" ibunda... bagaimana caranya Rora bisa kembali?," tanya Aurora yang kebingungan.
" ah...benar ibunda sampai lupa," ucap ratu Sekar Langit tersenyum.
" tunggu sebentar, ibunda akan menyuruh Sirna untuk mengantarkanmu," ucap ratu Sekar Langit dan melakukan telepati.
Aurora benar benar terpaku melihat ibundanya melakukan komunikasi seperti itu. Ia pikir ibundanya ini akan memanggil atau menyuruh pelayan untuk memanggil adiknya itu.
" ibunda, apakah aku boleh bertanya?," tanya Aurora pelan.
" tentu saja," ucap ratu Sekar Langit pelan.
" apakah Rai bisa membaca pikiran atau hati kita, ibunda?," tanya Aurora pelan ketika ibunda sudah melakukan komunikasi kepada adiknya.
" kenapa kau bertanya seperti itu?," tanya ratu Sekar Langit lembut dan ia tersenyum..
" karena Rora pikir, sepertinya Rai bisa membaca pikiran dan batinku," ucap Aurora lagi.
" benar," ucap ratu Sekar Langit tersenyum.
" itu berarti... aku harus berhati hati dengan apa yang aku pikirkan ketika bersama nya," ucap Aurora lagi.
" tidak perlu seperti itu, Sirna tidak akan membaca pikiranmu jika kau tak memiliki niat jahat, kepadanya," ucap ratu Sekar Langit lagi.
" jadi maksud ibunda Rai bisa membaca pikiran jahat kita?," tanya Aurora lagi.
ratu Sekar Langit hanya mengangguk anggukkan kepalanya saja.
" Assalamualaikum," sapa Raden Sirna yang baru saja sampai.
" Walaikumsalam," ucap ratu Sekar Langit dan Aurora hampir bersamaan.
" ada apa ibunda memanggilku," tanya Raden Sirna sopan.
" bawa kakakmu kembali ke dunianya," ucap ratu Sekar Langit pelan.
" sandika ibunda," ucap Raden Sirna menunduk.
" terimakasih ibunda," ucap Aurora dan ia memeluk ibundanya.
Ratu Sekar Langit pun menerima pelukan itu dengan sangat bahagia..
" sama sama sayang, ibunda harap kau akan selalu bahagia," ucap ratu Sekar Langit lembut.
" insyaallah ibunda, Rora pasti akan selalu bahagia. terimakasih ibunda," ucap Aurora pelan.
" silahkan nyimas," ucap Raden Sirna menuntun Aurora.
Aurora pun berlahan berjalan dan meninggalkan ibundanya yang tengah menatapnya keluar dari kerajaan miliknya.
" ibunda akan selalu mengawasi mu dan cucuku dari sini nak," ucap ratu Sekar Langit lagi.
********
" Rai...setelah aku kembali kepada tubuhku, apakah aku akan lupa kepadamu?," tanya Aurora pelan.
" saya harap semua itu tidak terjadi nyimas, karena yang saya tahu nyimas memiliki ingatan yang cukup kuat dan berbeda dari manusia biasa lainnya," ucap Raden Sirna pelan.
setelah sampai dan di depan tubuh Aurora, Aurora benar benar tak percaya ia bisa melihat tubuhnya yang sedang tertidur.
" ada apa, nyimas?," tanya Raden Sirna bingung karena kakaknya ini tak kunjung masuk kedalam tubuhnya.
" kata ibunda mulai sekarang kau akan melindungi putriku?," tanya Aurora pelan.
" itu benar nyimas," ucap Raden Sirna lagi.
" kalau begitu...aku meminta kepadamu tolong jagalah anakku," kata Aurora pelan.
" sayangilah ia seperti kau menyayangi putrimu sendiri," kata Aurora lagi.
" sandika nyimas, itu sudah tugas saya untuk menjaga Aura, dan insyaallah saya akan melakukan apa pun untuk menjaganya," ucap Raden Sirna lagi.
" terimakasih," ucap Aurora lagi dan ia benar benar menatap raden Sirna yang memang sedikit mirip dengan dirinya dan ibundanya.
" sama sama nyimas," ucap Raden Sirna pelan dan ia sedikit malu ketika kakaknya itu menatapnya seperti itu.
" maafkan aku Rai... selama ini kau selalu melindungiku, namun aku tak pernah tahu kau yang telah melindungiku selama ini," ucap Aurora lagi.
