Fragmen 3

Sudah memakan setidaknya empat jam dari awal dia memulai, kuas bercat digoreskan dengan sangat hati-hati. Gun benar-benar tidak ingin mengecewakan Tuan Presiden, lukisan Suzi Kim harus semirip mungkin dengan aslinya. Tidak masalah seberapa lama dia akan menghabiskan waktu.

Tanpa bersuara, langkah kaki Paman Jang makin mendekat. Tatapan tidak beralih dari lukisan yang sedang dikerjakan Gun. "Kau benar-benar luar biasa, Nak,” pujinya.

"Uhh, Paman. Sejak kapan kau di sana?" tanya Gun, sekilas menoleh ke belakang di mana Paman Jang berdiri.

"Baru saja," jawab Jang, pandangannya tetap pada lukisan. "Kau hanya baru menyelesaikan bagian wajah dan rambutnya, tapi aku sudah sekagum ini."

Disikapi Gun dengan senyuman. "Ini bahkan belum kusempurnakan, Paman."

Paman Jang menggeleng, tak bisa berkata-kata.

Tidak terdengar obrolan lagi setelahnya, suasana disergap keheningan dan Paman Jang resmi jadi penonton.

Tiga jam sudah berlalu. Bagian tubuh Suzi Kim dan gaun birunya sudah sempurna dalam lukisan.

Waktu menunjuk angka jam sepuluh malam.

"Sebaiknya istirahat dulu, Nak. Kau bisa teruskan setelah lelahmu hilang." Paman Jang melihat jemari Gun mulai melemah mengatur kuas, tak akan baik hasilnya jika memaksa.

"Kau benar, Paman. Sepertinya aku butuh merebah beberapa saat." Gun mengambil kesempatan itu.

"Itu lebih baik," kata Paman Jang. "Gunakan sofa di sana untuk melenturkan otot-ototmu."

"Baik, Paman."

Sofa itu ada di pojok berdekatan dengan jendela yang mengarah ke view halaman belakang yang indahnya luar biasa.

Paman Jang berlalu pergi untuk memberi ruang dan waktu.

Dimanfaatkan Gun untuk beristirahat. Dari ujung jemari sampai lengan bagian atas, dia merasakan pegal lumayan kuat. Tidur sejenak mungkin akan mengembalikan energi yang sudah lemah.

*

*

"Lapor! Gerbang utama berhasil mereka terobos!" Seorang lelaki kurus memberitahu dengan nada panik. Kepalanya menoleh berulang-ulang ke belakang, cemas tak main-main.

Yang dikabari sontak kelabakan. "TAHAN MEREKA SEMUA! JANGAN SAMPAI BERHASIL MENEMBUS KE DALAM!" Dia mengomando anak buahnya dengan suara keras.

Semua berhambur ke bagian halaman untuk membantu teman-teman mereka yang sudah terjun lebih dulu ke kegaduhan.

Puluhan pria datang dengan senjata tajam menyerbu rumah presiden. Tidak ada waktu untuk bermain tebak-tebakan siapa dalang di balik penyerangan ini.

Pasukan pengamanan yang ditugaskan di kawasan itu mendadak bekerja keras tanpa pemberitahuan. Sebisa mungkin mereka harus menghalau para penjahat sebelum membahayakan seisi rumah.

Di ruangan lukisnya, Gun tidak sadar jika dia sudah tidur lebih dari dua jam.

Sepasang bola matanya terbuka sontak langsung melotot. Signal dalam kepala bekerja cepat, suara-suara tak biasa ditangkap pendengarannya. Bukan suara Paman Jang atau para pelayan yang membangunkan, jelas berbeda dan Gun tak akan menerka sampai ke sana. Dia bangun lalu melongok melalui jendela, pemandangan di bawah sana mengejutkannya.

Banyak pria tengah terlibat dalam perkelahian.

"Apa mereka sedang berlatih?" tanya Gun pada dirinya, sedikit merasa aneh. Dia berpendapat, “Setidaknya carilah tempat dan waktu yang tepat jika untuk berlatih.”

Namun detik selanjutnya, pasang matanya menyipit tajam, memerhatikan seorang pria yang baru saja terkapar dengan tusukan di bagian bahu menyusul darah yang merembas di sekitarnya. Cukup menyentak kesadaran Gun, walaupun jarak dari lantai empat ke lantai dasar lumayan tinggi, dia bisa memastikan kebenaran penglihatannya.

"Tidak, tidak ada latihan apa pun di sana." Mata Gun nyalak melebar, menyadari sesuatu lebih serius dari pada itu. Dia melanting dari tempatnya, penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya di bawah sana.

Tidak terpikir melalui lift seperti tadi siang bersama Paman Jang, dia menuruni tangga dengan langkah rusuh.

Menjejaki lantai kedua, Gun tiba-tiba merasa ada di dunia peri. Perabotan yang tertata semua bertema wanita. Tapi itu bukan yang dia tuju, harus segera mencari tangga untuk turun ke lantai satu.

Sayang, selalu ada godaan di tengah rasa terburu-buru.

Gun memasuki sebuah ruangan luas yang bukan sejenis kamar. Suara musik disetel nyaring. Tapi bukan itu yang membuat langkah kakinya jadi terganggu.

Dua orang nampak kelabakan dengan kemunculannya. Menghalangi tubuh setengah polos mereka menggunakan bantal sofa dengan cepat dan sebisa-bisa.

"Siapa kau?!" Pria dari pasangan itu bertanya, pasang badan dan siap melawan jika diperlukan.

Tak kalah cepat Gun memalingkan wajah. “Bukan apa-apa. Aku salah masuk ruangan. Silakan kalian teruskan,” jawabnya seraya berbalik badan lalu melambaikan tangan dalam posisi membelakangi, kemudian pergi. "Sial!" rutuknya, meninggalkan tempat itu sembari bersungut-sungut. "Bisa-bisanya mereka bercinta di saat semua orang bertaruh nyawa."

Ternyata tangga itu ada di pojok menempel dengan dinding paling tepi dari bangunan, Gun menemukannya dan turun ke lantai satu.

Sampai di sebuah ruangan, dia mendapati pemandangan yang mengerikan. Seorang wanita berpakaian pelayan tergeletak di bawah lantai dalam keadaan bersimbah darah.

Gun ingat, wanita itu adalah yang tadi mengantarkannya makanan dan minuman ke ruang lukis. Sesaat kakinya limbung, mengingat bagaimana pelayan paruh baya itu menyemangatinya dengan senyum sangat mengembang.

"SELAMAT MENEMPUH AJALMU, PAK TUA!"

Teriakan anarkis tersebut menarik dan menyentak perhatian Gun dari irama melow. Dia kembali ke mode sadar dalam sekejap, langsung melanting ke arah ruangan yang berada di sayap kiri.

Dan ....

"AAAARRRGGGHH!"

Teriak kesakitan melengking membelah langit.

Paman Jang terkejut setengah mati, bola matanya melotot lebar. Pria yang baru saja hampir menghabisinya sudah lebih dulu ambruk dengan luka serius di kepala bagian depan. Wajah Paman Jang bahkan terkena cipratan darah.

"Gun!"

Orang tadi dikepruk Gun menggunakan vas bunga yang terbuat dari guci lumayan besar, dia ambil dari sebuah meja.

"Anda baik-baik saja, Paman?"

Paman Jang ingin mengangguki pertanyaan Gun, tapi isi kepala dan mulutnya mendadak beku, tidak bisa berkata. Seumur hidupnya selain di dalam film, tidak sekali pun dia pernah melihat apalagi mengalami kekerasan yang mengerikan seperti yang baru saja terjadi di hadapannya.

Sebenarnya Gun ingin mendengar jawaban Paman Jang, tapi sesuatu membuatnya tak bisa menunggu.

Satu orang pria bersenjata api datang dari arah tangga lantai dasar. Dengan seringai, pria itu mengarahkan laras panjangnya ke arah Gun, berpikir semua akan selesai dalam sekejap, termasuk Paman Jang yang semakin mengkhawatirkan sisa umurnya.

Tiga detik digunakan Gun untuk berpikir, mengedarkan bola mata untuk mencari sebuah benda. Sampai kemudian dia menemukan sesuatu di bawah kaki.

Dan ....

Hanya dengan sebilah pecahan guci, Gun membuat senjata itu terlempar dari tangan pemegangnya.

Pria itu tentu terkejut. Tendangan kecil yang mengacaukan.

Tanpa membuang waktu, keduanya berjalan saling mendekat, lalu mulai bergelut dengan tangan tak bersenjata. Adu jotos berlangsung cepat. Gun menunjukkan sisi lain dalam dirinya. Selain pandai melukis, dia juga hebat dalam kelahi. Paman Jang tidak menyangka sampai ke sana.

Setelah berhasil menumbangkan satu lawannya, lainnya datang dengan jumlah tak hanya tiga.

Rumah presiden kini persis sarang penyamun.

Terpopuler

Comments

Mr.Gendo!

Mr.Gendo!

wah ...! "Bagus sekali cerita nya, Sampai-sampai, terbawa sama Ritme cerita, Karakter Gun yang keren".

2024-11-10

1

Suris

Suris

Waw... ceritanya berasa serba-serbi (seru banget-seru bingit) /Good/

2025-02-03

1

Endro Budi Raharjo

Endro Budi Raharjo

mulai asyik....

2024-12-05

0

lihat semua
Episodes
1 Fragmen 1
2 Fragmen 2
3 Fragmen 3
4 Fragmen 4
5 Fragmen 5
6 Fragmen 6
7 Fragmen 7
8 Fragmen 8
9 Fragmen 9
10 Fragmen 10
11 Fragmen 11
12 Fragmen 12
13 Fragmen 13
14 Fragmen 14
15 Fragmen 15
16 Fragmen 16
17 Fragmen 17
18 Fragmen 18
19 Fragmen 19
20 Fragmen 20
21 Fragmen 21
22 Fragmen 22
23 Fragmen 23
24 Fragmen 24
25 Fragmen 25
26 Fragmen 26
27 Fragmen 27
28 Fragmen 28
29 Fragmen 29
30 Fragmen 30
31 Fragmen 31
32 Fragmen 32
33 Fragmen 33
34 Fragmen 34
35 Fragmen 35
36 Fragmen 36
37 Fragmen 37
38 Fragmen 38
39 Fragmen 39
40 Fragmen 40
41 Fragmen 41
42 Fragmen 42
43 Fragmen 43
44 Fragmen 44
45 Fragmen 45
46 Fragmen 46
47 Fragmen 47
48 Fragmen 48
49 Fragmen 49
50 Fragmen 50
51 Fragmen 51
52 Fragmen 52
53 Fragmen 53
54 Fragmen 54
55 Fragmen 55
56 Fragmen 56
57 Fragmen 57
58 Fragmen 58
59 Fragmen 59
60 Fragmen 60
61 Fragmen 61
62 Fragmen 62
63 Fragmen 63
64 Fragmen 64
65 Fragmen 65
66 Fragmen 66
67 Fragmen 67
68 Fragmen 68
69 Fragmen 69
70 Fragmen 70
71 Fragmen 71
72 Fragmen 72
73 Fragmen 73
74 Fragmen 74
75 Fragmen 75
76 Fragmen 76
77 Fragmen 77
78 Fragmen 78
79 Fragmen 79
80 Fragmen 80
81 Fragmen 81
82 Fragmen 82
83 Fragmen 83
84 Fragmen 84
85 Fragmen 85
86 Fragmen 86
87 Fragmen 87
88 Fragmen 88
89 Fragmen 89
90 Fragmen 90
91 Fragmen 91
92 Fragmen 92
93 Fragmen 93
94 Fragmen 94
95 Fragmen 95
96 Fragmen 96
97 Fragmen 97
98 Fragmen 98
99 Fragmen 99
100 Fragmen 100
101 Fragmen 101
102 Fragmen 102
103 Fragmen 103
104 Fragmen 104
105 Fragmen 105
106 Fragmen 106
107 Fragmen 107
108 Fragmen 108
109 Fragmen 109
110 Fragmen 110
111 Fragmen 111
112 Fragmen 112
113 Fragmen 113
114 Fragmen 114
115 Fragmen 115
116 Fragmen 116
117 Fragmen 117
118 Fragmen 118
119 Fragmen 119
120 Fragmen 120
121 Fragmen 121
122 Fragmen 122
123 Fragmen 123
124 Fragmen 124
125 Fragmen 125
126 Fragmen 126
127 Fragmen 127
128 Fragmen 128
129 Fragmen 129
130 Fragmen 130
131 Fragmen 131
132 Fragmen 132
133 Fragmen 133
134 Fragmen 134
135 Fragmen 135
136 Fragmen 136
137 Fragmen 137
138 Fragmen 138
139 Fragmen 139
140 Fragmen 140
141 Fragmen 141
142 Fragmen 142
143 Fragmen 143
144 Fragmen 144
145 Fragmen 145
146 Fragmen 146
147 Fragmen 147
148 Fragmen 148
149 Fragmen 149
150 Fragmen 150
151 Fragmen 151
152 Fragmen 152
153 Fragmen 153
154 Fragmen 154
155 Fragmen 155
156 Fragmen 156
157 Fragmen 157
158 Fragmen 158
159 Fragmen 159
160 B O N U S
161 sᴇᴜᴛᴀs ʀᴀsᴀ ᴛᴇʀɪᴍᴀ ᴋᴀsɪʜ
162 NEW RILIS
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Fragmen 1
2
Fragmen 2
3
Fragmen 3
4
Fragmen 4
5
Fragmen 5
6
Fragmen 6
7
Fragmen 7
8
Fragmen 8
9
Fragmen 9
10
Fragmen 10
11
Fragmen 11
12
Fragmen 12
13
Fragmen 13
14
Fragmen 14
15
Fragmen 15
16
Fragmen 16
17
Fragmen 17
18
Fragmen 18
19
Fragmen 19
20
Fragmen 20
21
Fragmen 21
22
Fragmen 22
23
Fragmen 23
24
Fragmen 24
25
Fragmen 25
26
Fragmen 26
27
Fragmen 27
28
Fragmen 28
29
Fragmen 29
30
Fragmen 30
31
Fragmen 31
32
Fragmen 32
33
Fragmen 33
34
Fragmen 34
35
Fragmen 35
36
Fragmen 36
37
Fragmen 37
38
Fragmen 38
39
Fragmen 39
40
Fragmen 40
41
Fragmen 41
42
Fragmen 42
43
Fragmen 43
44
Fragmen 44
45
Fragmen 45
46
Fragmen 46
47
Fragmen 47
48
Fragmen 48
49
Fragmen 49
50
Fragmen 50
51
Fragmen 51
52
Fragmen 52
53
Fragmen 53
54
Fragmen 54
55
Fragmen 55
56
Fragmen 56
57
Fragmen 57
58
Fragmen 58
59
Fragmen 59
60
Fragmen 60
61
Fragmen 61
62
Fragmen 62
63
Fragmen 63
64
Fragmen 64
65
Fragmen 65
66
Fragmen 66
67
Fragmen 67
68
Fragmen 68
69
Fragmen 69
70
Fragmen 70
71
Fragmen 71
72
Fragmen 72
73
Fragmen 73
74
Fragmen 74
75
Fragmen 75
76
Fragmen 76
77
Fragmen 77
78
Fragmen 78
79
Fragmen 79
80
Fragmen 80
81
Fragmen 81
82
Fragmen 82
83
Fragmen 83
84
Fragmen 84
85
Fragmen 85
86
Fragmen 86
87
Fragmen 87
88
Fragmen 88
89
Fragmen 89
90
Fragmen 90
91
Fragmen 91
92
Fragmen 92
93
Fragmen 93
94
Fragmen 94
95
Fragmen 95
96
Fragmen 96
97
Fragmen 97
98
Fragmen 98
99
Fragmen 99
100
Fragmen 100
101
Fragmen 101
102
Fragmen 102
103
Fragmen 103
104
Fragmen 104
105
Fragmen 105
106
Fragmen 106
107
Fragmen 107
108
Fragmen 108
109
Fragmen 109
110
Fragmen 110
111
Fragmen 111
112
Fragmen 112
113
Fragmen 113
114
Fragmen 114
115
Fragmen 115
116
Fragmen 116
117
Fragmen 117
118
Fragmen 118
119
Fragmen 119
120
Fragmen 120
121
Fragmen 121
122
Fragmen 122
123
Fragmen 123
124
Fragmen 124
125
Fragmen 125
126
Fragmen 126
127
Fragmen 127
128
Fragmen 128
129
Fragmen 129
130
Fragmen 130
131
Fragmen 131
132
Fragmen 132
133
Fragmen 133
134
Fragmen 134
135
Fragmen 135
136
Fragmen 136
137
Fragmen 137
138
Fragmen 138
139
Fragmen 139
140
Fragmen 140
141
Fragmen 141
142
Fragmen 142
143
Fragmen 143
144
Fragmen 144
145
Fragmen 145
146
Fragmen 146
147
Fragmen 147
148
Fragmen 148
149
Fragmen 149
150
Fragmen 150
151
Fragmen 151
152
Fragmen 152
153
Fragmen 153
154
Fragmen 154
155
Fragmen 155
156
Fragmen 156
157
Fragmen 157
158
Fragmen 158
159
Fragmen 159
160
B O N U S
161
sᴇᴜᴛᴀs ʀᴀsᴀ ᴛᴇʀɪᴍᴀ ᴋᴀsɪʜ
162
NEW RILIS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!