Seorang diri..

Ratara pemuda yang ditindas tiga pemuda pembully itu hanya bisa memohon ampun dibawah sana.

"T-tolong.. lepasin" mohon Ratara

"Halah gua gak peduli semua permintaan lo itu" ucap pemuda berrambut mulet yang biasa dipanggil dengan nama Erik itu

"Ck, mending langsung ambil aja kartu ATM nya biar kita bisa foya-foya" saran pemuda berrambut Gondrong yang biasa disapa Alex itu.

"Bener juga" ucap Erik

"bawa sini tuh tas!" tinta Erik pada temannya yang kedua.

"Nyoh!" ucap pemuda berrambut slick back haircut bernama Oliver itu sambil melemparkan tas Ratara kearah Erik.

Erik membuka tas Ratara lalu mengeluarkan isi semua yang berada didalam tas itu. menjatuhkan semua barang-barang Ratara tanpa memperdulikan teriakan Ratara.

"Jangan.." teriak Ratara sambil berusaha mengambil tas nya kembali namun Alex lebih dulu menonjok wajah Ratara hingga pemuda itu tergeletak tak berdaya ditanah.

"Mampus!" ucap Alex

"Jangan buat mentong dulu, kita gak bakal dapat barang mahal kalau si anjing ini mampus" ucap Erik pada Alex

"udah lo ambil semua?" tanya Oliver pada Erik

"Udah"

"lets goo kita mabokkk!" ucap Oliver

"Dasar Gak guna! Cuuiihh.." Ucap Erik lalu meludah didepan Ratara yang terbaring ditanah. lalu pergi duluan meninggalkan Ratara

"urusan lo sama kita belum selesai" ucap Alex lalu mengikuti Erik

"Baik-baik ya Anjingg!" ucap Oliver lalu pergi mengikuti kedua temannya meninggalkan Ratara terbaring tak berdaya ditanah.

"Tuhan.. kenapa hidup ku selalu seperti ini?"

"Aku lelah tuhan.."

Ratara dengan sisa-sisa tenaganya perlahan bangkit pemuda itu mengambil tas sekolahnya dan memasukan barang-barangnya yang berserakan ditanah lalu perlahan meninggalkan tempat penuh kesakitan itu seorang diri.

Duuuuaaarrr...

Tiba-tiba Langit menujukan kilatnya. hujan perlahan turun dari atas langit malam mengiringi langkah Ratara yang berjalan dipinggir terotoral seorang diri dengan keadaan yang sangat memperihatinkan.

hampir 2, 5 tahun lamanya pemuda berwajah tampan itu menghadapi para perundungan itu seorang diri tidak ada teman tidak ada saudara tidak ada orang yang mau membantunya, semua orang seakan membenci sosok Ratara. bah kan mamahnya sendiri juga sangat membenci dirinya

jika bisa memilih maka ia akan memilih tidak dilahirkan. untuk apa dilahirkan jika terus-terusan disiksa? hidupnya selalu menderita sejak ia kecil. tidak ada yang mau berkawan dengannya hanya karna Ayahnya yang kini sudah meninggal itu seorang koruptor ia dijadikan bahan mainan teman-temannya.

semua orang menganggabnya hina semua orang mengangab bahwa dirinya hanya seongok sampah tidak berguna.

Ratara meskipun hidup bergelimang harta tak pernah sama sekali membuat dirinya merasa bahagia. ia hanya ingin disayangi harta sama sekali tidak membuat hidupnya aman dan bahagia.

"Kenapa aku selalu dibenci?"

"apa aku tak pantas disayangi?"

"kenapa aku dilahirkan?"

"kenapa semua orang selalu membenci diriku? apa salah ku?"

"haha mungkin mereka iri dengan hidup ku?"

"oh tidak. mereka bahkan tidak ingin berkawan dengannku"

"teman, keluarga aku sama sekali tidak memilikinya"

"lantas kenapa aku harus hidup?"

"apa aku harus mati?"

"mati, mati , mati!!"

"aku ingin memiliki banyak teman"

"aku ingin ibukku menyayangiku"

"aku ingin semua orang menganggabku ada"

"aku ingin seperti Sean, yang disayangi, yang dihargai, dan banyak memiliki kawan"

"apa aku pantas??"

"hahah manusia bodoh seperti ku tidak akan mampu"

Ratara terus berbicara disepanjang Terotoar. hujan lebat sama sekali tidak membuat dirinya berhenti, petir terus berbunyi malam semakin larut Ratara hanya seorang diri disana.

"Tuhan.. tolong bawa aku!!" ucap Ratara hingga tiba-tiba saja sebuah mobil hampir saja menabraknya.

Ciiiiiittttt...

"heh kalau jalan pakai mata!"

"Malam-malam ditengah jalan kalau mau mati jangan nyusahi orang lain!" ucap pengendara mobil berwarna putih tersebut setelah berhasil mengerem mendadak mobil yang ia kendarai.

"dasar budek!"

"pantas aja ditengah jalan, ternyata stress!" ucap pengendara tersebut lalu kembali menjalankan mobilnya meninggalkan Ratara yang tetap diam ditempatnya.

"Living alone in an environment of toxic people is an injustice."

~Ratara Reydimas Xavier's🍁

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!