Setelah semua siap, akhirnya Chaca dan kedua orangtuanya pun berangkat menuju restoran yang akan mereka gunakan untuk dinner bersama keluarga sang calon suami.
Di perjalanan Chaca sangat gugup, ia takut kalau sang calon suami ternyata jahat, di otaknya ia selalu berfikir bahwa orang yang akan dijodohkan dengannya adalah laki-laki tua, yang memiliki perut buncit. Tapi ia benar-benar tidak tau apakah semua pikirannya itu benar atau salah.
Saat sedang asik melamun tiba-tiba.....
"Tidak perlu takut sayang, ada mae dan daddy disini" ucap Tannia sambil mengelus bahu sang anak untuk memberikan ketenangan.
"Nanti kalau Chaca nggak setuju ataupun nggak cocok sama calonnya, Chaca bisa ngomong ke daddy kok" sambung Johnny
Chaca yang mendengar itu hanya mengangguk. Pikirannya selalu saja berputar pada tampang sang suami nanti, ia takut kalau suaminya nanti jahat dan suka menyiksanya. Tapi ia juga berfikir apakah mungkin nanti suaminya bisa membawa kebahagiaan untuknya.
Setelah beberapa saat melakukan perjalanan tak terasa kini mereka sudah sampai ditempat tujuan mereka. Sesampainya di restoran, mereka bertiga pun keluar dari mobil dan langsung masuk kedalam restoran, dengan tangan Chaca yang saat ini tengah digandeng oleh sang ibu.
Tujuan pertama mereka bertiga saat ini adalah meja resepsionis. Karena mereka belum tahu dimana letak meja dinner mereka.
Setelah menemukan meja resepsionis akhirnya mereka pun mengarahkan jalannya ketempat tersebut. Di meja resepsionis mereka pun bertanya dimana letak meja yang sudah dibooking atas nama keluarga calon suami Chaca.
"Ada yang bisa saya bantu pak?" tanya pegawai itu pada Johnny.
"Meja atas nama Jeyden dimana ya mbak?"
"Ahh.....meja atas nama Tuan Jeyden disebelah sana pak" ucap sang pegawai sambil menunjuk salah satu meja yang masih kosong.
"Baik mbak, terimakasih"
Setelah mengucapkan itu mereka bertiga pun berjalan menuju ke meja yang tadi sudah ditunjukkan oleh sang resepsionis.
Meja mereka masih kosong keluarga calon suami Chaca masih belum datang, katanya mereka sedang dijalan menuju ke restoran. Saat menunggu mereka datang, tiba-tiba kedua orang tua Chaca membuka suara.
"Chaca" ucap Tannia
Chaca yang sedari tadi bermain handphone pun langsung menoleh pada sang pemanggil.
"Iya mae, ada apa?" jawabnya.
"Chaca mae sama daddy mau minta maaf, maaf kalau selama ini mae dan daddy terlalu sibuk dengan pekerjaan sampai melupakan mu, maaf membuatmu merasakan bagaimana rasanya kurangnya kasih sayang" ucap Tannia sambil menangis.
Chaca yang mendengar itupun hanya terdiam tanpa menjawab permintaan maaf sang ibu. Ia masih memproses apa yang baru saja sang mae ucapkan.
"Iya sayang, maafkan mae dan daddy, maaf jika selama menjadi orangtua chaca, mae dan daddy kurang memberikan kasih sayang untuk chaca" ucap Johnny menyendu.
Mendengar ucap itu, Chaca pun langsung memeluk mae dan Daddy nya. Ia sangat senang akhirnya mae dan daddy nya mulai menyadari kesalahan mereka.
Lagian ini juga bukan sepenuhnya salah mereka, mereka kan bekerja agar semua kebutuhan hidup Chaca bisa terpenuhi. Dan membuat Chaca hidup dengan bergelimang harta.
Ya walaupun tetap saja salah sih, karena mereka terlalu gila kerja, sampai melupakan anggota keluarga yang masih membutuhkan kasih sayang satu sama lain.
"Iya mae daddy, lagian itu bukan salah mae dan daddy. Mae dan daddy kan bekerja untuk Chaca juga." Ucap Chaca sambil memeluk kedua orangtuanya.
Akhirnya masalah keluarga mereka pun teratasi dengan baik dan dengan kepala dingin.
'Andai dia masih ada, pasti keluarga ku akan terasa semakin lengkap dan semakin bahagia'
Saat sedang asik berpelukan tiba-tiba keluarga Jeyden pun datang.
"Aduhh.....enaknya, bisa pelukan bareng" goda Jeyden pada keluarga Johnny.
Mendengar itu, Johnny pun melepaskan pelukannya dan menoleh pada Jeyden.
"Iya dong, enak banget" ucapnya sambil memeluk kembali anak dan istrinya. Kemudian melepaskannya lagi.
Setelah itu Johnny pun segera mempersilahkan Jeyden dan keluarganya untuk duduk. Dimeja mereka.
"Silahkan duduk bang, mbak" ucap Johnny pada Tyanna dan Jeyden
"Ahh.....iya" ucap mereka
Akhirnya mereka pun duduk di kursi masing-masing. Setelah itu mereka mulai berbincang-bincang meliputi masalah perusahaan dan butik.
Dan Chaca yang mendengar itu hanya diam saja tanpa mau ikut masuk dalam pembicaraan tersebut. Lagian ia juga tidak mengerti tentang masalah yang seperti itu.
Saat sedang berbicara Tannia ingat akan sesuatu yang kurang.
"Loh....mbak dimana anak kamu?" Tanya Tannia pada Tyanna, karena ia tidak melihat ada anak Tyanna disini.
"Ahhh.....itu dia masih dijalan, habis pulang dari kantor dia. Maaf ya kita jadi harus nunggu dia dulu"
"Nggak papa mbak, bukan masalah"
Tyanna pun tersenyum, kemudian pandangannya tak sengaja terarah pada seorang gadis cantik yang duduk diantara Johnny dan Tannia.
"Tannia apakah itu putrimu?"
"Ya tentu saja, lihat saja wajahnya sangat mirip denganku" ucap Tannia sombong.
"Siapa namamu sayang?" tanya Tyanna lembut.
"Chaca tante"
"Ohh....Chaca, panggil mommy aja sayang, jangan panggil tante" ucap Tyanna sambil mengelus tangan sang calon mantu.
"Ahh...iya mom" ucap Chaca sedikit sungkan.
Setelah itu mereka pun melanjutkan perbincangan mereka, sampai tiba-tiba ada seorang laki-laki berjas yang duduk di meja mereka.
"Maaf membuat kalian semua menunggu" ucap laki-laki itu
Mendengar itu Chaca pun menoleh pada orang yang baru saja berbicara lantang dan mengagetkannya yang sedang asik melamun.
' Apakah dia calonku?' batin Chaca.
'Ahh....tapi tidak mungkin, dia kan tampan, lalu kenapa mau dijodohkan denganku, pasti bukan dia calon suamiku' lanjut Chaca dalam hatinya.
"Wah ini anakmu mbak? Lama tidak bertemu, dia jadi terlihat lebih tampan dari waktu kecilnya dulu" ucap Tannia.
"Ahhh....iya dia anakku. Oh iya duduk dulu kak" ucap Tyanna pada sang anak. Orang yang disuruh pun langsung mengambil posisi duduk didepan Chaca.
"Oke, karena anakku sudah datang, jadi mari makan dulu, setelah itu kita bahas masalah perjodohan itu" ucap Jeyden.
Setelahnya mereka pun makan dengan hikmat dan hanya ada suara dentingan sendok saja, tanpa ada suara lain. Chaca pun ikut makan, tapi pikirannya selalu berputar pada orang didepannya.
Sesekali Chaca mencuri pandang pada orang didepannya. Pasalnya ia masih penasaran dengan orang didepannya, apakah benar dia calon suaminya atau bukan. Dan saat Chaca akan menoleh lagi, ia tidak sengaja bertatapan dengan orang didepannya.
Orang itu memandanginya dengan tatapan tajam seakan ingin membunuhnya saja.
Dan mendapati itu, Chaca pun langsung memutus kontak mata mereka, dan langsung menunduk dalam, dan orangtua mereka yang melihat kelakukan Chaca dan Marka pun tersenyum senang.
Karena mereka pikir anak mereka sama-sama mulai menaruh rasa satu sama lain dipertemuan pertama mereka ini.
Padahal itu semua tidak benar terjadi. Mereka seperti itu hanya karena mereka saling penasaran tentang satu sama lain. Itu saja tidak lebih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Qotrun_dilla
kpn nunggu transmigrasi nya ini
2024-09-25
3
Daniela Whu
lama amat matix kan transmigrasi cantika judul x tp yg di bahas chacha mulu.. keluarga x penuh kasih syang cuma kurang perhatian sj la dimana letak segala permasalahan x
2024-09-18
4
𝄞𝐐⃟❦𝐕⃝⃟🏴☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺmiko³🗡࿐
jatuh cinta juga butuh waktu💃
2024-07-30
4