" umi ini... malah mencemaskan kulit Auranya." ucap Aisyah yang baru saja pulang dari pasar dan tidak sengaja mendengar uminya berbicara seperti itu.
" ya kan umi takut kalo nanti Aura kulitnya hitam nak, lihat...kulitnya putih kaya gini nanti masa hitam sih kalo lama lama di jemur kaya gini," ucap umi lagi.
" umi tuh ada ada saja, justru kalo bayi di jemur kaya gini tuh nanti bayi sehat umi," ucap Aisyah lagi dan ia duduk di samping kakaknya karena kelelahan.
" iya iya...kok kamu pulang sendiri di mana Ibra?," tanya umi lagi.
" bukannya tadi bawa motor bapak?," tanya umi lagi.
" mas Ibra lagi di bengkel umi," ucap Aisyah pelan.
" loh di bengkel, kenapa?," tanya Aurora bingung.
" motornya mogok lagi ya!," kata umi tersenyum.
" apa...! mogok lagi, memangnya motor bapak sering mogok ya umi?," tanya Aurora lagi.
" iya kak, motor bapak mogok lagi, kesel aku tadi jalan jauh banget," ucap Aisyah kesal.
" biasa atuh nak, namanya juga motor tua. wajar kalo ada mogok mogok mah," kata umi tersenyum.
( benar juga, seingat Rora motor itu bapak beli ketika Rora masih sekolah SD, ya pantas saja kan sering mogok, orang motor bapak sudah tua,) batin Aurora pelan dan merasa kasihan kepada motor milik bapaknya itu.
" udah sana...! Auranya mandiin dulu, belum mandi kan Auranya. keburu siang ini nanti," kata umi mengalihkan pembicaraan,
Umi tidak mau jika Aurora sampai tahu jika motor yang sering di bawa Abby atau bapak itu sering mogok bahkan mati, jika umi berbicara sudah pasti Aurora pasti akan membelikan untuk uminya ini. namun umi tak mau merepotkan Aurora akan semua itu.
" ya sudah Aurora mandiin Auranya dulu ya umi," kata Aurora berlalu ke dalam rumah.
" iya nak," ucap umi lembut.
" terus sekarang Ibra masih di bengkel?," tanya umi lagi setelah Rora kedalam.
" iya.. harusnya ganti atuh umi, itu motor udah rusak kaya gitu masih saja di pakai," ucap Aisyah pelan.
" iya tuh... benar apa kata kak Ais, padahal Abby kalo mau sekolah sering banget di anterin pake motor itu. udah gitu pasti aja ada gangguan kalo mau sekolah kalo gak mogok ya mati tuh mesinnya," ucap Abby yang tiba tiba berada di sana.
mereka semua tak tahu jika Aurora kembali dan tak sengaja mendengar pembicaraan mereka.
" mau punya uang dari mana umi, kalian ini ada ada saja," ucap umi yang malah tersenyum.
" minta aja atuh umi sama kak Rora, kak Rora pasti beliin kalo umi yang minta," kata Abby pelan.
" kamu ini, bisanya cuma minta saja," ucap umi tegas.
" umi tidak mau merepotkan kakak mu itu. kamu kan tahu, pesta pernikahan Aisyah saja kakak dan kakak iparmu yang urus semua biayanya masa biyaya motor juga minta sama kakakmu kamu ini bagaimana kasihan kakakmu kalo begitu," ucap umi Kasih tegas.
" ya gak apa apa atuh umi, kan kak Rora banyak uangnya," ucap Abby lagi.
" huuus kamu ini," ucap umi kesal dan memarahi anaknya yang paling bungsu.
Aurora hanya tersenyum mendengar apa yang mereka bicarakan dan ia berniat akan membelikan motor untuk keluarganya ini nanti dan akan memberi tahu suaminya tentang rencana ini nanti.
