Bab 2 Flashback 9 Tahun Yang Lalu: Rutinitas Monoton kehidupan Liona Haura

...•...

...•...

...•...

...~Selamat Membaca~...

...°°...

Drtt...drtt...drttt....drttt....

Suara alarm hpku mulai berbunyi menandakan untuk segera mulai aktivitas. Aku segera bangun dan menata kamar tidurku. Perasaan baru saja aku memejamkan mata kok sudah pagi saja.

Kegiatanku sebelum bekerja di warungnya Mbak Rina dan Om Dio adalah mengantar dan menemani ibuku belanja di pasar untuk membeli barang-barang yang ada di toko kelontong ibuku yang sudah habis atau yang tinggal sedikit juga membeli bahan masakan untuk hari ini.

Selesai berbelanja dan pulang kelanjutan rutinitasku yaitu bersih-bersih luar rumah dan Kakak perempuanku membersihkan dalam rumah jika berada di rumah kalau kedapatan bisa pulang kuliah dari luar kota. Semisal tidak pulang kegiatan beres-beres rumah semua yang aku kerjakan. Adik laki-lakiku tidak membantu dan kedua orang tuaku tidak menyuruhnya.

Apa karena di keluargaku menganut sistem patriaki aku juga tidak tahu, tapi kalau benar menganut ayahku kalau di rumah waktu cuti atau pas habis pulang bekerja ya mau melakukan pekerjaan rumah.

Setelah beres-beres rumah aku segera membersihkan diriku untuk bersiap bekerja. Sebelum sarapan dulu masakan yang sudah dimasak oleh Ibuku tercinta ini.

"Bu, Liona izin bekerja dulu ya...." kataku kepada Ibu yang sudah berada di toko kecil depan rumahku.

"Jam berapa ini?" kata Ibu

"Jam 9 kurang 10 menit Bu." jawabku.

"Kalau bisa jangan malam-malam to pulange." kata Ibuku lagi.

"Nggih Bu, Liona usahakan, kan musim liburan pasti ramai warungnya Mbak Rina dan Om Dionya Bu." jawabku memberikan pengertian

"Ya sudah hati-hati kerjanya." kata Ibuku lagi.

"Nggih Bu." kataku

Setelah berpamitan aku mengambil sepedaku dan kukayuh sepedaku menuju rumah Mbak Rina dan Om Dio.

Aktivitas kerjaku di warung Mbak Rina dan Om Dio itu mulai membereskan dan bersih-bersih dari warung sampai rumah mereka karena tipe warungnya itu gandeng dengan rumah mereka. Warung bagian depan rumah dan rumah di area belakang. Lalu melayani tamu dimulai membuatkan minum, mengantar makanan juga membakar sate.

Kalau musim liburan seperti ini seringnya aku bekerja dimulai saat warungnya belum buka sampai warungnya tutup.

Aku masih ingat gaji pertamaku selama seminggu Mbak Rina memberiku uang sebanyak 50 ribu dengan rentang waktu 7 jam setiap hari selama seminggu itu.

Meskipun jumlahnya kecil aku coba mensyukuri itu.

"Liona kalau mau pulang makan dulu ya, sayurnya ada di belakang ambil lauknya lho..." kata Mbak Rina sambil lalu ke belakang.

"Nggih Mbak Rina" sahutku sambil aku menyelesaikan cuci piringku.

Kubasuh tanganku dan mengelap tanganku dengan kain bersih yang telah aku gantung sehabis aku selesai mencuci piring pelanggan terakhir tadi. Akhirnya pekerjaan hari ini telah usai.

Warung juga sudah di tutup oleh Om Dio. Aku tadi juga sudah menyapu dan mengepel warung juga agar tidak begitu kotor untuk besok pagi aku bersihkan.

Aku tengok benda lingkaran berjarum 2 itu, jarum pendek mengarah angka 10 dan jarum panjang menunjukkan 3. Tidak terasa waktu sudah hampir setengah 11.

Aku segera ke belakang mengambil makan agar aku bisa lekas pulang. Mengistirahatkan badan ini yang mulai mengkonfirmasi dan membunyikan alarm di otak bahwa ingin rileks dan ingin merebahkan tubuh.

Makan malam itu segera aku selesaikan dan aku cuci piring bekas makan malamku lalu aku pamit pulang kepada Mbak Rina dan Om Dio.

"Om Dio, Mbak Rina, aku pamit pulang ya...." kataku sambil Salim ke mereka

"Oh iya hati-hati perlu dianter tidak?" kata Om Dio

"Yah anterin yah, sudah malem ini" kata Mbak Rina kepada Om Dio

"Tidak perlu, terimakasih, aku berani ini jalan raya masih ramai" kataku menolak penawaran itu.

"Ya sudah kalau berani, hati-hati lho ya....

selamat liburan datangnya tetap datang jam 9 pagi lho ya soalnya ramai pasti banyak pelanggan dari jauh yang datang" kata Mbak Rina

"Nggih, siap Mbak Rina" kataku menimpali.

Setelah berpamitan aku mengambil sepeda yang aku letakkan di perkarangan rumah mereka. Sepeda yang setia menemani aku selama bekerja bersama Mbak Rina dan Om Dio.

Rumah sudah terlihat gelap dan pintu tertutup. Meskipun tertutup pintu rumah tidak terkunci jadi memudahkanku untuk masuk rumah. Di rumah hanya ada Ibu dan adik laki-lakiku, ayahku masih kerja belum cuti dan kakak perempuanku jelas belum pulang karena masih sibuk dengan kuliahnya.

Setelah meletakkan sepedaku aku segera bersih-bersih, untuk segera menjemput dan menyebrang ke alam favoritku yaitu alam mimpi.

Terpopuler

Comments

liza

liza

semangat untuk hari ini

2025-01-31

1

Lili

Lili

ceritanya bagus yuk baca

2025-01-30

2

Lili

Lili

semangat

2024-12-31

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog: Uneg-uneg rasa Liona, Zafran, Lionel, dan Aurelin
2 Bab 1 Flashback 9 Tahun Yang Lalu: Lika-Liku Kehidupan Liona Haura
3 Bab 2 Flashback 9 Tahun Yang Lalu: Rutinitas Monoton kehidupan Liona Haura
4 Bab 3 Flashback 9 tahun yang lalu: Memulai Hari Yang Ditunggu Liona Haura
5 Bab 4 Flashback 9 Tahun Yang Lalu: Menuju Awal Yang Baru Bagi Liona Haura
6 Bab 5 Flashback 9 Tahun Yang Lalu: Bagaikan Hujan Yang Jatuh Di Tanah
7 Bab 6 Flashback 9 Tahun Yang Lalu: Menuntun Takdir Bertemu POV Liona Haura
8 Bab 7 Flashback 9 Tahun Yang Lalu: Hari Telah Telah POV Liona Haura
9 Bab 8 Flashback 7 Tahun Yang Lalu Mengeja Rasa POV Liona Haura
10 Bab 9 Flashback 7 Tahun Yang Lalu: Selalu Tentangnya POV Liona Haura
11 Bab 10 Flashback 6 Tahun Yang Lalu: Layu Sebelum Bersambut
12 Bab 11 Flashback 6 Tahun Yang Lalu: Mematikan Rasa
13 Bab 12 Flashback 5 tahun yang lalu: Mencoba Menghindar
14 Bab 13 Flashback 6 Tahun Yang Lalu: Mengurai Benang Kesalahpahaman (1)
15 Bab 14 Flashback 6 Tahun Yang Lalu: Mengurai Benang Kesalahpahaman (2)
16 Bab 15 Flashback 6 Tahun Yang Lalu: Akhir Pertemuan Tanpa Pamit
17 Bab 16 6 Tahun Kemudian: Waktu Tak Terasa Berlalu
18 Bab 17 Berita Tak Terduga
19 Bab 18 Sudah Lama
20 Bab 19 Berjalan Seperti Biasa
21 Bab 20 Awal kisah
22 Bab 21 Kembali ke Masa Lalu
23 Bab 22 Sampai Di Tempat Masa Lalu
24 bab 23 Berkunjung Ke Rumah Mbak Rina dan Om Dio
25 Bab 24 Pernikahan Aurelin
26 Bab 25 Bertemu Lionel
27 Bab 26 POV Zafran (1)
28 Bab 27 POV Zafran (2)
29 Bab 28 POV Zafran (3)
30 Bab 29 Berniat Melamar
31 Bab 30 Meminta Restu Papi dan Mami
32 Bab 31 Menjemput Restu Ayah Liona
33 Bab 32 Menikah
34 Bab 33 Sosok Zafran Dimata Liona
35 Bab 34 Permintaan Zafran
36 Bab 35 Pengalaman Pertama di Rumah Baru
37 Bab 36 Pasca Malam Pertama
38 Bab 37 Cinta Zafran untuk Liona
39 Bab 38 Sebelum Prahara (1)
40 Bab 39 Sebelum Prahara Datang (2)
41 Bab 40 Gejolak
42 Bab 41
43 Bab 42 Sebelum Badai
44 Bab 43 Sebelum Awal Tragedi
45 Bab 44 Sebelum Awal Tragedi (2)
46 Bab 45 Awal Tragedi
47 Bab 46 Tragedi (2)
48 Bab 47 Pasca Tragedi
49 Bab 48 Pasca Pelecehan
50 Bab 49 Pasca Pelecehan (2)
51 Bab 50 Permintaan Tak Terduga
52 Bab 51 Nelangsa
53 Bab 52 Sebelum Berpisah
54 53 Terkejut
55 BAB 54 TRAGEDI
56 Bab 55 Zafran Depresi
57 BAB 56 MEMULAI HIDUP BARU
58 BAB 57 TAK TERDUGA
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Prolog: Uneg-uneg rasa Liona, Zafran, Lionel, dan Aurelin
2
Bab 1 Flashback 9 Tahun Yang Lalu: Lika-Liku Kehidupan Liona Haura
3
Bab 2 Flashback 9 Tahun Yang Lalu: Rutinitas Monoton kehidupan Liona Haura
4
Bab 3 Flashback 9 tahun yang lalu: Memulai Hari Yang Ditunggu Liona Haura
5
Bab 4 Flashback 9 Tahun Yang Lalu: Menuju Awal Yang Baru Bagi Liona Haura
6
Bab 5 Flashback 9 Tahun Yang Lalu: Bagaikan Hujan Yang Jatuh Di Tanah
7
Bab 6 Flashback 9 Tahun Yang Lalu: Menuntun Takdir Bertemu POV Liona Haura
8
Bab 7 Flashback 9 Tahun Yang Lalu: Hari Telah Telah POV Liona Haura
9
Bab 8 Flashback 7 Tahun Yang Lalu Mengeja Rasa POV Liona Haura
10
Bab 9 Flashback 7 Tahun Yang Lalu: Selalu Tentangnya POV Liona Haura
11
Bab 10 Flashback 6 Tahun Yang Lalu: Layu Sebelum Bersambut
12
Bab 11 Flashback 6 Tahun Yang Lalu: Mematikan Rasa
13
Bab 12 Flashback 5 tahun yang lalu: Mencoba Menghindar
14
Bab 13 Flashback 6 Tahun Yang Lalu: Mengurai Benang Kesalahpahaman (1)
15
Bab 14 Flashback 6 Tahun Yang Lalu: Mengurai Benang Kesalahpahaman (2)
16
Bab 15 Flashback 6 Tahun Yang Lalu: Akhir Pertemuan Tanpa Pamit
17
Bab 16 6 Tahun Kemudian: Waktu Tak Terasa Berlalu
18
Bab 17 Berita Tak Terduga
19
Bab 18 Sudah Lama
20
Bab 19 Berjalan Seperti Biasa
21
Bab 20 Awal kisah
22
Bab 21 Kembali ke Masa Lalu
23
Bab 22 Sampai Di Tempat Masa Lalu
24
bab 23 Berkunjung Ke Rumah Mbak Rina dan Om Dio
25
Bab 24 Pernikahan Aurelin
26
Bab 25 Bertemu Lionel
27
Bab 26 POV Zafran (1)
28
Bab 27 POV Zafran (2)
29
Bab 28 POV Zafran (3)
30
Bab 29 Berniat Melamar
31
Bab 30 Meminta Restu Papi dan Mami
32
Bab 31 Menjemput Restu Ayah Liona
33
Bab 32 Menikah
34
Bab 33 Sosok Zafran Dimata Liona
35
Bab 34 Permintaan Zafran
36
Bab 35 Pengalaman Pertama di Rumah Baru
37
Bab 36 Pasca Malam Pertama
38
Bab 37 Cinta Zafran untuk Liona
39
Bab 38 Sebelum Prahara (1)
40
Bab 39 Sebelum Prahara Datang (2)
41
Bab 40 Gejolak
42
Bab 41
43
Bab 42 Sebelum Badai
44
Bab 43 Sebelum Awal Tragedi
45
Bab 44 Sebelum Awal Tragedi (2)
46
Bab 45 Awal Tragedi
47
Bab 46 Tragedi (2)
48
Bab 47 Pasca Tragedi
49
Bab 48 Pasca Pelecehan
50
Bab 49 Pasca Pelecehan (2)
51
Bab 50 Permintaan Tak Terduga
52
Bab 51 Nelangsa
53
Bab 52 Sebelum Berpisah
54
53 Terkejut
55
BAB 54 TRAGEDI
56
Bab 55 Zafran Depresi
57
BAB 56 MEMULAI HIDUP BARU
58
BAB 57 TAK TERDUGA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!