik Dokter Xander.

"Kamu sendiri yang nunjukin suka rela, aku kan nggak pernah minta." Serra menjulurkan lidah untuk mengejek Manda. Sahabatnya itu mendengus dan memutar malas bola matanya.

"Kamu nggak seru lagi." Gerutunya kesal.

Serra hanya tertawa santai, dia tau jika Manda tidak benar-benar kesal padanya.

...******...

Serra beranjak dari kursi halte yang berjarak 50 meter dari sekolahnya. Dia menghampiri mobil sport yang belum ada 1 menit berhenti di depan halte. Serra membuka pintu samping kemudi dan segera masuk. Senyumnya merekah ketika melihat Xander dan menyapanya dengan ramah.

"Hay Dok,, lagi nggak ada jadwal operasi ya.?" Tanyanya. Yang Serra tau, dokter spesialis bedah memiliki jadwal yang padat. Tapi siang ini Xander bisa menjemputnya ke sekolah.

Mobil sport itu melaju meninggalkan halte. Xander mengangguk pelan sembari melirik Serra. "Kamu mau beli baju ganti dulu.?" Tawar Xander, sebab Serra tidak mungkin membawa baju ganti karna mendadak saat diminta untuk menginap.

Serra menggeleng cepat. "Enakan nggak pakai baju nggak sih Dok.? Serra kan mau bantu Dokter supaya sembuh." Serra tersenyum genit seperti tanpa dosa. Hal itu mendorong tangan Xander untuk menjentikkan harinya di kening Serra yang terlalu mesum.

"Bilang aja kamu pengen di apa-apain.!" Seloroh Xander.

"Memang.!" Jawab Serra cepat. "Dokter aja yang nggak peka sama Serra. Padahal Serra udah rela diapain aja, tapi Dokter malah milih ngobrol doang, nggak ngapa-pain. Mana seru.??" Ujarnya sambil memutar malas bola matanya.

Xander menahan senyum geli. Remaja jaman sekarang jarang yang punya rasa malu. Contohnya seperti Serra ini. Seandainya milik Xander tidak bermasalah, mungkin Serra tidak akan terselamatkan di hari pertama mereka bertemu. Jujur saja, tubuh Serra memang menarik dan menggiurkan dimata Xander ketika bertelan jang.

...*****...

Serra mengekori Xander ke dalam apartemen. Tadi mereka sempat mampir ke restoran untuk membeli makanan dan mereka bawa pulang. Makanan itu di letakan Xander di atas meja makan. Serra membuka kulkas dan mengambil 2 botol air mineral dan dia berikan 1 pada Xander. Kedua duduk di kursi dan meneguk minumannya.

Serra mengerutkan kening ketika merasa wajahnya di tatap intens oleh Xander. "Ada yang aneh di wajah Serra ya Dok.?" Serra mengusap-usap wajahnya dengan telapak tangan, mungkin ada sesuatu di wajahnya sampai Xander menatapnya seperti itu.

"Kamu yakin anak tunggal.?" Pertanyaan dari mulut Xander terdengar aneh di telinga Serra. Jelas-jelas Xander sudah tau cerita hidupnya.

"Kalau Serra punya saudara, sudah pasti kita hidup sama-sama. Lagian, Nenek sama Tante nggak pernah bilang kalau Serra punya saudara kandung. Memangnya kenapa Dok.? Dokter liat orang yang mukanya mirip Serra.?" Tanyanya asal.

Xander mengangguk. Hal itu membuat Serra terkejut.

"Serius Dok.? Dimana.?"

"Di rumah sakit, dia pasien baru saya yang sedang menderita leukemia."

Wajah Serra tampak sendu, jiwa kepedulian dan simpatinya memang sangat tinggi. Serra mudah sedih dan tersentuh dengan hal-hal yang terdengar menyedihkan. "Kasian banget Dok, semoga pasien dokter bisa sembuh dan sehat lagi."

Terpopuler

Comments

Miryam Toressy

Miryam Toressy

Jangan-jangan saudara Sera se ayah lain ibu,..jika demikian,..ayah Serra masih hidup dong,...

2025-02-08

0

Anonymous

Anonymous

emang ngga punya harga diri digilir 3 laki yg berbeda setiap waktu😏

2024-12-17

0

Ila Lee

Ila Lee

semoga kalian berjodoh dokter bisa sembuh semula dan bahagia kn serra

2024-12-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Novel "Sinar Rembulan"
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Novel "Sinar Rembulan"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!