17. Malam Terakhir

Setelah seharian pergi dan menghabiskan waktu bersama dengan adik-adiknya, malam ini Nadia akan berkumpul bersama keluarga. Adik-adiknya juga tidak mau ketinggalan, bahkan mereka tidak pulang ke rumah masing-masing dan malah berada di rumah keluarga Wijayanto. Mereka semua benar-benar memanfaatkan waktu bersama Nadia karena malam ini adalah malam terakhir sebelum besok pagi kakak tertua mereka itu pergi ke Inggris.

Malam ini, mereka semua akan mengadakan acara barbeque di halaman samping. Para ibu-ibu sudah menyiapkan daging, sosis, udang, serta yang lainnya yang sudah diberikan bumbu. Untuk masalah panggang-memanggang akan diserahkan pada bapak-bapak dan anak-anak laki-laki. Sedangkan Nadia dan anak-anak perempuan, mereka menyiapkan tempat, minuman dan cemilan untuk mereka semua.

" Gelasnya sudah semua, Lia? " tanya Nadia pada Adelia yang sedang menata gelas di atas meja kecil.

" Sudah, Kak " jawab Adelia tanpa menoleh dan tetap fokus dengan pekerjaannya.

Nadia menganggukkan kepalanya lalu menggelar tikar yang akan menjadi tempat duduk mereka dengan dibantu oleh Amara dan Raila. Ada dua tikar berukuran besar untuk para orang tua dan anak-anak nantinya.

" Adit, Lio, ambil dagingnya. Ini semuanya sudah siap untuk dipanggang " ucap Bibi Tya karena keduanya adalah yang paling besar diantara yang lain.

" Hendra dan Hendri juga bantu bawa semua ini biar cepat dibakar sama Ayah dan yang lainnya " tambah Bunda Siska menyerahkan satu wadah besar yang berisi sosis dan udang pada kedua putranya.

Keempat anak itu pun langsung melakukan apa yang diperintahkan oleh Bunda Siska dan Bibi Tya. Mereka membawa semua itu ke sisi tengah taman yang tidak ada tanamannya yang sudah disiapkan untuk tempat memanggang. Ayah Reno, Om Angga, Om Leon dan Paman Ardi sudah siap untuk memanggang dengan kipas angin serta kipas anyam di tangan mereka.

" Sudah siap semua, Nadia? " tanya Tante Arisa yang mendekat ke arah Nadia.

" Sudah, Tante " jawab Nadia tersenyum.

Kemudian, Nadia dan para ibu-ibu mendudukkan tubuh mereka di atas tikar. Tidak ada yang mereka kerjakan lagi selain menunggu para pria memanggang daging. Mereka mengobrol dengan sesekali tertawa melihat Adelia, Amara dan Raila yang terus bercanda.

.

.

.

Beberapa saat kemudian, semua daging serta sosis dan udang yang dipanggang oleh para pria sudah matang. Mereka membawanya ke atas tikar untuk di makan bersama-sama, para wanita juga sudah menyiapkan nasi dan pelengkap yang lainnya.

" Kamu mau udangnya, Sayang? " tanya Bunda Siska yang mengambilkan makanan untuk Nadia.

" Iya mau, Bun " jawab Nadia menganggukkan kepalanya.

Hari ini Nadia benar-benar tidak boleh melakukan apapun karena semua orang begitu memanjakannya, bahkan untuk makan pun, Bunda Siska yang akan menyuapinya. Jika biasanya Hendri akan selalu protes jika Bunda Siska lebih perhatian dan memanjakan Nadia, kali ini anak itu hanya diam saja. Akan jarang ada saat-saat seperti ini jika nanti Nadia sudah pergi ke Inggris, jadi biarlah Bunda Siska puas-puas bersama dengan putrinya itu.

" Buka mulutnya, Sayang. Aaa... " ucap Bunda Siska mengarahkan sumpit yang mencapit daging ke mulut Nadia.

Nadia pun langsung membuka mulutnya dan menerima suapan itu dari Bunda Siska.

" Bagaimana, Nadia? Apa rasanya enak dan kamu suka? " tanya Ayah Reno pada Nadia.

" Iya Ayah, ini sangat-sangat enak dan aku sangat suka " jawab Nadia sembari mengunyah daging di mulutnya.

" Tentu saja enak, Nadia, itu Paman yang memanggangnya " ucap Paman Ardi membanggakan dirinya.

Diantara keempat pria dewasa yang telah menjadi ayah itu, memang Paman Ardi yang paling banyak bicara dan suka bercanda. Jika Om Angga itu datar dan jarang bicara, apalagi Om Leon, sudah seperti kulkas dua pintu berjalan. Untuk Ayah Reno, tentu yang paling kalem karena memang yang paling tua.

" Bukan lo doang kali, kita juga ikut memanggang " ucap Leon tidak terima karena dia pun berperan banyak.

" Betul itu, bukan hanya Anda saja Tuan Muda " tambah Om Angga yang kali ini ada di pihak Om Leon.

" Wah, sudah berani Kakak melawan aku ya. Oke, gaji Kakak bulan ini akan aku potong " ucap Paman Ardi disertai tatapan tajam dan ancaman.

" Jangan, Tuan Muda! Semua ini memang Anda yang memanggangnya jadi rasanya enak " jawab Om Angga dengan cepat dan wajah panik.

Semua orang yang melihat itu tentu saja tertawa. Sepertinya Om Angga takut sekali jika gajinya akan dipotong oleh Paman Ardi, padahal semua orang pun tahu jika Paman Ardi pasti bercanda saja.

" Kak Angga masih takut saja, Ardi itu cuma bercanda " ucap Tante Yeni masih tertawa kecil.

" Dia memang begitu, Kak. Masih tidak bisa membedakan mana yang serius dan yang bercanda, terlalu asik bergaul dengan anak buahnya yang berwajah datar dan dingin itu " jawab Tante Arisa yang juga tidak habis pikir dengan suaminya.

" Suamimu dan Leon memang begitu, Ris. Sepertinya di sini cuma aku deh yang wajahnya masih lentur dan tidak kaku seperti mereka " ucap Paman Ardi melirik Om Angga dan Om Leon bergantian.

Om Leon tentu langsung melayangkan tatapan tajam karena tidak terima, sedangkan Om Angga hanya diam dan tetap memasang wajah datar karena takut jika gajinya akan benar-benar di potong.

" Kalau di sini sepertinya iya sih, Ar, tapi kalau yang di Surabaya sepertinya tidak " ucap Bunda Siska karena sahabat yang lain masih ada yang lebih suka bercanda dan konyol.

" Jelas itu mah, Dareen dan Aska tidak diragukan lagi, meleleh wajah mereka " jawab Paman Ardi dengan tawa kecil.

Lagi-lagi semua orang pun tertawa mendengar itu. Walaupun persahabatan mereka sudah terjalin sangat lama dan jarang berkumpul karena jarak, tetapi semuanya masih tetap hangat dan selalu ramai seperti ini jika sedang berkumpul.

" Aku akan sangat merindukan saat-saat seperti ini " batin Nadia dengan senyum di bibirnya.

Ah, rasanya Nadia pasti akan merindukan mereka semua karena mereka-mereka inilah yang sangat menyayanginya. Bukan hanya yang ada di sini bersamanya, tetapi juga para sahabat kedua orang tuanya dan adik-adiknya yang tinggal di Surabaya. Meski tidak bisa bertemu, tetapi Nadia sudah memberitahu mereka untuk berpamitan. Mereka sangat penting untuk Nadia karena sudah seperti orang tua dan saudaranya sendiri.

Tak lama kemudian, sebuah suara mengalihkan perhatian mereka semua dan langsung menoleh ke pintu taman.

" Assalamualaikum " salam Paman Amar dan Anas yang baru datang.

" Walaikumsalam " jawab mereka semua.

Paman Amar dan Anas pun langsung bergabung dengan mereka semua dan makan bersama. Mereka datang sedikit terlambat karena sedang ada sebuah urusan. Sedangkan para kakek dan nenek Nadia tidak bisa hadir tetapi Nadia sudah menyempatkan diri untuk mengunjungi mereka dan berpamitan.

Semua orang menikmati makanan masing-masing dengan mengobrol dan sesekali bercanda. Nadia benar-benar menikmati malam terakhirnya bersama dengan orang-orang terdekat dan tersayangnya.

***

Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘

Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘

Terpopuler

Comments

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅢🅦🅔🅔🅣ᵃⁿᵍᵍᶦ

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅢🅦🅔🅔🅣ᵃⁿᵍᵍᶦ

Senang bangett keluarga besar kumpul dan saling bercanda.. kompak bangett

2024-08-28

2

lihat semua
Episodes
1 1. Ditinggal Pergi
2 2. Dimana Suamimu? ~ Bunda Siska
3 3. Firasat Buruk
4 4. Kampungan
5 5. Pengakuan Anwar
6 6. Memberi Pelajaran
7 7. Terima Kasih ~ Nadia
8 8. Tidak Sebaik Itu
9 9. Fakta Baru
10 10. Benar-Benar Hancur
11 11. Talak Putri Saya! ~ Ayah Reno
12 12. Ikhlas
13 13. Melanjutkan Pendidikan
14 14. Masih Suci
15 15. Pergi Bersama-Sama
16 16. Tidak Peduli ~ Nadia
17 17. Malam Terakhir
18 18. Kehidupan Baru
19 19. Penyesalan Anwar
20 20. Tertabrak
21 21. Sahabat Lama
22 22. Senyum Lembut
23 23. Cantik Sekali ~ Devan
24 24. Susu Ayam
25 25. Pesan Dari Devan
26 26. Girls Talk
27 27. Memberi Makanan
28 28. Rindu
29 29. Do'akan Saja ~ Devan
30 30. Hampir Saja
31 31. Sedikit Khawatir
32 32. Makan Malam
33 33. Kehujanan
34 34. Jatuh Cinta
35 35. Demam
36 36. Merawat Devan
37 37. Kamu Obatnya ~ Devan
38 38. Jaga Rahasia
39 39. Cemburu
40 40. Seleksi Calon Kakak Ipar
41 41. Bukan Urusanku! ~ Nadia
42 42. Sangat Pengertian
43 43. Piknik
44 44. Dream Plan
45 45. Menjadi Pasangan
46 46. Jangan Ganggu Nadia Lagi! ~ Anwar
47 47. Perhatian Nadia
48 48. Happy Birthday ~ Nadia
49 49. Surprise
50 50. Orang Tua Devan
51 51. Apa Tujuanmu? ~ Daddy Immanuel
52 52. Harapan Terbesar
53 53. Rencana Masa Tua
54 54. Bicara Berdua
55 55. Permintaan Devan
56 56. Perjodohan
57 57. Butuh Ketenangan
58 58. Menghilang Lagi
59 59. Memasak Mie Instan
60 60. Calon Menantu Idaman ~ Bunda Siska
61 61. Tidak Ada Yang Tidak Mungkin
62 62. You Love Him, Nadia! ~ Manda
63 63. Spek Istri Idaman
64 64. Agatha Pricilla
65 65. Sangat Tertekan
66 66. Luka Kecil
67 67. Secantik Kamu ~ Devan
68 68. Menyembuhkan Luka
69 69. Calon Tunangan Devan
70 70. Jangan Ikuti Aku! ~ Nadia
71 71. Lebih Sakit
72 72. Penolakan Devan
73 73. Menghindar
74 74. Menguatkan Hati
75 75. Meminta Bantuan
76 76. Penjelasan Devan
77 77. Kamu Gila? ~ Nadia
78 78. Semua Tentang Nadia
79 79. Memperjuangkan Cinta
80 80. Daddy Pergi Kemana? ~ Devan
81 81. Kedatangan Daddy Immanuel
82 82. Hanya Nadia ~ Devan
83 83. Ancaman
84 84. Dewa Penolong
85 85. Tidak Tenang
86 86. Izin Mommy Katerina
87 Promo Karya Baru : Hello, Mas Duda!
88 87. Tidak Menduga
89 88. Keluarga Cemara
90 89. Meyakinkan Nadia
91 90. Mengorbankan Diri
92 91. Sadarlah!! ~ Devan
93 92. Keputusan Ayah Reno
94 93. Sebuah Surat
95 94. Perpisahan Sementara
96 95. Bebas
97 96. Sampai di Indonesia
98 97. Tidur Bersama
99 98. Karma
100 99. Bertemu Anwar
101 100. Sudah Memaafkan
102 101. Pasrah
103 102. Tamu Penting
104 103. Menepati Janji
105 104. Aku Bersedia ~ Nadia
106 105. Tiga Bulan Terakhir
107 106. Peringatan
108 107. Titip Kak Nadia ~ Aditya
109 108. Tidak Sabar
110 109. Mulai dari Awal
111 110. Akhir Penantian Panjang
112 111. Iya Sayang ~ Devan
113 112. Sangat Terkejut
114 113. Gugup Setengah Mati
115 114. Pertama dan Satu-Satunya
116 115. Sehidup, Semati, Sesurga (TAMAT)
117 Visual
118 Bonus Chapter 1
119 Bonus Chapter 2
120 Bonus Chapter 3
121 Bonus Chapter 4
122 Last Bonus Chapter
123 Promo Karya Baru : Pernikahan Rahasia
124 Promo Karya Baru : My Sugar Baby
Episodes

