Bab 12

Pagi itu tampak begitu cerah, sinar matahari yang masuk melaui celah jendela kamar membentuk kehangatan.

Pagi itu Rania masih terlelap, Gadis cantik itu tetap tergulung di tengah selimut tebalnya.

Rania tampak begitu damai saat tidur memejamkan mata nya dengan lembut.

Sementara itu Raka yang tengah duduk di kursi roda nya dengan jarak begitu dekat dengan Rania, pria itu menatap wajah Rania dengan penuh perhatian.

Ia seakan tak ingin melewatkan momen ini, melihat Rania yang sedang tidur dengan begitu tenang.

Perlahan tangannya mulai terangkat dan membelai lembut wajah gadis itu dengan sangat hati hati, Wajah nya yang cantik sedikit terdapat lebam bekas luka kemarin. Namun tidak mengurangi kecantikan alami nya.

"Aku tidak tau apa yang sudah terjadi, nyatanya aku merasa sangat terikat dengan mu"

Lirih Raka dengan terus menelusuri wajah Rania dengan jari tangan nya.

Tak lama kemudian Rania mulai mengeliat, Sontak saja Raka mulai menarik tangan nya dan segera beranjak. tak ingin mengganggu keheningan pagi yang begitu sempurna.

Namun saat hendak pergi, Tiba-tiba Rania membuka mata nya dan tatapan keduanya bertemu.

"Apa yang sedang dilakukan nya disini? dengan jarak sebegitu dekat nya pula" batin Rania dengan wajah bingung nya.

Sementara Raka berusaha tetap tenang, meski pun kini dirinya sudah seperti seorang pencuri yang tertangkap basah.

"Sial, jangan sampai gadis ini berfikiran yang tidak tidak mengenai aku"

Gumam Raka dengan perasaan was was, apa lagi dengan Rania yang tak henti henti menatap nya.

Rania pun perlahan bangkit dari tidurnya.

Bruukkk

Rania jatuh dipangkuan Raka, jantung nya berdetak dengan kencang, wajah nya memerah dan gugup.

"Maaf tuan"

Sementara Raka terus saja menatap ke arah Rania, membuat gadis itu semakin gugup dan takut.

Saat ini Rania benar-benar sangat takut, karena sudah membuat kesalahan dengan jatuh tepat dipangkuan nya.

Rania sudah sangat pasar dan siap menerima segala kemarahan Raka dalam bentuk apa pun.

Tapi tiba-tiba saja dia dibuat tercengang dengan apa yang terjadi.

"Bangun dan bersiaplah aku akan menunggu mu" ucapnya dingin.

Alih alih mendapat amukan, Rania justru di buat terkejut dengan apa yang didengar nya barusan.

Dia kira Raka akan marah karena kejadian itu.

"Ada apa dengan pria itu? kenapa sikap nya begitu aneh pagi ini" gumam Rania dengan menggeleng kan kepala nya.

Rania bergegas masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap.

Sementara itu Raka keluar dari kamar nya dengan mendorong kursi roda nya itu tengah menutup pintu, Tiba-tiba Johan sudah berada disana.

"Ikut ke ruangan ku"

"Baik tuan, sini biar saya bantu" Johan lalu mendorong kursi roda tuan nya masuk ke ruang pribadi milik Raka.

Sesampai di ruangan pribadi milik Raka, seketika ruangan itu menjadi hening.

Raka menatap Johan dengan expresi datar yang sulit di tebak. Sementara itu, Johan tetap berdiri tegak di depan Raka.

"Apa kau sudah mendapat data data soal gadis itu"? pertanyaan Raka memecah keheningan di ruangan itu.

"Ini tuan, semua data diri Nona muda sudah tercatat semua disini" ucap Johan dengan memberikan Map yang dibawa nya sedari tadi.

Raka pun langsung mengambil map itu dan membuka nya.

"Terima kasih Jo, kau memang selalu bisa diandalkan" ucap Raka dengan tulus.

"Sama sama tuan, itu sudah menjadi tugas saya untuk selalu menjalan kan perintah anda dengan sebaik mungkin" ujar Johan dengan sedikit membungkuk kan tubuh nya.

"Dan soal obat yang anda konsumsi selama ini, hasil lab nya akan keluar beberapa hari lagi" ujar nya kemudian.

Saat itu juga Raka memang lansung menghubungi Johan dan memerintahkan nya untuk mengecek obat nya tersebut.

Dia hanya ingin membuktikan kecurigaan Rania,

Meskipun dia sama sekali tidak mempercayai gadis itu.

Tetapi dia hanya mencoba untuk mencari bukti tentang kebenaran obat tersebut.

"Baiklah, sekarang kamu boleh keluar"

"Baik tuan"

Kini pria itu tengah meng fokus kan diri pada sebuah map yang berisi kan semua data data Rania.

"Apa ini?, jadi benar gadis itu bukan anak dari bu Widi?

Dia sedikit tersentil dengan fakta tersebut, meski dari awal ia sudah mencurigai akan hal itu.

Raka kembali melanjutkannya membaca data itu dengan sangat serius.

" Lalu Hesti Yolanda ini, nama itu seperti nya tidak asing bagiku"

"Oh Tuhan, teryata gadis yang selama ini aku sakiti adalah seorang yatim piatu. Tega sekali aku selama ini" gerutu nya menyesal.

Entah penyesalan nya itu karena dia seorang yatim piatu atau sebaliknya, karena pria itu sudah mulai jatuh cinta pada nya.

"Jadi dia kuliah di salah satu Universitas milik Bimantara"? gumam nya lagi ketika mengetahui satu fakta lagi mengenai Rania.

" Jurusan apa yang gadis itu ambil, kenapa disini tidak jelas" ucap nya lagi dengan binggung.

"Tunggu tunggu, kenapa juga aku harus penasaran dengan gadis itu" rutuk nya dengan menutup map itu begitu saja dan berhenti membaca.

Raka langsung saja mendorong kursi rodanya keluar dari ruangannya.

Bertepatan itu Rania juga baru keluar dari kamarnya. keduanya berpapasan di depan kamar itu.

Seketika Raka terpaku dengan penampilan istri muda nya itu.

Hari ini Rania memakai dress dengan panjang selutut dengan blazer coklat yang lengan panjang nya dilipat hinga siku, rambut panjang nya dibiarkan terurai lembut membuat Raka semakin terpesona.

"Tuan, kenapa tuan tidak turun duluan"? ucap Rania dengan sedikit senyuman.

" Kau sangat cantik " ucap nya dengan penuh kekaguman.

"Apa tuan"? tanya Rania dengan tidak percaya dengan apa yang baru saja pria itu ucapkan.

Raka yang menyadari kesalahannya sontak saja merasa malu.

" Lupakan saja" sahut nya tanpa expresi.

"Saya sudah siap tuan, ayo saya bantu turun" ajak Rania yang langsung mendorong kursi roda milik suaminya masuk ke lift untuk turun.

"Memalukan sekali, bisa bisa nya aku keceplosan mengagumi gadis ini" rutuk Raka dalam hati nya.

Sementara itu Rania justru dibuat bingung dan juga heran dengan sikap Raka pagi ini.

"*Apa benar yang aku dengar barusan itu, mana mungkin dia memujiku. biasanya juga merasa jijik dengan ku*"

"*Apa mungkin dia salah minum obat kali, sehingga dia bisa berbicara selembut itu" ujar nya lagi*.

Rania tak mau ambil pusing dengan semua itu, dia langsung membawa Raka ke meja makan untuk sarapan.

Sesampainya di ruang makan, ruangan itu terasa sepi. jika biasanya tanpa Gea, kini Bima dan Hilda yang sudah terlebih dulu disana kini keduanya pun juga tidak terlihat disana.

"Dimana Papa sama Mama" tanya Rania.

"Mareka ada urusan mendadak tidak sempat sarapan dirumah, sebaiknya kita segera makan agar kamu juga tidak telat ke kampus nya" ujar Raka.

"*Sepertinya pria ini memang salah obat. buktinya dia berbicara lembut sejak tadi" gumam nya*.

Keduanya kini tengah menikmati sarapan pagi nya hanya berdua saja.

Terpopuler

Comments

Firman Firman

Firman Firman

kmu melihara ular betina pangeran kodok 😄🤭

2024-11-14

1

Soraya

Soraya

makin banyak aja typo nya thor

2024-12-30

0

wkwkwkwkw jalu

wkwkwkwkw jalu

ttypo bertebaran

2024-11-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perjodohan
2 Bab 2, Kehidupan baru dimulai.
3 Bab 3.
4 Bab 4. Bertemu mertua
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11 pertemuan Rania dan Alia
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14 kebakaran jenggot
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 18
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 24
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51 Rania cemburu
52 Bab 52 Kebusukan Gea
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59 Rania Dalam bahaya.
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 45
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81 Continuation
82 Perjalanan cinta Respati.
83 Respati klepek klepek
84 Di cuekin Kessy
85 Pendekatan
86 Kessy pingsan.
87 Di cuekin Kessy
88 Perhatian Respati pada Kessy
89 89
90 Mulai cemburu
91 Gerak cepat
92 Kebiasaan Rita
93 Ban 93
94 Merasa tidak rela
95 Bab 94
96 Double date
97 Dua kali di tolak
98 Mulai dekat
99 Kelakuan Rita
100 Bab 100
101 Bab 101
102 bab 102
103 bab 203
104 104
105 105
106 106
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1 Perjodohan
2
Bab 2, Kehidupan baru dimulai.
3
Bab 3.
4
Bab 4. Bertemu mertua
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11 pertemuan Rania dan Alia
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14 kebakaran jenggot
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 18
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 24
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51 Rania cemburu
52
Bab 52 Kebusukan Gea
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59 Rania Dalam bahaya.
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 45
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81 Continuation
82
Perjalanan cinta Respati.
83
Respati klepek klepek
84
Di cuekin Kessy
85
Pendekatan
86
Kessy pingsan.
87
Di cuekin Kessy
88
Perhatian Respati pada Kessy
89
89
90
Mulai cemburu
91
Gerak cepat
92
Kebiasaan Rita
93
Ban 93
94
Merasa tidak rela
95
Bab 94
96
Double date
97
Dua kali di tolak
98
Mulai dekat
99
Kelakuan Rita
100
Bab 100
101
Bab 101
102
bab 102
103
bab 203
104
104
105
105
106
106

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!