" tidak apa apa nyimas, sebenarnya saya tahu jika nyimas selalu merasakan kehadiran saya, dan saya juga mengerti bagaimana perasaan nyimas saat ini," ucap Raden Sirna lagi.
" sekarang nyimas masuk dan tidurlah di dalam tubuh nyimas, lakukan sesuai apa yang tubuh nyimas rasakan," ucap Raden Sirna lagi.
Aurora pun mengangguk dan menuruti apa yang di katakan adiknya itu, berlahan Aurora pun tertidur lagi dan menyatu dengan tubuhnya yang tertidur.
" terimakasih Rai," ucap Aurora ketika ia bergumam dari dalam mimpinya.
Raden Sirna hanya tersenyum mendengar kakaknya berbicara seperti itu dari dalam mimpinya.
Raden Sirna pun menghampiri bayi yang tengah tertidur dan menyentuh dahi bayi itu, berlahan mata bayi itu terbuka dan malah menatap raden Sirna seakan penasaran kepadanya, dan Raden Sirna pun tersenyum kepadanya dan ia pun melafalkan mantra agar ia bisa menyatu dengan bayi itu nantinya.
" sekarang kau dan aku memiliki ikatan," ucap Raden Sirna lagi kepada bayi yang terus menatapnya itu.
" apa pun yang terjadi kepadamu, aku akan tahu lebih dulu," ucap Raden Sirna lagi.
" aku pastikan, aku pasti akan menjagamu, keponakan ku," ucap Raden Sirna dan ia tersenyum ketika melihat bayi kecil itu tersenyum kepadanya.
hari demi hari, hingga minggu ke minggu Aurora dan bayi yang kini sudah memiliki nama Aura tinggal di rumah kakeknya, mungkin sudah dua minggu mereka tinggal di sana,
ketika kejadian dua minggu lalu setelah bangun Aurora langsung berbicara kepada suaminya bahwa ia ingin memberi nama Aura kepada bayinya, ia juga meyakinkan suaminya jika nama itu memang cocok untuk putrinya. bahkan Aurora mengatakan kepada suaminya jika putrinya ini akan sama seperti Abby dan juga bapak nantinya. suami Aurora hanya tersenyum dan mengerti ketika Aurora berkata seperti itu kepadanya dari awal Putra sudah tahu jika Aurora adalah wanita yang berbeda dari wanita mana pun, bahkan putra tahu jika Aurora bukan putri umi dari bapak Karsa sendiri pada saat itu. Putra benar benar sangat mencintai istri dan anaknya, ia tak perduli bagaimana asal usul Aurora saat itu, yang penting menurut Putra Aurora sehat pun ia benar benar bersyukur. dan setelah kejadian peristiwa bapak dan uminya yang membicarakan tentang asal usul Aurora, kini umi benar benar telah melupakan kejadian itu dan akan tetap menyayangi suami dan putrinya. karena umi tahu untuk apa ia masih mengingat ingat kejadian itu sedangkan sang ratu ibunda Aurora sendiri pun tak pernah mengganggu kehidupannya lagi, bahkan sang ratu pun menepati janjinya tak mengambil Aurora dari genggamannya.
bahkan umi dan bapak benar benar terkejut ketika mendengar jika Aurora sudah bertemu dengan ibundanya, bapak dan umi merasa lega ketika Aurora bisa menerima semua itu dengan ikhlas dan setelah beberapa hari kejadian itu suami Aurora meminta ijin untuk kembali ke Jakarta, karena ia tak bisa meninggalkan pekerjaan nya terlalu lama, karena Aurora atau pun bayi yang baru lahir itu tak bisa meninggalkan desa ini sebelum empat puluh hari. terpaksa Putra berpisah dengan anak dan juga istrinya namun setiap hari libur Putra pasti akan ke sana nantinya.
sedangkan Kiran putrinya tak ikut karena Kiran sendiri yang meminta kepada ayahnya itu untuk tetap tinggal bersama bundanya, dan Aurora pun tak keberatan justru Aurora sangat senang karena Kiran tak ikut pulang bersama ayahnya.
" sudah atuh nak, ini udah siang kasihan Aura kepanasan itu," ucap umi Kasih lembut ketika melihat Aurora tengah menjemur Aura di sinar matahari pagi.
" ya ampun umi, ini kan baru jam sembilan pagi, justru sehat kalo bayi berjemur di jam pagi kaya gini," ucap Aurora tersenyum.
" oalah masa sih, nanti kalo hitam bagaimana," kata umi yang malah mencemaskan Aura hitam nantinya karena kulit Aura yang begitu putih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments