Akhirnya syukuran yang dilakukan pun selesai sudah, bukan hanya syukuran keselamatan Aurora dan bayinya saja tapi sekalian juga syukuran karena keluarga mbah Karsa memiliki motor baru....
dan besok Aurora dan Putra akan kembali pulang ke jakarta.
21 : 00 wib...
" bapak sedang apa?," tanya Aurora melihat bapaknya sedang duduk di depan rumah seorang diri padahal di dalam rumah anak anak mbah Karsa tengah berbincang bincang namun Aurora menyadari jika bapak nya sedang melamun di luar dan ia pun menghampirinya di luar
" tidak ada...bapak hanya sedang menikmati angin malam saja neng," ucap mbah Karsa pelan.
" boleh Rora duduk pak?" tanya Aurora pelan mbah Karsa pun hanya mengangguk saja.
Aurora pun duduk di samping bapaknya dan menemani bapaknya yang sedang menikmati semilir angin malam.
" Alhamdulillah ya pak, syukuran nya selesai dengan sempurna," ucap Aurora lagi.
" iya... Alhamdulillah neng," ucap mbah Karsa tersenyum.
" bapak kenapa?," tanya Aurora penasaran karena melihat mbah Karsa sepertinya tengah gelisah.
" bapak tidak apa apa neng," ucap mbah Karsa pelan.
" bohong.... Rora tau kalo bapak lagi bohong itu seperti apa," kata Aurora pelan.
" bapak pasti memikirkan Aura kan?," tanya Aurora pelan.
" bukan hanya Aura saja, bapak juga memikirkan putri bapak," ucap mbah Karsa pelan.
" tentu saja, seorang ayah pasti akan selalu memikirkan putri dan putranya," ucap Aurora lembut dan ia tersenyum mbah Karsa pun ikut tersenyum.
" apa benar, kau akan selalu menerima kekurangan dan kelebihan putrimu Aura?," tanya langsung mbah Karsa pelan.
" tentu saja pak, Rora insyaallah akan selalu menerima kekurangan dan kelebihan yang Aura miliki nanti," ucap Aurora mantap.
" bapak harap seperti itu..." ucap mbah Karsa pelan dan ia malah melamun.
" kamu tidak tahu, bagaimana nanti kedepannya dan seperti apa orang orang menganggap kelebihan ini," ucap mbah Karsa pelan dan mengingat masa masa ia ketika masih kecil yang selalu di kucilkan karena ia berbeda dari anak anak lainnya.
" bapak tenang saja, insyaallah... Rora akan selalu menerima kekurangan dan kelebihan yang di miliki Aura dengan ikhlas," ucap Aurora mantap.
" syukurlah kalo kau benar-benar bisa menerimanya dengan ikhlas," ucap mbah Karsa lagi.
" apa besok, kalian jadi pulang?," tanya mbah Karsa lagi.
" insyaallah jadi pak," ucap Aurora lagi.
" baiklah...jika nanti Aura sudah besar sering sering lah kemari," kata mbah Karsa lagi.
" insyaallah pak," ucap Aurora tersenyum.
" ya sudah masuklah ke dalam, di luar sangat dingin," ucap mbah Karsa lagi.
" iya... bapak juga cepat masuk ya, jangan lama lama," kata Aurora sebelum masuk.
" iya,! setelah bapak habiskan ini rokok," kata mbah Karsa tersenyum.
Aurora pun masuk ke dalam meninggalkan mbah Karsa yang masih menikmati semilirnya angin malam...
Ke Esokan Harinya....
Aurora, umi dan Aisyah pun sedang membereskan baju baju milik Aurora karena sebentar lagi Aurora akan pulang.
" jangan lupa selalu main ke sini ya neng," ucap umi Kasih pelan dan menahan tangis.
Aurora yang tahu jika uminya sangat sedih ia kembali ke Jakarta. Aurora pun langsung memeluk uminya.
" umi tenang saja, insyaallah Rora pasti akan sering main ke sini," ucap Aurora pelan.
" rumah ini pasti sepi lagi, kalo kalian kembali pulang," ucap umi lagi.
" kan masih ada Aisyah, Abby, umi sama bapak tidak akan kesepian, lagi pula Aura juga kan pasti akan selalu ke sini nantinya umi," ucap Aurora lagi mencoba menenangkan uminya.
" umi tahu...," ucap umi dan kembali menangis.
" Astaghfirullah umi, kan kita masih bisa menelpon atau vidio call kak Rora nanti," ucap Aisyah lembut.
" benar juga." ucap umi kasih mencoba tersenyum.
" Astaghfirullah umi, kenapa ini?" tanya mbah Karsa pelan ketika baru saja masuk ke dalam kamar Aurora dan melihat umi Kasih menangis.
" gak apa apa pak, umi cuma sedih saja anak anak pada pulang ke Jakarta, rumah kita jadi sepi lagi kan," ucap umi Kasih lagi.
" Astaghfirullah kirain bapak kenapa," ucap mbah Karsa tersenyum.
" umi tenang saja, insyaallah Rora akan sering main ke sini, iya kan neng," ucap mbah Karsa pelan.
" iya umi, insyaallah Rora pasti akan sering main ke sini," ucap Aurora lembut.
" udah atuh sedih sedihnya, kasihan nanti Rora kepikiran di Jakartanya," ucap mbah Karsa lagi.
umi Kasih pun mencoba tersenyum.
semua barang barang milik Aurora sudah di masukkan ke dalam mobil dan tinggal berangkat saja.
" hati hati ya neng," ucap mbah Karsa pelan.
" iya pak," ucap Aurora setelah berpamitan kepada mbah Karsa.
Putra sudah lebih dulu berpamitan dan ia menunggu di dalam mobil bersama Kiran putrinya..
Aurora pun berpamitan kepada umi, Aisyah, Ibrahim dan juga Abby.
" kakak titip umi sama bapak ya," ucap Aurora kepada adik adiknya dan ia pun masuk ke dalam mobil.
Abby dan Aisyah hanya mengangguk saja..
mobil itu pun berjalan semakin menjauh.
umi yang benar benar sedih menyaksikan kepergian putrinya pun langsung masuk ke dalam untuk menangis lagi.
Aisyah yang melihat itu pun ikut masuk untuk menenangkan umi nya, hanya mbah Karsa saja yang berdiri di luar sambil memandang mobil Aurora yang semakin menghilang..
" 'tolong jaga cucuku Raden,'" ucap mbah Karsa dalam batinnya kepada Raden Sirna.
" sandika mbah, kalo begitu saya permisi, Asalamualaikum," ucap Raden Sirna bodas sebelum menghilang.
" Walaikumsalam," ucap mbah Karsa lagi...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments