Aurora tersenyum ketika melihat bapak dan umi keluar dari kamarnya karena mereka akan membicarakan masalah ini tanpa ada rahasia rahasia lagi.
" aku harap, umi sama bapak tak pernah berpisah," ucap Aurora pelan.
Raden Sirna hanya mengangguk anggukkan kepalanya saja,
" benarkan sayang, bunda berharap umi sama kakekmu tak pernah berpisah dan akan selalu bersama," ucap Aurora tersenyum kepada bayi kecilnya.
" bunda harap, tuhan juga akan selalu menjagamu, karena bunda percaya setiap manusia pasti memiliki pendamping walau pun tak terlihat," ucap Aurora lembut dan ia menatap bayinya.
" apa benar kau memiliki kemampuan yang sama seperti bapak, dan juga Abby, nak," ucap Aurora pelan dan menyentuh pipi bayinya dengan lembut.
" walaupun begitu...bunda akan tetap menerima apa pun yang terjadi kepadamu nak," ucap Aurora pelan.
Aurora tahu jika ada sosok yang terus melindunginya sedari kecil walau Rora tak pernah melihatnya namun Rora tahu jika sosok itu tak pernah menyakitinya atau pun mengganggu nya.
" kata bapak, nama Ibunda yang melahirkan aku namanya Ratu Sekar Langit," ucap Aurora yang memang begitu penasaran dengan sosok ibundanya itu dan tanpa sadar ia berbicara sendiri.
" jika bisa... aku ingin sekali bertemu denganmu, dan begitu banyak pertanyaan yang ingin sekali aku katakan," ucap Aurora pelan
Raden Sirna tersenyum mendengar apa yang di katakan Aurora.
" aku akan mengabulkannya, jika itu yang nyimas inginkan," gumam Raden Sirna pelan.
Raden Sirna tahu jika Aurora tak bisa melihat atau pun mendengar nya namun ia tahu jika Aurora bisa merasakan kehadirannya di sini.
karena merasa mengantuk Aurora pun tertidur lagi.
dalam mimpinya Aurora berada di sebuah istana dan ternyata itu juga perbuatan Raden Sirna yang sengaja membawa Aurora ke istana Pasundan ketika tertidur tadi karena menurut Raden Sirna Aurora pasti ingin bertemu dengan ibundanya seperti apa yang tadi ia katakan. dan mungkin juga ibundanya itu ingin bertemu dengan putrinya, Raden Sirna pun mengabulkan apa yang tadi Aurora katakan.
" di mana ini," ucap Aurora ketika bangun dari tidurnya dan memperhatikan ruangan yang tak ia kenal, dan ruangan itu seperti ruangan istana istana yang sering ia lihat di tv. ia benar benar bingung kenapa dia berada di sini.
" ini pasti di dalam mimpi," gumam Aurora lagi.
" jika itu yang bisa membuat nyimas tenang, anggap saja ini seperti mimpi," ucap Raden Sirna dan ia pun menghampiri Aurora yang menatapnya bingung.
" siapa kau?" tanya Aurora penasaran kepada sosok laki laki yang memakai baju kerajaan kuno dan Aurora benar benar terpaku ketika melihat wajahnya yang begitu tampan.
" biar saya perkenalkan diri saya secara sopan," ucap Raden Sirna dan ia maju untuk berhadapan dengan Aurora.
Aurora sedikit mundur karena ia merasa sedikit takut kepada sosok laki laki yang baru kali ini ia lihat.
" nama saya Raden Sirna Bodas, putra ratu Sekar Langit, yaitu... Ibunda nyimas sendiri," ucap Raden Sirna pelan dan sedikit membungkuk kepada Aurora.
" Ibunda.. maksudmu ratu Sekar Langit,," tanya Aurora bingung.
" benar nyimas," ucap Raden Sirna pelan.
" jadi...kau juga putra ibundaku, itu berarti kau itu kakakku atau adikku," tanya Aurora merasa bingung karena wajah laki laki yang ia lihat ini masih terlihat sangat muda dan seperti di bawah usianya.
" saya...Rai nyimas, yaitu adik nyimas," ucap Raden Sirna menjelaskan.
" adikku," ucap Aurora tak percaya.
" itu benar, nyimas." ucap Raden Sirna lagi.
" tadi siapa namamu," tanya Aurora lagi.
" nama saya Raden Sirna Bodas nyimas," ucap raden Sirna pelan.
Aurora pun mengangguk dan ia benar benar penasaran sebenarnya ia berada di mana.
" sebenarnya ini di mana Raden," tanya Aurora penasaran.
" panggil saja Rai, nyimas tidak udah memanggil saya Raden," ucap Raden Sirna pelan.
" baiklah.. ini sebenarnya dimana Rai," tanya Aurora lagi.
" ini di istana Pasundan, yaitu istana ibunda ratu," ucap Raden Sirna pelan.
( ah jadi ini istana yang mengurung umi pada saat itu,) batin Aurora.
" itu benar," ucap Raden Sirna yang mendengar suara batin Aurora
" kau bisa mendengar isi hatiku," tanya Aurora lagi.
Raden Sirna hanya tersenyum mendengar Aurora terkejut seperti itu.
( sepertinya aku harus hati hati berbicara dengannya,) batin Aurora lagi.
Raden Sirna semakin tersenyum saja ketika tak sengaja mendengar batin kakaknya.
" kenapa aku bisa ada di sini?" tanya Aurora penasaran.
" maafkan aku nyimas, aku yang membawamu ke sini," ucap raden Sirna lagi.
" lalu...! apa kau juga yang telah menyentuh pundak ku ketika aku mengingat saat pingsan tadi," tanya Aurora lagi.
" itu benar nyimas," ucap Raden Sirna lagi.
" apa bapak tahu siapa kau Rai?," tanya Aurora penasaran.
" tentu saja! mbah sudah tahu dan sudah bertemu dengan saya, karena ibunda memperkenalkan saya kepadanya," jelas Raden Sirna lagi.
" ah iya...! apa aku bisa bertemu dengan ibunda?," tanya Aurora pelan.
" tentu saja," ucap Raden Sirna lembut.
" silahkan," ucap Raden Sirna lagi dan membimbing Aurora ke tempat di mana para tamu menunggu,
tanpa sepengetahuan Aurora Raden Sirna Bodas melakukan telepati kepada ibundanya yang berada di tempat lain yaitu di peristirahatan miliknya.
" selamat datang putri," sapa seorang laki laki yang baru saja tiba dan langsung menghampiri Aurora, dan Aurora mengenal sosok yang tadi di lihatnya di dalam goa saat pingsan.
" kau! bukankah kau laki laki yang tadi menolong ku," ucap Aurora mengingat wajah laki laki itu.
" benar. putri... nama saya Fatih Jaya Rasa," ucap laki laki itu yang ternyata Fatih Jaya Rasa.
Aurora hanya mengangguk anggukkan kepalanya saja namun dalam hati ia benar benar bingung mendengar Fatih itu memanggilnya putri.
" silahkan, nyimas," ucap Raden Sirna lagi dan menuntun Aurora untuk duduk di ruang tunggu.
" terimakasih," ucap Aurora dan duduk di ruangan itu.
tak lama seorang wanita anggun nan cantik terburu buru masuk begitu saja ke ruang tunggu dan mengabaikan tatapan para pelayan yang begitu penasaran kenapa sang punya rumah seperti itu dan tak seperti biasanya yang selalu berwibawa jika berjalan.
wanita cantik itu benar benar tak percaya ketika melihat Aurora berada di istananya, Aurora justru lebih tak percaya ketika melihat sosok cantik itu menghampirinya. wajah itu begitu cantik dan sangat masih muda namun entah kenapa seakan ia pernah bertemu dengan wanita cantik ini namun Aurora tak ingat di mana, begitulah pemikiran Aurora ketika melihat wajah cantik wanita itu.
" Aurora," panggil wanita cantik itu ketika menghampiri Aurora.
Aurora hanya terdiam dan tersenyum ketika wanita cantik itu menghampirinya.
" maaf kan saya Ibunda, saya terpaksa membawa nyimas ke sini, karena nyimas sendiri mengatakan ingin bertemu dengan ibunda." ucap Raden Sirna pelan.
Aurora terkejut mendengar apa yang di katakan Raden Sirna benar, dan Aurora penasaran dari mana ia tahu jika Aurora ingin sekali bertemu dengan ibundanya, dan ia tak menyangka jika wanita cantik ini adalah ibundanya.
" ibunda," ucap Aurora yang benar-benar terkejut ketika mengetahui ternyata ibundanya masih sangat muda dan mungkin menurut Aurora ia masih berusia tiga puluh tahunan, Aurora kira ibundanya ini seusia umi atau wanita tua, namun ternyata wajah ibundanya ini masih muda dan sangat cantik bahkan sepertinya terlihat seperti seusianya.
" anda ibundaku?," tanya Aurora yang masih tak percaya.
" itu benar, sepertinya aku ini memang ibundamu," ucap ratu Sekar Langit yang mengerti arah pemikiran Aurora yang mungkin mengira sang ratu sudah tua.
sang ratu pun langsung duduk dan membawa Aurora duduk di sampingnya mau tak mau Aurora pun harus duduk di sisinya karena tangan wanita itu memegang tangannya.
" mohon maaf ibunda, kalo begitu saya tidak mau mengganggu pembicaraan ibunda dan nyimas. kalo begitu saya permisi," ucap Raden Sirna sebelum pergi.
" terimakasih nak," ucap ratu Sekar Langit kepada putranya,
" sama sama Ibunda, Assalamualaikum," ucap Raden Sirna sebelum pergi.
" Walaikumsalam," jawab Aurora dan ratu hampir bersamaan.
" ibunda benar benar sangat senang, bisa melihatmu berada di sini nak," ucap ratu Sekar Langit senang dan berbicara dengan nada tenang.
" ternyata kau tumbuh dengan sangat sempurna dan sangat cantik," ucap sang ratu manahan tangis
" ibunda," ucap Aurora untuk pertama kalinya ia benar benar bisa melihat ibundanya yang satu lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments