...Seperti gitar yang butuh waktu untuk menghasilkan nada indah....
...Cinta juga butuh waktu untuk tumbuh dan berkembang menjadi sesuatu yang luar biasa....
...****************...
Beberapa hari setelah sesi belajar gitar yang berakhir dengan ciuman tak terduga itu, gue masih ngerasa kayak melayang. Tapi di sisi lain, ada satu pertanyaan yang terus muter-muter di kepala gue: Apa gue dan Arga sekarang pacaran?
Gue duduk di kasur, ngeliatin hape. Ada chat dari Arga yang belum gue bales:
"Pagi, Na! Tidur nyenyak? Jangan lupa latihan gitar ya. Nanti malem gue telepon deh 😊"
Gue senyum-senyum sendiri baca chatnya, tapi tetep aja bingung mau bales apa. Masa iya gue tanya langsung, "Eh, kita pacaran kan sekarang?"
"Aaargh!" gue teriak frustrasi, guling-guling di kasur. "Kenapa sih hubungan harus ribet gini perasaan gur dulu sama si Nando nggak kayak gini?!"
Tiba-tiba, Mama nongol di pintu kamar. "Nana? Kamu ngapain teriak-teriak gitu?"
Gue langsung duduk tegak, muka gue pasti udah merah banget. "Eh, Ma... Nggak apa-apa kok. Cuma... lagi latihan vokal. Hehe."
Mama ngangkat alis. "Latihan vokal apa teriak-teriak frustasi gitu?"
"Umm... lagu rock?" gue nyengir awkward.
Mama geleng-geleng kepala. "Ya udah, jangan kenceng-kenceng ya. Oh iya, tadi Arga telepon ke rumah. Katanya hape kamu nggak diangkat-angkat."
Gue langsung panik. "Hah?! Arga telepon?! Terus Mama bilang apa?!"
"Ya Mama bilang kamu lagi mandi. Emangnya kenapa sih? Kok kamu panik gitu?" Mama natap gue curiga.
"Ng-nggak apa-apa kok, Ma," gue berusaha keliatan santai. "Makasih ya udah nyampein."
Setelah Mama pergi, gue langsung cek hape. Bener aja, ada 3 missed call dari Arga. Gue nggak sadar karena tadi hape gue silent.
"Aduh, gimana nih?" gue gigit-gigit kuku. "Masa iya gue telepon balik? Tapi ngomong apa? Apa gue tanya langsung ya soal status kita?"
Gue mondar-mandir di kamar, debat sama diri sendiri. Akhirnya, setelah 15 menit, gue memberanikan diri buat telepon Arga.
Pas dia angkat, jantung gue rasanya mau copot.
"Halo, Ran?" suara Arga kedengeran khawatir. "Kamu nggak apa-apa? Kok tadi nggak angkat telepon?"
"Eh, iya... sorry, Ga. Tadi hape gue silent," gue jawab gugup. "Ada apa emangnya?"
"Oh, nggak. Gue cuma... kangen," dia ketawa pelan. "Aneh ya? Padahal baru beberapa hari nggak ketemu."
Gue bisa ngerasain muka gue memanas. "Nggak aneh kok. Gue juga... kangen."
Hening sejenak. Gue narik napas dalam-dalam. It's now or never.
"Ga," gue mulai. "Gue mau nanya sesuatu."
"Ya? Tanya aja."
Gue nelen ludah. "Umm... kita ini... apa?"
"Maksudnya?" Arga kedengeran bingung.
"Yaa... kita ini... pacaran bukan sih?" gue akhirnya berhasil ngeluarin pertanyaan itu.
Arga diem sebentar, terus ketawa. "Ya ampun, Ran. Kirain apaan. Ya iyalah kita pacaran. Emangnya abis ciuman gitu, lo pikir gue bakal nggak anggep lo pacar gue?"
Gue langsung lega. "Yaa... kan nggak ada yang nembak resmi gitu."
"Oke deh," Arga berdehem. "Nana, maukah engkau menjadi pacarku yang resmi, yang akan kuajak kencan ke warteg dan kubelikan cilok setiap hari?"
Gue ngakak. "Apaan sih lo! Dasar gombal!"
"Eh, serius nih. Mau nggak?" Arga pura-pura ngambek.
"Iya, iya. Mau lah," gue senyum lebar. "Tapi jangan cilok doang ya. Gue maunya siomay juga."
"Siap, Tuan Putri!" Arga ketawa. "Eh, ngomong-ngomong soal ciuman..."
Gue langsung inget kejadian itu. Muka gue pasti udah merah banget sekarang.
"Kenapa emangnya?" gue tanya pelan.
"Nggak, gue cuma mau bilang... pas kita ciuman kemaren, lo tau nggak?"
"Tau apaan?"
"Lo... sempet gigit bibir gue loh."
Gue langsung melotot. "HAH?! Masa sih?!"
Arga ngakak. "Iya beneran. Gue kira lo sengaja. Ternyata nggak ya?"
Gue langsung nutupin muka pake bantal, malu abis. "Ya ampun! Sorry banget, Ga! Gue nggak sadar!"
"It's okay," Arga masih ketawa. "Gue sih nggak keberatan. Malah... gue suka."
"Ih, Arga!" gue teriak malu.
"Hahaha, yaudah deh. Besok kita latihan lagi ya? Siapa tau abis latihan bisa... praktek lagi," Arga ngegoda.
"Arga!"
"Iya, iya. Becanda doang kok," dia ketawa. "Udah ya, gue tutup dulu. Love you, Na."
"Love you too," gue bales pelan sebelum nutup telepon.
Gue langsung guling-guling di kasur lagi, kali ini sambil teriak-teriak seneng. Akhirnya, status gue dan Arga udah jelas. Dan bonus, gue dapet cerita lucu soal ciuman pertama kita yang ternyata nggak se-smooth yang gue kira.
Yah, namanya juga lagi failed in love. Pasti ada aja momen awkward dan lucunya. Tapi justru itu yang bikin segalanya jadi lebih manis, kan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments