MOS 3

“ Weiittsss apaan ini,” terdengar suara Kak Bagas yang membuat Ajeng hampir saja terlonjak karena Bagas memang berteriak di meja miliknya, tepatnya Bagas berteriak di depan bekal milik Pratiwi.

Gusti, ada apalagi ini! Keluh Ajeng, ia semakin speechless saat melihat ada saja tingkah Pratiwi yang diluar kebiasaan ini!

“ Oy, Gas. Ada apa?” tanya kak Rindi yang langsung menuju ke meja milik Ajeng dan Pratiwi, Pratiwi? Jangan tanyakan anak itu, dia dengan sangat santai hanya menatap bingung ke arah Bagas yang mengangkat wadah sayurnya.

Bagas dengan penuh semangat menyapukan pandangannya ke seluruh kelas yang juga mengarahkan pandangannya ke arah meja Ajeng, penasaran euy.

“ Kalian tahu apa sayur dengan kode sayur ibu menyusui?” tanya Bagas dengan senyuman misterius.

Ajeng yang berada di samping Pratiwi terus saja mengangguk, hal ini mah .. Kecil, karena ia bisa langsung menduga saat kemarin syarat ini di tuliskan di papan pengumuman. Banyak juga dari para calon murid baru ini yang mengangguk setuju, jelas mereka juga mengetahuinya.

“ Lalu, apa sayur itu?” tanya Bagas tanpa memperdulikan tim Osis yang menghampirinya, bertanya ada gerangan apakah.

“ SAYUR DAUN KATUKKKKKK...!” segera terdengar koor dari para calon murid baru. Bagas tertawa terkekeh dan menatap Pratiwi yang masih bengong.

“ Nah, adek penyanyi, tahu apa kesalahanmu?” tanya Bagas sambil menyeringai. Dan yang lainnya langsung paham begitu Bagas mengangkat tinggi – tinggi wadah makan milih Pratiwi sehingga isi sayurnya yang ia bawa terlihat.

“ Tapi.. Tapi mamak saya makan itu pas lagi menyusui,” bantah Pratiwi dengan acuh tak acuh tanpa rasa bersalah, seolah – olah ia memang benar sendiri.

Hening..

“ Pppffftttt Buaha ha ha ha ha.....” Ajeng tidak sanggup lagi menahan tertawanya, sehingga begitu ia memantik tawa langsung diikuti oleh semua orang.

Bayangkan, bukankah sudah menjadi pengetahuan umum jka daun katuk memang sudah terkenal sebagai dompling yang kuat untuk penambah ASI bagi ibu yang sedang menyusui.

Tetapi, apa yang dibawa oleh Pratiwi ini? Ini adalah sayur daun pepaya!!

Bukan, bukan menyepelekan sayur hijau ini ya teman – teman, nyatanya memang ibu menyusui memang harus banyak – banyak mengkonsumsi sayuran hijau untuk memperlancar ASInya.

Namun, jawaban dari kuis OSIS ini mengharuskan sayur katuk. Inilah yang membuat tertawa mereka semua, hanya karena mamaknya juga memakan sayur pepaya ini, Pratiwi jadi tidak ingin susah payah memikirkan jawaban umum lainnya.

Lalu, bukan hanya perihal sayur, ikan yang tersiksa, Pratiwi membawa ikan yang sudah di mu- ti- lasi,

“ .. Kak, bukankah sakit jika di potong – potong sedemikian rupa? Sakit sekali bukan?”

“ ... Kak, ini permen Mint* berbagai rasa dan berbagai warna loh, pelangi kan?”

Bagas dan anggota Osis lainnya merasakan kulit kepala mereka mengelupas karena emosi dengan ‘jawaban unik’ milik Pratiwi, acara ISHOMA kali ini menjadi sedikit berbeda karena kekocakan Pratiwi.

Bahkan murid – murid lainnya cukup menikmati hiburan yang tersaji di depan mereka. Ajeng? Bukan hanya tertawa terbahak – bahak, ia cukup beruntung karena tidak tersedak karena melihat calon Bestienya yang cukup nyeleneh dalam mengerjakan tugas – tugas Osis ini.

“ Oy, oy Enek opo iki?” suara yang sangat familiar di telinga Ajeng kemudian terdengar dari arah pintu, Ajeng memutar matanya malas karena ‘tetangga’ supernya ini datang pasti akan mengacau dirinya.

Benar saja kan, Wahid datang dengan Rifai untuk memantau situasi di ruangan dan mendapati Meja yang dihuni Ajeng dan adek penyanyi itu dilingkari oleh 4 anggotanya.

Wahid dengan senyuman tengilnya mendatangi meja Ajeng dan menyentil dahinya.

“ Apa yang kamu perbuat lagi, Heh?” tanyanya sambil meletakkan sebotol minuman mineral tanpa merk.

“ Makmu si menehi,” lanjutnya sambil berbisik, tingkah laku Wahid mendatangkan banyak pertanyaan di anggota Osis dan yang lainnya.

( mamakmu yang ngasih)

“ Loro ih, resek banget,” jawab Ajeng sambil memanyunkan bibirnya dan menggosok dahinya yang memerah.

( sakit ih,)

Wahid hanya tertawa renyah dan mengusap kerudung Ajeng sebelum ia mengalihkan pandangannya kepada Anggota Osis yang melongo dengan tingkah lakunya. Wahid segera sadar dan berdehem pelan.

“ Dia adalah Adikku,” jawabnya kalem dan sok keren di mata Ajeng.

Tch, adik apa? Kita sama – sama anak tunggal wey, pikir Ajeng.

“ Waah pantesan, kirain ... Ehm Ehm,” deham Rifai yang langsung disambut cemoohan para anggota lainnya, Wahid dengan lihai menangkis ejekan kawan – kawannya.

Tanpa ada yang tahu jika telinganya sudah memerah!

Acara Ishoma ini berjalan dengan lancar, kegiatan Osis dilanjutkan dengan Game yang berbasis mengenal lingkungan sekolah yang ... berbukit dan banyak sawah – sawah.

Kali ini, Ajeng dan yang lainnya mengikuti kegiatan mereka dengan patuh dan berhati – hati. Mereka semua tampak khidmat dan enjoy dengan kegiatan Game ini.

Tentu saja ada saja kejadian konyol yang menambah suasana hangat tercipta di antara para calon murid baru dan anggota Osis lainnya.

...****************...

“ Gimana? Acaranya seru kan?” tanya Wahid disaat mereka berada di perjalanan pulang, Ajeng yang sudah kelelahan hanya ber-hmmm ria saja di belakang.

“ Hei, moso ngene wae kesel?” Cibir Wahid sambil menarik gas motor ketika ada orang yang ingin menyalip dirinya, sungguh perbuatan yang tidak terpuji!

( masa gini aja udah capek ?

“ Ini tuh campur aduk tau, panas, capek, lelah, letih, lesu,” jawab Ajeng dengan sembrono.

“ Kegiatan Mos tahun ini tuh udah jadi kegiatan yang paling singkat loh, biasanya kan sampai seminggu full dengan berbagai kegiatan di dalamnya. Ada perkenalan sekolah, perkenalan extra kulikuler, Game,”

“ Tapi dari atas sana dilarang untuk mengadakan Kegiatan Mos yang berlebihan,” Lanjut Wahid lagi.

“ Ehm, aku tahu. Itu karena tahun lalu ada yang sampai kecelakaan dan terluka parah karena kegiatan MOS kan? Jadi pemerintah melarang keras untuk kegiatan – kegiatan yang berlebihan,” sahut Ajeng yang langsung konek dengan apa maksud Wahid.

“ Tapi tetap aja, ini tuh capek” lanjut Ajeng mengeluh ria, membuat Wahid terkekh pelan dan menggelengkan kepalanya.

“ Makanya, kalau anak – anak masjid jalan pagi tuh ikut, ini malah nggak,” sekali lagi Wahid mencibir. Ajeng hanya mengedikkan bahunya tidak peduli dengan kalimat ejekan Wahid.

“ Gimana ya, aura selimut tuh kadang lebih menggoda daripada hawa dingin sehabis subuh,” jawab Ajeng dengan seenaknya.

“ Bilang aja malas, segala aura – aura,” kekeh Wahid. Ajeng mengangguk – anggukkan kepalanya dengan sungguh – sungguh, jelas sangat setuju dengan bidikan Wahid yang tepat sasaran.

“ Besok, kemungkinan hanya akan ada sambutan dari Kepala sekolah, setelah itu kalian akan diberikan seragam sesuai dengan Prodi masing – masing sebelum seminggu kemudian secara resmi mengikuti kegiatan belajar – mengajar,” eja Wahid satu – satu dengan teliti. Ajeng juga memperhatikan ucapan Wahid dengan serius.

“ Nggak sabar buat jadi siswi SMK..”

Terpopuler

Comments

Land19

Land19

ngakak aku tuh 🤣🤣🤣🤣🤣

2025-01-05

1

iin marlina

iin marlina

pratiwi kocak

2024-07-12

1

evi

evi

mantap

2024-07-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!