" kak Rora benar benar kaya ya umi," ucap Abby pelan dan sedikit berbisik.
" huuus kamu ini, syukur Alhamdulillah kalo kakak dan kakak iparmu sudah sukses seperti ini," ucap umi pelan.
umi Kasih memang tahu jika menantunya ini bukan orang biasa dan memang sungguh beruntung putrinya menikah dengan pria seperti Putra, bukan hanya tampan, mapan, dermawan, Putra memang sosok pria idaman semua wanita bahkan umi benar benar tidak tahu bagaimana bisa seorang laki laki seperti Putra yang kaya raya mencintai putrinya yang hanya perempuan biasa, dan yang umi tahu Aurora bertemu dengan Putra ketika Aurora bekerja di Jakarta.
Umi dan mbah Karsa tak percaya ketika seorang laki laki seperti Putra sampai datang ke rumah dan meminta ijin untuk mendekati putrinya. pertama mbah Karsa sama sekali tak menstujui hubungan Aurora dengan Putra namun karena melihat kesungguhan dan keseriusan Putra yang begitu mencintai putrinya mbah Karsa dan umi Kasih pun memberi restu kepada mereka. dan benar saja Putra begitu sangat mencintai dan memanjakan putrinya ini dan umi Kasih benar benar sangat senang dan bahagia melihat kebahagiaan putrinya ini.
setelah selesai membagikan uang dan makanan, keluarga mbah Karsa pun makan makan dan merayakan syukuran untuk keselamatan Aurora dan putrinya nanti malam, bahkan Aurora sendiri yang menyiapkan semua itu, mulai dari berbelanja bahan makanan untuk persiapan nanti malam,
16 : 00 wib....
tak lama datang sebuah mobil berwarna merah dan mobil itu membawa sebuah motor matic keluaran baru berwarna biru.
Abby dan mbah Karsa yang sedang santai di luar terkejut melihat mobil yang membawa motor baru menuju ke rumah nya, dan salah satu supir mobil itu pun turun dan menanyakan sesuatu.
mbah Karsa hanya bisa mengangguk karena yang di tanyakan supir itu benar alamat rumah nya. dan supir itu pun meminta tanda tangan dari mbah Karsa karena motor itu atas nama dirinya, tak lama para tetangga keluar penasaran siapa yang membeli motor baru..
mbah Karsa benar benar kaget karena ia sama sekali tak merasa membeli atau memesan motor itu.
" maaf mas, sepertinya, masnya salah alamat, saya tidak merasa membeli atau memesan motor ini mas," ucap mbah Karsa tegas.
" tapi bapak benar, bapak Karsa Adiutomo," tanya supir itu lagi.
" benar mas, nama saya pak Karsa, Adiutomo." kata mbah Karsa pelan.
" berarti benar, motor ini milik bapak," ucap supir itu lagi meyakinkan mbah Karsa jika motor ini memang miliknya.
" mas beneran saya sama sekali tidak memesan atau membeli motor ini, mungkin masnya salah alamat, mana mampu saya membayar motor ini mas." ucap mbah Karsa yang terus saja kekeh.
" tapi maaf pak, alamat yang di berikan pembeli memang di sini, dan bapak tidak usah khawatir karena motor ini sudah di bayar lunas, bapak tingal tandatangani saja," ucap supir mobil itu lagi.
" apa... di bayar lunas," ucap Abby tak percaya.
" ada apa ini pak?," tanya Putra ketika keluar dari dalam rumah, Putra benar benar penasaran kenapa di luar rame sekali.
" ini loh kak, sepertinya ada yang salah mengirimkan alamat," ucap Abby pelan.
" ah... tunggu sebentar pak," ucap Putra dan ia pun menghampiri mbah Karsa dan supir yang sedang berbicara.
" ah... ini motor yang Rora pesan," ucap Putra pelan.
" apa," ucap Abby dan mbah Karsa terkejut.
" motor bapak sudah rusak kan, Rora meminta saya untuk membelikan motor untuk bapak," ucap Putra lagi dan ia tersenyum lembut.
" tapi nak, ini terlalu mahal, apa lagi nak Putra membayarnya lunas," ucap mbah Karsa.
" tidak apa apa pak, bapak tingal tandatangani saja," ucap Putra lagi.
karena merasa berisik di luar para perempuan yang ada di dapur pun ikut keluar karena penasaran mendengar perbincangan di luar yang begitu berisik.
" ada apa, bu?," tanya Aurora ketika paling belakang keluar.
" tidak tahu nak, tapi... di depan rumah kita ada mobil yang bawa motor," ucap umi Kasih bingung karena melihat mobil terparkir di depan rumahnya dan di belakang mobil itu ada motor di atasnya.
" oh," ucap Aurora tersenyum dan ia pun menghampiri mbah Karsa dan suaminya.
" tapi nak...ini kelihatannya sangat mahal sekali," ucap mbah Karsa lagi.
" tidak apa apa pak, bapak tandatangani saja," ucap Putra pelan.
" iya pak, bapak tandatangani saja," ucap Aurora lembut dan ia tersenyum kepada mbah Karsa.
mau tidak mau mbah Karsa pun menandatangani berkas itu.
" terimakasih pak," ucap Putra dan ia berjabat tangan dengan supir yang membawa motor itu.
" sama sama tuan," ucap supir itu sebelum pergi.
" ya Allah nak, beneran ini buat bapak?," tanya mbah Karsa lagi.
" tentu saja pak," ucap Aurora tersenyum.
" terimakasih nak," ucap mbah Karsa kepada Putra.
" bapak jangan berterimakasih pada Putra, seharusnya bapak berterima kasih kepada putri bapak karena jika Rora tidak mengatakan apa apa kepada Putra, Putra mana tahu jika motor bapak rusak," ucap Putra pelan.
" terimakasih ya neng," ucap mbah Karsa pelan dan senang.
" sama sama pak, mana tega Rora lihat bapak atau Abby bawa motor butut itu lagi, apa lagi motor butut itu kan udah tua pak, jadi sewajarnya harus di ganti," ucap Aurora tertawa.
" benar itu kak, apa lagi kan sekolah dari sini jauh kak, cape Abby harus jalan terus ke sekolah hehehhe," kata Abby yang terlihat sangat senang.
" iya... sekarang kan gak usah jalan lagi, bapak bisa anterin kamu ke sekolah tanpa harus dorong dorong lagi," kata Aurora tertawa.
" iya kak, makasih ya kak, kak Putra," ucap Abby senang.
" iya sama sama, yang penting Abby rajin sekolahnya, biar pintar," ucap Putra tegas.
" nanti jika Abby sudah besar dan lulus kuliah nanti Abby kerja di perusahaan kakak," ucap Putra lagi.
" memangnya Abby harus sampai kuliah ya kak, bapak mana ada uangnya kak," ucap Abby asal.
" benar apa kata Abby nak, bapak mana punya uang buat biayain Abby sekolah sampai tinggi seperti itu," ucap mbah Karsa pelan.
" bapak sama umi tenang saja, masalah biaya Abby sekolah itu biar saya yang urus yang penting Abby mau sekolah dan rajin belajar," ucap Putra pelan.
" Abby sudah saya anggap seperti adik saya sendiri pak, umi, saya tidak mau jika adik saya tidak berpendidikan," ucap Putra lagi.
" terimakasih nak," ucap umi senang bercampur haru.
" udah udah...umi sama bapak gak usah mikirin bagaimana biaya sekolah Abby lagi, semua itu biar aku sama mas Putra yang pikirin, ya kan mas," ucap Aurora tersenyum dan memeluk suaminya.
" benar, apa kata Rora umi, pak, semua biyaya sekolah Abby biar kami yang urus, seperti apa yang tadi saya katakan, umi sama bapak cukup perhatikan Abby saja supaya ia giat belajarnya," ucap Putra tersenyum dan membalas pelukan istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments