" baiklah... mulai saat ini jagalah Aura, lindungi dia dan berilah ia kanuragan yang kau miliki," kata ratu Sekar Langit pelan.
raden Sirna pun mengangguk anggukkan kepalanya.
*******
perlahan mata mbah Karsa pun terbuka ia menatap Putra yang sedang tertidur di sebelahnya. mbah Karsa pun menghampiri di mana Aurora berada dan ia pun masuk ke dalam kamar itu.
matanya langsung terfokus kepada bayi kecil yang tengah tertidur nyenyak di sana dan ia pun menghampiri bayi kecil itu dan membelai bayi itu dengan lembut.
( bagaimana ini nak, kenapa kau harus mengalami hal yang sama seperti Abby dan kakekmu ini,) dalam hati mbah Karsa sedih.
" itu semua sudah takdir tuhan, mbah. kita hanya bisa menjalaninya saja," ucap raden Sirna pelan dan tiba tiba sudah berada di sana saja sehingga sedikit mengagetkan mbah Karsa.
mbah Karsa begitu terkejut mendengar raden Sirna bisa mendengar isi hatinya.
" raden," ucap mbah Karsa terkejut.
" Assalamualaikum," ucap raden Sirna pelan.
" Walaikumsalam," jawab mbah Karsa.
" maafkan saya mbah, saya datang tiba tiba seperti ini," ucap raden Sirna lagi.
" mulai hari ini saya akan menjaga dan melindungi Aura," ucap raden Sirna lagi.
" baiklah... tolong jaga dan lindungi cucuku ini," ucap mbah Karsa pelan.
" sandika, mbah," ucap raden Sirna sedikit membungkuk.
" pak... bapak kenapa?," tanya Rora kaget ketika melihat bapaknya berada di sisinya dan memperhatikan putrinya dengan tatapan sedih seperti itu.
" tidak apa apa nak, maaf jika bapak mengganggumu," ucap mbah Karsa lagi.
" tidak apa apa pak, bapak kenapa? ," tanya Rora lagi.
" bapak hanya ingin melihat Aura saja, nak." ucap mbah Karsa pelan.
" Aura..! " ucap Rora bingung kenapa bapaknya bisa tahu nama yang ingin ia berikan kepada putrinya ini padahal ia belum berbicara kepada suaminya perihal nama yang ingin ia berikan.
" iya... bapak hanya ingin melihatnya saja nak," ucap mbah Karsa lagi.
" bapak sudah tahu nama yang ingin Rora berikan kepada putri Rora ini," tanya Aurora pelan.
" sudah nak, nak Putra sendiri yang memberi tahu bapak nama nama yang ingin kalian berikan kepada cucu bapak ini," jelas mbah Karsa.
" dan bapak sangat suka dengan nama Aura ini, dan menurut bapak nama Aura sangat cocok untuknya, di tambah lagi namanya juga sangat mirip denganmu," jelas mbah Karsa lagi.
" sebenarnya Rora juga sangat menyukai nama itu pak, tapi Rora belum membicarakan lagi sama mas Putra nama mana yang mau kami berikan kepada putri kami ini," kata Aurora lagi.
" kalo boleh bapak sarankan, berilah nama itu nak. menurut bapak nama itu sangat cocok untuknya," kata mbah Karsa lagi.
" baik pak, nanti Rora akan katakan sama mas Putra," kata Aurora tersenyum.
" tapi...bapak kenapa, tadi Rora lihat bapak seperti sedih melihat putri Rora." tanya Aurora lagi ia benar benar bingung melihat bapaknya terlihat sangat cemas dan gelisah seperti itu.
" tidak apa apa nak," ucap mbah Karsa pelan.
" bapak jangan bohong, Rora tahu ada sesuatu yang bapak sembunyikan, iya kan" kata Aurora yang mencurigai bapaknya yang seperti itu.
baru saja ada seseorang ingin masuk ke dalam kamar namun ia urungkan, dan malah berdiri di sana dan mendengarkan apa yang mbah Karsa dan Aurora bicarakan.
" ini perihal tentang Aura nak. bapak sedikit mencemaskan nasib Aura putrimu ini," ucap mbah Karsa pelan.
" nasib Aura, kenapa bapak mencemaskan nasib Aura pak. memangnya ada apa dengan Aura pak?," tanya Rora tanpa sadar menyebut putrinya itu dengan nama Aura padahal ia belum memastikan nama mana yang ingin di berikan suaminya itu.
" Aura akan sepertimu, Abby dan bapak," ucap mbah Karsa jujur.
" maksud bapak?," tanya Rora bingung.
" maksud bapak.. ! nanti Aura akan sama sepertimu bapak dan Abby yaitu bisa melihat hal-hal ghaib dan mistis yang di luar nalar," ucap mbah Karsa menjelaskan.
" apa...!! maksud bapak sama seperti bapak dan Abby yaitu bisa melihat hal hal yang...." ucap Rora tak percaya dan ia pun tak melanjutkan apa yang mau ia katakan.
" benar... sama sepertimu juga," ucap mbah Karsa lagi.
" tapi pak... mana mungkin Aura bisa sama seperti Rora, sedangkan Rora sendiri tak memiliki kemampuan yang sama seperti bapak dan Abby," kata Aurora tak percaya.
" bapak tahu nak, namun kau juga bisa merasakan kehadiran mereka bukan?," tanya mbah Karsa lagi, Aurora pun mengangguk karena apa yang di katakan bapaknya memang benar,
" tapi kan Rora hanya bisa merasakan mereka saja pak, tak bisa melihat atau berbicara kepada mereka seperti bapak dan Abby," kata Aurora lagi.
" bapak tahu, walau pun begitu kau tetap memiliki kemampuan dari ibundamu, walau hanya merasakannya saja." kata mbah Karsa pelan.
" dan sekarang kemampuan itu di miliki putrimu," ucap mbah Karsa lagi
Aurora sama sekali tak mengerti apa yang sebenarnya di bicarakan bapaknya itu.
" maksud bapak apa, ibundamu,? sebenernya bapak ini berbicara apa," tanya Aurora semakin tak mengerti.
" apa kau benar benar tidak ingat tadi kau di bawa kemana?," tanya mbah Karsa pelan.
Aurora menggeleng karena memang ia sama sekali tak mengingat nya.
" ingat ingat lah nak, bapak yakin kau pasti mengingatnya," ucap mbah Karsa lagi.
" biar saya bantu mbah," ucap raden Sirna dan ia pun menyentuh pundak Aurora.
Rora benar benar terkejut ketika merasakan tangan seseorang menyentuh pundaknya.
" tenang lah nak, dia bukan sosok yang jahat," jelas mbah Karsa pelan,
Rora pun mengangguk dan membiarkan tangan yang tak ia lihat namun bisa ia rasakan menyentuhnya.
Aurora pun mengingat kembali bagaimana kejadian tadi.. sekelebat ia mengingat bagaimana ia tadi di sekap mahkluk tinggi besar dan ia melihat Abby dan bapaknya di sana ia juga melihat seorang laki laki yang berpakaian kerajaan di sana juga tengah melawan mahkluk yang menculiknya itu.
Aurora terkejut ketika melihat kejadian yang tadi ia rasakan.
" apa itu tadi pak, kenapa tadi aku berada di dalam goa pak?." tanya Aurora tak percaya.
" itu...kau saat tadi kau pingsan tak sadarkan diri dan kau di bawa oleh makhluk besar dan tinggi itu kedalam goa," ucap mbah Karsa pelan mencoba menjelaskan.
" Astaghfirullah," ucap Aurora pelan ia benar benar terkejut ketika mengingat kejadian itu.
" Rora ingat, tadi waktu itu ketika Rora melahirkan dan pingsan Rora di bawa ke dalam goa, dan Rora juga ingat laki laki yang berpakaian kerajaan itu mengatakan jika Rora anak sang ratu, apa sebenarnya yang di katakannya itu pak?," tanya Aurora yang mengingat semua.
" jika bapak jelaskan padamu, apa kau tidak akan marah kepada bapak nak?," tanya mbah Karsa pelan.
Aurora pun mengangguk anggukkan kepalanya, dan mbah Karsa pun menceritakan bagaimana asal usul Aurora seperti apa. ketika Rora mendengar apa yang di katakan mbah Karsa ia benar benar tak percaya mendengar cerita yang di katakan bapaknya itu bukan hanya Rora seseorang yang mendengar di balik pintu pun menahan sedih mendengar apa yang di katakan mbah Karsa.
" jadi maksud bapak, Rora bukan anak umi," ucap Aurora tak percaya setelah mendengar penjelasan mbah Karsa.
" itu benar, kau anak bapak dan sang ratu," ucap mbah Karsa pelan.
" lalu...! apa umi tahu jika bapak dan sang ratu pernah berhubungan seperti itu dan melahirkan Rora?," tanya Aurora penasaran.
" tidak...bapak tidak pernah menceritakan semua itu kepadanya, bapak takut kehilangan umi. makannya bapak tidak memberi tahu umi semuanya," jelas mbah Karsa lagi dan mbah Karsa terlihat sangat sedih.
" bapak tahu dalam masalah ini bapak salah, tapi bapak benar benar tak bisa membiarkan umi pergi dari hidup bapak jika bapak menceritakan itu semua kepadanya karena bapak yakin jika bapak memberitahu umi. umi pasti akan kecewa kepada bapak dan besar kemungkinan umi akan meninggalkan bapak," ucap mbah Karsa pelan dan terlihat sedih.
" biarlah dosa itu bapak sendiri yang menanggung nya, bapak tidak mau umi ikut berdosa karena perbuatan bapak." ucap mbah Karsa lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments