12. Penyelidikan Dara

Dara mengerjap, matanya perlahan terbuka. Tubuhnya masih telanjang. Lelaki surfer itu sudah tidak ada, padahal ia merasa seolah lelaki itu masih ada di dalam dirinya.

Apakah yang dialaminya benar-benar terjadi? Ataukah hanya mimpi seperti ketika Pak Wira mencekik hendak membunuhnya?

Dara meluncurkan tangannya ke antara paha, meraba kewanitaannya. Itu sangat basah. Dara memejamkan mata. Rasa nikmatnya masih tertinggal, membuat Dara ingin merasakannya lagi. Juga rasa sakit dan perihnya. Sehingga Dara menyimpulkan itu benar-benar terjadi.

Benarkah?

Lalu mengapa lelaki itu pergi begitu saja? Bahkan tanpa memberitahukan namanya. Dara menghela napas, sepertinya rasa penasarannya belum akan terpuaskan dalam waktu dekat.

Ia duduk dan meraup pakaiannya yang terserak di lantai. Suasana rumah benar-benar sunyi. Belut belum digarap, masih menunggu dua kiriman lagi, untuk kemudian diekspor sekaligus ke Cina.

Dan ular…

Teringat ular, Dara tersentak berdiri. Mengingat sebagian besar pekerja adalah laki-laki, ia cepat-cepat mengenakan bra dan menarik pakaian yang lebih sopan dari lemari. Sambil melakukannya, ia berpikir, jika ular masih ada, berarti lelaki surfer itu mungkin masih ada di sini.

Dara mengenakan sandal dan membuka pintu. Ternyata hari sudah mulai gelap, Ia melirik jam dinding yang jarumnya menunjuk ke angka lima. Sudah hampir maghrib. Lama sekali ia tertidur. Tumben tidak ada yang membangunkannya.

Namun, jika dipikir lagi, ketika para pekerja sudah pulang semua, dan boss tidak ada, penghuni rumah ini memang hanya dirinya dan Siti. Karena tidak ada pekerjaan yang mendesak, mereka tidak perlu berinteraksi atau berbasa-basi. Mungkin Siti mendekam di kamarnya yang nyaman ber AC. Dara mengangkat bahu tak peduli.

Ia mengarahkan pandang ke langit yang agak mendung, dipenuhi awan-awan berwarna timah, sehingga suasana lebih temaram dan memberi kesan lebih malam dari waktu yang sebenarnya.

Sejak hari pertama menginjakkan kaki di rumah ini, ia belum pernah ke luar. Kecuali waktu pergi ke mal dua kali, tapi itu naik mobil Oom Bernard. Langsung ke tujuan dan kembali masuk ke dalam garasi.

Ini kesempatan baginya untuk berjalan-jalan ke sekitar, siapa tahu menemukan tempat lelaki surfer itu tinggal.

Meskipun hati kecilnya menegur, mengatakan bahwa itu tidak pantas. Ia adalah seorang gadis, tidak patut mencari dan mengejar laki-laki.

Namun, ada sesuatu yang mendorongnya untuk melakukannya. Seolah sebuah kekuatan yang tidak bisa ia tahan.

Dara bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, sampai ia merasa tubuhnya segar. Kemudian, diam-diam ia membuka pintu gerbang, dan melangkahkan kaki ke luar.

Ia tidak membawa apa-apa. Tidak dompet, tidak ponsel. Berpikir hanya akan berjalan kaki mengitari area yang dekat-dekat, sebentar saja.

Ia mengenakan celana jeans dengan T-shirt lengan pendek dan sandal jepit, serta mengikat rambut panjangnya menjadi ekor kuda tinggi.

Karena hari agak mengkhawatirkan, ia juga menyambar payung. Selain untuk bersiap-siap jika hujan, payung itu juga bisa digunakan sebagai ‘senjata’ jika ada keadaan darurat.

Dara melangkah santai ke arah belakang rumah, menyusuri sepanjang jalan tanah yang semakin masuk semakin lengang. Tetapi di kiri dan kanan, yang di dekat rumah Oom Bernard sepertinya telah dibabat habis sehingga menjadi tanah terbuka, kini mulai terlihat batang-batang pohon bambu rimbun yang saling malang melintang.

Rupanya ada hutan bambu tidak jauh di belakang rumah. Dara terus melangkah masuk ke hutan itu. Semakin lama, pohon-pohon di hutan itu semakin rapat, sehingga lingkungan lebih gelap. Tidak ada suara apa pun. Tidak suara jangkrik. Apalagi suara mobil yang lewat.

Hati Dara mulai ciut, ketika sayup-sayup ia mendengar suara gemercik air. Sepertinya ada sungai di dalam sana. Jika ada sungai, mungkin di balik hutan ini ada kehidupan. Dara melanjutkan perjalanan.

Tak lama kemudian, ia tiba di sebuah jembatan bambu kecil yang melintasi air yang menggenang. Dara mendekat ke tepi air itu dan meneliti airnya yang berwarna gelap. Sepertinya ini rawa, bukan sungai. Berarti ia belum tiba di tempat suara air itu berasal.

Dara naik ke jembatan bambu yang bergoyang-goyang dan berkeriut ketika diinjak. Ada rasa tegang yang menahan langkahnya, tetapi kalah oleh rasa penasaran yang mendorongnya untuk melanjutkan.

Ia terus meniti jembatan itu perlahan.

‘Sebentar lagi,’ pikirnya. ‘Aku harus menemukan sesuatu sebelum hari benar-benar gelap.’

Ia tiba di seberang jembatan, dan akhirnya melihat sungai kecil yang airnya mengalir, menabrak batu-batu kali yang tersebar. Sungai itu tampak jernih, bahkan di tengah kegelapan, ada kilau samar yang terpantul dari cahaya bulan yang mulai mengintip di langit.

Sekonyong-konyong, angin berdesir, merontokkan beberapa daun bambu. Beberapa melayang menerpa pipinya, beberapa jatuh menyentuh pundaknya. Suasana berubah mencekam. Buku kuduk Dara mulai naik, membawa rasa meremang dan dingin di sekujur tulang belakangnya.

Tiba-tiba, ia melihat bayangan. Berkelebat.

Lelaki surfer itu!

Seketika Dara menjadi antusias.

“HEI!” Dara berseru. “Tunggu… Jangan pergi.”

Lelaki itu berhenti di balik sekumpulan batang bambu.

“Mas… Bang… Namanya siapa?” Dara nekad bertanya. Ia tak ingin menunda lagi. “Aku Dara.”

Namun, lelaki itu tidak menjawab. Tetapi kini ia memunculkan diri. Berdiri utuh, masih bertelanjang dada, menunggunya mendekat.

Lelaki itu tersenyum, mengulurkan tangan, seolah mengundang Dara untuk menghampiri.

Dan Dara, sekali lagi merasa tubuhnya panas dingin oleh hasrat tak tertahan.

Sayup-sayup ia merasa mendengar sebuah suara, berbisik sangat dekat di telinganya. Seolah yang mengucapkannya menempelkan bibir di telinganya, sampai ia merasa merinding.

Suara itu sangat lirih.

Namun, Dara mendengarnya jelas.

“Damar.”

Terpopuler

Comments

Rusma Yulida

Rusma Yulida

iya pntesan dara ky kegateln ya karna kn sihir fiks

2024-11-30

0

Reksa Nanta

Reksa Nanta

itu manusia atau siluman ? siluman ular 🤔

2024-10-09

0

lihat semua
Episodes
1 1. Dara
2 2. Tante Miranti
3 3. Ditinggalkan Oom Bernard
4 4. Pak Wira
5 5. Hari Pertama Kerja
6 6. Hampir Mati
7 7. Lelaki Misterius
8 8. Oom Bernard Kembali
9 9. Kiriman Ular
10 10. Ancaman
11 11. Obsesi
12 12. Penyelidikan Dara
13 13. Kecanduan
14 14. Jejak-Jejak Cinta
15 15. Kejanggalan Dara
16 16. Altar Dupa
17 17. Terjebak
18 18. Rawa Hutan Bambu
19 19. Ajal
20 20. Delapan Belas Tahun Yang Lalu
21 21. Misi Menjerat Majikan
22 22. Menyerahkan Diri
23 23. Siasat Licik
24 24. Rayuan Miranti
25 25. Malaikat Kecil
26 26. Awan Murni Yang Bersih
27 27. Rival
28 28. Anak Baru
29 29. Sesal
30 30. Damar
31 31. Kata-kata Tajam
32 32. Luka
33 33. Rencana Untuk Pergi
34 34. Mencari Kebenaran
35 35. Nasihat Bijak
36 36. Kecewa
37 37. Cinta Monyet
38 38. Kamu Di Mana?
39 39. Kehilangan Jejak
40 40. Pengakuan
41 41. Kasmaran
42 42. Hari-Hari Bersamamu
43 43. Buah Terlarang
44 44. Buah Dosa
45 45. Di Bawah Langit dan Disaksikan Bulan
46 46. Petaka
47 47. Manusia Hanya Bisa Berencana
48 48. Takdir Memang Tidak Adil
49 49. Tidak Akan Pernah Kembali
50 50. Rahasia Yang Terpendam
51 51. Teror
52 52. Gadis-Gadis Di Rumah Itu
53 53. Patah Arang
54 54. Benang Merah (Bab Ekstra 1)
55 55. Benang Merah (Bab Ekstra 2)
56 56. Benang Merah (Bab Ekstra 3)
57 57. Benang Merah (Bab Ekstra 4)
Episodes

Updated 57 Episodes

1
1. Dara
2
2. Tante Miranti
3
3. Ditinggalkan Oom Bernard
4
4. Pak Wira
5
5. Hari Pertama Kerja
6
6. Hampir Mati
7
7. Lelaki Misterius
8
8. Oom Bernard Kembali
9
9. Kiriman Ular
10
10. Ancaman
11
11. Obsesi
12
12. Penyelidikan Dara
13
13. Kecanduan
14
14. Jejak-Jejak Cinta
15
15. Kejanggalan Dara
16
16. Altar Dupa
17
17. Terjebak
18
18. Rawa Hutan Bambu
19
19. Ajal
20
20. Delapan Belas Tahun Yang Lalu
21
21. Misi Menjerat Majikan
22
22. Menyerahkan Diri
23
23. Siasat Licik
24
24. Rayuan Miranti
25
25. Malaikat Kecil
26
26. Awan Murni Yang Bersih
27
27. Rival
28
28. Anak Baru
29
29. Sesal
30
30. Damar
31
31. Kata-kata Tajam
32
32. Luka
33
33. Rencana Untuk Pergi
34
34. Mencari Kebenaran
35
35. Nasihat Bijak
36
36. Kecewa
37
37. Cinta Monyet
38
38. Kamu Di Mana?
39
39. Kehilangan Jejak
40
40. Pengakuan
41
41. Kasmaran
42
42. Hari-Hari Bersamamu
43
43. Buah Terlarang
44
44. Buah Dosa
45
45. Di Bawah Langit dan Disaksikan Bulan
46
46. Petaka
47
47. Manusia Hanya Bisa Berencana
48
48. Takdir Memang Tidak Adil
49
49. Tidak Akan Pernah Kembali
50
50. Rahasia Yang Terpendam
51
51. Teror
52
52. Gadis-Gadis Di Rumah Itu
53
53. Patah Arang
54
54. Benang Merah (Bab Ekstra 1)
55
55. Benang Merah (Bab Ekstra 2)
56
56. Benang Merah (Bab Ekstra 3)
57
57. Benang Merah (Bab Ekstra 4)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!