PERNIKAHAN KU DAN ALYA

Hari pernikahan itu datang juga.

Pekarangan rumahku yang luas telah di sulap menjadi sangat indah. Gemerlap lampu kelap kelip, hiasan bunga-bunga di setiap penjuru serta ucapan selamat lewat aneka karangan bunga dari berbagai kalangan berjejer rapi di sepanjang tembok rumahku yang panjang.

Aneka makanan dan masakan serta minuman lezat terhidang di setiap meja yang di tata rapi di tengah pekarangan rumah hingga dalam rumah.

Nyanyian beberapa penyanyi kelas atas yang bersuara merdu ikut meramaikan pesta dari pagi hingga sore hari. Di susul alunan musik klasik di malam hari nya mengiringi beberapa tamu yang melantai untuk berdansa.

Suasana pesta malam harinya tambah meriah dengan bunyi petasan yang sahut-sahutan meledak beruntun di udara dan memancarkan cahaya warna warni menghiasi langit yang cerah di penuhi bintang-bintang bertaburan.

Ku pandangi satu persatu tamu yang hadir di pesta malam ini. Tak ada satu pun yang aku kenal. Aku memang sengaja tak mengundang teman-temanku. Rata-rata semua tamu undangan itu adalah teman dan kenalan serta relasi Ayahku.

Ada juga beberapa kerabat keluarga dekat dan jauh yang kukenal dan tidak kukenal sama sekali.

Aku pun memijit kepala yang berdenyut sedari tadi siang. Bosan, itu yang kurasakan. Tak ada kegembiraan dan kebahagiaan terpancarkan di wajah tampanku.

Ku pandang Alya yang tengah berdiri mengobrol di antara kerumunan para tamu. Ia terlihat sangat cantik elegant dengan dress putih panjang bertahtakan permata yang berkelap kelip saat di terpa cahaya lampu di sertai mahkota kecil yang menghiasi kepalanya.

Wajahnya yang putih, terlihat merah menggoda dengan make up pengantin yang lumayan tebal menempel ke wajahnya. Sebenarnya, Ia jauh lebih cantik tanpa make up. Lebih natural, begitulah pemikiranku.

"Leon, Aku ingin ke kamar. Tubuhku sudah sangat lelah. Kepalaku sakit sekali. Katakan pada para tamu untuk segera bubar. Ini sudah terlalu larut malam." Ucap ku menyuruh Leon setengah berbisik.

Leon membungkuk hormat. Ia pun melaksanakan perintahku dengan cepat.

Aku pun segera pergi meninggalkan pesta yang sangat membosankan itu.

Tanpa mempedulikan Alya yang telah resmi menjadi istriku, aku langsung masuk ke dalam kamarku yang juga telah di sulap menjadi kamar pengantin yang indah.

Aku membuka jas yang ku kenakan dan melemparkannya begitu saja ke atas ranjang lantas melepaskan dasi kupu-kupu yang sedari tadi terasa menjerat leherku dengan hati dongkol.

"Aku butuh kamar lain untuk tidur." Gerutuku dalam hati seraya menaruh dasiku di pinggir ranjang.

Ku hela nafas panjang, seraya menaruh kedua tanganku di pinggang. Aku merasa tak nyaman melihat taburan bunga-bunga yang menghias ranjang tidurku. Tidurku tak'kan nyenyak, selagi bunga-bunga itu mengganggu penglihatanku.

Aku berbalik, berniat keluar dari kamarku. Namun langkahku terhenti sebelum sampai di ambang pintu kamar.

Sosok Alya yang cantik dan anggun telah berdiri menghadang langkahku. Ia menatapku tak berkedip seraya menutup pintu kamar dengan cara membelakangi pintu.

"Minggir kamu, aku mau keluar!" pintaku dengan nada kasar.

Alya menggelengkan kepalanya pelan. Lalu mengunci pintu kamar dan berbalik menghadap kembali padaku.

"Bukankah kamu sudah lelah dan sakit kepala?" tanyanya terdengar perhatian.

"Tak usah sok perhatian. Minggir...!" ucapku kesal mendorong bahunya agar ia memberi jalan.

Alya tetap bersikukuh menghalangi langkahku.

"Tidurlah di sini, aku akan memijit kepalamu!" pintanya seolah mengabaikan sikap kasarku padanya.

"Kamu...!" Aku mendelik geram menahan kata makian yang nyaris ingin ku lontarkan padanya.

"Sebentar, aku akan membersihkan bunga-bunga itu untukmu." Katanya seraya berlalu mendekati ranjang pengantin.

Alya memang tak mudah untuk di singkirkan. Sepertinya aku harus memberinya sedikit pelajaran.

Aku segera mendekati tubuhnya dan menyentakkan tangannya dengan kasar.

"Apa kamu begitu tak sabar untuk bercumbu denganku, heh...?" tanyaku geram.

Alya berbalik menatap ke arahku dengan sorot mata yang berubah tajam dan terlihat angkuh.

"Sepertinya kamu sudah salah mengartikan ungkapan perasaanku. Aku bukan perempuan gampangan. Aku tak'kan pernah meminta untuk bercumbu denganmu, apalagi bercinta layaknya suami istri." Ucapnya dengan tegas.

Ia menghentakkan tangannya kuat hingga terlepas dari pegangan tanganku.

Sikapnya memicu emosiku. Ia sangat berani untuk melawan dan menyela perkataanku.

Sesaat Aku terdiam memandangi tubuhnya yang sedikit merunduk membelakangiku dan merangkak naik ke atas ranjang king size dengan posisi yang cukup membuat Saliva ku naik turun.

Lekuk tubuhnya yang indah dari belakang, membuat otakku mulai tak waras. Pikiranku sejenak tenggelam dalam adegan romantis pasangan pengantin baru yang sedang asyik bercumbu menikmati malam pertama.

Tak sengaja, mataku menangkap belahan putih padat yang mencuat dari balik gaunnya yang cukup rendah di bagian dada. Mataku seakan tak mau pindah dari pemandangan yang cukup membuatku sesak nafas.

Alya seolah sengaja memancing hasratku dengan gerakan lincahnya di atas ranjang yang bergerak naik turun mengibaskan bunga-bunga di atas kasur hingga bersih tak bersisa.

"Selesai, duduklah! Aku akan memijat kepalamu." Ucapnya tiba-tiba mengejutkanku.

"Tak perlu! Kepalaku akan makin sakit jika kamu yang memijit." Tolak ku angkuh.

Aku tak ingin terjebak dalam perlakuannya yang penuh perhatian. Itu hanya modus, Aku tak'kan memberi Alya kesempatan untuk menaklukan hatiku.

"Baiklah, tunggulah sebentar. Mungkin kamu butuh obat, aku akan ambilkan untukmu." Ucapnya lagi seraya turun dari ranjang.

"Aku sudah minum obat." jawabku berbohong.

Sesaat Alya terdiam memperhatikanku lantas menyambar jas beserta dasi yang ada di ranjang dan berjalan menuju lemari pakaian.

"Tempat tidurmu sudah bersih. Kamu bisa istirahat dan tidur nyenyak sekarang." Katanya mengukir senyuman tipis di bibirnya.

Aku tak menjawab. Tanpa ragu, aku pun duduk di pinggir ranjang yang telah bersih dari bunga-bunga dan merebahkan tubuhku dengan perlahan.

Ujung mataku terus memperhatikan gerak geriknya yang membuka pintu lemari dan mengeluarkan satu stel pakaian tidur untukku.

"Ganti lah pakaianmu dulu! Aku akan mengambilkan air hangat untuk mencuci muka dan kakimu." Katanya lagi perhatian.

Aku terperangah kaget, melonjak bangkit dari ranjangku.

"Tidak, aku tak butuh air hangat. Aku bisa mencucinya sendiri ke kamar mandi." Cegahku cepat.

Aku bergegas menyambar pakaian yang ia taruh di atas kasur dan melangkah cepat masuk kamar mandi dengan perasaan dongkol. Tak ku sangka dia begitu kolot dan kampungan. Perlakuannya seperti para istri zaman kuno.

Ia belum tau, betapa nikmatnya para pasangan pengantin baru yang bercinta di malam pertamanya. Jangan-jangan dia masih virgin saking kolotnya.

UPS!

Kenapa pikiranku sampai kesitu? Sebesar apapun rasa benciku pada wanita. Aku tetap lelaki normal yang butuh wanita untuk melayani kebutuhan biologisku. Aku tak bisa menyangkal hal itu.

CUIH!

Tubuhku bergidik geli sendiri. Tak ku sangka pikiran ku bisa sejauh itu.

Adegan malam pertama pengantin baru yang hot dan sensasional serta romantisme melayang-layang dalam benakku.

Keringat dingin menetes seketika di tubuhku yang mendadak tegang menggambarkan tubuh Alya yang tanpa pakaian melekat di tubuhnya.

Aku menggigil membayangkannya.

Huffh!

Aku segera menghembuskan nafas panjang. Ku buang segera angan dan pikiran kotor yang sedari tadi mengganggu benakku.

Ku raup wajah dengan kasar dan mencuci muka hingga bersih dan segar. Jika bisa, sekalian ingin ku cuci otak yang mulai error' teracuni pikiran kotor.

Setelah mengganti pakaian dan mencuci wajah, tangan serta kakiku. Aku pun berjingkat-jingkat hendak keluar dari kamar mandi.

Aku mengintip dari balik pintu kamar mandi. Sudut mataku mencari-cari keberadaan Alya yang tak terlihat lagi.

Perlahan, Aku melangkah keluar dan ternyata...

"Astaga! Dasar perempuan tak tahu malu. Apa yang ia lakukan di sana?" hatiku jadi tak karuan.

Betapa terkejutnya aku menatap pemandangan yang terpampang di mataku saat ini.

.

.

.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Mr.Arez-Jr

Mr.Arez-Jr

masih syukur Alya baik pdmu cwo sombong

2024-11-23

1

Mr.Arez-Jr

Mr.Arez-Jr

lelaki munafik gk suka tapi mau

2024-11-23

1

⛩️🪐Ennie maneti✨

⛩️🪐Ennie maneti✨

sentuh dulu,, ntar tahu virgin atau tidak

2025-06-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!