Kekecewaan Dan Penyesalan

Beberapa Jam Sebelum Kejadian ( Fidzah)

Gadis yang sedang patah hati itu menendang-nendang bebatuan yang ada di sekitarnya sehinga batu-batu yang tak bersalah itu masuk ke dalam sungai yang berada tepat di depannya.

Miris sekali hidupnya, "Kenapa ... kenapa Satria harus pergi?" Gerutu Perempuan itu sambil terisak bahkan hidungnya sudah penuh dengan ingus sampai nyaris tak bisa bernafas. Dia dengan cepat mengambil tisu ditas kecilnya dan mengeluarkan ingusnya dan membuangnya sembarangan ke sungai. Jangan dicontoh itu kelakuan buruk.

Bukannya berhenti menangis Gadis itu kembali terisak dan meraung kencang, hingga mendapatkan lemparan botol plastik kosong dari Laki-laki yang berada di ujung sana.

"Lebay, apaan sih Ka, orang cuma pergi sebulan ribet banget hidupmu." Laki-laki itu mendelik tajam menatap Perempuan itu aneh.

"Ih Amy mah gak tau apa-apa, Aku gak bisa hidup tanpa Satria, Huaa ..." Bukannya berhenti menangis perempuan itu justru bertambah kencang meraung raung sambil menghentakkan kakinya.

"Ih Bucin." Laki-laki itu balas meledeknya

Bruk..., Perempuan itu terjatuh kebelakang nyaris tercebur seandainya Ia jatuh menghadap kedepan karna sepatu ketsnya tak sengaja menginjak baju gamis yang Ia pakai.

"Mampus. Syukurin, makanya jangan bucin terus berharap sama makhluk, ditinggalinkan situ." Bukannya menolong Laki-laki itu justru semakin meledeknya.

"Ih dasar gak peka, orang jatuh ditolongin kek, ini malah diledekin." Setelah menggerutu begitu Perempuan itu mencoba berdiri dan berhasil, lalu menepuk-nepuk belakang gamisnya yang kotor.

"Au ah, Aku mau pulang aja nyebelin di sini." Perempuan itu melenggang pergi meninggalkan laki-laki yang masih setia bersandar di pohon yang tak jauh dari tempatnya berdiri tadi.

"Yakin? bukannya motormu dibawa kabur Satria, Honey?" Ucap Laki-laki itu, Gadis itu nampak tertegun dan langkahnya terhenti. Suasana pun mendukung, angin berembus membuat gamis serta kerudung panjangnya berkibar laksana bendera, seolah menambah kesan dramatis ini. Gadis itu masih berada diposisinya, tanpa berniat berbalik menatap laki-laki menyebalkan itu " Terus aku pulang gimana?"Ucapnya sambil menujuk dirinya sendiri.

"Bawa motorku aja nih." Laki-laki itu menawarkan bantuan dengan tangannya menyodorkan kunci motor pada perempuan yang masih setia diposisinya.

"Gak mau, aku kesel sama motor Amy." Entah kenapa perempuan itu benci sekali dengan motor matic yang memiliki lampu bulat itu.

"Dih, apaan si. Serah kamu deh."Ucap Laki-laki yang mendekati perempuan itu, "Yakin nih gak mau pulang?" Tawarnya sambil mengoyangkan kunci motornya di depan perempuan itu.

"Ih gak ada motor yang lain apa? yang gak metic juga gak papa, asal bukan yang itu," Rengek Perempuan itu sambil menatap laki-laki yang sudah berdiri di depannya ini dengan pandangan memelas.

"Ada sih, yang satunya dikasih Papi, motornya di bagasi. Yang satunya lagi belum lunas, jadi pakai yang ini aja, berkah tau."  Laki-laki itu dengan paksa menarik telapak tangannya dan meletakkan kunci motor ditelapak tangan perempuan didepannya ini, menyerahkan kunci motor baru hadiah Give away itu.

"Ah tau ah, kesel sama Om ihhhh," Lagi-lagi Perempuan itu berlalu sambil menghentakkan hentakkan kakinya.

"Udah si, pakai aja terus pulang sana! Kamu disini lama-lama bikin kepalaku pusing," Ucap Laki-laki yang dipanggil Om, padahal Perempuan itu jarang sekali memanggilnya OM.

"Tau ah. Serah, Aku kesel sama Om Jefriiiii,"Teriak perempuan itu dan berlalu dengan kencang membawa motor metic berlampu bulat itu.

Baru setengah perjalanan, Kejadian buruk menimpanya, akibat melajukan motor dengan cepat diarah tanjakan, hingga akhirnya di turunan tanjakan dia tak mampu lagi ngerem motornya karna sudah turunan yang sangat miring.

Sedang diujung turunan ada seorang Laki-laki yang hendak menyebrang dengan berpenampilan seperti seorang Pengantin. Tabrakan tentu tak bisa dielakkan lagi, Perempuan itu tepat menabrak dibagian tengah sepeda hingga Laki-laki itu terpental jauh ketengah jalan, dan Perempuan itu langsung meloncat dari motornya saat motor itu sudah menuju kegot.

Dukk ... motor metic hadiah give away milik Om Jefrinya sudah terjerembab masuk ke got, syukurlah dia selamat hanya tangan kirinya sudah kaku akibat terlalu kuat mencengkram Rem. Lalu Dia mendekat kearah korban yang sudah berdarah darah dan dikerumuni orang. Tentu Dia jadi tersangka dalam kasus ini, banyak orang membantu dan menyingkirkan sepeda yang sudah rusak itu.

"Ayo ayo bersihkan tempat kejadian sebelum polisi datang, Saya sudah telpon ambulans dan buat mbaknya asal mau bertanggung-jawab selesaikan masalah ini dalam kekeluargaan,"Ucap Seorang Bapak-bapak yang baik hati mau membantu.

Baik pihak keluarga Korban maupun pihak keluarga Fidzah nama perempuan yang telah menabrak Laki-laki itu yang tak lain adalah Yamani, sudah diberi Kabar.

****

Menangis ketakutan sampai tak sadar dengan apa yang diucapkan beberapa menit lalu sebelum keduanya dimasukkan dalam ambulance, itulah yang dilakukan Hafidzah sedari tadi.

Laki-laki itu nyaris tertidur di ambulans, seandainya Perempuan yang duduk di dekatnya terbaring tak menangis dan meraung-raungkan kata maaf.

"Maaf, maafin aku, hiks..."Perempuan itu berucap sambil terisak menangis, Yamani yang tadi menutup matanya dengan lengan tangan hanya bisa menghela nafas kasar sebelum menatap perempuan itu.

"Iya iya, asal kamu tepati janji,"Ucap Yamani seakan mengabaikan rasa sakitnya.

"Janji apa?"Tanya perempuan Itu dan menatap Yamani dengan mata merahnya.

"Janji buat tanggung-jawablah, kalau enggak nanti dilaporin ke polisi,"Ucap Yamani dan kembali menutup matanya.

"Kalau dilaporin polisi aku masuk penjara dong."

"Iya dikurung kamu di sana,"Jawab Yamani masih dengan mata terpejam.

"Kalau aku masuk penjara gak ketemu Satria lagi... Hiks, Huaaa Mama gak mau!"Ucap Perempuan itu kembali menutup wajahnya dengan tangan.

"Makanya sesuai janji, kamu harus nikahi aku,"Ucap Yamani seolah Frustasi ditinggalkan dipelaminan, makanya Nyari calon Istri sembarangan.

Hafidzah nama perempuan, itu tak mendengar jelas apa yang diucapkan Yamani, pikirannya masih terfokus pada Satrianya, membayangkan Ia masuk penjara dan tak bisa bertemu lagi dengan Satria, cukup menghantuinya.

Harinya kacau, semua musibah datang seolah tanpa peringatan. Menimpa keduanya, tanpa pemberitahuan. Banyak kata yang tertahan di otak keduanya.

Seandainya tadi dia tetap menangis di pinggir rumah Amynya

Seandainya tadi tidak memaksakan diri untuk pulang saat perasaannya kacau

Seandainya Ia berizin keluar rumah dengan orangtuanya

Seandainya Ia tak gegabah keluar rumah hanya karna membeli paket internet

Seandainya saja Ia lebih bersabar

Mungkin keduanya tak sedang berada di dalam Ambulance sekarang, mungkin keduanya malah santai berbaring dan bernaung di rumah masing-masing. Namun, Tuhan menghendakinya. Keduanya di pertemukan dengan yang tidak disangka, dengan cara yang luarbiasa. Karna Tuhan telah menghendaki, keduanya terikat dalam ikatan pernikahan. Jodoh yang datang, di atas kesabaran keduanya musibah yang menghampiri.

***

Satu Vote dan like kalian membantu menyemangati kami dalam menulis

Dan sedikit Hadiah kalian sangat berarti untuk kami memperbaiki tulisan dan menyajikan bacaan yang lebih berkualitas dengan mempunyai tablet sebagai Fasilitas.

Terpopuler

Comments

Ladena_Ifano

Ladena_Ifano

Rela baca ulang, selagi nungguin cerita ini come back di bulan desember. Semangat Author, semoga cepat pulih 😭

2024-11-18

0

Light_Ryn23

Light_Ryn23

Aku selalu menunggu pukul 21.23 lalu aku bisa kembali membacanya

2024-07-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!