balada hari pertama

Hari senin tiba dengan begitu cepat,

Diajeng siap dengan tas gendongnya, sudah berlagak seperti anak sekolah yang benar saja dia rupanya.

Entah tidak bisa tidur atau memang ia begitu excited, tanpa menunggu sang mamak menggedor – gedor pintu kamarnya tadi pagi ia bisa langsung terbangun dan langsung mandi.

Mamaknya bahkan terbengong kala melihat begitu gugupnya Ajeng sehingga ayunan langkah kaki sama persis dengan ayunan tangannya.

“ Kenapa toh kamu itu? Cosplay jadi petugas bendera 17an?” tanya mamak Ajeng yang semakin lama semakin keki dan gatal untuk menegur tingkah polah putri semata wayangnya.

“ Eh.. Ma .. mamak, sejak kapan mamak disitu?”

nah benar kan, emang gak betul budak ni...

Mamak ajeng mengangkat alisnya tinggi – tinggi karena ternyata Ajeng sama sekali tidak menyadari jika dirinya sudah hampir 5 menit memperhatikan langkah Ajeng yang Mondar – mandir nggak jelas, antara mau pergi ke kanan atau ke kiri.

“ Coba berhenti dulu,” ucap Mamak sambil menarik lembut lengan Ajeng dan mendudukkannya di kursi di meja makan.

“ Tarik nafas, tahan sejem,” canda Mamak yang langsung dihadiahi dengan putaran bola mata oleh Ajeng, mamaknya ini memang kadang – kadang suka sekali mengusili dirinya.

" Meninggoy dong tar aku, mak. Mamak nggak akan punya anak yang cantik jelita kek Ajeng lagi, " balas Ajeng sambil mengedipkan matanya dengan genit. Kali ini mamak yang gantian memutar matanya.

“ Haaaahh.. Huffftt Haaaahh,” tapi Ajeng dengan patuh menarik dan menghembuskan nafasnya.

“ Nah, sekarang sudah mulai sadar kan?” tanya mamak sambil menyorongkan secangkir susu putih kental manis sisa sarapan Ajeng.

“ Yeee, emang tadi Ajeng kesurupan apa?” bibir Ajeng semakin berkerucut ketika mamaknya malah terbahak.

“ Jad, sebenarnya kenapa? Mondar mandir ra karu – karuan kayak gitu? Cemas? Gugup?” tanya mamak lagi, tangan yang sudah mulai tak kencang itu membelai helai rambut Ajeng yang masih belum tertutup dengan kerudungnya.

“ Hmmm, Ajeng masih sedikit nggak percaya, Ajeng sekarang udah masuk dan resmi menjadi Anak SMK,” tersirat ada kebanggaan di jawaban Ajeng.

Mamak tentu saja paham, putrinya ini memang sudah memimpikan untuk masuk ke sekolah SMK yang baru didirikan belum ada 3 tahun ini daripada masuk ke instansi sebelah yang setara.

Alasannya adalah, selain ia bisa lebih mendalami kejuruannya, ia juga bilang jika masuk ke SMK ia bisa langsung kerja. Apes – apesnya jika kedua orang tuanya tidak bisa membiayai kuliahnya nanti.

“ Sing jelas kan kamu sudah masuk to nduk, kok malah jadi herpes begini,” ucap Mamak dengan enaknya.

“ Nervous mak, nervous. Dikata Ajeng kena penyakit kulit yang mengerikan itu apa?” Ajeng membenarkan ucapan mamaknya sambil bergidik ngeri.

“ Yaahh itulah pokoke. Sudahlah, bismillah yang bener. Sekarang siap – siap pakai kerudungnya. Bentar lagi Wahid pasti manggil,” ucap Mamaknya.

Ajeng mengangguk dan langsung bergegas masuk ke kamarnya untuk kembali berbenah. Mamaknya benar, jika ia belum selesai berbenah sementara wahid sudah memanggil, ia akan merasa tidak enak kepada tetangga sekaligus besti konyolnya ini.

.

Ajeng menunggu dengan sabar datangnya Wahid sambil sibuk menghitung berapa semut merah yang lewat di tembok sampingnya.

Tumben – tumbenan sekali tetangga gantengnya ini belum nongol, bukannya ini adalah hari senin? Dia terbiasa berangkat pagi jika hari senin bukan?

“ Weiitsss udah kayak orang bener aja ini pakai ransel gede amat!” Ajeng sedikit terjingkat ketika mendengar suara yang sudah dihafalnya semnejak ia terlahir dari rahim mamak.

Ajeng sudah tidak heran dengan alasan kenapa ia tidak bisa mendengar suara motor milik Wahid. Selain karena motornya adalah tipe matic yang lumayan halus suaranya, tetapi juga karena alasan klasik yang seringkali Wahid ucapkan kepadanya Ajeng.

“ Halah, timbang jarak 5 meter doang. Mending tak surung wae tah. ‘mayan, hemat bensin” celetuk Wahid dengan memasang wajah tanpa dosa.

“ Oh iya dong, aku kan calon siswi teladan,” jawab Ajeng sambmengangat dagunya tinggi – tinggi. Tentu saja disambut dengan gelak tawa Wahid.

“ Hari ini nggak ada upacara, Kepala sekolah akan mengadakan rapat dadakan entah bahas apa. Kalian juga nggak akan langsung menerima pelajaran lah, pasti diisi dengan perkenalan wali kelas dan juga nantinya akan diisi dengan perkenalan antara murid,” jelas Wahid sambil menginstruksikan Ajeng untuk naik dan mengenakan Helm.

“ Hmmm, nggak sabar banget buat ketemu Pratiwi dan yang lainnya,” ucap Ajeng. Wahid segera menggeber motornya dan membawa Ajeng ke sekolah barunya.

...****************...

Sesuai dengan namanya, SMK berarti sekolah menengah kejuruan dimana para siswa dan siswi langsung diarahkan untuk mengambil jurusan sesuai dengan minat mereka.

Di SMKN 1 Kemang, ada 3 jurusan yakni RPL ( Rekayasa Perangkat Lunak), jurusan ini lebih fokus ke pengembangan perangkat lunak termasuk pembuatan, pemeliharaan, manajemen organisasi pengembangan perangkat lunak dan manajemen kualitas.

Dua, ada jurusan TKR ( Teknik Kendaraan Ringan ) jurusan ini kebanyakan memiliki siswa laki – laki saja, Ajeng belum menemui di angkatan ini adanya makhluk seksi di jurusan ini, entah jika beberapa tahu kedepan. Ilmu TKR adalah ilmu yang mempelajari tentang alat – alat transportasi darat yang menggunakan mesin terutama mobil.

Tiga sekaligus yang terakhir, adalah jurusan AKUNTANSI, adalah sebuah studi yang mempelajari teknik dalam mengukur dan mengelola sebuah transaksi dengan melakukan identifikasi, pencatatan, penggolongan dan peringkasan yang disajikan pada laporan keuangan.

Jurusan ini berkebalikan dengan jurusan TKR. Dimana hampir 99% siswanya terdiri dari makhluk – makhluk seksi dan hanya ada 1 orang siswa yang langsung dijadikan kandidat lelaki tertampan di angkatan Ajeng. Ck ck ck

Ajeng dengan mantap melangkahkan kakinya menuju ke kelas yang sudah ditempeli dengan nama – nama kelas.

X RPL 1..

Ini adalah kelasnya!! Langkah Ajeng sedikit melambat, dengan mata berkaca- kaca ia menatap ke daun pintu dan perlahan meraihnya.

DOORRR

“ Eh Wahid kodok Wahid kodok !!” latah Ajeng yang langsung kambuh ketika ia dikagetkan dari arah belakang,

“ PPfffttt ... Bua ha ha ha ha, koe krungu nggak? Koe kodok jare, ha ha ha ha.. duhh wetengku,,” Ajeng menoleh dan mendapati wajah garang Wahid dan juga kak yudistia, si wakil OSIS sedang tertawa terbahak.

“ Bagus banget...ngatain orang di depan wajahnya,” geram Wahid dengan wajah yang terasa .. kecut.

“ Bukannya bagus? Aku nggak nge ghibah dong,” jawab Ajeng menjulurkan lidahnya dan memasang wajah tak berdosa.

“ Lagian siapa suruh ngagetin,” lanjut Ajeng sambil bergumam.

“ Ngapain nggak langsung masuk?” tanya Wahid setelah yudis berhenti tertawa. Yudis juga mengangguk mengekspresikan keheranannya.

“ Duhhh, dredeg aku e,” jawab Ajeng. Wahid mengangkat alisnya tinggi – tinggi.

“ Elaahh timbang dorong pintu trus masuk aja sih,” sahut yudistira sambil menyandarkan tubuhnya ke bahu Wahid dan langsung dihindari sehingga yudis harus segera menyeimbangkan diri.

“ Yaa aku kan gugu...”

“ MBAAAAKKKK ...”

Terpopuler

Comments

Land19

Land19

wes ayu² malah dikira kena herpes 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2025-01-05

1

evi

evi

gugugugu .....guguk , becanda ya kak🤣🤣🙏

2024-07-14

1

Baek chanhun

Baek chanhun

thanks mbak 💪💪

2024-07-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!