********
satu bulan kemudian...
kini Aura berusia hampir dua bulan kurang beberapa minggu dan beberapa hari lagi mereka akan pulang ke jakarta, Aurora saja sudah hampir empat puluh hari di desa bapaknya itu. kini ia bisa pulang ke Jakarta dengan tenang, karena sudah merasa sehat pasca melahirkan. umi Kasih bahkan setiap hari mencekoki Aurora dengan minuman minuman atau rempah rempah tradisional sehingga membuat Aurora lebih cepat pulih dan sehat dan juga Aurora sudah bersih dari hadas besar nya dan sekarang ia menjalankan mandi nifas di kampung nya itu di kampung Aurora biasanya selalu menjalankan hadas besar setelah empat puluh hari melahirkan atau bisa dikatakan harus mandi wajib yaitu mandi nifas empat puluh hari dan biasanya di kampung nya ini jika ada yang melahirkan dan mandi nifas empat puluh hari selalu banyak anak anak dan para gadis ikut mandi juga dan karena banyak anak dan juga para gadis yang ikut maka mandi nifas pun di laksanakan di sungai yang mengalir atau air pancuran dan itu juga tidak jauh dari rumah umi Kasih.
di kampung tempat bapaknya tinggal ini terdapat mata air yang sangat deras dan terus mengalir sehingga jika ada yang melakukan mandi nifas di sana pasti orang orang yang ingin ikut mandi di sana juga akan muat tidak seperti ketika kita berada di kamar mandi yang kecil..
bahkan Aurora masih ingat dulu waktu ia masih kecil ia juga sering ikut mandi nifas seperti ini karena menurut nya itu sangat seru dan sekarang giliran dirinya yang menjalani mandi nifas seperti itu,
ua Neti saja sudah menyiapkan beberapa bahan rempah untuk mandi wajib, entahlah Aurora sendiri tidak tahu dan tidak ingat apa nama nama bahan bahan rempah yang untuk mandi wajib ini,
Aurora melihat beberapa sabun, shampoo, bahkan Aurora melihat wadah yang berisikan bahan yang berwarna kuning namun wangi jika di pakai di kulit bukan hanya itu di sana juga terdapat perlengkapan makeup seperti sisir, cermin, bedak, lipstik dan lain lain.
" ua kalo yang ini apa namanya ua?," tanya Aurora kepada ua nya dan menunjuk wadah yang berisikan warna kuning.
" ini tuh luluran," ucap ua Neti pelan.
Aurora mengangguk mengerti. sebenarnya ia tahu jika itu luluran karena dulu waktu Rora masih kecil ia selalu ikut mandi nifas seperti ini dan juga sering ikut memakai rempah seperti itu, namun ia belum tahu apa nama rempah untuk luluran itu.
" ini tuh terbuat dari rempah, seperti kunyit, kasai, atau bahan rempah rempah lainnya," jelas ua Neti lagi kepada Aurora karena Aurora terlihat penasaran, walaupun di jelaskan Aurora tetap tidak mengerti.
" dan ini sangat bagus untuk kulit," ucap ua Neti lagi.
Aurora hanya mengangguk anggukkan kepalanya saja.
pertama ua Neti memandikan Aurora dan membacakan sesuatu kepada tubuh Aurora ketika di mandikan dan setelah memakai shampo dan luluran kini giliran anak anak kecil atau para gadis yang ikut luluran juga.
Aurora tersenyum melihat anak anak kecil dan para gadis yang ikut luluran juga itu terlihat senang.. ia benar benar teringat ketika kecil dulu yang ikutan seperti ini.
" nanti setelah mandi, kumpul di rumah umi Kasih ya," ucap Aurora tersenyum.
" baik teh," ucap serempak anak anak itu senang,
mereka tahu jika menjalani tradisi seperti ini biasanya yang sudah melahirkan akan membagi bagikan uang dengan cara berebut atau bisa di bilang (gaur duit) dalam bahasa sunda.. biasanya itu tradisi yang memang tak harus di lakukan. namun ketika kita memiliki rejeki kenapa tidak.
Author :
untuk saat ini... Novel ini belum bisa di lanjutin dulu ya... Lagi gak mood buat nulisnya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments