Fragmen 16

Hujan masih saja deras. Suzi berdiri memandang ke luar jendela dengan perasaan resah. Teh hangat di tangan mulai mendingin.

Bukan karena hujan, tapi ini kali pertama dia berada satu kamar dengan seorang pria. Hatinya terus berkicau; semoga pagi lekas datang dan dia terbangun dengan perasaan tenang.

Berbeda dengan Suzi, Gun seperti tak ada beban. Pria itu duduk di atas sofa, fokus pada ponsel dengan dahi mengernyit sesekali, lalu datar kembali.

Suzi memerhatikan melalui ekor mata, bibirnya tergerak mencebik dengan suara yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri. "Sesantai itu. Apa dia sering satu kamar dengan wanita?" Sedikit ingin tahu tentang itu. "Hh, aku lupa, wajah tampannya pasti sangat sayang jika tidak dimanfaatkan. Aku yakin dia sudah meniduri banyak wanita." Memikirkan itu Suzi jadi kesal sendiri.

"Sial, memangnya siapa dia? Kenapa jadi aku yang pusing. Awas saja kalau sampai malam ini dia berani kurang ajar padaku!" Detik berikutnya gadis 26 tahun itu melangkah menuju ranjang yang hanya satu, dengan ukuran tak begitu besar. Dalam hatinya terus bersungut-sungut.

"Aku ingin tidur," katanya pada Gun dalam posisi sudah duduk di tepi ranjang. "Jika kau sudah selesai dengan ponselmu, tolong matikan lampu."

Gun mengangkat wajah sekilas saja dan berkata, "Ya, Nona. Selamat tidur." Tak ada hormat apalagi ketulusan. Benar-benar pengawal gila.

Sebait pesan berisi candaan untuk membalas pesan Bomi di ponselnya, mengganti ekspresi pria itu sedikit ramah. Kekehan renyah namun pelan membuatnya terlihat seperti manusia normal pada umumnya.

Ya, baik Suzi maupun Archie dan semua yang mengenal, Gun memang seperti bukan manusia. Satu ungkapan yang di dalamnya memiliki arti bercabang untuk orang yang menanggapi, mereka masing-masing mempunyai pandangan berbeda terhadap seorang Lee Gun.

Entahlah, pria itu terlalu aneh, tapi juga terlalu sayang untuk diabaikan.

Kekehan renyah Gun yang tadi saat ini justri jadi penyakit mendadak bagi Suzi. Jantungnya seketika berdegup kencang hanya karena hal sesederhana itu. Dia tersihir lalu sadar dan mendapati dirinya dalam keadaan terpesona.

"Tuhan ... jantungku!" Tangannya naik memegang dada. "Sebaiknya aku tidur sebelum menjadi gila." Dia memutuskan buru-buru berbaring dan menutupi diri dengan selimut, meliput sampai kepala. "Ada apa dengan diriku?!" Hatinya terus mengutuk.

Gun melirik ke arah wanita itu, terheran lagi. "Kenapa lagi dia?" Kemudian mengedik bahu malas peduli. Tak lepas dari layar menyala ponselnya, dia merubah posisi jadi merebah, kaki panjangnya terjuntai karena ukuran sofa tak sesuai tinggi tubuhnya. Kali ini dia berbalas pesan dengan O-sung.

Lagi-lagi tawa rendahnya terdengar dan sampai di telinga Suzi yang belum bisa menormalkan diri.

Di dalam selimut, gadis itu semakin tak bisa mengkondisikan debaran jantung yang parahnya bertambah kadar. Begitu rumit sampai dia sendiri pun tak memahami perasaannya.

Mana mungkin hanya karena suara tawa pria itu dia jadi tak waras?

"Aku harus tidur, aku harus tidur. Tuhan, kumohon buat aku mengantuk." Anggap saja itu adalah mantra.

**

Waktu merangkak ke angka sekian di putaran jam. Hampir tengah malam. Gun melihat Suzi sudah terlelap. Terdengar dengkuran halus dari balik selimut yang menutupi seluruh bagian tubuh gadis itu.

Gun bangkit untuk mematikan lampu sesuai permintaan nona-nya tadi, lalu kembali merebahi sofa. Mata dan tubuhnya sinkron di tema sama-sama lelah. Dia memutuskan untuk tidur.

Detak jarum jam seperti melodi di keheningan. Semua sudah dalam keadaan nyenyak sekarang. Suzi juga berhasil menguasai hati setelah perjuangan panjang seorang diri yang menjengkelkan.

