mendadak punya kakak

** kami di persilah kan melihat kamar kami masing masing,

Dua kamar dengan pintu yang ber hadap hadapan, sebelah kanan kamar untukku dan sebelah kiri kamar untuk vania.

Aku memasuki kamar tersebut dan di antar oleh seorang pembantu.

Sedang kan vania, dia masuk kekamar dan di dampingi langsung oleh mama,   ya,,mama baruku.

Di sini sudah terlihat jika mama sebenar nya hanya mau vania, tapi papa malah ikut mengadopsiku.

"Bagai mana non, suka tidak, ucap bi wati, yang menemaniku.

" suka bu, ucapku,

"Lho jangan panggil ibu, panggil bibi saja ya,

Kata bi wati, aku hanya mengangguk setuju,

" kata tuan nanti besok baru belanja semua kebutuhan kalian, ujar bi wati lagi,

Aku memutus kan untuk tetap di kamar ini, dan bi wati pun sudah menjelas kan apa saja peraturan di rumah ini.

Jam makan dan waktunya untuk belajar,

Saat malam tiba, kami di panggil untuk makan malam bersama.

Dan ternyata di sana ada lagi seorang anak laki laki. Yang duduk di meja makan.

"Vania,"vanya, papa akan perkenalkan kalian dengan kakak kalian,

Dia adalah devano agata pratama.

"Dia putra papa, satu satu nya,

Kami pun bersalaman sepertinya, devano ini tidak keberatan dengan kedatangan kami, terbukti dengan senyum ramah nya yang dia tunjukkan.

"Hai aku devano ujar nya,

"Vanya kak ucapku,

"Dan aku Vania ujar Vania juga menyalami kak vano.

Usai makan malam devano memanggil kami berdua ke kamarnya, yang berada di ujung deretan kamar kami.

"Wah kamar kak devan luas banget, ujar vania, dia sesekali mengitari isi kamar kak devano.

"Iya kalian boleh kok sekali kali belajar bareng di sini, ucap nya,

"Memang nya kak vano kelas berapa tanyaku, aku lebih memilih memanggil nya kak vano, sedangkan vania menyebut nya dengan panggilan kak devan,

"Aku sudah kelas tujuh, jawab nya,

Malam itu sampai jam sepuluh malam, kami mengobrol, barulah saat bi wati datang dan mengingatkan kami untuk tidur, aku dan vania pamit untuk kembali ke kamar kami masing masing,

Hari demi hari kami lalui,

Papa dan Mama memperlakukan kami dengan sangat baik,

Tidak sekalipun membeda-bedakannya dengan apapun yang kak vano dapat Kami juga akan mendapatkan nya,

Hanya saja kasih sayang mama yang kadang terlihat lebih cenderung ke Vania,

Aku tidak sakit hati aku mencoba menerima kenyataan itu karena sikap orang beda-beda dan tidak harus semua orang menyukai kita itu yang menjadi pedomanku,

Tapi kak vano lebih cenderung menyayangiku walau di saat kami bersama sama kak vano terlihat netral Tapi saat tidak ada siapapun kak vano selalu mencari keberadaan ku.

...

***

Hari di mana yang kami tunggu tunggu telah tiba, sekolah baru,

Aku dan vania di masukkan di internasinal shcoll. Ternama di akarta,

Walau awal nya aku susah sekali beradap tasi namun lama kelamaan aku pun bisa menyesuaikan diri dengan anak anak di sekolah ini.

Begitulah seterus nya, hubungan ku dengan kak vano juga semakin dekat, dan akrab,

Kak vano benar-benar menjadi sosok kakak bagi aku dan Vania,

Dia selalu membela kami jika kami dalam masalah.

***

Dua taun berlalu, hari ini hari kelulusan ku dan vania, papa dan juga mama menyempatkan diri datang di acara wisuda tingkat dasar. Di sekolah kami,

Sampai di rumah seperti biasa vania pintar sekali mengambil hati mama. Dia bergrlayut manja. Dan menunjukkan hasil ujian ahir kami.

" Mama. Ucap vania, iya sayang. Jawab mama,

" aku mau masuk SMP nya kak devan ya,, aku lulusa sepuluh besar terbaik kok, ujarnya

" iya. Tentu saya g kenspa tidak, sekolah kakakmu mengang tempat nya anak anak, pintar jadi kamu pantas masuk kesana,

," makasih ma,, mama memang yang terbaik , mmuah, kecupan singkat vania darat kan di pipi mama, dan beranjak naik keatas.

" Vanya, kok diam saja, kamu gak nunjukin hasil nilai kamu sama kami, ucap papa yang membuat lamunan ku buyar,

" eh iya pa,, aku sodorkan kertas hasil nilaiku, yang kebetulan aku berada di posisi pertama di kelasku.

" lho,, kamu peringkat pertama, kenapa diam saja, ini ma lihat, putri kita yang satu ini memang pintar puji papa,

" mama hanya nyegir sebentar, dan tidak lagi berkomentar, seperti hal nya pada vania,

" ya sudah, kita daftarkan mereka berdua di sekolah nya devano, uja papa .

Terserah papa saja. Balam mama, dan mamapun pamit meninggal kan aku dan papa di ruang tamu.

"Tidak salah papa memilih mu, kamu akan jadi kebanggaan kami nanti ucap nya, papa megelus kepalaku,

Untung nya walau mama tidak begitu menyukaiku namun papa justru sangat sayang padaku.

Hari ini, Kak vano tiba tiba masuk ke kamarku,

"Vanya ucap nya,

"Iya kak jawabku, kamu mau kan masuk ke sekolahku, biar kita bisa berang kat bareng,

Ya walau hanya setaun, ucap nya,

" terserah papa kak, mau di masukin dimana saja, Ucap ku, karna memang aku tipe yang penurut apa lagi pada orang yang telah merawat ku,

Kak vano terlihat begitu betah di kamarku, dia tiduran di sana dan sesekali memanggil ku agar ikut gabung dan rebahan di sana,

Dia memperlakukan ku seperti adik nya sungguhan, namun aku agak begitu sungkan, alias aku tau diri. Tidak mau muluk muluk.

Semuanya berjalan dengan lancar, dan seperti keluarga pada umumnya, kak vano pun berlaku sama padaku dan juga vania, walau terkadang dia sering menghabiskan waktunya bersamaku, karna menurut nya, dia lebih cocok denganku, sedangkan vania terlihat manja, dan banyak menuntut.

Vani selalu merengek dan cari perhatian, itu kata kak vano ketika kami hanya berdua Saja.

Namun selepas dari itu semua kak vano tetap  menyayanginya seperti hal nya padaku,

Waktu terus bejalan, dan terasa kita sudah sama sama remaja, dan kini kita juga sama sama sudah SMA. Kak vano kelas 12 sedangkan aku dan vania, baru masuk kelas 9,

Kami pun memilih SMA di mana kak vano sekolah., pokok nya kak vano pedoman kami,

Aku maupun vania selalu mau apapun terlihat bagus di hadapan kak vano,

...

Mungkin disini awal mulanya kedewasaan yang aku rasakan,

Malam ini malam minggu,,

Papa dan mama malam ini juga keluar, sepertinya tengah makan malam berdua, maklum papa dan mama, sampai saat ini masih terlihat romantis walaupun anak anak nya sudah tumbuh dewasa. Dan itu artinya merekapun sudah mulai menua.

Rumah terasa sepi, para pembantu pun malam ini di bebaskan, setdlah semua pekerjaan nya beres, mereka bebas jika makam ini mereka mau pergi keluar,

Sedangkan vania, dia juga hangout bareng teman teman nya yang mulai membuat geng Charlie nya.

Sedangkan aku sendiri merasa malas untuk keluar malam ini, aku memilih tidur saja di kamar, padahal biasanya anak se usiaku lagi senang senang keluar dan ngumpul bareng teman teman ku. Biasanya, anak seumuran ku. Semakin di kekang dan di atur akan semakin memberontak. Tapi keluargaku malah memberi kebebasan pafa anak anak nya.

Malah Aku sendiri yang malas untuk keluar rumah. Sepertinya semua orang tengah bersenang senang di kuar,

"Baiklah kalau begitu aku akan berpesta di dalam kamarku seorang diri,

Aku memutus kan untuk berendam dan menyetel lagu kesukaan ku agak keras,

Namun aku mungkin lupa mengunci kamar ku, sehingga, pada saat aku keluar dari kamar mandi dan hanya menggunakan handuk se batas dada dan paha,

Dengan enteng nya aku berdiri di depan cermin tang seukuran tubuh ku. tanpa menoleh kearah lain,

aku fokus menurunkan handuk yang aku gunakan ke arah pinggang dan mengikat nya di sana, membiarkan dadaku terexpos, dengan buah dadaku yang masih kecil untuk ukuran anak 16 thn niatku untuk memakai bra sambil bekaca,

Namun saat aku fokus kembali ke arah cermin  aku baru sadar jika disana ada pantulan sosok kakak ku devano yang tengah menatapku tanpa berkedip,

spontan aku berteriak dan segera menutup dadaku denga menyilang kan tangan ku di dada,

"Aaaa,,,  kak vano, kenapa bisa di situ, Umpat ku,

Aku segera berlari keruang ganti dan buru buru aku memakai bra dan kaos ku, dan tak lupa celana pendek yang biasa aku pakai,

Ku tengok perlahan ke arah ranjang ternyata kak vano masih di sana.

Aku segera meraih bantal, dan kutimpuk kan ke arah tubuh nya,

"Kak vano, kurang ajar, ya,,, kenapa bisa masuk kesini diam diam,

"Aw,,aw,, sakit vanya, serunya,

" biarin aku gak peduli,, terus saja aku pukulkan bantal itu hingga tenagaku habis,

Barulah kak vano menangkap kedua lenganku, saat aku tak bertenaga lagi,

"Iya iya, maaf, aku tadi udah mangil manggil kamu, tapi kamu gak nyaut, malah suara musiknya sangat kencang,

Aku melengos, karna malu, di usia remajaku ini hal pertama yang sangat memalukan untukku, menunjukkan tubuh ku, bahkan pada kakak angkatku sendiri.

"Sini lihat aku ucap nya, "gak mau jawab ku, "aku malu kak,!

Kak vano meraih daguku agar aku menatap nya, "gak papa kan gak segaja, lagian aku kan kakak mu, jadi kenapa harus malu,,

"Tapi nanti, kamu harus lebih hati hati lagi, gimana kalau sekarang ini  bukan aku yang melihat nya, kamu bisa habis jika di hadapan laki laki lain, ucap kak vano.

Aku mengangguk tanda mengerti,

"Kenapa kak vano di rumah,! Maksudku kenapa gak keluar malam mingguan,

"Males, mending nemenin kamu, kita bikin ulah yuk di dapur ajak nya,

"Ulah apaan,!

"Kita bikin kreasi menu masakan terbaru,

Mendengar kak vano bilang mau masak, aku jadi antusias, karna aku memang suka coba coba masakan,

Ahir nya kami beneran bikin dapur amburadul, tentu saja tidak ada yang berani melarang atau mengeluh tentang dapur yang berantakan. Para pembantu itu hanya bisa pasrah dan membereskan kembali ke esokan pagi nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!