"Emm sayang tunggu yah, aku tutup dulu telfonnya" ucap Devan lalu menutup panggilan telfonnya.
Clara benar-benar kesal dengan yang di lakukan Devan kemudian dia menghubungi Devan kembali.
"Angel kamu apa-apaan sih, lepaskan pelukan kamu ini" bentak Devan.
Angel pun langsung melepaskan pelukannya, dia benar-benar tidak sadar dengan apa yang barusan dia lakukan karena ketakutannya.
"Maaf kak, aku mohon kakak jangan pergi, aku takut sendirian kak kalau cuaca seperti ini" mohon Angel pada Devan.
Devan baru mau bicara tiba-tiba ponselnya berdering, di lihatnya ternyata Clara yang meneleponnya lagi.
"Diamlah!!! awas yah kalau kamu memeluk aku dan bicara lagi lalu membuat istriku salah paham" ucap Devan terlebih dahulu kepada Angel lalu setelah itu dia pun mengangkat panggilan telfon dari Clara.
Angel pun menuruti perkataan Devan, dia hanya duduk diam sambil berdoa di dalam hatinya agar Devan tidak pergi meninggalkan dia sendiri di saat cuaca sedang tidak bagus.
"Halo sayang" ucap Devan begitu mengangkat panggilan telfon dari Clara.
"Kenapa kamu langsung menutup panggilan telfon dari aku, kamu lagi ngapain dengan Angel, kenapa dia tidak mau di tinggalkan sama kamu atau jangan-jangan kalian lagi mengulang kegiatan kalian waktu di hotel itu, iya mas?" tanya Clara dengan kesalnya.
Devan benar-benar terkejut mendengar perkataan Clara, dia benar-benar tidak mau membuat Clara salah paham padanya atau marah padanya.
"Sayang ini tidak seperti yang kamu pikirkan, kamu hanya salah paham saja, aku tidak menyentuh Angel. Tadi itu dia hanya takut saja di tinggal sayang" ucap Devan kepada Clara dan berharap Clara akan percaya dan tidak salah paham padanya, padahal sekarang Clara sedang di pelukan Ayah Devan dan di kamar Devan juga.
Ayah Devan hanya fokus menjamah tubuh Clara sambil sesekali mengecupnya.
Mba Clara benar-benar beruntung mendapatkan kak Devan yang sangat mencintai dirinya dan juga setia, seandainya kejadian di hotel itu tidak terjadi pasti aku sekarang masih bersama Diki dan pasti aku juga akan bahagia dan mendapatkan cinta yang tulus, Diki aku benar-benar merindukan kamu batin Angel.
"Terus mas percaya gitu sama dia, sama wanita penggoda itu, iya mas?" bentak Clara.
"Atau mas senang dia takut seperti itu dan bisa dekat-dekat mas" ucap Clara lagi masih dengan kekesalannya.
"Nggak sayang, kamu jangan marah dulu. Kamu hanya salah paham saja" ucap Devan.
"Kalau gitu mas pulang sekarang juga, aku ingin mas di sini menemani aku, tinggalkan Angel dia hanya berpura-pura saja pasti" perintah Clara lalu segera menutup panggilan telfonnya dan menonaktifkan ponselnya agar Devan tidak bisa menelepon dirinya lagi.
Clara tidak takut sama sekali walaupun Ayah Devan berada di dalam kamarnya, karena bawahan Ayah Devan pasti memberitahu Ayah Devan apabila Devan sudah berada dekat dengan rumah supaya Ayah Devan segera kembali ke kamarnya.
Devan terus menelepon Clara namun ponselnya tidak aktif-aktif juga.
"Sayang kamu jangan marah-marah gitu dong" ucap ayah Devan yang sedang menjamah tubuh Clara.
"Gimana aku mau nggak marah sayang, mas Devan menutup panggilan telfonku tadi dan juga aku mendengar suara Angel yang melarangnya untuk pergi" ucap Clara kesal namun tetap membiarkan yang dilakukan Ayah Devan pada dirinya.
"Haa Angel melarangnya untuk pergi?" tanya Ayah Devan memastikan sekali lagi.
"Iya sayang, jangan-jangan dia mau menggoda beneran mas Devan lagi, perasaan dia itu wanita polos atau jangan-jangan dia hanya berpura-pura lagi" ucap Clara.
"Sepertinya dia memang polos sayang kan kita yang menjebaknya, mungkin karena dia masih ingin bersama suaminya kan Devan sekarang suaminya juga" ucap Ayah Devan santai.
"Nggak, mas Devan hanya milik aku saja" ucap Clara.
"Paling sebentar lagi dia akan pulang, mas Devan itu paling nggak mau kalau aku marah padanya, mungkin sekarang dia menyiksa Angel dulu karena telah membuat aku marah" ucap Clara.
"Duh ponsel kak Clara kok nggak aktif sih" ucap Clarisa yang sedang menangis karena masih belum bisa merelakan Diki.
Clarisa pun teringat dengan nomor ponsel Clara yang lain, dia pun segera menghubungi di nomor ponsel itu.
"Sayang ponsel kamu tuh bunyi" ucap Ayah Devan yang mendengar ponsel Clara bunyi.
"Aku udah nonaktifkan, kok masih bunyi" ucap Clara bingung.
"Ya ampun pasti ponsel aku yang satunya, duh untung saja Clarisa menelepon, aku lupa menonaktifkannya dan menyembunyikannya kalau ketahuan mas Devan kan bahaya, nanti dia curiga lagi dengan aku yang memakai dua ponsel" ucap Clara yang sudah mengetahui pasti Clarisa yang meneleponnya karena yang mengetahui nomor ponsel itu hanya Clarisa dan juga Ayah Devan, sedangkan Devan sama sekali tidak mengetahuinya.
Clara pun segera beranjak dari tempat tidur untuk mengambil ponselnya yang masih berdering.
"Halo adikku sayang, ada apa?" tanya Clara begitu mengangkat panggilan telfon dari Clarisa.
Clara kaget mendengar Clarisa yang sedang terisak, sangat jelas kalau dia sedang menangis.
"Kamu kenapa sayang?" tanya Clara khawatir karena mendengar adiknya menangis.
"Diki kak dia sudah meninggal kak, pria yang di maksud dengan suami kakak itu adalah Diki" ucap Clarisa masih dengan tangisannya.
"Ya ampun jadi benar itu Diki" ucap Clara terkejut dan kasihan juga pada adiknya karena dia harus kehilangan Diki orang yang di cintainya.
"Iya kak dan ini semua karena Angel, aku benar-benar benci pada Angel, benar-benar sangat membencinya pokoknya kakak harus membuat dia benar-benar menderita kak, buat dia mati perlahan-lahan" ucap Clarisa yang sudah sangat membenci Angel yang tidak salah apa-apa karena semuanya berawal dari dirinya sendiri.
"Oh kalau itu tenang saja sayang, aku pasti akan melakukan itu semua karena sekarang dia sepertinya ingin menggoda beneran mas Devan" ucap Clara.
"Dasar Angel tidak tahu diri, kakak lebih baik menjaga mas Devan baik-baik, jangan sampai dia suka kepada Angel karena dia itu sangat pandai mengambil hati pria dengan kepolosannya dan korban pertamanya itu adalah Diki jangan sampai mas Devan jadi korban kedua" ucap Clarisa.
"Tenang ajah sayang tidak akan aku biarkan lagian mas Devan juga sangat mencintai aku kan"
"Aku hanya mengingatkan saja kak, dan pokoknya Angel harus menderita" ucap Clarisa.
"Iya sayang nggak usah menangis lagi" ucap Clara.
"Iya kak"
Clara pun menutup panggilan telfonnya lalu segera menonaktifkan ponselnya dan menyembunyikannya, karena tidak mau kalau sampai Devan mengetahui kalau dia mempunyai dua ponsel.
#####
"Kak Devan aku mohon jangan tinggalkan aku disini sekarang kak, aku benar-benar takut" mohon Angel yang melihat Devan sudah ingin pergi karena nomor ponsel Clara tidak aktif-aktif.
"Diamlah Angel, ini semua karena kamu tahu, istriku jadi marah kepadaku" bentak Devan sambil mencengkram keras kedua pipi Angel.
Angel benar-benar meringis kesakitan karena cengkraman tangan Devan, pipi Angel pun sudah banyak kali di tampar oleh Devan mengakibatkan memar di pipinya.
Kenapa dia pucat apa dia benar-benar takut, sepertinya dia gemetaran juga batin Devan setelah memperhatikan baik-baik Angel.
"Tidurlah sekarang, aku nggak akan pergi" ucap Devan sambil melepaskan cengkraman tangannya.
Angel dengan cepat menuruti perintah Devan dengan perasaan yang sedikit tenang.
Setidaknya kalau aku sudah tidur, aku nggak bakalan takut lagi kalau kak Devan mau pulang ke rumahnya dan tidur bersama mba Clara batin Angel yang yakin Devan pasti pulang menemui Clara.
Devan pun memang sudah berniat menunggu Angel tidur, lalu dia pergi kepada Clara namun ternyata Devan malah ketiduran di samping Angel, karena dia sudah sangat mengantuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
Irmayanti Dara
Jijaiiiiiii dapet yg muda cakep kaya, malah milih aki2🙈🙈🙈cari gigolooo aja mbk daun muda jelas
2022-06-13
0
Purwanti Kurniawan
clara dasar wanita murahan yg berani selingkuhin suaminya sendiri sama ayah metuanya coba gimana ya sedangkan engel yg salah apa2 jadi bulan bulanan devan kasuhan engel ulah clarisa dan clara
2021-10-06
0
Micke Rouli Tua Sitompul
cptlah ketahuan perselingkuhan ayah devan ,sama istrinya
2021-06-12
0