Bab 4

Xander keluar dari ruang operasi dan seketika dihampiri oleh keluarga pasien. Dokter bedah yang terbilang masih sangat muda itu baru saja melakukan tindakan operasi usus buntu pada pasien.

"Operasinya berjalan lancar. Salah satu keluarga pasien silahkan ikut ke ruangan saya." Titah Xander setelah menjawab pertanyaan dari keluarga pasien.

"Mari Bu, silahkan." Asisten Xander mengarahkan wanita paruh baya untuk mengikuti mereka ke ruangan Xander.

Di dalam sana, keluarga pasien diberi penjelasan tentang bagaimana perawatan pasca operasi dan apa saja yang harus di hindari selama proses pemulihan.

Xander menjelaskan dengan serius dan detail. Dia juga menjawab semua pertanyaan keluarga pasien dengan ramah dan sopan. Menjelaskan sampai wanita paruh baya itu benar-benar paham.

"Baik Dok, terimakasih banyak. Kalau begitu saya permisi." Setelah menjabat tangan Xander, wanita paruh baya itu keluar dari sana. Pintu ruangan lalu di tutup lagi oleh asisten Xander yang masih ada di dalam ruangan tersebut.

"Jam 3 ada jadwal operasi pemotongan lambung , Dok." Fira memberi tau setelah melihat jadwal di tablet yang dia pegang.

Xander mengangguk. "Saya pergi dulu. Selama saya pergi, kamu pantau perkembangan pasien di ruang VIP nomor 5 dan 11. Laporannya langsung kamu taruh saja di meja saja." Jaket hitam di sambar oleh Xander dari sandaran kursi. Dia memakainya sembari keluar dari ruangan.

...*****...

Mobil sport Xander tiba di bandara pukul 12 siang. Hari ini kekasihnya kembali setelah 3 bulan ditugaskan di maskapai luar negeri. Dia diberi waktu libur selama sepekan.

Xander sudah menyiapkan buket bunga dan tas keluaran terbaru dari brand ternama untuk kekasihnya yang hobby mengoleksi tas.

5 menit menunggu di ruangan khusus, wanita yang dia tunggu muncul dengan seragamnya yang cukup seksi. 3 bulan Xander menahan rindu, dia membalas pelukan kekasihnya yang memeluknya erat.

"Sayang,, aku kangen." Suara rengekannya terdengar manja.

"Kamu pikir aku nggak kangen. Ayo ke mobil." Xander melepaskan pelukannya, Dia mengambil alih koper milik sangat kekasih dan menyeretnya. Wanita dengan tinggi 170 ditambah hells 5 cm itu membuatnya tampak serasi berjalan di samping Xander.

Pasangan itu menjadi pusat perhatian beberapa orang di bandara. Apalagi penampilan kekasih Xander yang cukup mencolok sebagai pramugari.

Keduanya masuk ke dalam mobil milik Xander. Sebelum meninggalkan bandara, Xander menyerahkan buket bunga dan tas yang tadi disimpan di jok belakang.

Pramugari cantik itu menutup mulutnya dengan tangan, matanya berbinar ketika Xander menyodorkan buket dan hadiah untuknya.

"Sayang,, terimakasih. Kamu terbaik." Wanita bernama Lucy itu menerima hadiah itu dengan senang hati, lalu mendaratkan ciuman sekilas di bibir Xander.

"Suka.?" Xander mengusap lembut pucuk kepala kekasihnya yang antusias membuka kotak besar berwarna oren.

"Suka banget, ini tas yang aku bicarakan dengan Della kemarin. Kamu selalu tau apa yang aku mau." Lucy kembali mendekat pada Xander, kali ini dia lebih berani dengan menyusupkan tangannya di balik jaket Xander. Bibir mereka sudah menyatu sejak tadi.

Lucy melepaskan ciumannya. Dia tampak kecewa karna milik Xander tidak bereaksi ketika dia pegang. "Belum sembuh.?" Tanyanya lirih.

Xander membuang nafas kasar. "Aku akan puaskan kamu seperti biasa." Ujarnya kemudian melajukan mobilnya menuju apartemen milik Lucy. Apartemen itu tentu bukan dari hasil kerja keras Lucy mengudara, tapi dari kebaikan Xander yang suka rela membelikan apartemen untuk kekasihnya itu.

...*****...

Serra sedang makan malam bersama keluarga Tantenya. Rumah berukuran 7 x 11 meter itu di huni oleh 5 orang termasuk Serra. Tante dan Omnya memiliki 2 orang anak, laki-laki dan perempuan. Masing-masing berusia 11 dan 8 tahun.

"Kak Serra uangnya banyak ya.?" Celoteh Mila, bocah 8 tahun itu. Mila beranggapan seperti itu karna beberapa hari terakhir selalu di bawakan makanan enak oleh Serra.

Senyum di bibir Serra terbit, meski sedikit di paksakan. Dia sudah membohongi keluarga Tantenya. Serra mengaku bekerja sebagai ART yang hanya bekerja dari siang sampai sore saja di apartemen majikannya. Semua itu Serra lakukan supaya bisa menggunakan uang pemberian Xander untuk kebutuhan bersama di rumah ini, termasuk membelikan mereka makanan enak.

"Serra, Tante bukannya nggak senang dibelikan makanan enak lagi. Tapi sebaiknya uang itu kamu tabung untuk biaya kuliah tahun depan. Karna Tante sama Om mungkin nggak bisa bantu materi." Tutur Sila menasehati.

Sebagai Tante satu-satunya yang Serra miliki, Sila terkadang merasa tidak berguna karna tak bisa memberikan kehidupan yang layak untuk keponakannya. Dia mengingkari janjinya pada sang Kakak 17 tahun silam. Seharusnya Sila membahagiakan Serra, memenuhi semua kebutuhannya. Namun takdir tidak berpihak pada Sila dan suaminya, dia kesulitan secara ekonomi dan hanya hidup serba pas-pasan.

"Iya Tan, ini uangnya juga sambil di tabung kok. Majikan Serra kaya dan kaya banget, jadi gaji Serra lumayan." Bohongnya. Serra tidak bisa berbohong sebelumnya, tapi sejak memutuskan mencari pria kaya yang mau menjadikannya simpanan, berbohong menjadi hal biasa bagi Serra. Sebentar lagi dia mungkin akan bersahabat dengan kebohongan untuk menutupi semua perbuatannya di luar sana. Keluarganya tidak boleh tau pekerjaan dia yang sebenarnya.

"Tapi sesekali nggak apa-apa ya Tan, Serra beli makanan enak.?" Tanya Serra meminta ijin.

Sila mengangguk sebagai jawaban. Mereka kemudian melanjutkan makan malamnya.

...******...

Serra hanya berguling-guling di atas ranjangnya sepanjang malam. Dia menunggu kabar dari Xander yang belum pernah menghubunginya sejak 2 minggu lalu. Tepatnya sejak Serra pulang dari apartemen Xander. Serra hanya bisa menunggu, sebab Xander melarangnya menghubungi Xander lebih dulu.

"Dokter aneh, apa dia ngasih uang dan I-Phone secara cuma-cuma padaku.?" Gumamnya bingung. Serra mersa belum melakukan apa-apa untuk Xander, tapi Xander seperti tidak berminat bertemu dengannya lagi setelah membayar dengan ponsel mahal dan uang.

Jika itu gadis lain, mungkin dia sudah senang karna mendapatkan semua itu secara gratis tanpa perlu melakukan hubungan badan. Namun karna gadis itu adalah Serra, dia malah berharap bisa menyerahkan kesuciannya sesuai kesepakatan awal. Dan karna kondisi Xander yang beluk memungkinkan, Serra bersedia membantu Xander sampai sembuh dan dia bisa menepati janjinya.

Pucuk di cinta, Xander pun menyapa. Serra tersenyum lebar membaca chat dari Xander yang baru masuk ke ponselnya.

'Besok datang ke apartemen jam 7 pagi.'

Serra langsung membalasnya dengan semangat.

Pagi-pagi sekali Serra sudah bangun dan berkutat di dapur. Dia membuat sarapan lebih dulu untuk orang rumah sebelum pergi ke apartemen Xander.

Hampir 1 jam berkutat di dapur, Serra kemudian mandi dan bersiap. Dia juga membawa pakaian ganti untuk berjaga-jaga.

"Harus datang sepagi ini.?" Tanya Sila. Sekarang baru pukul setengah 7 pagi.

"Iya Tan, mungkin Serra disuruh bikin. Serra berangkat dulu Tan." Serra mencium punggung tangan Sila dan berlari menuju jalan raya, menghampiri supir taksi online yang sudah di pesan.

'Nanti langsung masuk saja. Passwordnya 121220.'

Serra mendapat chat dari Xander ketika baru tiba di lobby apartemen. Dengan penuh semangat, Serra berjalan cepat seperti anak kecil yang baru saja mendapat sekantong permen.

Terpopuler

Comments

Natasia Wang

Natasia Wang

Gw kirain tantenya bakal jahat y kbnykn gtu sih d novel's world wkwk skur kalau baik mah.. oh btw firasat gw tunangan Xander slingkuh, liat aja dy kecewa cwe kek gtu matre psti gk bener, beuh dh bnyk ngabisin uang Xander die

2025-01-20

7

Ratu Lab'bi

Ratu Lab'bi

demi keluarga dan juga serra gak mau bikin susah om sama tantenya tu mau hidup mandiri cuman jalan salah je hehehehe sebenernya anak baik si serra

2024-11-27

0

Fransiska Ida Toruan

Fransiska Ida Toruan

ternyata serra anak baik. rajin dan sayang keluarga. Tante dan sepupu nya juga baik. hanya nasib yang kurang beruntung

2024-12-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Novel "Sinar Rembulan"
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Novel "Sinar Rembulan"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!