Setelah reda beberapa saat, hujan kembali turun dengan deras di waktu jam dua malam. Petir menggelegar keras di langit lepas.

"Arrrrggghhh!"

Teriakan Suzi membahana, gadis itu bangun spontan dari rebahnya seraya menutup telinga.

Gun tentu terkejut, langsung bangkit menghampiri gadis itu dengan gerak cepat. "Nona, kau tak apa?!" Bertanya panik seraya mendudukkan diri di hadapan Suzi.

"Aku takut petir. Sungguh aku takut. Aku benci."

Sepasang mata Gun membola lebar. Tubuhnya mendadak kaku. Suzi langsung menubrukkan diri ke pelukannya.

"Aku tak suka suara itu." Suzi mengulang kata dengan tangisan.

Gun bisa merasakan tubuh gemetar Suzi di pelukannya. Gadis itu benar-benar ketakutan.

Tiba-tiba muncul perasaan aneh dalam hati Gun, mengalir pelan seperti lahar namun terasa hangat. Perlahan, dua tangannya tergerak naik untuk membalas peluk, seakan ada perintah gaib dari hatinya.

Telapak tangan naik dan turun mengelus punggung Suzi dengan lembut dan hati-hati. "Tenanglah. Ada aku." Ucapan itu meluncur begitu saja dari mulutnya seolah menyesuaikan diri sebagai seorang pengawal yang siap melindungi sang nona dari apa pun, termasuk itu adalah petir.

Tanpa terasa waktu kembali meninggalkan yang sudah terjadi. Malam berganti pagi. Cahaya matahari masuk menembus lewat celah ventilasi di atas jendela.

Suzi membuka mata dengan perlahan, menyesuaikan penglihatannya.

Dia ingin bergerak, namun tubuhnya seperti terkunci. Dan ....

"Tunggu!"

.... "Oh, tidak!"

Barulah menyadari bahwa saat ini dirinya berada dalam dekapan pengawalnya sendiri. Dia mendongak, wajah Gun begitu dekat di atas kepalanya. Hangat napas dari hidung pria itu membentur kening.

"Tidak mungkin! Bagaimana bisa begini?! .... Apa semalam dia ..."

"TIDAK!"

BAMM!

"AWWW!" Gun mengaduh seraya memegangi kepala yang kesakitan. Cukup terkejut dengan perbuatan Suzi. Gadis itu baru saja melepaskan diri dan langsung mendorongnya dari atas ranjang hingga berakhir konyol di dasar lantai.

"Apa yang kau lakukan padaku?!" Suzi meneriaki. Sebuah jam weker terkepal di satu tangan siap untuk dilemparkannya ke wajah Gun.

Gun menatapnya dengan raut terkejut. "Bukankah seharusnya aku yang bertanya begitu?" Sakit di bokongnya bahkan masih terasa.

Suzi berpikir sesaat untuk mencerna, namun berujung tak peduli dan memilih tetap pada modenya.

“Apa yang kau lakukan padaku semalam?! Kenapa kita tidur seranjang?! Kau melecehkanku, ya?!"

Nggg ....

Hanya butuh dua detik untuk Gun memahami kemana arah perkataan wanita muda itu.

"Hah, petir semalam rupanya berhasil membuatmu amnesia," cibirnya seraya bangkit berdiri. Tidak dia menggunakan sapaan formal lagi macam biasa. Sedikit terpengaruh rasa kesalnya karena tuduhan konyol Suzi sesaat lalu.

Suzi memiringkan kepala sembari berekspresi tidak mengerti. "Petir semalam? Maksudmu?"

Gun yang membelakangi untuk mengambil ponsel di atas sofa, menoleh ke wajah gadis itu, memberi tatapan keruh. "Gali ingatanmu dengan benar. Aku butuh mandi untuk membersihkan bau parfummu."

Membola lebar sepasang mata Suzi mendengar itu, mulutnya pun turut menganga seperti anak burung meminta makan. "Apa katanya? Huh! ... Hey! Parfumku tidak sebusuk itu!”

Puas bersungut akhirnya dia kembali diam.

Gun menghilang ke dalam kamar mandi, gadis ini mulai lagi menguatkan pikiran. Berjalan mondar-mandir seraya memijit kening.

Ekspresinya berubah beku saat semua ingatan berlayar di pelupuk mata. "Oh, my Lord!" pekiknya sontak menutup mulut.

Dia menggeleng dengan wajah meringis bukan karena sakit. Sekarang saat yang tepat untuk menyesali semua yang tadi dia tuduhkan pada Lee Gun.

"Petir sialan itu benar-benar membuatku amnesia." Pintu kamar mandi yang masih tertutup ditatapnya dengan raut resah. "Sekarang bagaimana aku menghadapinya?"

“Yang takut petir pada akhirnya adalah aku.”

Terpopuler

Comments

Endro Budi Raharjo

Endro Budi Raharjo

petir pembawa rejeki....

2024-12-05

0

Sutikno 23

Sutikno 23

Zusi takut petir peluk pengawal asik

2024-09-18

0

👣Sandaria🦋

👣Sandaria🦋

woah luar biasa sekali tokoh yg kamu ciptakan ini, Kak. sampai-sampai bisa menghadang petir!👍🤧

2024-08-18

1

lihat semua
Episodes
1 Fragmen 1
2 Fragmen 2
3 Fragmen 3
4 Fragmen 4
5 Fragmen 5
6 Fragmen 6
7 Fragmen 7
8 Fragmen 8
9 Fragmen 9
10 Fragmen 10
11 Fragmen 11
12 Fragmen 12
13 Fragmen 13
14 Fragmen 14
15 Fragmen 15
16 Fragmen 16
17 Fragmen 17
18 Fragmen 18
19 Fragmen 19
20 Fragmen 20
21 Fragmen 21
22 Fragmen 22
23 Fragmen 23
24 Fragmen 24
25 Fragmen 25
26 Fragmen 26
27 Fragmen 27
28 Fragmen 28
29 Fragmen 29
30 Fragmen 30
31 Fragmen 31
32 Fragmen 32
33 Fragmen 33
34 Fragmen 34
35 Fragmen 35
36 Fragmen 36
37 Fragmen 37
38 Fragmen 38
39 Fragmen 39
40 Fragmen 40
41 Fragmen 41
42 Fragmen 42
43 Fragmen 43
44 Fragmen 44
45 Fragmen 45
46 Fragmen 46
47 Fragmen 47
48 Fragmen 48
49 Fragmen 49
50 Fragmen 50
51 Fragmen 51
52 Fragmen 52
53 Fragmen 53
54 Fragmen 54
55 Fragmen 55
56 Fragmen 56
57 Fragmen 57
58 Fragmen 58
59 Fragmen 59
60 Fragmen 60
61 Fragmen 61
62 Fragmen 62
63 Fragmen 63
64 Fragmen 64
65 Fragmen 65
66 Fragmen 66
67 Fragmen 67
68 Fragmen 68
69 Fragmen 69
70 Fragmen 70
71 Fragmen 71
72 Fragmen 72
73 Fragmen 73
74 Fragmen 74
75 Fragmen 75
76 Fragmen 76
77 Fragmen 77
78 Fragmen 78
79 Fragmen 79
80 Fragmen 80
81 Fragmen 81
82 Fragmen 82
83 Fragmen 83
84 Fragmen 84
85 Fragmen 85
86 Fragmen 86
87 Fragmen 87
88 Fragmen 88
89 Fragmen 89
90 Fragmen 90
91 Fragmen 91
92 Fragmen 92
93 Fragmen 93
94 Fragmen 94
95 Fragmen 95
96 Fragmen 96
97 Fragmen 97
98 Fragmen 98
99 Fragmen 99
100 Fragmen 100
101 Fragmen 101
102 Fragmen 102
103 Fragmen 103
104 Fragmen 104
105 Fragmen 105
106 Fragmen 106
107 Fragmen 107
108 Fragmen 108
109 Fragmen 109
110 Fragmen 110
111 Fragmen 111
112 Fragmen 112
113 Fragmen 113
114 Fragmen 114
115 Fragmen 115
116 Fragmen 116
117 Fragmen 117
118 Fragmen 118
119 Fragmen 119
120 Fragmen 120
121 Fragmen 121
122 Fragmen 122
123 Fragmen 123
124 Fragmen 124
125 Fragmen 125
126 Fragmen 126
127 Fragmen 127
128 Fragmen 128
129 Fragmen 129
130 Fragmen 130
131 Fragmen 131
132 Fragmen 132
133 Fragmen 133
134 Fragmen 134
135 Fragmen 135
136 Fragmen 136
137 Fragmen 137
138 Fragmen 138
139 Fragmen 139
140 Fragmen 140
141 Fragmen 141
142 Fragmen 142
143 Fragmen 143
144 Fragmen 144
145 Fragmen 145
146 Fragmen 146
147 Fragmen 147
148 Fragmen 148
149 Fragmen 149
150 Fragmen 150
151 Fragmen 151
152 Fragmen 152
153 Fragmen 153
154 Fragmen 154
155 Fragmen 155
156 Fragmen 156
157 Fragmen 157
158 Fragmen 158
159 Fragmen 159
160 B O N U S
161 sᴇᴜᴛᴀs ʀᴀsᴀ ᴛᴇʀɪᴍᴀ ᴋᴀsɪʜ
162 NEW RILIS
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Fragmen 1
2
Fragmen 2
3
Fragmen 3
4
Fragmen 4
5
Fragmen 5
6
Fragmen 6
7
Fragmen 7
8
Fragmen 8
9
Fragmen 9
10
Fragmen 10
11
Fragmen 11
12
Fragmen 12
13
Fragmen 13
14
Fragmen 14
15
Fragmen 15
16
Fragmen 16
17
Fragmen 17
18
Fragmen 18
19
Fragmen 19
20
Fragmen 20
21
Fragmen 21
22
Fragmen 22
23
Fragmen 23
24
Fragmen 24
25
Fragmen 25
26
Fragmen 26
27
Fragmen 27
28
Fragmen 28
29
Fragmen 29
30
Fragmen 30
31
Fragmen 31
32
Fragmen 32
33
Fragmen 33
34
Fragmen 34
35
Fragmen 35
36
Fragmen 36
37
Fragmen 37
38
Fragmen 38
39
Fragmen 39
40
Fragmen 40
41
Fragmen 41
42
Fragmen 42
43
Fragmen 43
44
Fragmen 44
45
Fragmen 45
46
Fragmen 46
47
Fragmen 47
48
Fragmen 48
49
Fragmen 49
50
Fragmen 50
51
Fragmen 51
52
Fragmen 52
53
Fragmen 53
54
Fragmen 54
55
Fragmen 55
56
Fragmen 56
57
Fragmen 57
58
Fragmen 58
59
Fragmen 59
60
Fragmen 60
61
Fragmen 61
62
Fragmen 62
63
Fragmen 63
64
Fragmen 64
65
Fragmen 65
66
Fragmen 66
67
Fragmen 67
68
Fragmen 68
69
Fragmen 69
70
Fragmen 70
71
Fragmen 71
72
Fragmen 72
73
Fragmen 73
74
Fragmen 74
75
Fragmen 75
76
Fragmen 76
77
Fragmen 77
78
Fragmen 78
79
Fragmen 79
80
Fragmen 80
81
Fragmen 81
82
Fragmen 82
83
Fragmen 83
84
Fragmen 84
85
Fragmen 85
86
Fragmen 86
87
Fragmen 87
88
Fragmen 88
89
Fragmen 89
90
Fragmen 90
91
Fragmen 91
92
Fragmen 92
93
Fragmen 93
94
Fragmen 94
95
Fragmen 95
96
Fragmen 96
97
Fragmen 97
98
Fragmen 98
99
Fragmen 99
100
Fragmen 100
101
Fragmen 101
102
Fragmen 102
103
Fragmen 103
104
Fragmen 104
105
Fragmen 105
106
Fragmen 106
107
Fragmen 107
108
Fragmen 108
109
Fragmen 109
110
Fragmen 110
111
Fragmen 111
112
Fragmen 112
113
Fragmen 113
114
Fragmen 114
115
Fragmen 115
116
Fragmen 116
117
Fragmen 117
118
Fragmen 118
119
Fragmen 119
120
Fragmen 120
121
Fragmen 121
122
Fragmen 122
123
Fragmen 123
124
Fragmen 124
125
Fragmen 125
126
Fragmen 126
127
Fragmen 127
128
Fragmen 128
129
Fragmen 129
130
Fragmen 130
131
Fragmen 131
132
Fragmen 132
133
Fragmen 133
134
Fragmen 134
135
Fragmen 135
136
Fragmen 136
137
Fragmen 137
138
Fragmen 138
139
Fragmen 139
140
Fragmen 140
141
Fragmen 141
142
Fragmen 142
143
Fragmen 143
144
Fragmen 144
145
Fragmen 145
146
Fragmen 146
147
Fragmen 147
148
Fragmen 148
149
Fragmen 149
150
Fragmen 150
151
Fragmen 151
152
Fragmen 152
153
Fragmen 153
154
Fragmen 154
155
Fragmen 155
156
Fragmen 156
157
Fragmen 157
158
Fragmen 158
159
Fragmen 159
160
B O N U S
161
sᴇᴜᴛᴀs ʀᴀsᴀ ᴛᴇʀɪᴍᴀ ᴋᴀsɪʜ
162
NEW RILIS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!