Aurora benar benar syok mengetahui asal usul nya.
" lalu...! apa yang bapak katakan, ketika bapak bawa Rora kepada umi ke rumah ini?," tanya Aurora penasaran ketika pertama kali ia di bawa ke dalam rumah ini,
tidak mungkin kan bapaknya itu mengatakan jika ia membawa seorang anak hasil selingkuhan nyah ke rumah ini walaupun selingkuh bapaknya itu tak terlihat dengan mata telanjang.
" bapak mengatakan kepada umi, jika bapak menemukan mu di panti asuhan, dan lalu... membawamu ke rumah ini," ucap mbah Karsa pelan.
" saat itu umi langsung senang dan langsung jatuh cinta kepadamu dan memberi namamu Aurora karena kau seperti mega dalam hidupnya," ucap mbah Karsa lagi.
" bahkan umi berjanji akan menganggap kau seperti putrinya sendiri walau dia tak pernah mengandung mu dari rahimnya," ucap mbah Karsa lagi.
Aurora tersenyum mendengar apa yang di katakan bapaknya memang benar, ia benar benar sangat di sayang oleh ibunya itu,
" tapi...jika umi tahu! apa umi akan membenci Rora pak, karena Rora anak bapak dengan wanita lain?." tanya Aurora pelan.
" tentu saja tidak," bukan mbah Karsa yang mengatakan itu melainkan umi yang mendengar semua apa yang di katakan mbah Karsa.
" umi," ucap Aurora terkejut.
" umi," ucap mbah Karsa lebih terkejut lagi ia pun langsung berdiri karena terkejut istrinya berada di sana, dan kemungkinan besarnya istrinya itu mendengar apa yang di katakannya kepada Aurora.
" umi!! mendengar apa yang tadi bapak katakan?," tanya mbah Karsa pelan.
" tentu saja umi dengar," ucap umi dan ia pun masuk kedalam dan duduk di samping suaminya yang berdiri karena terkejut.
" duduklah pak," ucap umi kasih lembut.
mbah Karsa pun duduk di dekat istrinya ia benar benar pasrah jika istrinya itu akan marah kepadanya.
" apa bapak pikir, umi wanita bodoh! tentu saja umi tahu semua pak.:bapak ingat saat umi tak sadarkan diri beberapa minggu ketika kita baru menikah?," tanya umi Kasih kepada mbah Karsa,
tentu saja mbah Karsa ingat mana mungkin ia bisa melupakan kejadian yang benar benar membuatnya bisa kehilangan umi. wanita yang sangat ia cintai saat itu, dan saat itu kejadiannya setelah umi di sekap oleh Sekar beberapa hari di istana Pasundan sehingga membuat umi tak sadarkan diri hampir satu bulan dari sanalah ia benar benar sangat membenci Sekar saat itu karena menurut mbah Karsa Sekar ingin mencelakai istrinya padahal bukan itu niat Sekar.
" sebenarnya umi ingat semua apa yang di katakan wanita itu kepada umi," ucap umi pelan.
mbah Karsa benar benar terkejut mendengar jika umi ternyata mengingat semua yang terjadi kepadanya saat di sekap di dalam istana itu.
" umi tidak bisa menyalahkan wanita itu dalam masalah cinta seperti ini," ucap umi pelan.
" umi tahu! jika wanita itu sangat mencintai bapak. bahkan umi juga tahu, jika wanita itu sering menemui bapak ketika bapak masih di padepokan tempat Romo mengajar," ucap umi pelan.
" bahkan di depan umi sendiri Romo memberi pelajaran terhadap wanita itu, namun wanita itu tak pernah menyerah untuk menemui bapak dan akhirnya umi mengerti kenapa wanita itu begitu mencintai bapak pada saat itu. bahkan umi sendiri sangat menyukai bapak pada saat itu juga." ucap umi pelan.
mbah Karsa benar benar tak percaya ternyata istrinya ini bisa melihat sosok Sekar juga pada saat itu, namun yang lebih anehnya lagi kenapa istrinya ini tak pernah cerita kepadanya jika ia pernah bertemu dengan Sekar di padepokan.
" lalu...kenapa umi tak pernah cerita kepada bapak, jika umi pernah bertemu dengan Sekar, di sana?" tanya mbah Karsa pelan.
" bagaimana umi mau bercerita, sedangkan bapak saja tak pernah berbicara tentang sosok Sekar yang pernah ada di hati bapak saat itu," ucap umi Kasih tersenyum.
mbah Karsa pun tertunduk karena apa yang di katakan istrinya memang benar, ia tak pernah menceritakan sosok Sekar kepada umi Kasih.
" umi tahu... pada saat itu umi sangat jahat, karena umi merasa cemburu karena bapak selalu teringat kepadanya, akhirnya umi pun meminta kepada Romo untuk menutup semua penglihatan bapak agar bapak tak pernah melihatnya lagi," ucap umi pelan.
" berlahan bapak pun melupakan wanita itu, dan mulai menerima umi, itu juga karena semua umi lakukan karena umi benar benar tidak mau bapak mengingatnya lagi." ucap umi pelan.
" umi benar benar senang, ketika bapak mengajak umi untuk menikah," kenang umi pelan.
" namun ketika baru menikah, Sekar menemui umi dan mengatakan untuk melepas bapak untuknya namun umi tak mau karena umi juga sangat mencintai bapak. Sekar marah dan mengatakan bahkan mengancam pada umi jika umi tak akan pernah bahagia jika terus ingin bersama bapak tapi umi tak perduli," jelas umi pelan.
mbah Karsa dan Aurora terpaku mendengar apa yang di katakan umi kasih.
" dan ketika satu minggu usia pernikahan kami. Sekar datang lagi dan kali ini ia benar benar marah karena umi sama sekali tak mendengar apa yang dia katakan! dan ia malah membawa umi ke istananya dan mengurung umi di sana karena umi benar benar tak mau melepaskan bapak pada saat itu," ucap umi lirih.
" ia ingin tahu, apakah bapak bisa mengenalnya atau tidak jika ia merubah wujudnya seperti umi," jelas umi lagi.
" namun ternyata butuh beberapa hari bapak untuk menyadarinya," ucap umi pelan dan tersenyum.
" umi juga mengerti kenapa bapak butuh beberapa hari sadar dari kesalahan ini," ucap umi Kasih lagi dan ia tersenyum kepada suaminya.
" setelah itu umi sakit hampir satu bulan ketika umi kembali ke dunia ini dan ketika umi sadar dari sakit itu beberapa bulan kemudian bapak malah membawa seorang bayi yang masih merah dan mungkin baru berusia satu minggu juga belum, dan ketika umi memperhatikan bayi itu umi tahu jika bayi ini adalah putri bapak dengan Sekar! umi tahu semua itu pak. ingin rasanya umi marah dan kesal ketika tahu jika bapak dan wanita itu memiliki seorang anak sedangkan dengan umi, bapak belum memiliki anak. saat itu umi sangat iri kepada Sekar karena lebih dulu memiliki anak ketimbang dengan umi." ucap umi pelan.
" umi iri karena Sekar memiliki anak lebih dulu," tanya mbah Karsa bingung.
" iya...umi iri kepada Sekar karena itu, umi juga tahu ketika bapak bawa Rora ke rumah dan mengatakan jika Rora bapak ambil dari panti asuhan padahal Rora bapak bawa dari istana Pasundan," kata umi pelan.
mbah Karsa benar benar tak percaya ternyata istrinya itu tahu semua, dan ia benar benar penasaran dari mana istrinya tahu itu semua.
" ingin rasanya umi marah dan membenci anak yang kalian bawa dan lahirkan. namun ketika umi melihat wajah dan mata bayi itu! hati umi luluh begitu saja dan melupakan kebencian itu dan berlahan menerima bayi itu ke dalam hidup umi dan memberi nama Aurora. bahkan umi benar benar tak bisa hidup tanpa mu nak," ucap umi tersenyum lembut kepada Aurora.
" lalu... apa sang ratu tidak pernah meminta Rora?," tanya Aurora penasaran.
" tentu saja pernah! beberapa kali dia meminta umi untuk memberikan kau kepadanya. namun umi tak pernah mendengarkan apa yang di inginkannya. karena dia sendiri yang meminta umi untuk menjaga dan membesarkanmu pada saat kau masih bayi! apa kamu pikir umi akan memberikanmu kepadanya? tentu saja tidak," ucap umi tersenyum.
" karena kehadiran mu lah yang membuat kehidupan umi sama bapak bahagia. umi benar benar tak perduli kau lahir dari rahim siapa yang jelas saat kau masih ingin bersama umi kau tetap putri umi lahir dari rahim umi," ucap umi Kasih pelan dan sedikit menangis karena ia benar benar sangat mencintai Aurora walau bukan putri kandungnya.
" umi," panggil Aurora dan ia memeluk umi yang selama ini telah membesarkannya.
" walau pun Rora tak lahir dari perut umi, Rora tetap anak umi, apa pun yang terjadi! Rora tetap putri umi yang paling umi cintai," ucap umi lembut dan mencium pipi Aurora sayang.
" terimakasih umi, Rora benar benar sayang sama umi," ucap Aurora menangis dalam pelukan umi Kasih.
" sama sama sayang! umi juga berterima kasih karena kau hadir dalam hidup umi dan adik adikmu," ucap umi Kasih lagi.
" bapak rasa kita harus berbicara," ucap mbah Karsa kepada umi Kasih setelah beberapa menit kemudian.
" bapak mau berbicara apa lagi. sudah cukup bapak menjelaskan semuanya," kata umi Kasih pelan.
" tidak! kita harus berbicara empat mata dan biar bapak jelaskan itu semua berlahan lahan," ucap mbah Karsa tak mau lagi menyembunyikan rahasia dari istrinya.
" benar apa kata bapak, umi. paling tidak dalam masalah ini tidak semua bapak yang salah di sini," kata Aurora lembut.
" baiklah," ucap umi Kasih pada akhirnya.
Umi sama bapak pun meninggalkan kamar Aurora dan akan berbicara di dalam kamar pribadi mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments