4. Kampungan

Nadia mengira Anwar akan pergi selama dua atau tiga hari saja dan kembali ke Jakarta bersama kedua orang tuanya, tapi ternyata hingga satu minggu berlalu suaminya itu belum juga kembali. Jujur saja Nadia sudah berpikir macam-macam tentang suaminya itu dan perasaannya juga semakin hari semakin tidak tenang. Ditambah lagi Anwar yang menjadi sangat jarang memberikannya kabar ketika berada di Palembang hingga membuatnya khawatir.

Resepsi pernikahan mereka akan diadakan esok hari dan Anwar hanya memberikan kabar jika akan segera kembali, tetapi hingga saat ini tidak ada pesan atau panggilan telepon dari suaminya itu. Nadia tentu saja sangat cemas, apalagi keluarga dan sanak saudaranya terus menanyakan keberadaan Anwar dan dia tidak bisa menjawabnya dengan pasti.

Bunda Siska yang awalnya sudah mulai melunak kini mulai emosi lagi mendengar Anwar yang belum juga kembali di satu hari sebelum resepsi pernikahan. Beruntung Ayah Reno bisa menenangkannya sehingga kemarahannya tidak semakin menjadi-jadi.

" Astaghfirullah, Mas Anwar sebenarnya kenapa? Aku mohon cepat kembali, Mas " gumam Nadia dengan terus menggenggam ponsel di tangannya.

Sedari tadi Nadia terus menunggu kabar dari suaminya itu sama sekali tidak menghubunginya dan mungkin terakhir tadi malam. Dia tidak bisa tenang dan terus mondar-mandir di depan pintu rumah yang menjadi tempat tinggalnya bersama Anwar.

Nadia memang menolak ketika Ayah Reno dan Bunda Siska memintanya untuk tinggal di rumah mereka untuk sebentar waktu dengan alasan ingin menunggu sang suami. Alhasil Ayah Reno dan Bunda Siska tidak memaksa, tetapi mereka mengirim Hendra dan Hendri untuk Nadia selama Anwar belum kembali.

Hari sudah semakin sore dan Nadia pun semakin gelisah saja. Hingga terlihat sebuah taksi bandara berwarna biru memasukinya halaman rumah itu. Walaupun sedikit ragu, tapi hatinya begitu yakin jika itu adalah suaminya. Lega sekali rasanya Nadia melihat Anwar keluar dari taksi itu karena akhirnya suaminya itu kembali sebelum resepsi pernikahan mereka dan jika tidak maka pasti akan membuat malu keluarganya.

.

.

.

" Assalamualaikum " salam Anwar saat melihat Nadia menghampirinya.

" Walaikumsalam " jawab Nadia tersenyum.

Nadia meraih tangan Anwar dan mencium, tapi kali ini pria itu tidak memberikan kecupan di keningnya.

" Alhamdulillah, Mas, akhirnya kamu pulang juga " ucap Nadia dengan perasaan yang sangat lega.

" Maaf ya, Nadia, aku terlalu lama di Palembang " ucap Anwar dengan tatapan yang sepertinya merasa bersalah.

" Iya Mas, tidak apa-apa. Kamu pasti banyak urusan di sana jadi butuh waktu lebih lama " jawab Nadia yang mencoba untuk mengerti.

Perhatian Nadia teralihkan dengan sepasang suami istri yang kemungkinan besar adalah keluar orang tua Anwar yang turun dari taksi itu. Lalu, disusul dengan seorang wanita berhijab yang sepertinya seusia dengannya yang entah siapa, atau mungkin saja saudara dari suaminya.

Sempat berpikir seperti itu tetapi tidak terlalu lama karena wanita itu langsung bergelayut mesra di lengan Anwar dan bersikap tidak selayaknya seorang saudara. Di situ perasaan Nadia sudah tidak karuan dan merasa ada yang tidak beres. Instingnya sebagai seorang wanita sangat kuat dan entah mengapa tiba-tiba muncul pikiran jika sang suami bermain api di belakangnya.

" Hanifah, tolong lepaskan dulu! " pinta Anwar melepaskan tangan wanita itu dari lengannya.

Pria itu melihat ke arah Nadia yang menatapnya dengan tatapan tidak terbaca. Dari wajahnya, terlihat jika Anwar merasa bersalah dan seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

" Ehem, Nadia, perkenalkan ini adalah kedua orang tuaku " ucap Anwar memperkenalkan kedua orang tuanya.

Nadia berusaha untuk tetap tersenyum ramah walaupun banyak sekali pertanyaan dalam benaknya, terutama tentang wanita yang berdiri di samping suaminya.

" Assalamualaikum, Bapak, Ibu " ucap Nadia menyalami kedua orang tua Anwar berganti.

Tidak ada jawaban salam dari kedua orang tua Anwar dan mereka malah menatap Nadia dengan tatapan tidak suka. Mereka melihat penampilan sederhana Nadia dari atas sampai bawah dan itu sangat membuat Nadia tidak nyaman.

" Oh, jadi ini istrimu? Cantik sih, tapi terlihat kampungan " ucap Bu Malika, ibu dari Anwar.

Ucapan Bu Malika tentu saja melukai hati Nadia, sangat-sangat menyakitkan. Bisa-bisanya ibu mertuanya itu mengatainya kampungan secara terang-terangan. Nadia tahu jika tidak jarang ibu mertua tidak suka dengan menantunya, tetapi tidakkah ini terlalu cepat sedangkan mereka belum lima menit bertemu.

" Ibu, jangan seperti itu! " tegur Anwar pada sang ibu.

" Anwar, yang dibilang ibumu benar. Sepertinya perempuan ini tidak pantas menjadi istrimu. Lihatlah, dia sangat berbeda dengan Hanifah yang berpenampilan sangat bagus, tidak kampungan seperti istrimu " ucap Pak Cipto, ayah dari Anwar yang malah membandingkan Nadia dengan wanita bernama Hanifah itu.

Sungguh sakit hati Nadia dan kedua matanya sudah mulai terasa panas, tetapi coba dia tahan agar air matanya tidak jatuh. Dia melirik ke arah wanita itu yang bersikap angkuh dan besar kepala karena ucapan kedua orang tua Anwar.

" Pak, Bu, istriku tidak kampungan. Dia cantik dengan kesederhanaannya, dia juga sangat baik " bela Anwar yang entah kenapa sama sekali tidak mengurangi rasa sakit hati Nadia.

Nadia merasa Anwar tidak tulus melakukan itu padahal dia pun tidak tahu bagaimana yang sebenarnya. Apalagi dia juga merasa ada yang tutupi oleh suaminya itu dan semakin terasa ketika menyadari perubahan sikapnya selama berada di Palembang.

" Alah, tidak usah kamu bela dia. Dia memang kampungan, Mas, dan sama sekali tidak pantas menjadi istrimu " ucap Hanifah yang malah merendahkan Nadia.

Jika kedua orang tua Anwar, mungkin Nadia bisa menerimanya tetapi tidak untuk wanita yang entah siapa. Dia menatap tajam wanita itu, karena dia diajarkan untuk tidak tinggal diam saja saat dirinya direndahkan. Untuk menghormati kedua mertuanya saja dia masih tetap diam dan tidak menyumpal mulut Hanifah.

" Hanifah, diam lah! " sentak Anwar karena Hanifah ikut berbicara.

" Emm, sebaiknya sekarang kita masuk saja, Mas. Bapak dan Ibu pasti capek setelah melakukan perjalanan jauh, jadi sebaiknya istirahat " ucap Nadia mencoba untuk tetap bersikap baik.

" Iya Nadia " jawab Anwar setuju.

" Mari, Pak, Bu " ucap Nadia dengan sangat sopan.

Dengan angkuhnya, kedua orang tua Anwar berjalan begitu saja menuju pintu rumah dan Hanifah terus menempel saja pada Anwar yang sedang membayar ongkos taksi.

" Nadia, ayo kita juga masuk. Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu " ucap Anwar pada Nadia.

" Iya Mas, aku juga ingin bicara sesuatu sama kamu " jawab Nadia.

Nadia melangkah lebih dulu meninggalkan Anwar yang seperti ketempelan makhluk halus itu. Sebagai seorang istri, Nadia tentu tidak terima sang istri bersama dengan wanita lain yang belum diketahui statusnya siapa. Dia harus membicarakan semua itu pada Anwar, lagipula tidak baik jika suaminya terus berdekatan dengan wanita itu.

***

Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘

Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘

Terpopuler

Comments

Novita Ari

Novita Ari

Rasanya ikut cemburu deh, melihat sikapnya Hanifah itu. pengen jambak mulutnya yang ngocor... /CoolGuy/

2025-01-15

0

yumna

yumna

orang tua kamu smbong sx anwar hina istri kmu kampungan....

2025-01-08

0

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅢🅦🅔🅔🅣ᵃⁿᵍᵍᶦ

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅢🅦🅔🅔🅣ᵃⁿᵍᵍᶦ

ckckck.. sombong banget siihh keluarga anwar dan itu si Hanifah songong banget jadi cewek gak malu yuh sama hijab kamu🤧

2024-08-27

1

lihat semua
Episodes
1 1. Ditinggal Pergi
2 2. Dimana Suamimu? ~ Bunda Siska
3 3. Firasat Buruk
4 4. Kampungan
5 5. Pengakuan Anwar
6 6. Memberi Pelajaran
7 7. Terima Kasih ~ Nadia
8 8. Tidak Sebaik Itu
9 9. Fakta Baru
10 10. Benar-Benar Hancur
11 11. Talak Putri Saya! ~ Ayah Reno
12 12. Ikhlas
13 13. Melanjutkan Pendidikan
14 14. Masih Suci
15 15. Pergi Bersama-Sama
16 16. Tidak Peduli ~ Nadia
17 17. Malam Terakhir
18 18. Kehidupan Baru
19 19. Penyesalan Anwar
20 20. Tertabrak
21 21. Sahabat Lama
22 22. Senyum Lembut
23 23. Cantik Sekali ~ Devan
24 24. Susu Ayam
25 25. Pesan Dari Devan
26 26. Girls Talk
27 27. Memberi Makanan
28 28. Rindu
29 29. Do'akan Saja ~ Devan
30 30. Hampir Saja
31 31. Sedikit Khawatir
32 32. Makan Malam
33 33. Kehujanan
34 34. Jatuh Cinta
35 35. Demam
36 36. Merawat Devan
37 37. Kamu Obatnya ~ Devan
38 38. Jaga Rahasia
39 39. Cemburu
40 40. Seleksi Calon Kakak Ipar
41 41. Bukan Urusanku! ~ Nadia
42 42. Sangat Pengertian
43 43. Piknik
44 44. Dream Plan
45 45. Menjadi Pasangan
46 46. Jangan Ganggu Nadia Lagi! ~ Anwar
47 47. Perhatian Nadia
48 48. Happy Birthday ~ Nadia
49 49. Surprise
50 50. Orang Tua Devan
51 51. Apa Tujuanmu? ~ Daddy Immanuel
52 52. Harapan Terbesar
53 53. Rencana Masa Tua
54 54. Bicara Berdua
55 55. Permintaan Devan
56 56. Perjodohan
57 57. Butuh Ketenangan
58 58. Menghilang Lagi
59 59. Memasak Mie Instan
60 60. Calon Menantu Idaman ~ Bunda Siska
61 61. Tidak Ada Yang Tidak Mungkin
62 62. You Love Him, Nadia! ~ Manda
63 63. Spek Istri Idaman
64 64. Agatha Pricilla
65 65. Sangat Tertekan
66 66. Luka Kecil
67 67. Secantik Kamu ~ Devan
68 68. Menyembuhkan Luka
69 69. Calon Tunangan Devan
70 70. Jangan Ikuti Aku! ~ Nadia
71 71. Lebih Sakit
72 72. Penolakan Devan
73 73. Menghindar
74 74. Menguatkan Hati
75 75. Meminta Bantuan
76 76. Penjelasan Devan
77 77. Kamu Gila? ~ Nadia
78 78. Semua Tentang Nadia
79 79. Memperjuangkan Cinta
80 80. Daddy Pergi Kemana? ~ Devan
81 81. Kedatangan Daddy Immanuel
82 82. Hanya Nadia ~ Devan
83 83. Ancaman
84 84. Dewa Penolong
85 85. Tidak Tenang
86 86. Izin Mommy Katerina
87 Promo Karya Baru : Hello, Mas Duda!
88 87. Tidak Menduga
89 88. Keluarga Cemara
90 89. Meyakinkan Nadia
91 90. Mengorbankan Diri
92 91. Sadarlah!! ~ Devan
93 92. Keputusan Ayah Reno
94 93. Sebuah Surat
95 94. Perpisahan Sementara
96 95. Bebas
97 96. Sampai di Indonesia
98 97. Tidur Bersama
99 98. Karma
100 99. Bertemu Anwar
101 100. Sudah Memaafkan
102 101. Pasrah
103 102. Tamu Penting
104 103. Menepati Janji
105 104. Aku Bersedia ~ Nadia
106 105. Tiga Bulan Terakhir
107 106. Peringatan
108 107. Titip Kak Nadia ~ Aditya
109 108. Tidak Sabar
110 109. Mulai dari Awal
111 110. Akhir Penantian Panjang
112 111. Iya Sayang ~ Devan
113 112. Sangat Terkejut
114 113. Gugup Setengah Mati
115 114. Pertama dan Satu-Satunya
116 115. Sehidup, Semati, Sesurga (TAMAT)
117 Visual
118 Bonus Chapter 1
119 Bonus Chapter 2
120 Bonus Chapter 3
121 Bonus Chapter 4
122 Last Bonus Chapter
123 Promo Karya Baru : Pernikahan Rahasia
124 Promo Karya Baru : My Sugar Baby
Episodes

Updated 124 Episodes

1
1. Ditinggal Pergi
2
2. Dimana Suamimu? ~ Bunda Siska
3
3. Firasat Buruk
4
4. Kampungan
5
5. Pengakuan Anwar
6
6. Memberi Pelajaran
7
7. Terima Kasih ~ Nadia
8
8. Tidak Sebaik Itu
9
9. Fakta Baru
10
10. Benar-Benar Hancur
11
11. Talak Putri Saya! ~ Ayah Reno
12
12. Ikhlas
13
13. Melanjutkan Pendidikan
14
14. Masih Suci
15
15. Pergi Bersama-Sama
16
16. Tidak Peduli ~ Nadia
17
17. Malam Terakhir
18
18. Kehidupan Baru
19
19. Penyesalan Anwar
20
20. Tertabrak
21
21. Sahabat Lama
22
22. Senyum Lembut
23
23. Cantik Sekali ~ Devan
24
24. Susu Ayam
25
25. Pesan Dari Devan
26
26. Girls Talk
27
27. Memberi Makanan
28
28. Rindu
29
29. Do'akan Saja ~ Devan
30
30. Hampir Saja
31
31. Sedikit Khawatir
32
32. Makan Malam
33
33. Kehujanan
34
34. Jatuh Cinta
35
35. Demam
36
36. Merawat Devan
37
37. Kamu Obatnya ~ Devan
38
38. Jaga Rahasia
39
39. Cemburu
40
40. Seleksi Calon Kakak Ipar
41
41. Bukan Urusanku! ~ Nadia
42
42. Sangat Pengertian
43
43. Piknik
44
44. Dream Plan
45
45. Menjadi Pasangan
46
46. Jangan Ganggu Nadia Lagi! ~ Anwar
47
47. Perhatian Nadia
48
48. Happy Birthday ~ Nadia
49
49. Surprise
50
50. Orang Tua Devan
51
51. Apa Tujuanmu? ~ Daddy Immanuel
52
52. Harapan Terbesar
53
53. Rencana Masa Tua
54
54. Bicara Berdua
55
55. Permintaan Devan
56
56. Perjodohan
57
57. Butuh Ketenangan
58
58. Menghilang Lagi
59
59. Memasak Mie Instan
60
60. Calon Menantu Idaman ~ Bunda Siska
61
61. Tidak Ada Yang Tidak Mungkin
62
62. You Love Him, Nadia! ~ Manda
63
63. Spek Istri Idaman
64
64. Agatha Pricilla
65
65. Sangat Tertekan
66
66. Luka Kecil
67
67. Secantik Kamu ~ Devan
68
68. Menyembuhkan Luka
69
69. Calon Tunangan Devan
70
70. Jangan Ikuti Aku! ~ Nadia
71
71. Lebih Sakit
72
72. Penolakan Devan
73
73. Menghindar
74
74. Menguatkan Hati
75
75. Meminta Bantuan
76
76. Penjelasan Devan
77
77. Kamu Gila? ~ Nadia
78
78. Semua Tentang Nadia
79
79. Memperjuangkan Cinta
80
80. Daddy Pergi Kemana? ~ Devan
81
81. Kedatangan Daddy Immanuel
82
82. Hanya Nadia ~ Devan
83
83. Ancaman
84
84. Dewa Penolong
85
85. Tidak Tenang
86
86. Izin Mommy Katerina
87
Promo Karya Baru : Hello, Mas Duda!
88
87. Tidak Menduga
89
88. Keluarga Cemara
90
89. Meyakinkan Nadia
91
90. Mengorbankan Diri
92
91. Sadarlah!! ~ Devan
93
92. Keputusan Ayah Reno
94
93. Sebuah Surat
95
94. Perpisahan Sementara
96
95. Bebas
97
96. Sampai di Indonesia
98
97. Tidur Bersama
99
98. Karma
100
99. Bertemu Anwar
101
100. Sudah Memaafkan
102
101. Pasrah
103
102. Tamu Penting
104
103. Menepati Janji
105
104. Aku Bersedia ~ Nadia
106
105. Tiga Bulan Terakhir
107
106. Peringatan
108
107. Titip Kak Nadia ~ Aditya
109
108. Tidak Sabar
110
109. Mulai dari Awal
111
110. Akhir Penantian Panjang
112
111. Iya Sayang ~ Devan
113
112. Sangat Terkejut
114
113. Gugup Setengah Mati
115
114. Pertama dan Satu-Satunya
116
115. Sehidup, Semati, Sesurga (TAMAT)
117
Visual
118
Bonus Chapter 1
119
Bonus Chapter 2
120
Bonus Chapter 3
121
Bonus Chapter 4
122
Last Bonus Chapter
123
Promo Karya Baru : Pernikahan Rahasia
124
Promo Karya Baru : My Sugar Baby

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!