Updated 124 Episodes

1
1. Ditinggal Pergi
2
2. Dimana Suamimu? ~ Bunda Siska
3
3. Firasat Buruk
4
4. Kampungan
5
5. Pengakuan Anwar
6
6. Memberi Pelajaran
7
7. Terima Kasih ~ Nadia
8
8. Tidak Sebaik Itu
9
9. Fakta Baru
10
10. Benar-Benar Hancur
11
11. Talak Putri Saya! ~ Ayah Reno
12
12. Ikhlas
13
13. Melanjutkan Pendidikan
14
14. Masih Suci
15
15. Pergi Bersama-Sama
16
16. Tidak Peduli ~ Nadia
17
17. Malam Terakhir
18
18. Kehidupan Baru
19
19. Penyesalan Anwar
20
20. Tertabrak
21
21. Sahabat Lama
22
22. Senyum Lembut
23
23. Cantik Sekali ~ Devan
24
24. Susu Ayam
25
25. Pesan Dari Devan
26
26. Girls Talk
27
27. Memberi Makanan
28
28. Rindu
29
29. Do'akan Saja ~ Devan
30
30. Hampir Saja
31
31. Sedikit Khawatir
32
32. Makan Malam
33
33. Kehujanan
34
34. Jatuh Cinta
35
35. Demam
36
36. Merawat Devan
37
37. Kamu Obatnya ~ Devan
38
38. Jaga Rahasia
39
39. Cemburu
40
40. Seleksi Calon Kakak Ipar
41
41. Bukan Urusanku! ~ Nadia
42
42. Sangat Pengertian
43
43. Piknik
44
44. Dream Plan
45
45. Menjadi Pasangan
46
46. Jangan Ganggu Nadia Lagi! ~ Anwar
47
47. Perhatian Nadia
48
48. Happy Birthday ~ Nadia
49
49. Surprise
50
50. Orang Tua Devan
51
51. Apa Tujuanmu? ~ Daddy Immanuel
52
52. Harapan Terbesar
53
53. Rencana Masa Tua
54
54. Bicara Berdua
55
55. Permintaan Devan
56
56. Perjodohan
57
57. Butuh Ketenangan
58
58. Menghilang Lagi
59
59. Memasak Mie Instan
60
60. Calon Menantu Idaman ~ Bunda Siska
61
61. Tidak Ada Yang Tidak Mungkin
62
62. You Love Him, Nadia! ~ Manda
63
63. Spek Istri Idaman
64
64. Agatha Pricilla
65
65. Sangat Tertekan
66
66. Luka Kecil
67
67. Secantik Kamu ~ Devan
68
68. Menyembuhkan Luka
69
69. Calon Tunangan Devan
70
70. Jangan Ikuti Aku! ~ Nadia
71
71. Lebih Sakit
72
72. Penolakan Devan
73
73. Menghindar
74
74. Menguatkan Hati
75
75. Meminta Bantuan
76
76. Penjelasan Devan
77
77. Kamu Gila? ~ Nadia
78
78. Semua Tentang Nadia
79
79. Memperjuangkan Cinta
80
80. Daddy Pergi Kemana? ~ Devan
81
81. Kedatangan Daddy Immanuel
82
82. Hanya Nadia ~ Devan
83
83. Ancaman
84
84. Dewa Penolong
85
85. Tidak Tenang
86
86. Izin Mommy Katerina
87
Promo Karya Baru : Hello, Mas Duda!
88
87. Tidak Menduga
89
88. Keluarga Cemara
90
89. Meyakinkan Nadia
91
90. Mengorbankan Diri
92
91. Sadarlah!! ~ Devan
93
92. Keputusan Ayah Reno
94
93. Sebuah Surat
95
94. Perpisahan Sementara
96
95. Bebas
97
96. Sampai di Indonesia
98
97. Tidur Bersama
99
98. Karma
100
99. Bertemu Anwar
101
100. Sudah Memaafkan
102
101. Pasrah
103
102. Tamu Penting
104
103. Menepati Janji
105
104. Aku Bersedia ~ Nadia
106
105. Tiga Bulan Terakhir
107
106. Peringatan
108
107. Titip Kak Nadia ~ Aditya
109
108. Tidak Sabar
110
109. Mulai dari Awal
111
110. Akhir Penantian Panjang
112
111. Iya Sayang ~ Devan
113
112. Sangat Terkejut
114
113. Gugup Setengah Mati
115
114. Pertama dan Satu-Satunya
116
115. Sehidup, Semati, Sesurga (TAMAT)
117
Visual
118
Bonus Chapter 1
119
Bonus Chapter 2
120
Bonus Chapter 3
121
Bonus Chapter 4
122
Last Bonus Chapter
123
Promo Karya Baru : Pernikahan Rahasia
124
Promo Karya Baru : My Sugar Baby

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!