ALYA

Seminggu kemudian.

"Hmm... Dia datang!"

Bibirku bergumam pelan menatap Alya dari kejauhan. Mataku tak berkedip memandang sosok perempuan cantik yang saat ini datang bersama kedua orang tuanya memasuki rumah dan duduk di ruang tamu bersama ayahku.

"Dia sangat cantik !" batinku tak bisa mengingkari kecantikannya.

( VISUAL ALYA.....🥰 )

Aku memuji kecantikan parasnya yang memang jarang di temui dari banyak perempuan yang ada di luar sana.

Dia sangat anggun dan lembut. Rambutnya yang panjang terurai dan kulitnya yang putih bersinar pasti akan membuat semua mata orang yang memandangnya akan terpukau kagum dengan kecantikannya. Mungkin aku juga termasuk pengagumnya.

Sepasang bola matanya yang lebar kecoklatan, dengan bulu mata yang lentik mengingatkanku pada boneka barbie.

Anehnya, Senyumnya tampak kaku dan tatapannya terlihat hampa. Raut wajahnya tampak tertekan dan penuh beban.

"Richie, kemarilah! Kenalkan, ini sahabat ayah Om Haekal dan istrinya Tante Rana. Dan ini Alya, putri beliau." Ayah memanggilku dan memperkenalkan Alya serta kedua orang tuanya padaku.

Sebagai Tuan rumah, aku tetap menjaga etika dan sopan santun dengan menyalami kedua orang tua Alya menyembunyikan rasa terpaksa yang mendera hatiku.

Spesial untuk Alya, aku hanya menyentuh sedikit ujung jemarinya. Aku tak ingin tersentuh kulitnya yang terasa asing mengenai kulitku. Sejenak tatapan mataku menghujam tajam ke arahnya yang tampak diam saja tanpa membalas perlakuanku.

Dia seperti patung arca, tanpa ekspresi. Tak ada senyuman di wajahnya. Apalagi tegur sapa. Bibirnya tertutup rapat. Seperti orang bisu.

"Richie, Ajaklah Alya jalan-jalan keliling rumah kita." kata Ayah mengejutkanku.

Ayah menyentuh pundakku pelan dan mengedipkan matanya.

Aku hanya menarik nafas berat dan terpaksa patuh mengikuti keinginan ayah.

"Ya ayah!" sahutku singkat.

Aku mengerti apa maksud perkataan ayah. Beliau menyuruhku mengakrabkan diri dengan patung hidup itu.

"Alya, ayo!" ajakku canggung.

Gadis itu berdiri dengan kikuk. Ia segera mengikuti langkahku setelah kami berpamitan pada ayah dan kedua orang tuanya.

Sepanjang jalan menyusuri taman di halaman belakang rumahku, kami berdua hanya diam tak bersuara. Tak ada kata, ataupun kalimat yang terucap.

Langkah kakiku yang lebar dan cepat, seringkali meninggalkannya yang tampak santai berjalan di belakangku. Ia seakan tak peduli meski kadang tertinggal cukup jauh.

Sesekali aku menghentikan langkahku untuk menunggunya agar jarak kami tidak terlalu jauh.

"Bisakah kamu berjalan sedikit cepat?!" ucapku dongkol.

Sekian detik ku tunggu, Alya tak kunjung mendekat. Aku mulai merasa jengkel karna merasa di abaikan.

"Alya!"

Tak ada jawaban yang kudengar.

Tubuhku seketika berbalik menatapnya yang langsung kaget melihat kemarahan di wajahku.

"Aku bukan patung seperti kamu. Setidaknya bicaralah agar aku tak menganggap mu bisu!" ucapku marah.

Dia tampak tertegun membuat hatiku kesal bukan main melihat ekspresi wajah tanpa dosanya.

Wajahnya berubah pucat setelah mendengar ucapanku. Ia pun menundukkan wajahnya dalam.

"Maaf!" jawabnya singkat dan pelan.

Darahku berdesir. Ternyata ia tidak bisu. Suaranya terdengar sangat merdu dan lembut, membuatku makin penasaran. Seperti apa sebenarnya perempuan yang di jodohkan ayah untukku.

"Apa kamu sudah tahu tentang perjodohan kita?" tanyaku penuh selidik.

Tanpa basi basi, aku langsung bertanya padanya. Menurutku, sangat membosankan bicara dengan patung yang sulit untuk di ajak bicara. Lebih baik to the point saja.

Alya mengangguk pelan pertanda ia telah mengetahui segalanya jauh sebelum ayah memberitahuku.

Ku hembuskan nafas panjang dan dalam. Dadaku terasa sesak dan berat. Sulit bagiku untuk menerima perjodohan ini. Alya tak menarik sama sekali di mataku. Ia bagai patung manekin yang diberi nyawa. Bersuara jika di tanya.

"Apa kamu setuju menikah denganku?" tanyaku penasaran.

Kuharap ia menjawab tidak, agar aku merasa tak sendirian. Tapi harapanku pupus saat Alya menganggukkan kepalanya tanpa berani menatapku untuk sekedar memperlihatkan ekspresi wajahnya.

Batinku berguncang, tak satu pun yang memihakku untuk membatalkan perjodohan itu. Semua orang seakan bersekongkol untuk menjeratku dalam pernikahan tanpa cinta.

Seketika aku membenci Alya. Mengapa ia tidak menolak perjodohan kami berdua? Bukankah kami belum saling mengenal? Kami belum pernah bertatap muka. Apalagi saling cinta.

"Katakan, mengapa kamu menerima perjodohan kita begitu saja?" mataku menatap tajam padanya.

Dalam hatiku menyimpan marah dan geram. Andai saja ia bilang tidak setuju, aku pun akan bersikeras melawan keinginan ayah agar perjodohan itu di batalkan.

"Karna, akulah yang meminta untuk di jodohkan denganmu." Jawabnya dengan suara bergetar.

Perempuan itu mengangkat kepalanya pelan dan memandangku nanar.

Aku tercekat, kaget. Lidahku terasa kelu dan kaku.

"Aku mencintaimu Richie!" ucapnya lagi dengan tatapan aneh kurasakan.

Blamm...!

Dadaku bagai di hantam bongkahan batu besar.

Kata-kata Alya teramat mengejutkanku.

"Itu konyol dan aneh! Kamu seperti wanita murahan yang tak punya harga diri. Mudah sekali kamu mengatakan cinta padaku. Kita baru kenal beberapa menit yang lalu. Apa kamu waras?!" bentakku langsung emosi.

Aku meremehkan perkataannya yang terdengar seperti lantunan syair lagu yang sengaja ia dendangkan untuk menggoda perasaanku.

Sebuah senyuman sinis terukir di sela bibir Alya dari balik sikapnya yang kaku.

"Kita memang baru berkenalan secara langsung. Tapi Aku sudah mengenalmu sejak lama, saat Ayahmu memperlihatkan fotomu padaku, dan itu lebih dari cukup untuk membuatku jatuh cinta."

Jawabannya kembali mengejutkanku.

Aku terbelalak heran. FOTO? Hanya dengan selembar foto diriku, dia sudah bisa memastikan perasaan cintanya.

Semudah itu kah? Apa dia normal? Hatiku mulai di liputi tanda tanya.

Wajar saja, mungkin aku terlalu ganteng! Rasa percaya diriku yang terlalu tinggi, menepis berbagai pertanyaan yang timbul di hatiku.

Sebuah tawa lebar dan keras, berderai keluar dari mulutku.

"Hahaha, ku akui aku memang tampan. Sayangnya, aku mungkin tidak seperti yang kamu duga. Aku bukan pria yang gampang untuk kamu miliki." Ucapku penuh percaya diri.

Aku mentertawakan perasaan konyolnya terhadapku.

Jari telunjuk ku menekan pundak Alya sedikit keras, hingga gadis cantik itu menggeliat sedikit menjauh dariku.

Wajahnya yang putih, tampak berubah merah padam. Sekelebat, ada amarah yang tersirat dari relung matanya yang berganti menatapku dengan tajam lalu meredup hilang dan kembali sendu.

"Aku pasti akan memilikimu!" tegasnya dengan nada yang pelan namun terdengar jelas dan nyata di telingaku.

Ku rapatkan kembali bibirku menghentikan tawa yang mulai sirna.

"Itu tak'kan terjadi!" ucapku dengan nada penuh tekanan.

Alya menghela nafas pendek, ia menatapku dengan ekspresi wajah datarnya.

"Setelah kita menikah, Kamu pasti jadi milikku!" Ujarnya penuh keyakinan.

"Kita tak'kan pernah menikah!" sanggahku tegas.

Gadis itu seakan tak punya rasa malu dan tak tahu diri. Ia bersikeras dengan keyakinan hatinya untuk tetap menikah denganku.

Mataku mendelik tajam, menatap wajah cantiknya dengan geram. Rasanya, ingin ku remukkan wajah kaku yang tanpa senyuman itu.

"Kita pasti menikah, kamu tak bisa menolak perjodohan ini. Aku tak yakin, kamu bisa melawan permintaan Ayahmu." Sindirnya sinis.

Gadis itu mencibirkan bibirnya dan melengos pergi meninggalkan diriku yang terpaku diam mematung tanpa bisa berkata.

Benarkah? Aku tak'kan mampu melawan keinginan Ayahku?

Haruskah aku melarikan diri dari perjodohan itu?

.

.

.

BERSAMBUNG

Tinggalkan jejak mu dengan LIKE, KOMEN, SUBSCRIBE, VOTE 👌 jika kamu menyukai karya ku ini 🤗

Kutunggu bunga bermekaran dari mu dan secangkir kopi hangat sebagai tanda cinta ❤️

Buat lah agar Richie jatuh cinta pada mu wahai para ladies 😍😍😍

Biarkan para bintang bertaburan ⭐⭐⭐⭐⭐ mewarnai Richie dan Alya 😘

Makasih para readers tersayang ku 🥰

Terpopuler

Comments

Erliza Rosyanda

Erliza Rosyanda

sudah subscribe dua bunga meluncur semangat

2024-12-09

3

Erliza Rosyanda

Erliza Rosyanda

uhhh terpesona

2024-12-09

1

Mr.Arez-Jr

Mr.Arez-Jr

semua terserah author😆

2024-11-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!